Judul buku : Cinta Dalam 99 Nama-Mu
Penulis : Asma Nadia
Penerbit : Republika
Tahun Terbit : April 2018
Jumlah Halaman : vi + 307 Halaman
Sinopsis
Arum dan Alif terperangkap pada alur yang sama sekali jauh dari keinginan,
tapi pada akhirnya mereka cintai sepenuh jiwa.
Arum yang sepanjang hidupnya bertarung dengan kematian, dan Alif yang terjebak dalam kesunyian,
lambat laun jatuh cinta
dengan nama-nama indah Sang Pencipta. Meski hidup bagai sebuah kisah panjang dengan beberapa alur tak terduga, mereka percaya bahwa ujung perjalanan ada pada 99 nama-Nya.Cinta dalam 99 Nama-Mu merupakan karya ke-55 Asma Nadia, salah satu perempuan penulis Indonesia yang dikenal sangat produktif. Kepiawaiannya melukis cerita membawa tulisan-tulisannya seringkali diadaptasi ke layar lebar. Hingga kini sudah sepuluh novelnya diangkat menjadi film dan empat dikembangkan menjadi serial televisi.
ALIF. Anak tunggal. Cuma kepada Ibu, dua telinganya selalu terpasang. Sapa-saya singkat, nasihat, bahkan ceramah panjang perempuan berwajah lembut, tak pernah mengukir kebosanan atau lelah pada diri Alif. Sebaliknya, ia akan menunjukkan wajah antusias dan binar di sepasang mata elang yang dinaungi deretan alis tebal. Nama lengkapnya Alif Vignet Rahmani yang kira-kira bermakna kamu adalah anak pertama yang diciptakan secara Indah dan artistik oleh Allah Yang Maha Pengasih.
Baca juga: Resensi buku Komet Minor, Komet, serta Ceros dan Batozar karya Tere Liye
ARUM. Baik, kadang lembut, kadang cuek. Tapi sangat peduli terhadap persoalan orang lain, dan ya…. belum menganggap kekasih sebagai prioritas.
Ia memiliki anak-anak Asuh. Tiga kali ia selamat dari sel kanker yang menggerogoti tubuhnya, sebelum akhirnya ia harus menerima vonis serangan kanker keempat. Baginya, gawai memang penting, tapi bukan yang utama. Pun tak membuatnya bangga bila memiliki yang termahal atau paling mutakhir. Semua bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya hidupnya yang juga begitu simpel. Arum tak ingin menjadi sosok yang terpenjara dalam teknologi canggih.
Baca juga: resensi buku Si Anak Badai
Alif dan Arum pertama kali bertemu di sebuah Mal, saat insiden Alif tak sengaja menabrak Arum ketika berjalan cepat dari arah berlawanan. Pertemuan ketiga saat Arum ke penjara. Pertemuan berikutnya setelah Alif keluar dari tahanan dan terbebas dari tuduhan yang menjeratnya, ia mengunjungi rumah dimana Arum meninggalkan kemewahan yang dia miliki, untuk bisa tinggal bersama dengan anak-anak asuhnya. Bagaimana hubungan Alif dan Arum? Silahkan baca buku nya 😊
Selain mereka, karakter-karakter seperti Bapak, Ibu, Mama, Mang Sarpin, Pak Dahlan, Tantri, Farah, Zubir, Ria, Bik Nah dan anak-anak asuh, menjadi pelengkap yang membuat novel ini mulai dari lembar pertama, ingin berlanjut membacanya sampai akhir.
Baca juga: Merindu Baginda Nabi
Buku yang sangat menyenangkan untuk dibaca. Menariknya, di setiap episode kehidupan yang dilalui baik suka maupun duka karakter utama dalam buku ini, mereka selalu mengingat 99 nama Allah, atau biasa disebut 99 Asmaul Husna. Sepertinya mulai saat ini, saya pun harus membiasakan diri untuk mengingat dan membaca ke 99 nama-Mu. Terima kasih mba Asma, novel ini inspiring. Moral of the story dari novel ini, apapun kehidupan yang kita jalani, selama kita mengingat dan mendekat kepada Allah, maka pertolongan Allah selalu datang pada hambanya yang memohon dan berdoa.
Baca juga : review buku Yusuf dan Zulaikha
Berikut kalimat-kalimat favorit saya dalam buku Cinta dalam 99 Nama-Mu:
1. Hari gini masih baca koran, nggak salah? “Baca koran itu penting buat mengasah pancaindra. Teknologi boleh saja lebih maju. Tapi, membaca koran dan buku sangat berguna untuk melatih kemampuan.” (Halaman 5)
2. “Mencium tangan orangtua bukanlah sikap berlebihan,” kata Ibu Alif yang meski keturunan Betawi lama tapi pernah merasakan dunia pesantren di Jawa Timur. “Itu sikap hormat dan pengikat hubungan batin.” (Halaman 6)
3. “Hormati teman-teman perempuanmu. Dengan begitu kamu menghormati Ibu.” Pesan yang digenggamnya erat hingga sekarang. (Halaman 9).
4. Apa yang diberikan kepada yang membutuhkan, justru menjadi bekal yang menemani seseorang ketika kehidupan di dunia berakhir. (Halaman 19).
5. Sebab, konon manusia lebih sanggup menahan derita yang disebabkan tangan mereka sendiri. Jauh lebih pedih jika hidup hanya untuk menyaksikan orang yang mereka cintai menanggung penderitaan. (Halaman 24).
6. “Nggak perlu jadi orang religius untuk tahu korupsi itu salah.” (Halaman 24)
7. Bukan sebuah aib bekerja di lingkungan para pelanggar hukum. Ini malah pengabdian yang nggak semua orang punya kesempatan. (Halaman 27)
8. Dan lagi aku nggak mau mendidik mereka jadi manusia yang gampang kagum sama hal-hal materi. (Halaman 29)
9. Lilin yang habis setelah memberi cahaya jauh lebih baik dari yang utun sebab tak pernah dinyalakan. (Halaman 33)
10. Sebenarnya yang dilakukan setiap hamba hanya meneruskan semangat di balik setiap nama Nya. (Halaman 33)
11. Mengajak siapa saja gemar meminta dengan 99 nama-Nya. Pemilik nama-nama Indah itu telah menemaninya melewati hari-hari panjang yang menyakitkan. Allah dengan 99 nama-Nya telah menguatkan Arum. Memberinya daya tahan, juga semangat untuk hidup agar bisa bermanfaat bagi orang lain. (Halaman 50)
12. “Jangan mencaci, tapi doakan orang yang kamu sebelin agar dapat hidayah.” (Halaman 116)
13. Barangkali benar kata orang, ujianlah yang justru membuat seseorang menjadi besar. Rasulullah Saw. adalah manusia yang dijamin masuk surga oleh Allah. Tapi justru beliau termasuk contoh yang ujiannya paling besar. Itu memang skenario Allah SWT agar manusia bisa melihat teladan yang paling lengkap. (Halaman 136)
14. Kalau punya landasan hidup yang baik, bagaimana pun sesat dan terjal yang kamu lalui, kamu akan dengan mudah bisa kembali saat ingin pulang. (Halaman 140)
15. Allah tak pernah sedikit pun meninggalkan hamba-Nya yang mau memilih jalan lurus. (Halaman 151)
16. “Setiap orang melewati cara yang berbeda untuk tiba pada titik terbaik dalam hidupnya sebagai manusia, jadi bersikaplah bijaksana!” (Halaman 152)
17. Security, boleh! Bodyguard boleh. Jangankan jadi bodyguard, jadi pengawal dunia akhirat juga siap. (Halaman 159).
18. “Sekolah itu nggak ada batasnya. Mau besar, mau kecil, mau miskin, mau kaya. Sekolah tuh penting.” (Halaman 162)
19. Sehat dan sakit. Pada dua keadaan itu Allah menyisipkan pelajaran syukur dan sabar. Dan lagi, sebetulnya kita bisa melihat sakit dengan cara yang sederhana sebagai peluang untuk menata ulang apa yang ada dalam diri. Semacam recharge atas kemampuan dalam meningkatkan daya hidup. Atau anggap saja kejutan kecil agar selalu menjaga dengan baik segala yang sudah Allah titipkan. (Halaman 196).
Baca juga: Duka sedalam cinta, penulisnya Kakak dari Mba Asma Nadia
Berikut ini, Mendekat Pada 99 Nama-Nya (halaman 293-297)
- Ar-Rahman artinya Yang Maha Pemurah
- Ar-Rahim artinya Yang Maha Mengasihi
- Al-Malik artinya Yang Maha Menguasai / Maharaja Teragung
- Al-Quddus artinya Yang Maha Suci
- As-Salam artinya Yang Maha Selamat Sejahtera
- Al-Mu’min artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan
- Al-Muhaimin artinya Yang Maha Pengawal serta Pengawas
- Al-Aziz artinya Yang Maha Berkuasa
- Al-Jabbar artinya Yang Maha Kuat Yang Menundukkan Segalanya
- Al-Mutakabbir artinya Yang Melengkapi Segala Kebesaran-Nya
- Al-Khaliq Artinya Sang Maha Pencipta
- Al-Bari artinya Yang Maha Menjadikan
- A;-Mushawwir artinya Yang Maha Pembentuk
- Al-Ghaffar artinya Yang Maha Pengampun
- Al-Qahhar artinya Yang Maha Perkasa
- Al-Wahhab artinya Yang Maha Penganugerah
- Ar-Razzaq artinya Yang Maha Pemberi Rezeki
- Al-Fattah artinya Yang Maha Pembuka
- Al-‘Alim artinya Yang Maha Mengetahui
- Al-Qabidh artinya Yang Maha Pengekang
- Al-Basith artinya Yang Maha Melimpah Nikmat
- Al-Khafidh artinya Yang Maha Perendah / Pengurang
- Ar-Rafi artinya Yang Maha Peninggi
- Al-Mui’izz artinya Yang Maha Menghormati / Memuliakan
- Al-Mudzill artinya Yang Maha Menghina
- As-Sami artinya Yang Maha Mendengar
- Al-Bashir artinya Yang Maha Melihat
- Al-Hakam artinya Yang Maha Mengadili
- Al-Adl artinya Yang Maha Adil
- Al-Latif artinya Yang Maha Lembut serta Halus
- Al-Khabir artinya Yang Maha Mengetahui
- Al-Halim artinya Yang Maha Penyabar
- Al-‘Azim artinya Yang Maha Agung
- Al-Ghafur artinya Yang Maha Pengampun
- Asy-Syakur artinya Yang Maha Bersyukur
- Al-‘Aliy artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
- Al-Kabir artinya Yang Maha Besar
- Al-Hafizh artinya Yang Maha Memelihara
- Al-Muqit artinya Yang Maha Menjaga
- Al-Hasib artinya Yang Maha Penghitung
- Al-Jalil artinya Yang Maha Besar serta Mulia
- Al-Karim artinya Yang Maha Pemurah
- Ar-Raqib artinya Yang Maha Waspada
- Al-Mujib artinya Yang Maha Pengkabul
- Al-Wasi’ artinya Yang Maha Luas
- Al-Hakim artinya Yang Maha Bijaksana
- Al-Wadud artinya Yang Maha Penyayang
- Al-Majid artinya Yang Maha Mulia
- Al-Ba’its artinya Yang Maha Membangkitkan Semula
- Asy-Syahid artinya Yang Maha Menyaksikan
- Al-Haqq artinya Yang Maha Benar
- Al-Wakil artinya Yang Maha Pentadbir
- Al-Qawiy artinya Yang Maha Kuat
- Al-Matin artinya Yang Maha Teguh
- Al-Waliy artinya Yang Maha Melindungi
- Al-Hamid artinya Yang Maha Terpuji
- Al-Muhsi artinya Yang Maha Penghitung
- Al-Mubdi’u artinya Yang Maha Pencipta dari Asal
- Al-Mu’id artinya Yang Maha Mengembali dan Memulihkan
- Al-Muhyi artinya Yang Maha Menghidupkan
- Al-Mumit artinya Yang Mematikan
- Al-Hayy artinya Yang Senantiasa Hidup
- Al-Qoyyum artinya Yang Maha Hidup serta Berdiri Sendiri
- Al-Wajid artinya Yang Maha Penemu
- Al-Majid artinya Yang Maha Mulia
- Al-Wahid artinya Yang Maha Esa
- Al-Ahad artinya Yang Tunggal
- Ash-Shammad artinya Yang Menjadi Tumpuan
- Al-Qadir artinya Yang Maha Berupaya
- Al-Muqtadir artinya Yang Maha Berkuasa
- Al-Muqaddim artinya Yang Maha Menyegera
- Al-Mu’akhir artinya Yang Maha Penangguh
- Al-Awwal artinya Yang Pertama
- Al-Akhir artinya Yang Akhir
- Azh-Zhahir artinya Yang Zahir
- Al-Bathin artinya Yang Batin
- Al-Wali artinya Yang Wali / Yang Memerintah
- Al-Muta’ali artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
- Al-Barr artinya Yang Banyak Membuat Kebajikan
- At-Tawwab artinya Yang Menerima Taubat
- Al-Muntaqim artinya Yang Menghukum Yang Bersalah
- Al-Afuw artinya Yang Maha Pengampun
- Ar-ar’uf artinya Yang Maha Pengasih serta Penyayang
- Malik-ul-Muluk artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal
- Dzul-Jalal-Wal-Ikram artinya Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan
- Al-Muqsith artinya Yang Maha Saksama
- Al-Jami artinya Yang Maha Pengumpul
- Al-Ghaniy artinya Yang Maha Kaya dan Lengkap
- Al-Mughni artinya Yang Maha Mengkayakan dan Memakmurkan
- Al-Mani’ artinya Yang Maha Pencegah
- Ad-Darr artinya Yang Mendatangkan Mudharat
- An-Nafi artinya Yang Memberi Manfaat
- An-Nur artinya Cahaya
- Al-Hadi artinya Yang Memimpin dan Memberi Petunjuk
- Al-Badi’ artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada Bandingan-Nya
- Al-Baqi artinya Yang Maha Kekal
- Al-Warits artinya Yang Maha Mewarisi
- Ar-Rasyid artinya Yang Memimpin Kepada Kebenaran
- As-Sabur artinya Yang Maha Penyabar / Sabar
Yuk baca bukunya yang bagus dan isinya mantap ini 😊
Baca juga review buku-bukunya Asma Nadia berikut ini:
- Bidadari untuk Dewa
- Cinta Dua Kodi
- Assalamualaikum Beijing
- Love sparks in Korea
- Rumah Tanpa Jendela
- The Jilbab traveler
- Pesantren Impian
- Cinta di ujung sajadah
- Dokter yang dirindukan
- From Me to You: Love Notes
- OTW Nikah
Happy reading! 📚😊
With Love, 💗 💕