[Resensi Buku] KOMET MINOR, KOMET, serta CEROS dan BATOZAR Karya Tere Liye

Buat penggemar serial Bumi, kalau baca bukunya dari pertama sampai buku keempat (Bumi, Bulan, Matahari, Bintang), kita akan tahu bahwa buku tersebut berdiri sendiri, mau baca tak berurut pun tak masalah.  Lain halnya dengan buku keenam, Komet Minor. Maka alangkah lebih asik bila kita sudah membaca buku sebelumnya yaitu Ceros dan Batozar, serta Komet. Sebab, beberapa karakter di kedua buku tersebut akan muncul di Komet Minor.  Kalau kamu mau baca Komet Minor, pastikan kamu sudah baca buku Komet juga Ceros dan Batozar.   Berikut ini, saya akan menyajikan resensi ketiga buku Serial BUMI, karya Tere Liye.  Selamat menikmati. 🙂

Judul Buku            : KOMET MINOR
Penulis                  : TERE LIYE, Co-Author : Dienna Yashinta
Tahun Terbit          : 11 Maret 2019 diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman    : 376 halaman, 20 cm
ISBN                       : 9786020623399
Rating                    : 5/5


SINOPSIS:     

Pertarungan melawan si Tanpa Mahkota akan berakhir di sini.  Siapa pun yang menang, semua berakhir di sini, di Klan Komet Minor, tempat aliansi Para Pemburu pernah dibentuk, dan pusaka hebat pernah diciptakan.

Dalam saga terakhir melawan si Tanpa Mahkota, aku, Seli dan Ali menemukan teman seperjalanan yang hebat.  Bersama-sama kami melewati berbagai rintangan, memahami banyak hal, berlatih teknik baru, dan bertarung bersama-sama.

Inilah kisah kami.  Tentang persahabatan sejati.  Tentang pengorbanan.  Tentang ambisi. Tentang memaafkan. Namaku Raib, dan aku bisa menghilang.

Pengalaman jalan-jalan di Jepang, 2020: Menikmati The Wizarding World of Harry Potter di Universal Studios Japan, Osaka

Komet Minor merupakan buku keenam dari Serial BUMI.  Buku yang paling saya tunggu di tahun 2019 ini, akhirnya terbit juga pada tanggal 11 Maret 2019.  Bab pertama buku ini merupakan kelanjutan kisah dari buku sebelumnya yaitu Komet, dimana ending-nya saat itu berupa penghianatan oleh Max kepada tiga remaja petarung yang berasal dari klan berbeda: Raib (Klan Bulan), Seli (Klan Matahari, dan Ali (Klan Bumi).  Dalam buku Komet Minor, saat tak ada lagi harapan bagi Ra, Seli dan Ali ketika di perahu mereka diikat dengan jaring perak.  Ali si genius, dengan caranya yang mengagumkan, berhasil menjatuhkan sesuatu dari sakunya, berupa sebuah cermin kecil yang terbuat dari berlian. Berkat alat itu, ada yang melakukan teleportasi lewat portal cermin. Maka munculah “BATOZAR – si pengintai.”   Pertemuan di perahu tersebut hanya sebentar, karena mereka tidak boleh terlambat, kemudian mereka berempat mendarat di Pulau Hari Minggu, dan HAP!  Ikan raksasa menelan mereka bersama Si Tanpa Mahkota.  Ikan tersebut merupakan portal untuk membuka mereka menuju Klan Komet Minor.

Serial Bumi sudah ada edisi bahasa Inggris-nya, judul buku pertamanya EARTH Karya Tere Liye

Itu barulah awal, maka bab-bab berikutnya menyajikan keseruan, kekocakan, ketegangan, bahkan kesedihan, hingga kebahagiaan.  Menurut saya, di buku ini banyak hal yang membuat saya tertawa dengan kehadiran Batozar yang meramaikan kisah dalam petualangan Raib, Seli, dan Ali.  Sang pengintai nomor satu di Klan Bulan ini punya selera humor yang baik, sehingga ketegangan demi ketegangan yang harus mereka lewati, membuat mereka bisa terus bertahan lama, meski pun kekalahan demi kekalahan datang silih berganti, tak sedikit pun membuat petualangan terasa membosankan, justru sebaliknya.

“Ini bukan salahmu.  Pangeran galau itu memang hebat.  Dia bukan tandingan kita.  Tapi kita telah bertahan dengan sangat baik.  Dalam pertarungan ini, itulah kata kuncinya, bertahan selama mungkin. Tidak masalah kita kalah satu-dua pertandingan, atau malah kalah berkali-kali, tapi pastikan kitalah yang tetap berdiri tegak di akhir semua kisah,”  (halaman 230).  “Jangan cemaskan banyak hal, Ali.” (halaman 230).  “Ingatlah selalu, akan ada selalu kabar baik setelah kabar buruk,” (halaman 231)

Baca: Keberanian Geng Si Anak Badai mempertahankan kampung halamannya

Kalau biasanya di setiap petualangan dalam beberapa buku sebelumnya, kekompakan Raib, Seli dan Ali-lah yang membuat mereka mampu menyelesaikan setiap rintangan yang harus mereka hadapi.  Di Komet Minor justru berbeda, kehadiran Batozar membuat ketiga remaja tersebut semakin kuat dan tangguh karena mereka seakan punya kawan sekaligus guru yang bisa melatih kemampuan mereka hingga berkembang dengan pesat.  Selama ini mereka bertiga hanya belajar otodidak, kali ini mereka memiliki teman perjalanan sang pengintai hebat yang akan menemani mereka hingga pertarungan dengan Si Tanpa Mahkota usai. Di Komet Minor, Raib, Seli dan Ali memiliki teman seperjalanan yang sangat tangguh, yaitu Batozar. “Biasanya, dalam petualangan kami bertiga, akulah yang menjadi pemimpin.  Tapi, dengan kehadiran Batozar, jelas dia yang akan mengambil keputusan apa pun.” (halaman 28). Dan Batozar akhirnya mengajari anak-anak teknik Perfettu, setelah sebelumnya di buku Ceros dan Batozar anak-anak hanya melihat Batozar sedang latihan teknik tersebut.  Maka di buku Komet Minor anak-anak ini dilatihnya untuk memiliki kemampuan tersebut.   “Perfettu adalah keheningan.  Perfettu adalah harmoni dengan alam sekitar.  Perfettu adalah jalan kehidupan.  Ketahuilah, dunia dipenuhi oleh siklus terus menerus.  Perfettu adalah kedamaian.”  (halaman 52).  “Kalian bisa meniru gerakan Perfettu-ku, tapi perfettu bukan hanya tentang gerakan.  Siapa pun bisa menirunya.  Yang bisa memahami hakikat sejati perfettu-lah yang mencapai level tertinggi.  Dan itu butuh latihan panjang.” (halaman 54). Aku tahu kalian tidak memiliki guru yang bisa mendidik kalian.  Tapi itu bukan alasan.  Kalian bisa melatih diri kalian sendiri.  Sudah setahun lebih sejak kalian tahu memiliki kekuatan tersebut, tapi lihatlah, kalian tidak pernah maju.  Pembaca mulai bosan melihat kekuatan kalian yang itu-itu saja.  Tidak pernah bertambah, tidak berkembang.  Akan tiba masanya kalian benar-benar menghadapi pertarungan hidup-mati, dan tidak ada lagi yang bisa menyelamatkan kalian kecuali diri sendiri,” (halaman 63-64). “Aku tahu kenapa anak-anak ini sangat mempercayaimu.  Kamu memiliki hati yang hangat.” (halaman 272).  “Tapi dibalik wajahmu yang menyeramkan, selalu ada seorang pengintai dengan hati hangat.  Kamu telah menjaga, mendidik, dan menemani anak-anak ini dengan baik.  Semoga itu menebus kesalahan-kesalahan yang pernah kamu buat,”  (halaman 364).

Percakapan antara si Tanpa Mahkota dan Batozar juga seru dan kadang mengocok perut, kocak banget!  Si Tanpa Mahkota memanggil Batozar dengan sebutan Si Bukan Siapa-Siapa. Sementara Batozar memanggil dengan Pangeran galau.  “Wahai, siapa kamu? seru si Tanpa Mahkota, menghentikan pertengkaranku dengan Ali.  Dia menatap Batozar separuh heran separuh jengkel.  “Aku bukan siapa-siapa.  Tidak penting,” (halaman 10).  “Aku sih ingin pergi dari sini, Nir.” Batozar masih santai.  “Aku tidak pernah menyukai ikan.  Aku lebih suka sayur-sayuran  Tapi aku yakin sekali anak-anak inilah yang menemukan Pulau Hari Minggu.  Portal itu terbuka untuk mereka, bukan untuk pangeran yang galau, baperan sekali ribuan tahun.”  Galau? Baperan?  Tinggal beberapa hari di Klan Bumi sepertinya membuat Batozar menyerap kosakata baru yang sedang tren, (halaman 12).  Batozar melambaikan tangan.  “Aku bukan siapa-siapa. Berapa kali harus kubilang, Nir.  Dan itu hanya satu-dua trik biasa, tidak ada spesialnya.  Mungkin kamu terlalu lama di dalam penjara, jadi kudet perkembangan di Klan Bulan.”  “Kudet?” “Ya, kurang update.  Aku belajar gaya bicara anak muda di Klan Bumi.  Kamu tidak tertarik belajar bahasa__”  (halaman 17).  Yang kocak saat Batozar membela Raib, Seli, dan Ali: “Nir-Mahkota, harus berapa kali kukatakan, kamu tidak mengenal tabiat anak-anak ini meskipun pernah satu kapal dengan mereka. Anak-anak ini keras kepala.  Sekali menetapkan tekad, jangankan menyerahkan potongan tombak pusaka, bahkan disuruh makan tepat waktu atau tidur lebih awal saja mereka susah.  Namanya juga remaja.  Susah diatur, masa-masa pencarian jati diri.”  (halaman 218)

Untuk urusan Ali, Seli dan Raib, seperti biasa dalam perjalanan mereka selalu saja bertengkar.  “Raib!” Ali berseru mengaduh.   Dia terjerembab ke tanah dan aku persis menduduki punggungnya.  Bahkan aku tidak sengaja menjambak rambut berantakannya untuk menahan laju terpelantingku.  Raib, berapa kali kamu menjambak rambutku, heh? Maaf, aku nyengir lebar.”  (halaman 61). Namun itulah uniknya persahabatan mereka, walau sering berantem tapi kalau dalam pertarungan selalu kompak, saling melindungi, saling menyayangi, dan saling peduli.   “Ini menarik.  Kalian bertarung dengan kompak.  Saling mengisi, saling melindungi, saling menyerang bersama-sama, bertahan bersama-sama.  Tapi itu tidak cukup.  Untuk bisa memenangkan pertarungan, kalian harus lebih kuat, lebih cepat. Mari kita naikkan level latihan ini,” (halaman 59). Ternyata dia menghilangkan  kecemasan soal kondisi Seli tadi malam dengan berbelanja.  “Kamu menghabiskan berapa pax, Ali? tanya Seli.  “Eh?  Wajah riang Ali sedikit terlipat,’  “Agak mahal, Sel.  Benda-benda ini penemuan mutakhir.  Penjaga toko juga tidak mau ditawar. “Berapa pax?”  “Tiga puluh dua ribu pax.”  “HAH?  Tiga puluh dua ribu pax?”  Aku dan Seli berseru kaget bersamaan.” …….. “Atau sebagai gantinya, biar adil, kalian juga membeli baju-baju di klan ini, gelang, anting, ikat rambut__”(halaman 155-156).

Pengetahuan: Jangan lupakan satu hal ini, meskipun ini fiksi fantasi, namun di tangan penulis Tere Liye hal sederhana jadi tampak mengagumkan, selalu saja tersaji ilmu pengetahuan untuk menjelaskan kenapa si Tanpa Mahkota tak terkalahkan, dan dijelaskan dengan ilmu pengetahuan yang diumpakan seperti semut.

sumber gambar: https://internasional.kompas.com/read/2018/12/13/12330201/semut-drakula-hewan-dengan-gerakan-rahang-tercepat-di-dunia

“….. Mudah saja memahaminya.”  Ali berkata santai.  “Di dunia kita ada spesies semut yang menarik.  Namanya semut drakula, Mystrium camillae.  Semut kecil ini adalah hewan tercepat.  Dia bisa menggerakkan rahangnya 5.000 kali lebih cepat dibanding kedipan mata manusia.  Lihat, saat kita mengedip, cepat sekali, bukan?  Nah, semut ini bisa menggerakkan  rahangnya ribuan kali lebih cepat.  Dia hanya membutuhkan  0,000015 detik .  Semut ini menggunakan kecepatan rahangnya untuk menghantam antropoda lain, berburu mangsa.”….. “Maka seperti itulah si Tanpa Mahkota.  Kita memang sudah bergerak lebih cepat, tapi dia lebih cepat lagi.  Kita memang sudah memukul lebih kuat, tapi dia lebih kuat lagi.  Bayangkan saja semut itu tadi.  Betapa cepat rahangnya bergerak jika dibandingkan dengan kedipan mata kita.  Tidak susah membayangkannya, kan?  Anak SD saja bisa, kamu seharusnya juga bisa.”  Ali panjang lebar menjelaskan pada Seli. …… “Kamu penduduk dunia pararel yang paling pintar yang pernah kulihat, Ali.’  Batozar ikut bicara. …. “Tapi juga paling menyebalkan.” ….. “Caramu menjelaskan kepada Seli persis seperti menceramahi anak-anak SD.  Itu tidak sopan.” ….. “Tidak bisakah kamu menjelaskan dengan cara lebih baik?  Seli tidak sebodoh itu.  Dia hanya belum tahu.  Lagi pula, Seli sahabatmu.  Dia mendengarkan penjelasanmu penuh respek.  Lihat wajahnya, dia bahkan percaya seratus persen semua penjelasanmu.”  “Maaf Master B.  Tidak akan kuulangi.” Ali menjawab dengan wajah penuh penyesalan.  (halaman 238-239)

Nah, lebih asiknya lagi, di buku ini Raib dan Seli sering dibela oleh Batozar kalau Ali lagi menjelaskan sesuatu. Maklum, kadang si genius ini kalau lagi error suka asal, dan kadang nggak peka bahkan bicaranya tidak sopan.

Karakter: ada karakter baru dalam buku ini, yaitu Tuan Entre, Arci, Lady Oopraah alias Kulture, Finale.  Kemudian ada intermazo karakter untuk serial berbeda namanya ST4R dan SP4RKS. Selebihnya karakter dari Buku Pertama sampai buku ini yaitu Raib, Seli dan Ali juga si Tanpa Mahkota.  Karakter Batozar dan Ceros dari buku Ceros dan Batozar. Terus ada Paman Kay dan Bibi Nay yang ada di dalam buku Komet.  Tidak banyak karakter tapi seru banget, karena masing-masing karakter mempunyai keunikan serta kehebatan masing-masing dalam bertarung, dan yang paling kuat tentu saja si Tanpa Mahkota, yang hanya bisa dikalahkan dengan senjata pusaka milik Klan Komet Minor.

Bicara teknologi, di Klan Komet Minor teknologinya sudah canggih, lebih canggih dari Klan Bintang.  “Semakin maju teknologi sebuah klan, penduduknya cenderung semakin simpel,”(halaman 236).  Dan tentu saja ini selalu membuat Ali semangat mempelajari teknologi baru.  Dia pun bertugas menerbangkan pesawat yang dia panggil dengan nama “SuperRaib” pas kejadian di Menara Kelabu setelah dapat potongan kedua, kemudian naik pesawat mencari Kulture.  Tanpa teknologi-teknologi yang dibeli Ali, mereka akan kesulitan dalam perjalanan, dan tanpa bantuan gel, tentu saja tongkat pusaka tak kan bisa digandakan.   “Tidak ada teknologi mutakhir yang murah, Seli.” Ali berusaha membela diri.  Inilah teknologi.  Hanya karena kita tidak bisa memahami-nya bukan berarti itu tidak masuk akal, atau sihir.  Kita saja yang tidak paham.”  (halaman 153).

Ada yang aneh sama Ali.  Saat Raib, Seli, Ali dan Batozar berada di kota Barchantum mereka bertemu dengan dua orang baru yang berbaik hati pada mereka, Kakak beradik bernama ST4R, dan SP4RK (ini memang tulisannya demikian dalam bukunya, silahkan nanti baca penjelasan lebih lanjut saat kamu baca bukunya), yang sedang mencari Ratu Calista di Komet Minor, berasal dari dunia pararel dan ternyata oh ternyata itu akan diceritakan dalam serial terpisah dunia pararel yang bertajuk PROXIMA CENTAURI.  Asli, bisa bener nih Tere Liye.  Baiklah, kita nantikan saja.  Ada yang kocak yang terjadi pada diri Ali saat bertemu dengan ST4R yang seusia dengan Ra, Seli dan Ali.  Si biang kerok ini mendadak pendiam!!!!  Hahaha, baru kali ini Ali berubah pendiam, bukan main! “Dia bisa melakukan semuanya.”  Aku yang menjawab sambil menyikut lengan Ali.  Kenapa pula sejak tadi dia jadi aneh begini?” (halaman 100).  “Anak gadis tadi memiliki banyak kekuatan,” Batozar menjawab.  “Salah satunya, menurut tebakanku, dia bisa memikat orang lain, membuatnya  terpesona menatap wajah cantiknya.  Mungkin itu tidak disengaja, keluar begitu saja teknik pasif.  Tapi saat keluar, bekerja efektif sekali. Itulah kenapa Ali mendadak salah tingkah, seperti sedang terhipnotis, seperti dimabuk cinta.  Tidak terbayangkan bukan, seseorang yang bisa berubah menjadi beruang ganas, mendadak lunglai tak berdaya di depan seorang gadis?  Norak dan kampungan sekali.”  (halaman 114)

Momen terbaik: selain hal-hal seru dan kocak, ada momen yang sangat menyedihkan, yaitu saat Seli terkena racun cacing pasak yang efeknya sangat mematikan.  Ketika Seli berjuang hidup dan mati.  Raib selalu menemani disampingnya, memberikan pertolongan dengan teknik penyembuhan yang sayangnya tak banyak membantu. Ra terus menangis dan berjaga sepanjang malam.  Sementara Ali yang sangat perasa, memilih pergi keluar untuk berjalan-jalan, dan ternyata dia justru belanja.  Eh tapi, bukan Ali namanya kalau pun dia belanja yang mahal-mahal, pada akhirnya barang tersebut justru akan berguna bagi mereka bertiga saat melakukan petualangan.

Ini sungguh sangat mengejutkan.  Saat aku benar-benar bersiap melepas kepergian teman terbaikku, ternyata dia kembali.  (halaman 144). “……….. Tapi ada yang lebih menyakitkan lagi dibanding itu semua.”  “Saat aku terbaring kaku, aku masih mendengar sekitarku.  Aku masih mendengar Raib yang berseru-seru memanggilku, tapi aku tidak bisa menjawabnya, tidak bisa bilang bahwa aku tidak pernah menyerah.  Mendengar Raib yang berseru cemas …. Mendengar Raib yang menangis, dan aku tidak bisa melakukan apa pun, hanya terbaring kaku, tidak bisa menghibur …. Itu sangat menyiksaku.”  Seli menatapku lamat-lamat.  “Terima kasih banyak, Ra.  Terima kasih banyak telah mengkhawatikanku begitu dalam.” (halaman 151) __ Momen saat Seli sedang berjuang hidup dan mati serta pengakuan barusan pada Ra, mengingatkan saya akan salah satu Quote Tere Liye yang pernah Bang Tere posting di facebooknya (menurut Info Bang Tere dalam satu acara bertema tips terbaik menulis Ala Tere Liye, yang saya tonton di YouTube), begini Quote-nya:  Ketika sepasang Kakek Nenek, salah satunya meninggal.  Maka yang menyedihkan bukan melihat Kakeknya menangis ditinggalkan oleh Neneknya.  Yang menyedihkan adalah Neneknya tidak bisa menghapus air mata di pipi Kakeknya, untuk menghibur dan bilang, dia baik-baik saja.”

Di buku ini, Ali cukup sering mengeluarkan kata-kata “super badas” (seingat saya, lebih dari lima kali) saat dia melihat sesuatu yang keren menurutnya, dan satu kali mengeluarkan kata “super super badas” itu saat Ali melihat Finale mengeluarkan kekuatan terbaiknya ketika melawan si Tanpa Mahkota.

Ada yang lebih spesial lagi di buku ini.  Ehem!  Ali bersedia tampil di acara talkshow yang dipandu oleh Lady Ooprah, salah satu program acara dengan rating tertinggi, sebagai syarat untuk melewati rintangan agar bisa meraih potongan tongkat kedua dari ketiga potongan tombak pusaka yang sedang dikumpulkan timnya Ra. Ali berbicara tentang keluarga, sesuai syarat yang diajukan oleh Kulture alias Lady Ooprah.  “Di seluruh peradaban  mana pun, keluarga adalah kuncinya.  Lewati ujian ini, maka aku bisa mempercayai kalian,” (halaman 274).  Bagian ini menurut saya sangat mengharukan, salah satu momen terbaiknya Ali ada di bagian ini (silahkan baca bagian ini di bukunya, tidak menyangka si biang kerok ini macam sedang pidato saja, ternyata bisa menyihir penonton bahkan berhasil meyakinkan Lady Oopraah). Aha!  Dan Tuan Muda Ali saat tampil di acara tersebut sangat tampan sekali.  Hal itu diakui Ra.  Uhuk! Makin seru kan?  Hei?  Aku menelan ludah.  Lihatlah, Ali berbeda sekali.  Entah apa yang dilakukan oleh kru televisi, Ali terlihat meyakinkan di atas panggung.  Rambut berantakannya telah dirapikan, terlihat gagah.  Pakaiannya juga disesuaikan, tak kalah elegan dengan pesohor Klan Komet Minor lainnya.  Wajahnya tampak bersih, bola mata hitamnya terlihat menawan__  “Aku tidak tahu Ali bisa setampan itu,”  aku bergumam, kelepasan bicara. Batozar di sebelahku tertawa kecil.  Untungnya, Seli yang sedang cemas tidak terlalu memperhatikan kalimatku.  Kalau tidak, pasti dia mengolok-olokku habis-habisan, (halaman 280-281).

Yang paling berbeda dari buku sebelumnya, ada karakter yang memiliki kemampuan hebat dan cukup bisa menandingi kehebatan si Tanpa Mahkota, pemilik potongan ketiga senjata pusaka, sekaligus pembuat dan pencetus ide padang sakti tersebut.  Namanya Finale.  Di usianya yang sudah tua, dia ternyata pikun.  Jadilah pas lagi pertandingan seru-serunya antara hidup dan mati melawan si Tanpa Mahkota, penyakit pikunnya kambuh.  Ampun banget, pas saya lagi baca terus ngebayangin pertandingan, lagi seru-serunya, eh Finale malah kumat pikunnya, jadilah begini “…… entah apa yang dipikirkan oleh Finale, dia melangkah santai menuju tengah ruangan.  Lagi-lagi dia lupa dengan pertarungan, membiarkan kami menyerang si Tanpa Mahkota bertubi-tubi.  Aku lupa belum minum kopi pagi ini Kulture. Aku hendak menyeduh kopi.  Lady Oopraah menepuk dahi. Tidak ada kopi, Finale, rumahmu bahkan sudah hancur.  Lho?  Finale termangu menatap lubang menganga.  Di mana rumahku?  Astaga!  Aku benar-benar sudah pikun, Kulture. Aku bahkan lupa meletakkan rumahku di mana. Sumpah, tadi masih ada di sini.” (halaman 346).

ILY si cerewet juga muncul, meski mengambil porsi sangat sedikit.  Kamu masih ingat dengan Ceros, badak bercula empat, atau si kembar Ngglanggeran dan Ngglanggeram?  Mereka juga ada dalam buku Komet Minor.  Jadi, buat penggemar serial bumi, maka dengan membaca buku spinoff, buku kelima, dan buku keenam, karakter-karakternya ada keterkaitan.  Berbeda dengan buku Bumi, Bulan, Matahari, dan Bintang mereka berdiri sendiri tak ada keterkaitan dengan tokoh utama tetap Raib, Seli, dan Ali. Karena KOMET MINOR merupakan akhir pertarungan Si Tanpa Mahkota, setelah kamu baca buku pertama biar tuntas mesti baca buku ini.  Walaupun kemunculan si Tanpa Mahkota yang benar-benar serius dan tampak baru di buku Komet dan Komet Minor, buku-buku sebelumnya hanya menyebutkan saja, dan di Komet Minor inilah kita akan benar-benar tahu kekuatan si Tanpa Mahkota yang sesungguhnya.

Saya sangat menyukai bagian dari akhir kisah si Tanpa Mahkota, yang membuat buku serial Bumi ini berbeda dari serial fantasi pada umumnya dimana karakter jahat biasanya musnah.  Di Serial Bumi justru sebaliknya.  Raib-lah yang membuat kisah si Tanpa Mahkota berakhir elegan, karena Raib masih percaya masih ada setitik kebaikan dihatinya.  Sehingga Ali pun memilih untuk menuruti permintaan Ra.   “Kamu memang tidak pernah memberitahuku.  Tapi aku bisa menebaknya.  Dia menyuruh kita jadi orang baik bukan?  Saling mendengarkan (halaman 359).  “Ali, selalu dengarkan Seli dan Raib.  Jadilah petualang antarklan yang baik.  Selalu percaya pada teman-temanmu,” (halaman 359).  “Itu hebat sekali anak-anak.”  “Kalian jauh lebih baik.” Ribuan tahun lalu setelah bertanding tujuh hari tujuh malam tanpa henti bersama Nay dan pemburu-pemburu lain, akhirnya aku berhasil merebut tombak pusaka itu, lantas tanpa ampun aku membunuh putra sulungku yang telah membut kerusakan dimana-mana.  Tetapi kalian tidak. Kalian memilih memaafkan,” (halaman 363).

Moral of the story: pesan moral yang disampaikan dalam buku ini, bahwa sehebat apa pun kekuatan kejahatan hingga tak ada yang menandinginya, selalu saja bisa dikalahkan dengan kebaikan.  Lihat saja, meskipun si Tanpa Mahkota telah berlatih dua ribu tahun, tak ada lawan yang bisa menandinginya, pada akhirnya ia kalah, karena kobodohannya sendiri yang awalnya dia pikir hebat dan pintar.  Sebesar apa pun ambisi jahat, pada akhirnya tetap saja akan kalah.  Buku ini pun mengingatkan saya bahwa persahabatan itu selalu istimewa dan menyenangkan.  Lihat saja tiga sekawan yang setia kawan ini: Raib, Seli, dan Ali, rintangan apa pun yang mereka jalani, selalu bisa mereka hadapi dan selesaikan, kekompakan mereka dalam menjaga persahabatan, meskipun mereka sering bertengkar, namun saat harus menyelesaikan satu demi satu pertarungan, mereka selalu kompak.  Salut banget dengan persahabatan sejati yang mereka jalin dengan indah.  Selain itu juga tentang pengorbanan para petarung dalam melawan  kejahatan si Tanpa Mahkota, mereka berjuang tanpa lelah.  Dan yang lebih penting lagi dari kisah di buku ini adalah tentang memaafkan.  Kejahatan sebesar apa pun yang telah dilakukan oleh penjahat, hanya dengan memaafkanlah akan berakhir dengan elegan, dan tak perlu mengulangi sejarah yang sama seperti para pendahulunya.  Berkat kemurahan dan kebaikan hati Raib, justru ia memilih memaafkan yang diikuti oleh Seli dan Ali.  Dan sejarah pun mencatat, lebih tepatnya buku kehidupan mencatat kisah petualangan hebat milik Raib, Seli, dan Ali.

Jadi gimana nih ending Komet Minor?  Lebih baik baca sendiri biar puas.  Pokoknya Komet Minor ini Epic banget!  Menghibur, sekaligus tetap bisa menyerap pesan-pesan moralnya.

Di Buku Komet Minor, juga cukup banyak sindiran halus yang relevan dengan kenyataan di Klan Bumi, seperti berikut ini:

  • “Untuk seseorang yang sudah bertualang ke banyak klan, kelakuanmu justru norak, Ali. Apa pun makanan yang tersedia, kamu makan saja bukan mengomentarinya.  Apalagi kamu sibuk sampai foto-foto, itu norak sekali.  Seperti penduduk klan kalian yang suka pamer sedang makan apa.” (halaman 92)
  • “Yang berbeda adalah zaman sudah berubah, orang-orang sibuk dengan layar hologram, sibuk dengan dunianya sendiri.  Aku memutuskan mencemplungkan diri ke dalam kehidupan mereka.  Menjadi selebritas, artis, media daring, apa pun istilahnya.  Tidak mudah lagi mengerjakan budaya luhur di zaman yang berbeda.  Generasi sekarang semua serba instan.  Apalagi sejarah, mereka tidak peduli.  Tapi itu tantangan tersendiri.  Aku harus menyesuaikan banyak hal.”  (halaman 274-275)
  • “Yang sibuk dengan kehidupan keseharian. Sibuk berkomentar banyak hal, sibuk membicarakan banyak hal, bahkan sibuk mengurusi kehidupan keluarga artis, para pesohor, sibuk sekali menyimak berita-berita gosip seolah mereka keluarga kalian, padahal bukan.  Bisa aku tanyakan kepada kalian apa definisi keluarga?  Mana keluarga sejati kalian?” ……….. “Apa itu definisi keluarga?  Aku tidak tahu.  Aku lebih memilih menjalaninya.  Mengusir rasa takut kehilangan. Mengusir rasa takut pulang, takut menyingkap semua masa lalu.  Atau mengusir rasa takut jika esok lusa kekecewaan akan datang.  Mengusir semuanya, lantas memeluknya dengan erat.  Maka hari ini, inilah keluargaku.  Aku menjalaninya, tidak akan pernah pusing apa definisinya.  Itulah keluarga menurutku.  Terima kasih.”  (halaman 283)
  • “Tapi kita tidak sopan berkali-kali menyebut kata kampungan.” Batozar bicara seolah serius.  “Meskipun itu hanya gaya bahasa, hanya istilah, orang-orang kampung belum tentu mau disebut-sebut dengan istilah buruk itu, ‘kampungan.’  Lagi pula jelas mereka belum tentu ‘kampungan’ seperti Ali tadi.”  Batozar tertawa.  (halaman 114-115)
  • “Tapi jika kami selalu mendengarkan dia, kami hanya terkurung di kelas. ‘Ali, kamu tidak boleh ini, tidak boleh itu.  Jangan lakukan ini, jangan lakukan itu.”  Ali sengaja meniru cara Miss Selena bicara…… “Dia pengintai yang baik. Dia yang mengumpulkan kalian menjadi satu tim, bersekolah di sekolah yang sama, kelas yang sama.  Apa pun rencananya, kenapa dia melakukannya, dia jelas mengenali bakat-bakat terbaik di sekitarnya.  Kamu seharusnya tidak memanggilnya Miss Keriting, itu tidak sopan.” ……….. “Panggilan kesayangan?  Aku tidak mengerti.  Kamu sedang mengolok-olok rambutnya, Seli.  Di mana letak sayangnya”  Seli salah tingkah ikut diomeli.  (halaman 213-214).

Yang Menarik di Buku KOMET MINOR: Ada yang unik dan berbeda dari buku-buku sebelumnya di Komet Minor disisipkan kata-kata gaul yang lagi terkenal di zaman ini di  Klan Bumi,  kata galau, kudet (kurang update).  Bahkan Batozar memanggil si Tanpa Mahkota dengan sebutan pangeran galau, dan meledeknya sebagai pangeran yang kudet.  Keren juga nih Batozar, hanya sebentar main ke Klan Bumi, dia sudah menyerap beberapa kosakata gaul.  Ali sering disuruh-suruh Batozar (meskipun bersungut-sungut, tapi tidak berani membantah dengan Master B, idola barunya).  Raib dan Seli sering dibela Batozar saat Ali iseng atau menyepelekan.  Awalnya Ali seperti tampak bodoh menurut si Tanpa Mahkota, padahal nyatanya justru sebaliknya.  Ali mendadak pendiam saat bertemu ST4R. Ali belanja dan menghabiskan banyak uang demi membeli berbagai teknologi di Klan Komet Minor untuk kebutuhan perjalanan mereka. Mereka berempat: Raib, Seli, Ali dan Batozar sering melakukan teleportasi.  Batozar melatih teknik Perfettu-nya dan menyuruh Raib, Seli dan Ali untuk belajar. Si Tanpa Mahktota akhirnya memberitahu satu diantara mereka bertiga (Raib, Seli, dan Ali) merupakan keturunan darah murninya (siapakah dia?  baca saja bukunya).  Batozar ikut shooting dan berperan sebagai monster dalam film berjudul “Pengabdi Monster” bermaian dengan Lady Oopraah (asli kocak dan banget di bagian ini 🤣🤣). Di Klan Komet Minor ini ada yang namanya HTS (Hologram Tanda Penduduk), semacam KTP kalau di Klan Bumi.  Nama-nama tempat di Komet Minor juga unik, seperti Menara Kelabu (tempat berdiamnya Arci).  Dan tentu saja jalan cerita yang susah ditebak, namun Tere Liye  sungguh ciamik dalam mengolah dan menyajikan ending yang mengejutkan, dan dari sanalah saya ternyata bisa memetik pelajaran.  Cover-nya juga keren, jika diperhatikan dalam cover-nya ada gambar ikan raksasa yang merupakan portal menuju Klan Komet Minor, ada gambar cermin yang terbuat dari berlian, kadal purba raksasa yang memiliki penglihatan sangat tajam, dan tentu saja ada gambar tongkat pusaka yang sangat sakti sekali.  Sebetulnya untuk cover serial bumi saya sangat suka sekali, kalau kamu perhatikan detailnya di cover depan biasanya akan ada gambar-gambar tentang inti dari cerita atau musuh dan benda apa yang ada dalam petualangan tersebut.  Saya juga senang untuk buku Bumi dan Bulan setelah recover jadi makin keren.  Di tangan tim Orkha Creative, sampul buku milik penulis jadi makin kece, dan tentu saja cover untuk serial bumi pun sangat keren, saya sangat suka!

Kalau kamu baca bukunya Serial Bumi dari buku pertama sampai buku keempat (Bumi, Bulan, Matahari, Bintang), kita akan tahu bahwa buku tersebut berdiri sendiri, mau baca tak berurut pun tak masalah.  Lain halnya dengan buku keenam, Komet Minor. Maka alangkah lebih asik bila kita sudah membaca buku sebelumnya yaitu Ceros dan Batozar, serta Komet. Sebab, beberapa karakter di kedua buku tersebut akan muncul di Komet Minor, dan salah satu karakternya akan memperkuat jalan cerita sekaligus menjadi teman seperjalanan untuk Raib, Seli, dan Ali, yang sangat tangguh, sang pengintai nomor satu di Klan Bulan. Kemudian Karakter Kay dan Nay dalam buku Komet juga akan muncul di Komet Minor, tepat saat Raib dan Entre tak dapat menolong Finale dengan teknik penyembuhan, maka muncullah Paman Kay dan Bibi Nay untuk menolong Finale sekaligus mengantar anak-anak pulang menuju Klan Bumi lewat Buku Kehidupan milik Raib.  Berkat teknik totok yang dimiliki Bibi Nay kemudian digabungkan dengan teknik penyembuhan milik Raib dan Tuan Entre, Finale akhirnya bisa sembuh lagi, sayangnya pikunnya tidak bisa disembuhkan, hadeh 😀  Lima belas menit kemudian (awalnya tubuh Finale remuk akibat “Teknik Bayangan Malam” yang dikirimkan si Tanpa Mahkota saat bertarung),  tubuh Finale tersentak pelan, dia membuka mata dan pikunnya kumat, “Aku dimana?”  Finale bertanya.  “Siapa kalian?” Finale lompat duduk,menjaga jarak, wajahnya waspada.  “Kenapa kalian di sini, heh?  Kalian hendak mencuri ayam, dan kambingku?”  Lady Oopraah tertawa sambil menyeka air mata di pipi.  “Seandainya pikunnya bisa sekaligus disembuhkan, itu akan lebih baik lagi.”  Kami semua tertawa, (halaman 363)

Sebetulnya saya membayangkan dalam pertarungan terakhir melawan si Tanpa Mahkota, karakter-karakter di buku kesatu sampai keempat dihadirkan di buku kelima. Membayangkan ada Miss Selena, Av, Faar, si kembar Bhaar, Hana pun bahu membahu membantu Raib, Seli, Ali. Sayangnya tidak, hanya dengan kemunculan mereka tokoh utama Raib, Seli, Ali, ditambah karakter Batozar, Tuan Entre, Arci, Kulture, dan Finale disusul Paman Kay dan Bibi Nay, dan senjata berupa tongkat pusaka, maka si Tanpa Mahkota kisahnya berakhir. Mungkin karena masing-masing karakter punya pesan masing-masing, tanpa harus hadir di saga terakhir pun tidak akan mengurangi keseruan cerita Serial Bumi, sebab tokoh utama dari awal hingga akhir kisah nantinya, akan terus diperankan apik oleh Raib, Seli dan Ali, ditambah para pendukung, orang-orang baik yang selalu hadir dalam setiap pertarungan.

Impian saya tentang Serial Bumi:

Sumber gambar: https://www.denofgeek.com/

Meskipun saya sudah tidak remaja lagi, namun saat membaca serial Bumi, saya seakan diajak berpetualang oleh Raib, Seli dan Ali, tiga remaja  yang memiliki persahabatan sejati, untuk menjelajah dunia pararel.  Rasanya, saya seperti remaja lagi bisa membaca buku serial Bumi.  Meskipun ini adalah novel remaja, menurut saya bisa dibaca oleh siapa saja, penikmat fiksi genre fantasi.

Sebagai penggemar Harry Potter series, menemukan dan membaca serial Bumi ini bagaikan peredam rindu pada karakter Harry Potter (HP), Ron, dan Harmione. Lewat karakter Raib, Seli, dan Ali, seakan mengajak saya berpetualang mengikuti kisah fantasi mereka. Sangat seru, menghibur, menegangkan, sekaligus menyenangkan. Raib itu mengingatkan saya pada Harry Potter sang pemimpin tim, Seli mengingatkan saya pada Ron dimana mereka itu sama-sama pencemas dan kadang ragu-ragu tapi jangan tanyakan urusan setia kawan, mereka bisa diandalkan. Nah, Ali itu mengingatkan saya pada Harmione yang sama-sama kutu buku, pemecah masalah dalam tim dalam mencari solusi di setiap petualangan mereka. Salah satu yang membuat saya semangat membaca serial Bumi , secara halus sang penulis lewat karakter Ali menyampaikan bahwa sejenius apa pun otak, untuk menciptakan teknologi dan memecahkan masalah dalam setiap petualangan mereka, tetap butuh banyak informarsi, salah satunya dengan banyak membaca buku.


sumber gambar: https://www.bustle.com/

Saya selalu kagum sama si kutu buku Tuan Muda Rambut Berantakan alias Tuan Muda Ali dengan kehausannya akan sumber ilmu pengetahuan dan informasi yang bisa dia dapatkan dari buku-buku. Kan saya jadi malu sama si genius ini, dia saja masih mau membaca dan tertarik dengan buku. Masa saya tidak?
Ketiga karakter di Serial Bumi itu bagi saya seperti bernostalgia dengan karakter trio di  buku Harry Potter. Walaupun ceritanya sangat berbeda. Sebab Harry Potter itu ceritanya tentang dunia sihir di masa lalu, sementara serial Bumi itu tentang teknologi mutakhir di masa kini di berbagai klan dalam dunia pararel. Bedanya kedua buku tersebut, penulis Harry Potter seorang wanita yaitu J.K. Rowling dan penulis serial Bumi seorang pria yaitu Tere Liye. Persamaamnya:sama-sama bergenre fantasi.
Semoga saja, pihak penerbit bisa menerbitkan buku-buku serial Bumi dan menterjemahkannya ke dalam versi bahasa Inggris, kemudian memasarkannya ke luar negeri, untuk memperluas pasar. Karena sekali saja buku-buku tersebut menyentuh penggemar Harry Potter series, kemungkinan serial Bumi bisa bersaing di pasar internasional. Dan kalau sudah terkenal di penjuru dunia, siapa tahu ada produser Hollywood yang tertarik mengangkat kisah fantasy serial Bumi ke dalam bentuk film. Jika diproduksi ph sekelas Hollywood, hasilnya tidak akan mengecewakan atau merusak fantasi saya, mungkin mendekati fantasi saya.

Saya membayangkan buku serial bumi diadaptasi ke layar lebar, dengan sutradara dan produksi Hollywood, tapi pemainnya remaja asli Indonesia. Karena karakter Raib, Seli dan Ali saat menjalani kehidupan normal, mereka pelajar biasa yang suka jajan di kantin. Seli sama Raib juga suka jajan bakso, ketiga sekawan ini terlihat memiliki persahabatan khas remaja Indonesia.  Kalau produksi luar dengan campur tangan Hollywood , mungkin jika difilmkan pasti bisa seseru Harry Potter.  Jadi ngebayangin kayak Harry Potter, tapi versi Indonesia. Semoga saja ada yang tertarik menjadikannya film. Moral lesson-nya bagus-bagus. Banyak pelajaran yang bisa diambil.  Jangan asik film tema romance melulu yang dibuat. Masih sekolah ceritanya pacaran. Entah kapan belajarnya.  Padahal masih banyak yang bisa diangkat seperti cerita Raib, Seli dan Ali yang berpetualang di dunia pararel. Bisa belajar banyak dari karakter mereka, tentang: Ketulusan, Kesetiakawanan. Berpikir positif. Memaafkan.  Pengorbanan. Banyak bekerja dari pada bicara. Banyak membaca seperti Ali. Saling mendukung satu sama lain. Respek dan bersikap sopan kepada siapa pun, dimana pun mereka berada saat menjelajah dan berpetualang antar klan “Kami bertamu, jadi harus sesopan mungkin.” (Komet Minor halaman 122).   Kemudian membangun persahabatan sejati.  Dan yang membuat saya semakin senang membaca serial Bumi, tidak ada pacaran.  Sungguh luar biasa Tere Liye bisa menyajikan bacaan sederhana dengan sudut pandang berbeda, dimana pada umumnya cerita remaja kebanyakan tentang pacaran.  Bagi saya, serial bumi tanpa ada pacaran pun, jalan ceritanya tetap istimewa.

Menurut saya, untuk genre fantasi, serial BUMI, merupakan salah satu karya terbaik yang pernah saya baca, dan ditulis oleh penulis Indonesia, Tere Liye. Buat kamu yang suka baca genre fantasi, buku-buku serial Bumi ini sangat saya rekomendasikan. ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️


Buku kelima serial Bumi

Judul Buku            : KOMET
Penulis                  : TERE LIYE, Co-Author : Dienna Yashinta
Tahun Terbit          : Cetakan pertama, Mei 2018 Diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman    : 376 halaman, 20 cm
ISBN                       : 9786020385938
Rating                    : 5/5


SINOPSIS:

Setelah “musuh besar” kami lolos, dunia paralel dalam situasi genting. Hanya soal waktu, pertempuran besar akan terjadi. Bagaimana jika ribuan petarung yang bisa menghilang, mengeluarkan petir, termasuk teknologi maju lainnya muncul di permukaan Bumi? Tidak ada yang bisa membayangkan kekacauan yang akan terjadi. Situasi menjadi lebih rumit lagi saat Ali, pada detik terakhir, melompat ke portal menuju Klan Komet. Kami bertiga tersesat di klan asing untuk mencari pusaka paling hebat di dunia paralel.

Buku ini berkisah tentang petualangan tiga sahabat. Raib bisa menghilang. Seli bisa mengeluarkan petir. Dan Ali bisa melakukan apa saja. Buku ini juga berkisah tentang persahabatan yang mengharukan, pengorbanan yang tulus, keberanian, dan selalu berbuat baik. Karena sejatinya, itulah kekuatan terbesar di dunia paralel.

Sedikit flashback dengan keempat buku sebelumnya dengan tiga karakter utama sahabat sejati dengan  petualangannya yang sangat seru dan mengagumkan, dalam novel ber-genre science and fantasy.

  1. Klan BUMI.Awal sebuah kisah petualangan tiga sahabat sejati.
  2. Klan BULAN. Mereka semakin tangguh melewati banyak rintangan.
  3. KlanMATAHARI.Petualangan mereka semakin jauh.  Pengorbanan!  Persahabatan!
  4. Klan BINTANG.  Sekali mereka diuji. Teknik bertarung berkembang!

Ini dia ketiga tokoh utama, karakter dan kekuatan dari serial bumi tersebut:

RAIB : Klan Bulan. Teknik menghilang. Pukulan berdentum. Teknik pengobatan.  Pemimpin rombongan.  SELI : Klan Matahari.  Teknik kinetik.  Pukulan petir.  Sahabat yang Setia.  Petarung Tahan Banting.  ALI :  Klan Bumi.  Genius.  Biang Kerok. Sumber masalah. Tak ada kata yang bisa mendeskipsikan Ali.

Raib, Seli, dan Ali di petualangan sebelumnya di buku Bintang telah berhasil menggagalkan rencana Sekretaris Dewan Kota yang akan meruntuhkan pasak bumi untuk menghancurkan klan permukaan. Mereka memang berhasil, namun di waktu yang bersamaan, mereka telah melepaskan si Tanpa Mahkota, maka ini akan menjadi ancaman terbesar bagi dunia paralel.

Dengan bebasnya si Tanpa Mahkota dari Penjara Bayangan di Bawah Bayangan, maka para Petinggi Klan Bulan, Matahari, dan Bintang pun berkumpul, ditambah Raib, Seli, dan Ali. Mereka bertemu di Klan Matahari, saat penutupan Festival Bunga Matahari. Sebentar lagi peserta akan menemukan dimana bunga matahari akan mekar pertama kali.  Sungguh tak disangka, ternyata disanalah Si Tanpa Mahkota muncul, di tengah-tengah festival, saat bunga matahari akan mekar pertama kali. Dia memanfaatkan momen itu untuk membuka portal ke Klan Komet. Semua orang mencegah agar Si Tanpa Mahkota tidak mendekat ke bunga matahari tetapi mereka kalah kuat.  Si Tanpa Mahkota berhasil membuka portal ke Klan Komet. Sebelum portal itu tertutup, Ali loncat memasuki portal, mengikuti Si Tanpa Mahkota, disusul kemudian oleh Seli dan Raib.  Saat itulah petualangan mereka dimulai.

Di awal-awal di buku Komet, senang sekali karena masih menceritakan tentang Mama yang memuji Ali, “Anak itu, sudah rapi, sopan, baik, ternyata keluarganya kaya raya.  Anak yang langka,” (halaman 36).  Ra masih ke sekolah diantar papa.  Ali yang tidak masuk sekolah selama beberapa hari, dan hal ini membuat Ra bertanya-tanya kenapa Ali tidak masuk, Ra yang galak sama Ali, hingga Seli yang super jail dan isengnya kumat.  “Dia tidak semenyebalkan itu, Ra. Dia genius, selalu tahu banyak hal.  Teman yang baik.  Dan terlepas dari itu,”  Seli menahan tawa, “kalau kamu keseringan galak padanya, lama-lama kamu malah suka sama Ali lho,” (halaman 18).

Selalu salut sama kemampuan si supergenius Ali, meskipun genius tapi sepertinya tetap haus informasi dan masih mau membaca.  Bahkan, dia yang paling rajin mencari tahu lewat membaca, dibanding dua sahabatnya. Untuk memecahkan masalah, ternyata Ali tetap banyak membaca. “Setelah membacanya berhari-hari, memeriksa semua buku, aku akhirnya tahu apa sebenarnya komet.  Itu adalah nama klan, salah satu dunia pararel yang amat unik misterius.  Klan itu tidak stabil seperti klan bumi, bulan, atau matahari.  Klan itu selalu bergerak, melintas, persis seperti komet yang melintas.  Karena sifatnya itu, susah sekali mengetahui di mana posisi pastinya.  Tetapi menurut salah satu buku, portal menuju Klan Komet ada di Klan Matahari.”  (Halaman 28-29).

Bicara teknologi, berbeda dari buku-buku sebelumnya yang selalu melibatkan kecanggihan dunia teknologi, nah dalam buku komet tidak ada, bahkan ILY pun si pesawat yang memiliki kekuatan SuperRaib (baca buku Ceros dan Batozar), dia tidak ikut dalam petualangan bersama Raib, Seli dan Ali.    Petualangan tanpa benda-benda canggil seperti di Klan-Klan sebelumnya.  Kehidupan di Klan Komet sangatlah sederhana.  Mereka hanya harus melewati setiap rintangan dan ujian dengan kesabaran dan ketulusan hati.  Saat mereka keluar dari portal, mereka terdampar di Pulau Hari Senin. Di Klan Komet, mereka harus mengarungi lautan dan melewati setiap rintangan di setiap pulau.  Pulau-pulau itu diberi nama dengan nama hari, mulai dari pulau hari senin sampai dengan pulau hari minggu.

Di Komet ini mereka benar-benar teknologinya sederhana.  Lupakan alat-alat canggih karena di Klan Komet tidak akan berfungsi. Mereka hanya menggunakan perahu sebagai alat transportasi dari pulau satu ke pulau lainnua.  Maka saat itulah petualangan sesungguhnya baru dimulai.

Di buku komet ini ada karakter baru yang bernama Kay dan Nay, baca setiap lembarnya, bikin penasaran terutama karakter bernama Kay yang muncul cukup mengambil banyak porsi  dalam cerita ini mulai dari Pulau Hari Senin. Saya suka kedua karakter ini.  Ada karakter baru Max, awalnya sih asik-asik saja, tapi akhirnya hmmmm (silahkan baca bukunya).

Yang Menarik dari komet, ternyata ada 7 pulau yang ada di klan tersebut:

  1. Pulau hari senin
  2. Pulau hari selasa
  3. Pulau hari rabu
  4. Pulau hari Kamis
  5. Pulau hari jumat
  6. Pulau hari sabtu
  7. Pulau hari minggu

Tidak habis pikir, Tere Liye ini gak perlu pusing-pusing membuat nama pulau, cukup dengan nama-nama hari dijadikan nama pulau, hal-hal sederhana di tangan Tere Liye selalu jadi menarik.  Dan di pulau-pulau tersebut, Tere Liye sudah menyiapkan banyak kejutan untuk Raib, Seli dan Ali.  Mereka diuji melalui karakter Kay dan Nay.  Salut deh, susah ditebak! Bayangkan saja, ternyata Max yang merupakan nama karakter baru dalam petualangan mereka ternyata telah dipersiapkan dengan apik dan baru ketahuan di akhir.  Mana kepikiran kalau Max jadinya seperti itu. Hanya di Klan Komet-lah tiga sekawan itu mendapatkan pengkhianat kelas kakap.

Kalau di buku Ceros dan Batazor cerita tentang Ali dan Raib disimpan di akhir (tentang saling memperhatikan), kalau di buki Komet justru di awal-awal, saat Seli minta tolong Ali pinjam buku BUMI dari kota Tishri, bilang kalau Ra mau baca buku tersebut tapi malu langsung bilang padanya.  Kemudian Ali segera mencarikannya untuk Ra, berkat bantuan “kurir dunia pararel,” tak perlu menunggu lama, novel tersebut dapat.  Asli ini Seli iseng banget ngerjain Ali sama Ra hahaha, tapi seru sih, persahabatan mereka itu menarik dan unik, sekalipun Raib dan Ali sering berantem, ada Seli yang selalu menengahi.  Dan….. petualangan di komet ini, benar-benar berbeda, tapi sebenarnya ini adalah bagian dari ujian dalam persahabatan mereka untuk bisa menggagalkan rencana si Tanpa Mahkota. Jempol untuk karakter utama favorit saya dalam serial bumi, yaitu tim RAS (Raib, Ali dan Seli) . Seperti biasa, buku Komet ini juga jalan ceritanya susah ditebak, keren deh

Pengetahuan:  lewat bukunya, Tere Liye pun menyajikan pengetahuan.

sumber gambar: https://bobo.grid.id/read/08677643/coco-de-mer-kelapa-super-langka?page=all

Meski fiksi, buku ini memasukkan banyak pengetahuan yang nyata. Tentang keberadaan pohon coco de mer, misalnya. Spesies langka dari tumbuhan kelapa, tumbuh di Kepulauan Seychelles, Laut India.  Tinggi pohonnya bisa mencapai 25-34 meter, dengan buah raksasa seberat 15-30 kilogram.  Inilah buah dengan biji terbesar di seluruh bumi.”  Tapi bukan itu yang membuatnya spesial, melainkan fakta bahwa tumbuhan ini membutuhkan 80 tahun sekali untuk berbuah dan 7 tahun berikutnya untuk proses mematangkan buah tersebut.  Itu berarti 87 tahun atau hampir satu abad, barulah pohon ini menghasilkan buah yang matang.” (Halaman 15.) Fakta tentang pohon itu berbuah (hampir) satu abad sekali rasanya tidak masuk akal, namun ternyata pohon itu sungguhlah ada. Banyak hal-hal yang tak kita mengerti, tapi pasti ada penjelasan ilmiahnya.  Saya senang membaca serial Bumi itu, tidak hanya membayangkan fantasi saja, tetapi selalu menyelipkan ilmu pengetahuan, yang jutru saya baru tahu malah lewat membaca serial ini.  Bahkan, selalu sukses bikin saya penasaran dan jadi cari tahu.  Tere Liye itu sangat pandai mengemas cerita, jadi baca buku Serial Bumi ini ternyata membuat saya tambah wawasan juga.  Gak rugi kan, menghabiskan uang buat beli buku, atau menghabiskan waktu untuk membaca serial Bumi, kalau saya terhibur dengan petualangannya yang seru terus juga jadi nambah pengetahuan.  Mantap betul. “Semua fenomena di dunia pararel bisa dijelaskan lewat pengetahuan dan teknologi.” (halaman 82).  Berhubung di petualangannya Raib, Seli dan Ali ini sama penulisnya sudah dipersiapkan karakter yang genius, jadi tenang saja, selalu ada banyak penjelasan logis yang akan disampaikan oleh Ali, bahkan untuk urusan ilmu dan teknolgi kedua sahabatnya tak pernah meragukan kehebatan Ali.  Berkat Ali-lah Seli jadi tahu penjelasan tentang sarung tangannya yang tetap bisa mengeluarkan cahaya saat badai, bukankah cahaya itu dari listrik?  Maka kata Ali, “Tidak harus listrik yang bisa mengeluarkan cahaya, Seli.  Sarung tanganmu memiliki teknologi yang berbeda.  Termasuk pakaian yang kita kenakan, tetap bisa bekerja__lebih cepat kering, bisa berubah warna__karena tidak ada sirkuit elektronik di dalamnya.  Juga ketika kamu mengeluarkan petir, itu tetap bisa, karena jutaan sel baterai di tanganmu adalah baterai organik, alamiah, bukan sirkuit listrik buatan.”  Seli manggu-manggut.  “Kamu selalu bisa menjelaskan banyak hal, Ali.” “Yeah, Tuan Muda Ali memang tahu segalanya.  Dia supergenius, Seli,” (halaman 110).

Yang unik di buku Komet, dan tidak ada di buku sebelum-sebelumnya, ketiga remaja itu, ada yang memanggil dengan sebutan berbeda.  Raib dipanggil Nona Tangan Penyembuh, Seli dipanggil dengan Nona Tangan Berpetir, dan Ali dipanggila dengan Tuan Muda Rambut Berantakan.  Kebayang nggak gimana sebalnya Ali dengan sebutan tersebut? Hahaha. Juga nama-nama Pulau yang diambil dari nama-nama hari, jika di Klan Bumi.  “Luar biasa.  Akhirnya tim kita punya pemikir berikutnya.  Itu analisis yang baik sekali, Nona Tangan Penyembuh.”  “Terima kasih atas pujiannya, Tuan  Rambut Berantakan.”  (Halaman 296)

Moral of the story saya belajar banyak dari petualangan Raib, Seli dan Ali kali ini.  Mereka remaja tangguh yang selalu bisa melalui ujian kehidupan lewat tantangan-tantangan yang mereka hadapi selama berpetualang di Klan Komet.  Tanpa sikap pantang menyerah, kebaikan hati yang mereka miliki, juga pengorbanan yang mereka lakukan, mereka tak akan sanggup melewati ujian-ujian tersebut.  “Tapi sepertinya ada yang bekerja misterius di klan ini.  Kebaikan-kebaikan misalnya, itu memicu banyak hal.  Dan Seli melakukan kebaikan kecil malam ini.  Seli diam-diam memberikan seluruh jatah makanannya kepadaku dan Ali agar kami terus kuat menggerakkan perahu.  Seli ingin sekali membantu, (halaman 120).  Seli menatap lautan lengang dengan senang hati.  Sedikit pun tidak ada perasaan terbebani, dia tulus melakukannya.  Demi sahabat sejati, (halaman 121).

Persahabatan yang mereka bangun pun sangat indah, meskipun sebagai anak remaja mereka suka berantem, iseng, pemarah, galak, namun mereka selalu kompak dalam memecahkan dan menyelesaikan masalah, saling mengisi, saling peduli, juga saling menyayangi, sungguh sangat menyentuh sekali.  “Ada banyak sekali kekuatan di dunia pararel.  Tapi ketahuilah, salah satu yang paling hebat adalah perbuatan baik,” (halaman 96).  Seberat apa pun masalah yang mereka hadapi, mereka tetap terus berusaha memecahkannya, tidak pernah berlari dari kenyataan, frustasi, atau pun saling menghianati.  Menurut saya, ujian di Klan Komet ini sangat sulit sekali untuk mereka.  Jika sebelumnya masih ada Miss Selena, di sini tidak, mereka bertiga harus terus berjuang menyingkap semua misteri dari petualangan mereka. Mereka juga saling menguatkan, saling menghibur, “Petualangan ini, meskipun kami sedang berada di dunia antah berantah, tetapi dengan selalu tetap bertiga, bersama sahabat terbaik, selalu saja ada momen-momen lucu,” (halaman 108.

Merek jugaa saling mengingatkan satu sama lain untuk terus berbuat baik, sekali pun lapar, mereka tidak tidak mencuri. Mereka bahu membahu mengisi satu sama lain.  Diantara mereka bertiga tidak ada yang paling kuat, mereka memiliki kelebihan dan kekurangan, namun dengan saling mengisi, memahami, dan menerima, maka ketiganya tetap kuat dan tangguj dalam menyelesaikan setiap ujian.  Salut sama si supergenius yang sanggup bertahan di tengah kesederhanaan teknologi di Klan Minor.  Pengorbanan yang tulus, keberanian yang dimiliki, dan terus berbuat baik kapan pun dimana pun serta kepada siapa pun, maka sejatinya itulah kekuatan terbesar dalam hidup.

 “Nak, Ketahuilah, dalam hidup ini, kadang kita melakukan sembilan puluh sembilan kebaikan, lantas tidak sengaja melakukan keburukan tersebut, lupa betapa banyak yang telah kita lakukan.”  (Halaman 271)

“Pulau itu adalah pintu menuju dunia lain. Dunia yang disebut Komet Minor.  Tidak pernah Petualangan ini, Pulau dengan tumbuhan aneh itu, aku tidak tahu lagi apakah itu berharga untuk diperjuangkan.  Karena di atas segalanya, persahabatanku dengan Seli dan Ali jauh lebih penting.  Memastikan mereka baik-baik saja jauh lebih penting dibandingkan memastikan dunia pararel selamat dari bencana si Tanpa Mahkota. (Halaman 353)

 Kalian memiliki hati yang jernih bagai kristal.  Tidak ada ambisi, tidak ada keinginan buruk, dan tidak ada niat jahat.  Hanya orang-orang dengan hati itulah yang bisa memahami hakikat pusaka dunia pararel.” (Halaman 365)

“Di dunia ini ada banyak hal yang kita lihat tapi seperti tidak terlihat.  Ada banyak yang kita kenal, tapi tidak seperti yang kita kenal.  Aku bisa saja membantu kalian menyingkap rahasia, topeng, kebohongan di ruangan ini misalnya, tapi membiarkan kalian memahaminya secara langsung akan lebih bijak.  Aku juga bisa saja menghentikan banyak kerusakan di dunia sekarang juga,tapi membiarkan kalian belajar, tumbuh dengan hati yang jernih, akan membawa lebih banyak kebaikan bagi dunia pararel. Berangkatlah!” Halaman 365)

“Kekuatan paling hebat di dunia pararel bukanlah pukulan berdentum, bukan petir, bukan semua itu. Melainkan kebaikan hati.” Bibi Nay

“Ketahuilah, setiap kali sebuah cahaya bersinar sangat terang, maka bayangan yang dibuatnya sangat gelap.  Sebaliknya, saat sesuatu sangat gelap, maka dibutuhkan cahaya terang untuk melewatinya.  Keseimbangan.” Kakek Kay.

 Dalam buku Komet, saya menemukan sebuah fakta yang cukup mengejutkan.  Di akhir cerita Komet tertulis… “Perjuangan ini sama sekali belum berakhir. Dan harus menunggu lagi…”  Bersambung ke KOMET MINOR.   Huwaaaaa gemes! Gak cukup ternyata baca dua buku langsung kalau ending-nya bikin penasaran begini.  Duh, gantung banget, gerutu saya.   Sebenarnya yang paling membuat kesal bukan karena harus menunggu cerita selanjutnya, tapi karena Komet ini diakhiri dengan sebuah pengkhianatan. Kan sedih karena Raib, Ali, dan Seli, anak-anak yang jujur, polos dan tulus justru malah dikhianati.  Ending buku Komet membuat hati kesal, sementara ending buku Komet Minor membuat hati saya damai dan tentram. Jadi, harus baca Komet dulu kemudian Komet Minor biar dapat “feel-nya”

Inilah serunya baca buku Serial Bumi, selalu banyak kejutan, susah ditebak, dan dibuat penasaran untuk menunggu petualangan berikutnya.  Novel ini sangat saya rekomendasikan dan bisa dibaca semua orang mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Tenang saja, tak perlu sensor karena dalam serial BUMI ini bukan kisah pacaran tapi ini tentang petualangan dan persahabatan tiga tokoh utamanya.  Jadi, selamat membaca.



Judul Buku           : CEROS dan BATOZAR
Penulis                  : TERE LIYE, Co-Author : Dienna Yashinta
Tahun Terbit          : Cetakan pertama, Mei 2018 Diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman    : 376 halaman, 20 cm
ISBN                       : 9786020385914
Rating                    : 5/5


SINOPSIS:

Awalnya kami hanya mengikuti karyawisata biasa seperti murid-murid sekolah lain.  Hingga Ali, dengan kegeniusan dan keisengannya, memutuskan menyelidiki sebuah ruang kuno.  Kami tiba di bagian dunia pararel lainnya, menemui petarung kuat, mendapat kekuatan baru serta teknik-teknik menakjubkan. Dunia pararel ternyata sangat luas, dengan begitu banyak orang hebat di dalamnya.  Kisah ini tentang petualangan tiga sahabat.  Raib bisa menghilang.  Seli bisa mengeluarkan petir. Dan Ali bisa melakukan apa saja.  Buku ke-4,5, dari serial “BUMI.”  Buku ini juga berkisah tentang persahabatan yang mengharukan, pengorbanan yang tulus, keberanian, dan selalu berbuat baik. Karena sejatinya, itulah kekuatan terbesar di dunia paralel.

Novel Ceros dan Batozar adalah novel spin-off, buku ke 4 1/2 (empat setengah).  Buku Spin-off ini merupakan cerita diluar cerita utama tapi sangat penting sekali dibaca.  Biasanya yang dibikin spinoff  itu adalah karakter yang memang sudah kuat banget dan bisa mencuri perhatian.   Sesuai dengan judul bukunya, novel ini  terdiri dari dua cerita yang berbeda, yaitu Ceros dan Batozar.  Dengan kehadiran buku spin-off, saya mulai menerka-nerka, akan dibawa kemana petualangan tiga sekawan tersebut.

CEROS.  Saat sedang karyawisata ke situs warisan dunia, guru sejarahnya Ibu Ati yang kemampuannya melebihi seorang pemandu wisata dalam menjelaskan sejarah secara detail sedang menjelaskan, Ali merasa bosan,  ternyata sensor mendeteksi kekuatan yang sangat besar dengan skala 10.  Akhirnya mereka memutuskan untuk mencari tahu. Dengan menggunakan ILY versi 5, benda terbang paling canggih di bumi. Ali si genius, menambahkan banyak fitur baru di kapsul ini.  ILY sekarang bisa berkomunikasi secara sempurna, termasuk dipanggil dari jarak jauh. Dia bisa bicara. Cerewet malah. Menariknya, ternyata Ali menambahkan sensor yang dinamakan SuperRaib! Kekuatan baru ILY.  Asli bagian ini kocak, ternyata Raib begitu menginspirasi Ali. “Raib bisa berbicara dengan alam.  Begitulah, aku terinspirasi.  Jadi kunamakan sensor paling kuat ILY dengan nama tersebut.” (halaman 25).

Bersama ILY, mereka masuk ke perut bumi, tepat di bawah bangunan kuno. Tempat itu bernama Bor-O-Bdur. Di pintu masuk lorong tersebut, terdapat dua patung manusia berkepala badak. Saat memasuki ruangan itu, tak ada bahaya yang mengancam. Hingga matahari di ruangan tersebut terbenam, mereka diserang manusia berkepala badak. Tak hanya satu, tapi ada dua.  Selama satu jam mereka bertarung, mereka sudah kehabisan tenaga. Badak-badak itu sangat kuat.  Yang pasti dua monster ini menguasai semua teknik bertarung dunia pararel, seperti teleportasi, pukulan berdentum, teknik kinetik, sambaran petir, bahkan diluar itu, yang belum pernah kami lihat.  Tongkat peraknya mirip milik Faar, dalam versi yang lebih besar dan kuat.  Sebentar lagi mereka akan kalah. Tapi sebelum itu terjadi, matahari di ruangan sudah kembali terbit. Kedua badak tadi kemudian menghilang, digantikan dua pria kembar yang baik hati menolong mereka. Kedua orang itu adalah Nglanggeran dan Nglanggeram. Mereka dari Klan Aldebaran.  Aldebaran.  Itu bintang paling terang di konstelasi Taurus.  Jaraknya 65 tahun cahaya dari Matahari.  Salah satu bintang dalam tata Surya kita.

Nglanggeran dan Nglanggeram menjelaskan tentang keberadaan badak atau mereka menyebutnya ceros. Mereka juga mengatakan bahwa tidak ada jalan keluar dari ruangan tersebut. Ruangan itu sudah diberi tameng agar kedua ceros tidak bisa keluar karena jika ceros keluar mereka bisa menghancurkan bumi di permukaan.  “Tapi di atas segalanya, teknologi adalah cara terbaik.  Jelas sekali ruangan ini memiliki penangkal.  Tidak ada teknologi pemetaan geologi milik penduduk Bumi yang bisa mendeteksinya.  Itu yang membuat ruangan tersebut tidak pernah diketahui, (halaman 40).  Kami juga membuat siklus siang dan malam lebih pendek di ruangan ini, agar ceros tidak merusak banyak hal terlalu lama.  Inilah ruangan tersebut.  Bor-O-Bdur, tempat kami terkunci entah berapa lamanya,” (halaman 73). “Aku selalu percaya, masih ada cara keluar dari ruangan ini. Aku akan memikirkannya,” (halaman 90).

Hanya ada satu bisa keluar dari ruangan itu, mereka harus menggunakan sesuatu yang bisa mengubah ceros ke wujud aslinya. Namun, sesuatu itu sudah dicuri ribuan tahun lalu.  Itu artinya mereka terjebak selamanya disana. Ali tahu, benda yang dicuri dari Bor-O-Bdur dua ribu tahun lalu, benda yang dicuri oleh si Tanpa Mahkota.

“Ketika pertolongan yang aku butuhkan seperti enggan muncul, ternyata kekuatan ketulusan selalu berhasil mencungkil kuncinya di detik terakhir, (halaman 122).  Kami tahu sekarang, masih ada orang-orang dengan ketulusan bersedia mengorbankan diri demi sahabat.  Kalian masih muda, tapi telah menunjukkan kekuatan besar di dunia pararel.  Ketahuilah, bukan teknik bertarung, bukan menghancurkan gunung-gunung kekuatan terbaik dunia pararel, melainkan persahabatan.  Selalu berusaha menjadi orang yang baik dan berani, (halaman 124) “Itu hal yang besar, Ali.  Kamu bersedia mengorbankan dirimu agar kami pulang,” (halaman 128)  “Baiklah, jika kamu betulan ingin berterima kasih,berjanjilah mulai hari ini akan memanggilku ‘Ali, teman terbaik di seluruh galaksi Bima Sakti.’  Juga berhenti menyebutku si biang kerok, kusut, jarang mandi, dan sebagainya.  Itu sama sekali tidak sopan,”(halaman 128).

Dalam kisah Ceros ini, si kembar rela mengorbankan diri mereka demi menyelamatkan Ali, Seli dan Raib.  Padahal alat yang bisa menolong mereka berupa sarung tangan klan bumi milik mereka yang dipakai dan ditemukan Ali bisa membantu mereka keluar dari Bor-O-Bdur.  Dan disinilah menariknya, karena Tere Liye ternyata sudah mempersiapkan Ceros, untuk mengakhiri kisah si Tanpa Mahkota.  Tere Liye sungguh cerdas sekali dengan ide ceritanya.  Setiap karakter baik selalu memiliki keistimewaan dan dipersiapkan untuk saling tolong menolong, khususnya membantu memecahkan masalah yang dihadapi Raib, Ali dan Seli di setiap pertarungan yang harus mereka hadapi.  Sebenarnya, kisah ceros ini sangat sedih.  “Kalian harus tahu, kita bukanlah pihak yang menyedihkan di dalam ruangan ini.  Secara selintas, orang-orang mungkin akan lebih bersimpati kepada kita.  Pembaca kisah petualangan kita juga lebih menyukai kita.  Tetapi, sebenarnya si kembarlah yang paling pantas mendapatkan simpati,” (halaman 105.

Bicara teknologi, kalau dalam buku Ceros dan Batozar, teknologi ILY seolah menjadi ujung tombak petualangan mereka. Namun dalam Komet Minor,  teknologi yang dimiliki klan tersebut lebih canggih lagi, dan tidak memungkinkan ILY untuk ikut dalam petualangan di Klan Komet Minor.  Lagi-lagi teknologi menjadi topik hangat yang selalu memuaskan si genius yang super update dengan berbagai teknologi.  Kalau mau tahu update teknologi di Klan manapun, saran saya tanya Ali saja, hahaha.  “Itu bukan sihir.  Itu teknologi.  Hanya karena kita tidak bisa memahami logikanya, bukan berarti itu tidak masuk akal.” (Halaman 93).

Moral of the story:  pesan moral yang bisa diambil dari kisah ceros ini tentang perngorbanan dan juga ketulusan, seperti yang perlihatkan oleh karakter Raib, Seli, Ali, juga Batozar.

*****

BATAZOR. Selain sebagai kriminal, Batozar juga memiliki teknik klan Bulan terbaik dan terlengkap.  Dia juga menguasai kepandaian menggunakan tangan, kaki, seni berkelahi tingkat tinggi, sekaligus pengintai terbaik. Seratus tahun lalu sebelum dipenjara, Batozar adalah ahli dari para ahli pengintai. Ia juga bisa menggunakan cermin sebagai portal lorong berpindah. Itu teknik langka, mungkin hanya hitungan jari orang bisa melakukannya.

Seminggu setelah karyawisata, ada berita menggemparkan, sebuah UFO tertangkap kamera di situs bangunan kuno. Mendengar berita tersebut, Raib marah pada Ali karena menganggap UFO itu adalah ILY dalam mode terlihat. Ali begitu ceroboh.  Masalahnya,Ali itu seperti magnet serius bagi masalah besar.  Masalahlah yang menempel mencari-cari dia. (halaman 156).

Setelah dikonfirmasi, UFO itu bukanlah ILY. Miss Selena yang menjelaskan semuanya. Itu adalah kapsul yang dicuri oleh Batozar Sang Penjagal, tahanan Klan Bulan yang sudah dipenjara selama 100 tahun karena kejahatannya membunuh keluarga Ketua Komite Klan Bulan sebanyak 14 orang. Kini dia melarikan diri, mencuri kapsul terbang itu, dan berada di Klan Bumi.

Sungguh tak terduga ternyata mereka bertigalah yang pertama kali melihat Batozar. Bagaiamana cara menemukan Batozar?  “Jawabannya ternyata bukan dengan teknologi tinggi, bukan dengan sensor dunia pararel, tapi cukup ikuti polanya secara manual.” (Halaman 207)

Wajahnya begitu menyeramkan. Tapi tentu saja tak menyurutkan niat mereka untuk mencari tahu lebih lanjut. Ali bahkan menempelkan alat pelacak di tubuh Batozar. Tak lupa mereka memberi tahu Miss Selena. Mengetahui posisi Batozar, Miss Selana, Pasukan Klan Bulan, serta Raib, Seli, Ali segera menemui Batozar.

Yang paling kocak, saat Ali, Raib dan Seli mengejar Batozar, dan masih sempat-sempatnya berseteru.  Namun seperti biasa, Seli yang mudah cemas mengatakan pada Raib bahwa bukankah setiap kita melakukan sesuatu tanpa bilang-bilang kepada Av atau Miss Selena, semua berjalan buruk.  Bor-O-Bdur dan ceros misalnya.  Namun Ali malah bilang

Itulah poinnya.” “Jika semua bisa ditebak, semua baik-baik saja, itu tidak seru.  Itu bukan petualangan.”  “Dia penjahat Ali,” seru Seli.  “Itu poin pentingnya.  Kalau dia aktor Korea yang tampan, aku tidak sudi mengejarnya,”  Ali cengengesan, (halaman 169).

Batozar tidak melarikan diri saat ditemukan. Wajahnya dingin, seakan tidak peduli. Dia justru sedang asik melukis. Pasukan Klan Bulan memberikan tawaran pada Batozar agar menyerahkan diri secara sukarela, jika tidak, mereka akan membunuhnya. Batozar menolak. Hanya dengan tangan kosong, Batozar bisa mengalahkan Pasukan Klan Bulan dan Miss Selena. Raib, Seli, Ali tak bisa tinggal diam. Mereka membantu menolong.  Disaat itulah Batozar mengetahui tujuannya ternyata sudah dekat sekali. Dia mencari Raib, Putri Bulan yang bisa berbicara dengan alam. Batozar ingin Raib memutarkan kenangan anak dan istri Batozar. Dia hanya ingin mengingat wajah anak dan istrinya yang sudah lama terlupakan.  Karena Raib tak bisa mengeluarkan kekuatan itu dengan mudah, akhirnya Batozar membawa Raib, juga Seli dan Ali, ke tempat yang sangat jauh meninggalkan Miss Selena dan Pasukan Klan Bulan. Batozar menggunakan cermin sebagai portal untuk berpindah tempat.

Saat Batozar menculik Raib, Seli dan Ali.  Dia memperlihatkan pada mereka latihan tentang gerakan  perfettu, artinya keheningan di pagi hari. Kemudian Batozar juga banyak menjelaskan perfettu. “Serangan paling mematikan justru berasal dari sentuhan lembut.  Serangan terhebat bukan sesuatu yang datang dengan fantastis, spektakuler.  Serangan terhebat justru datang dari kesabaran.  Menunggu.  Keheningan.  (halaman 269). Lain halnya di buku Komet Minor, maka Raib, Seli dan Ali bukan hanya menonton Batozar melatih teknik ini, namun justru di pagi buta mereka diajak latihan teknik tersebut oleh Batozar sebagai persiapan melawan si Tanpa Mahkota.

Batozar ingin agar Raib bisa menolongnya berbicara lewat alam, untuk memunculkan kembali ingatan tentang anak istrinya yang telah dihapus.  Namun Raib tak bisa. melakukannya. Raib sangat sedih karena tak bisa membantu. “Aku sungguh tidak pernah menyuruh orang lain berharap banyak kepadaku, karena aku hanyalah remaja usia enam belas tahun.  Bukan salahku jika aku tidak bisa memenuhi harapan mereka.  Bahkan aku tidak selalu bisa memenuhi harapan Seli dan Ali, sahabat terbaikku,” (halaman 293.)

Namun Batozar pun bisa menerimanya.  Batozar sangat tersentuh dengan persahabatan ketiga remaja tersebut.  “Kabar itu benar.  Kalian jelas petarung yang terlatih, saling melengkapi,” (halaman 237). “Kalian bertiga memiliki persahabatan yang unik dan kuat,” (halaman 318).

Ra, terus mengerahkan kekuatannya.  “Setelah ribuan tahun, aku akhirnya bisa melihat sendiri, tidak hanya membaca lewat buku-buku.  Ketika seorang pemilik keturunan murni melakukan teknik itu,” (halaman 345). Meskipun tidak sesuai dengan yang diharapkannya.  Namun teman-temannya tetap mendukung dan menyemangati.   “Kamu telah memenuhi keinginan terakhirnya, Raib.  Itu jelas tidak sia-sia.  Itu sangat berarti,” (halaman 347).

Dalam novel ini, untuk kisah  Ceros, Ali tahu bagaimana rasanya dalam posisi seperti si kembar.  Sementara untuk kisah Batazor, Raib tahu bagaimana rasanya dalam posisi seperti Master B, alias Batazor.  Karena kisah mereka mirip, seperti Ali yang bisa berubah jadi beruang dengan pemicu rasa marah, si kembar bisa berubah jadi badak bercula saat malam tiba.  Untuk mengendalikannya mereka membutuhkan sarung tangan klan bumi. Kalau Raib dan Batazor, mereka tidak mengingat kenangan orang-orang yang dicintainya.  Bedanya, kenangan Batozar terhadap istri dan anak-anaknya dihapus oleh komite Klan Bulan, sementara Raib hingga hari ini tidak tahu seperti apa wajah orangtua kandungnya.

Seneng banget di buku ini, saat Raib yang sering berantem dengan Ali, tapi mereka sebenarnya mereka saling memperhatikan.  Dan yang paling seru, saat Seli ngerjain Ali yang lagi basket, bilang kalau Ra, keseleo, uhuk!  Tidak berhenti disitu, saat Ali sedang basket dan Ra memperhatikan banyak fans Ali yang bersorak-sorak, dengan isengnya Seli bilang  “Ali sebenarnya memperhatikanmu.  Sejak kita pulang dari Klan Bintang, dia selalu memperhatikanmu.  Bagi Ali, murid-murid perempuan lain itu tidak penting.  Kamulah yang penting,” (halaman 358).

Duh Seli, tapi keren juga Sel, persahabatan mereka ini selalu seru dan menyenangkan.  Kemudian, meskipun Ali ini genius dan biang kerok, dalam memutuskan masalah genting ia dan Seli selalu membutuhkan persetujuan dari Ra. Buat saya, serial Bumi ini di setiap bukunya selalu asik dan seru untuk dibaca,selalu saja ada kejutan dan jalan ceritanya karena susah di tebak, jadi ya dinikmati saja dari awal sampai akhir.

Cukup emosional membaca kisah Batozar. Bagaimana bisa Raib memutarkan kenangan orang lain sementara dia sendiri tak mampu mengetahui kisahnya sendiri, siapa orang tua kandung Raib.  “Aku tidak bisa membayangkan situasi apa yang akhirnya membuat Raib bisa memutar kenangan atas orangtuanya.  Bisa saja itu tak terbayangkan, dan menurutku, lebih baik misteri itu terbuka tanpa harus dengan teknik itu,” (halaman 348). 

Dan setelah pertemuan mereka dengan Batozar, hanya soal waktu, pada akhirnya mereka akan bertarung melawan si Tanpa Mahkota.  Di buku Bintang, si Tanpa Mahkota telah keluar dari Penjara Bayangan di Bawah Bayangan, dan tentu saja cepat atau lambat mereka akan bertemu.  “Kita akan segera bertemu lagi dengannya, Ra.  Dia akan menjadi sekutu terkuat kita menghadapi si Tanpa Mahkota,”  (halaman 351).

Tere Liye ini sepertinya punya banyak kejutan dengan serial Bumi dan telah menyiapkan banyak amunisi untuk membuat serial ini semakin dinikmati pembacanya, hingga rasanya serial ini sulit tergantikan dari serial fantasi yang lain, tak kalah berkelas dengan serial fantasi semacam Harry Potter.

Saya juga tidak menyangka, akan ada buku spinoff, yang justru menambah keseruan petualangan Raib, Seli, dan Ali.  Karakter Ceros dan Batozar, saya kira dari awal akan dipersiapkan untuk melengkapi kisah petualangan yang lebih hebat lagi, dan akan menjadi pelengkap bagi tiga remaja hebat dalam mencegah si Tanpa Mahkota.  Dan dugaan saya pun terjawab di buku Komet Minor.  Kini saya paham, tanpa adanya karakter Batozar di buku Komet Minor, ceritanya sungguh tidak akan spesial untuk mengakhiri kisah petualangan Raib, Ali, dan Seli melawan si Tanpa Mahkota.  Tanpa adanya karakter Ceros, kisah si Tanpa Mahkota akan berakhir seperti cerita-cerita yang sudah ada (contohnya kalau serial Harry Potter di seri terakhir, Voldemort si penyihir jahat, berakhir dengan kematian).  Nah, makin spesialnya lagi, bahwa untuk mengakhiri kejahatan, tidak selalu dengan cara membunuh atau mematikan karakter penjahatnya, karena itu tidak akan mengubah sejarah.  Maka, di tangan Raib, sejarah baru para petarung antar klan baru dicetak, bahwa untuk mengakhiri kejahatan, maka cara terbaik bukan membunuh melainkan dengan memaafkan.

 “Jika kita membunuhnya, apa bedanya kita dengan dia, Ali?  Jangan bunuh dia.  Aku punya rencana yang lebih baik.” ….. “Aku mohon Ali.  Karena kita, rombongan kita, tidak akan pernah sama dengan dia,”  (halaman 358).

Salut banget sama Tere Liye, kisah si Tanpa Mahkota berakhir megah!  Menjadikan Serial Bumi, semakin berbeda dari serial fantasi lainnya.   Selalu banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik lewat petualangan dan karakter-karakter diceritakan dalam kisah petualangan ini.

Hebatnya, dalam kesederhaaan tulisannya di serial Bumi (menurut saya, serial Bumi ini sangat mudah dicerna, bukan bacaan berat, dan meskipun fiksi bergenre fantasi, tapi selalu menyelipkan ilmu pengetahuannya).  Dan saya juga suka dengan persahabatan Raib, Seli, Ali, apalagi kalau dalam bertarung, mereka selalu kompak.  Kecuali kalau lagi santai, sebagai remaja, meski memiliki kekuatan super, mereka tetaplah remaja yang suka bertengkar, berselisih pendapat, saling ledek, saling mengolok, tapi itu tak pernah bertahan lama, hanya bumbu-bumbu persahabatan yang membuat mereka bertiga semakin dekat, erat seperti saudara, saling menyayangi, dan tak terpisahkan.


KESIMPULAN:  Dengan keluarnya si Tanpa Mahkota dari penjara yang memenjarakannya selama dua ribu tahun (dalam buku keempat, Bintang).  Maka, agar tahu kisah selengkapnya dan bagaimana akhir dari kisah si Tanpa Mahkota, serta siapa saja yang berperan dalam menghentikan si Tanpa Mahkota, karakter-karakter pendukung yang membuat petualangan bertambah seru. Maka, untuk penggemar serial bumi, sangat disarankan agar membaca ketiga buku ini:  KOMET MINOR, KOMET, CEROS & BATOZAR.  Karena buku tersebut saling melengkapi, layaknya RAIB, SELI, dan ALI, mereka tak terpisahkan meskipun memiliki sifat dasar yang sangat berbeda.  Layaknya ketiga buku tersebut meskipun ceritanya berbeda, namun ada keterkaitan satu sama lain, sama-sama saling melengkapi sehingga membuat cerita petualangan RAIB, SELI, ALI VS SI TANPA MAHKOTA, memang sudah saatnya berakhir, dan nantikan petualangan baru selanjutnya!  Namun akhir kisahnya sangat elegan!  Semua ini tentang kebaikan, ketulusan, pengorbanan, dan memaafkan untuk bisa mengakhiri kejahatan si Tanpa Mahkota.


Tulisan ini di edit pada tanggal 14 Juni 2019.  Alhamdulillah, sama sekali tidak menyangka, saya menjadi salah satu pemenang favorit dalam #LombaResensiTereLiye (periode 15 Maret – 30 April 2019).  Teringat selasa pagi tanggal 4 Juni, saat saya sedang dalam perjalanan mudik menuju kampung halaman, saya buka Instagram, dan ketika melihat postingan ini masyaallah senang sekali.  Rasanya tak percaya, namun setelah malamnya sekitar pukul 20.30 saya mendapat email dari redaksi Gramedia Pustaka Utama barulah saya semakin percaya, alhamdulillah ada nama saya.  Terima kasih kepada redaksi GPU, juga Bang Tere Liye. Ini adalah sebuah kebahagiaan dan juga salah satu kado terindah bulan ramadhan 2019.

Happy reading! 📚 📖😊

With Love, ❤️💙

Hal yang membuat saya selalu tertarik dan tidak bosan membaca buku-buku karya Tere Liye, salah satunya Tere Liye menyajikan buku dengan banyak genre. Dari puluhan buku yang sudah ditulisanya, berikut ini buku-buku Tere Liye yang sudah saya baca dan review:

NOVEL GENRE ANAK-ANAK & KELUARGA :

GENRE ROMANCE : 

GENRE FANTASY:

GENRE POLITIK & EKONOMI:

GENRE ACTION:

Genre science and fiction bercampur romance, lingkungan hidup:

Genre Biografi tapi tidak pure lebih banyak unsur refleksi: 

KUMPULAN PUISI:

KUMPULAN QUOTE:

GENRE SEJARAH:

GENRE BIOGRAFI

Buku Cerita Anak Bergambar versi Bahasa Indonesia yang sudah terbit bukunya:

BUKU TERE LIYE Yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris

Buku-Buku Serial Karya Tere Liye:

Ebook yang sudah baca di Google Play Book

Baca juga:

Baca juga:

Happy reading!

20 thoughts on “[Resensi Buku] KOMET MINOR, KOMET, serta CEROS dan BATOZAR Karya Tere Liye

    1. Setau saya buku Tere Liye belum ada yang judulnya partikel, Mbak. 😂
      Saya taunya partikel karya Mba Dewi Lestari 😂
      Buku kesatu dan kedua karya awal Tere Liye saya belum baca dan belum dapat bukunya.
      Saya mulai baca buku ketiga yang berjudul Hafalan Shalat Delisa dan ikutin karya-karya terbaru Tere Liye.

      Sama-sama Mbak 😊😊
      Selamat membaca buku-bukunya Tere Liye 📚📚
      Salam literasi.

      Like

      1. Terima kasih Ai koreksinya, benar sekali buku judul Partikel karya Dee Dewi Lestari. Sudah mulai kecampur memori hehe.
        Lengkap ya karya Tere Liye yang Ai nikmati dan kami pembaca blog ini bisa ikut baca resensinya. Salam hangat

        Liked by 1 person

  1. Pingback: Nostalgia Bacaan Masa Kecil Remaja Muda (Siti Nurbaya hingga Smurf) | RyNaRi

Leave a comment