[Review Buku] Convenience Store Woman | Gadis Minimarket karya Sayaka Murata

“Seperti yang kau bilang, mungkin masyarakat sekarang sama seperti Zaman Jomon. Manusia yang tak dibutuhkan desa akan ditekan dan dijauhi. Itu sama dengan struktur di minimarket. Manusia yang tak dibutuhkan di minimarket akan dikurangi shift-nya dan dipecat. (halaman 93)

Judul                    : Convenience Store Woman | Gadis Minimarket
Penulis                 : Sayaka Murata
Alih Bahasa         : Ninuk Sulistyawati
Penerbit               : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit        : Cetakan pertama,  July 2020
Jumlah halaman  : 160 hlm; 20 cm
ISBN                     : 9786020644394

Sinopsis:

Dunia menuntut Keiko untuk menjadi normal,

Walau ia tidak tahu “normal” itu seperti apa.

Namun di minimarket, Keiko dilahirkan dengan

identitas baru sebagai “pegawai minimarket”.

Kini Keiko terancam dipisahkan dari dunia

minimarket yang dicintainya selama ini…

Buku ini menceritakan sosok wanita berusia 36 tahun yaitu Keiko Furukura, yang bekerja paruh waktu di konbini (minimarket) sejak usia 18 tahun. Orang-orang disekitarnya heran dengan Keiko kenapa memilih untuk bekerja paruh waktu, mengapa tidak mencari pekerjaan yang lebih mapan. Keiko sejak kecil dianggap aneh dan terlihat berbeda, dan berlanjut hingga dia dewasa. Hal ini tentu saja membuat cemas keluarga dan temannya. Semakin bertambah usia, tuntutan untuk menjadi manusia ‘normal’ di mata masyarakat pun semakin besar. Sementara Keiko merasa nyaman-nyaman saja dengan apa yang dikerjakannya.

Dan setelah bertemu dengan Shiraha, kehidupan dia berubah, meskipun karakter Shiraha ini digambarkan seperti parasit, sementara Keiko begitu mandiri dan teguh dengan prinsipnya.

Karakter: Keiko Fukurawa, Sugawara, Sasaki, Izumi, Dat-kun, Okasaki, Miho, Satsuki, Shiraha, Tuan, Yutaro.

Baca juga: review buku Selamat Tinggal karya Tere Liye

Yang menarik dari buku ini:

  • Novel ini bacaan yang ringan, tapi ceritanya unik. Buku setebal 160 halaman ini bisa dibaca sekali duduk.
  • Lewat karakter Keiko, kita bisa melihat dedikasinya Keiko yang sangat tinggi, sehingga tanpa pekerjaannya dia merasa kehilangan motivasi hidupnya. Meskipun dia bekerja paruh waktu, Keiko sangat mencintai pekerjaannya.
  • Novel ini menggambarkan masalah sosial masyarakat Jepang yang berpusat pada pekerjaan, menemukan pasangan, dan mendapat keturunan. Ternyata buku panduan hidup memang sudah ada. Panduan itu menempel dalam pikiran semua orang dan tak dianggap perlu dituliskan. Sekarang aku paham bahwa bentuk “manusia normal” tak pernah berubah sejak Zaman Jomon. (halaman 98)
  • Buku ini sangat menarik untuk dibaca, karena cerita di dalamnya membahas permasalahan yang sangat relate dengan kehidupan. Salah satunya bagaimana masyarakat sekitar, terkadang ikut campur mengenai jalan hidup seseorang.
  • Dalam novel ini, Keiko meski kerap kali dianggap aneh oleh lingkungannya, tetapi dia paham mengenai apa saja yang dapat membuatnya nyaman tanpa perlu memedulikan apa yang dikatakan orang lain tentang dirinya, dan dia sangat konsisten dengan prinsipnya.
  • Dan dalam buku Convenience Store Woman ini juga mengungkap fakta menarik mengenai Jepang yang sedang menghadapi kekurangan tenaga kerja. Di minimarket yang kekurangan orang, keberadaan seseorang menjadi sangat dihargai terlepas orang tersebut cakap bekerja atau tidak. Aku bukan pegawai yang brilian jika dibandingkan dengan Izumi dan Sugawara, tapi aku diperlakukan sebagai aset berharga karena tak pernah telat atau absen, dan selalu datang setiap hari. (halaman 47)
  • Dalam Convenience Store Woman, melalui karakter Keiko yang dianggap aneh karena di usia tiga puluhan belum memiliki pasangan, menyajikan keadaan yang baru saya ketahui bahwa ternyata tidak hanya di Indonesia, di Jepang pun perempuan dewasa yang masih sendiri mengalami pandangan yang negatif.
  • Kita mungkin sering berkunjung dan menjadi pelanggan minimarket, tapi apakah kita pernah berpikir bagaimana rasanya kerja di sana? Maka lewat buku ini pembaca diajak untuk melihat pegawai teladan seperti Keiko yang luput dari perhatian, tetapi sungguh-sungguh dalam bekerja. Walaupun status pekerjaannya sebagai pegawai paruh waktu, dedikasi Keiko patut diacungi jempol.

Bekerja di minimarket kerap disepelekan. Buatku itu menarik, dan kalau ada yang melakukan itu padaku, aku suka menatap wajahnya. Dan setiap kali melakukan itu aku merasa : seperti itulah manusia. (halaman 68)

Buku terjemahan ini juga sangat nyaman dibaca (terima kasih kepada alih bahasa yang sudah menterjemahkan buku ini). Convenience Store Woman ini ditampilkan secara sederhana, seperti judulnya kecintaan Keiko terhadap pekerjaannya sangat jelas. Saya suka buku ini, sederhana tapi penuh makna, menyimpan banyak pesan dalam kehidupan bermasyarakat yang digambarkan apik oleh penulisnya melalui karakter Keiko.

Buku yang sangat menarik dan bagus, walaupun buku yang bagus tidak selalu berakhir bahagia. Buku yang realitis dan relate dengan kehidupan kita, dan bukanlah plot cerita yang sering kita temui. Dan pada tahun 2016, novel ini juga berhasil memenangkan Akutagawa Prize.

Tentang penulis: Sayaka Murata merupakan penulis Jepang yang telah memenangkan berbagai penghargaan, di antaranya Akutawa Prize, Gunzo Prize for New Writers, Noma New Face Prize, dan Mishima Yukio Prize. Bekerja paruh waktu di minimarket menginspirasinya untuk menulis buku ini.

Description: https://aisaidluv.files.wordpress.com/2021/03/img_4466.jpgBuku ini bisa online di beli di Gramedia Official

Berikut ini kutipan-kutipan favorit saya dalam buku ini:

  1. Keluargaku menyayangi dan mencintaiku, dan karena itulah mereka selalu mengkhawatirkan aku dan ingin menyembuhkanku. (halaman 15)
  2. “dunia” yang kuserap senantiasa berubah. Sama seperti air yang ada di dalam tubuhku saat terakhir kali bertemu mereka. Sekarang air itu sudah tak ada lagi dan digantikan air lain. Hal-hal yang membentuk diriku pun senantiasa berubah. (halaman 38)
  3. “Mereka akan menginterpretasikannya sendiri kalau kita memberikan jawaban yang ambigu atas pertanyaan pribadi.” (halaman 41)
  4. Saat itu rasanya aku ingin cepat-cepat kembali ke minimarket, tempat aku lebih dihargai sebagai pegawai dan situasinya tak serumit ini. di sana, begitu semua memakai seragam, semuanya sama-sama “pegawai”, tak peduli gender, usia, atau kewarganegaraan. (halaman 43)
  5. Kesan pertama itu penting, jadi beri salam dengan benar. (halaman 48)
  6. Penataan barang dan menyapa pelanggan menjadi hal yang paling mendasar! (halaman 54)
  7. Minimarket adalah tempat yang wajib dibuat normal. Hal asing harus segera dihilangkan. (halaman 63)
  8. “Manusia punya tugas di masyarakat entah lewat pekerjaan ataupun keluarga.” (halaman 65)
  9. Dunia normal adalah dunia yang tegas dan diam-diam selalu mengeliminasi objek yang dianggap asing. Mereka yang tak layak akan dibuang. (halaman 82)
  10. Jika pekerjaan kita adalah fisik, kita tak lagi berguna “kalau kondisi fisik memburuk. Serajin dan sekeras apa pun aku bekerja, begitu fisik menua mungkin aku pun akan menjadi komponen yang tak berguna bagi minimarket. (halaman 84)
  11. Mungkin orang yang merasa hidupnya dilanggar orang lain akan merasa sedikit lebih baik dengan menyerang orang lain menggunakan cara yang sama (halaman 92)
  12. Semua orang menghilangkan bagian-bagian dari hidupnya yang dianggap aneh oleh orang lain. Mungkin itulah yang disebut sembuh. (halaman 95)
  13. Aku sudah capek hidupku dicampuri orang lain. (halaman 107)
  14. Aku ingin kau menyembunyikanku dari semua orang yang mengenalku. Semua orang dengan santainya ikut campur dalam hidupku padahal aku tak menyusahkan siapa pun. Aku cuma ingin bernapas dengan tenang. (halaman 114)
  15. Manusia normal gemar mengadili manusia yang tak normal. (halaman 121)
  16. Kebanyakan pekerjaan memang punya batasan umur, tapi bukan berarti tidak ada sama sekali, yang penting mau mencari. (halaman 142)
  17. Akan jauh lebih baik kalau kau bekerja untukku. Dengan begitu mereka akan merasa lega dan puas. Itulah cara hidup yang membuat semua orang senang.

Jika tertarik dengan buku-buku literatur Jepang, silakan bisa baca berikut ini:

Happy reading!  🙂

4 thoughts on “[Review Buku] Convenience Store Woman | Gadis Minimarket karya Sayaka Murata

  1. Penulisnya banyak meraih penghargaan, ya… Menarik sekali jika ceritanya cukup realistis dan sangat relate dengan kehidupan sehari-hari. Apalagi topik yang diangkat ada mengenai pola pandang masyarakat di Jepang. Saya jadi tertarik untuk membacanya, karena saya kagum dengan Keiko yang sederhana, memiliki pinsip dan berpendirian teguh. Saya ingin tau bagaimana Keiko menjalani hari-harinya dan menepis orang-orang yang kerap ingin mencampuri urusan hidupnya. Saya penasaran bagaimana cara Keiko bersikap pokoknya. Apakah Keiko seaneh atau seabnormal itu kah? Atau itu hanya pandangan orang-orang terhadapnya saja yang tidak punya wawasan luas alias kolot.

    Liked by 1 person

    1. Iya, Mbak 😊
      Mari baca bukunya 🥰
      Keiko itu tipikal orang yang tidak ambil pusing dalam menyikapi pandangan orang lain terhadap dirinya. Sebetulnya dia sehat, giat bekerja dan bukan parasit. Hanya saja pandangan orang-orang terhadap pribadi yang masih sendiri itu suka dianggap aneh.
      Semoga bisa meluangkan waktu untuk membaca buku ini Mbak 🥰

      Like

  2. Sepertinya kakak pecinta buku jejepangan deh dibandingkan dengan buku barat, Hehe. Soalnya banyak novel jejepangan yang kakak baca dan review. Hontoni Arigatou untuk reviewnya bisa jadi rekomendasi bacaan saya selanjutnya. 🙂

    Liked by 1 person

    1. Iya, Kak. Sebetulnya saya juga suka buku barat, dan tahun kemarin sampai tahun ini memang sedang tertarik dengan buku literatur Jepang karena makin banyak penerbit yg menerjemahkan Kak 😊😊
      Sama-sama, Kak. Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya

      Like

Leave a comment