[Review Buku] OTW Nikah Karya Asma Nadia

Sesuatu yang didapatkan dengan susah payah, jelas lebih dihargai dan dijaga dibandingkan sesuatu yang didapatkan dengan mudah. (halaman 30)

Judul Buku OTW NIKAH
Penulis Asma Nadia
Penerbit Republika Penerbit
Tahun Terbit Cetakan I, September 2019
 Jumlah Halaman xii + 276 halaman; 21 cm
ISBN 978-623-7458-07-4

Sinopsis:

OTW Nikah?

Yeayy, setelah perjalanan jatuh bangun melalui proses panjang, rasanya bahagia karena akhirnya menemukan sosok tepat untuk melabuhkan cinta, menggenapkan setengah agama, dan berharap bisa bergandengan tangan ke surga.

OTW nikah adalah harapan semua singellilah. Intip berbagai kisah terkait kecamuk aneka rasa, saat meniti langkah ke sana. Nikmati serpihan hikmah sebagai pertimbangan sebelum menuju halal.

Beberapa goresan pena di buku ini mungkin melaju lebih jauh melampaui garis OTW nikah, sebagai upaya memberi bayangan akan ujian pernikahan yang menanti setelah ijab kabul terpenuhi. Termasuk pilihan pacaran atau ta’aruf sebagai jalan OTW nikah.

Buku ini merupakan buku ke-58 karya Mba Asma Nadia. Tahun 2019, setelah menerbitkan buku berjudul From Me To You: Love Notes, kini hadir dengan berjudul  buku yang sangat manis sekali: OTW Nikah. Kamu penasaran isinya apa saja?

Buku ini merupakan kumpulan cerita. Cerita-cerita di dalamnya berkisah tentang dunia anak muda terkait hadirnya cinta, sampai menjelang atau masuk ke pernikahan. Beberapa tulisan di dalamnya pernah saya baca, namun di buku ini juga terdapat cerita baru yang belum pernah diterbitkan penerbit mana pun. Total ada sekitar empat belas cerita. Favorit saya yang judulnya Cinta Laki-Laki Biasa dan OTW Nikah. Dalam cerita CLLB, beruntung sekali wanita yang memiliki suami yang luar biasa setia. Dan di OTWN, beruntung sekali dapat jodohnya BBF (best friend forever), dan mereka tidak pernah pacaran, langsung dilamar dan saat saya menulis review ini, mereka sedang mempersiapkan pernikahannya. Semoga Allah memudahkan jalan mereka, semoga bisa menjadi jodoh dunia dan akhirat serta bahagia dunia dan akhirat.  Aamiin.

Buat kamu yang sudah membacanya, favoritmu cerita yang mana? Dan buat kamu yang belum membacanya, buku ini tetap asik untuk dibaca, saya hanya menyelesaikannya dalam hitungan jam, langsung selesai, saking asiknya baca! 😀

Baca: review buku Kembara Rindu karya Kang Abik

Buku yang dipersembahkan penulisnya untuk Putri Salsa dan Azam Hawari cukup menarik perhatian saya sejak awal. apalagi cover-nya menurut saya unik.  Siapakah mereka? Kalau Putri Salsa, para penggemar Mba Asma pasti sudah pada tahu-lah ya, kalau wanita cantik lulusan FH UI ini adalah anak sulungnya. Sementara Azam, siapak dia? Hmmm buat yang belum tahu, kamu harus membacanya sampai selesai agar tahu jawabannya 😀 Asli, saya suka banget bab tentang cerita OTW Nikah, menggemaskan, bikin deg-degan, dan …. ah sudahlah kamu bacalah! 😀 Saya juga sangat suka cover-nya, manis sekali, di design oleh tim Resoluzy. Mantaap!

Baca: review buku Si Anak Badai karya Tere Liye

Berikut ini kalimat favorit saya dalam buku OTW Nikah:

  1. … menjadi baik di tempat yang baik memang mudah. Tapi menjadi baik di tempat yang heterogen–ketika tidak semua baik atau nahkan tempat yang buruk–jauh lebih sulit. Dan kata-kata ustadz itu kutanamkan benar-benar dalam hati. (halaman 18)
  2. “Aku enggak pernah pacaran karena enggak tahu pasti untuk apa kita pacaran.” (halaman 22)
  3. Cara Allah memberikan hidayah memang tidak bisa ditebak. Kepada siapa hadiah tersebut diberikan juga sepenuhnya rahasia-Nya. Jadi urusan Allah sepenuhnya. (halaman 24)
  4. Sesuatu yang didapatkan dengan susah payah, jelas lebih dihargai dan dijaga dibandingkan sesuatu yang didapatkan dengan mudah. (halaman 30)
  5. Kau pasti tahu sakitnya cinta yang tak terkatakan. Cinta yang hanya mampu didekap dalam bungkam. (halaman 45)
  6. Siapa yang bisa memilih cinta. Siapa yang bisa memutuskan kapan cinta harus hadir di mana cinta harus tumbuh?Tidak ada! (halaman 55)
  7. Bersyukurlah, dalam kesederhanaan. Dalam ketiadaan. Bersyukur dengan apa yang kita miliki. (halaman 94)
  8. “Laki-laki yang baik tidak akan pergi tanpa pamit pada perempuan yang dia cintai.” (halaman 108)
  9. Bagaimanapun aku harus tetap tawakal pada Allah. Jodoh, rezeki, dan maut, Dia yang menentukan. Berjodoh di dunia bukanlah satu kepastian yang akan kita raih dalam hidup. Tidak ada hal lain yang lebih penting. Ada kematian,  maut yang pasti kita hadapi. Sesuatu yang selama ini sering kita ucapkan ke sesama muslimah, ketika mereka ramai meresahkan calon suami yang tak kunjung datang. Yang lain sudah OTW menikah, kenapa mereka masih sendiri? (halaman 123-124)
  10. “Ikhlas itu, hanya kita, dan Allah yang tahu. Ikhlas, enggak harus dibilang-bilang. Kalau sampai ada penyesalan, kan, berarti enggak baik. Rasulullah aja menganjurkan kok untuk melihat orang yang akan kita pinang.” (halaman 163)
  11. Ya, intinya kita harus siap segalanya. Sering mulut menyatakan siap namun tak berimbang dengan hati. Seribu kali mulut mengatakan siap, tak menggambarkan hati yang siap. Itu maksudku. Kita tak pernah tahu rahasia Tuhan. (halaman 166-167)
  12. … “waktu akan menyembuhkan kesedihan.” (halaman 200)
  13. Tidak pada tempatnya ukuran-ukuran duniawi menjadi parameter kebaikan seseorang sebagai manusia. Di mana iman, di mana tawakal, hingga begitu mudah menentukan masa depan seseorang dengan hanya melihat pencapaiannya hari ini? (halaman 210-211)
  14. “Hati punya getarannya sendiri, frekuensinya sendiri.” (halaman 231)
  15. “Cinta itu cara kita bertahan. Bikin kita survive dalam kesulitan, termotivasi, bahkan sanggup melakukan hal-hal yang enggak terbayangkan. Dia memberikan keajaiban yang…. ” (halaman 231)
  16. Cinta sejatinya membutuhkan proses, meski waktu bukan satu-satunya barometer.” (halaman 238)
  17. Dia tidak keberatan sebagai perempuan bekerja di rumah, toh, memaksimalkan potensi yang tidak berarti mengharuskan perempuan bekerja di luar. (halaman 240)
  18. Jalan hidup tidak selalu sesuai keinginan.  (halaman 241)
  19. “Hari gini masih body shaming?”
  20. Jalan hidup tidak selalu sesuai keinginan. Sebab, setiap kita setidaknya membuat keputusan selama tidak bertentangan dengan kehendak Allah, yang lebih sesuai dengan harapan-harapan pribadi. (halaman 248)
  21. Satu hal yang harus diingat, jangan pernah berpikir menggelar pernikahan yang bakal balik modal. Justru ajang resepsi atau walimahan niatkan membahagiakan para tamu, terlepas isi amplop yang mereka berikan.  (halaman 257)
  22. Dalam hal apapun, kecuali beribadah, jangan memaksakan diri. Jangan melakukan sesuatu yang di luar batas kemampuan. Pilih yang skala stresnya lebih ringan. Terutama jika pasangan dan pihak kedua orang tua mempelai tidak keberatan dan memberikan kebebasan kepada anak-anak mereka memilih cara perhelatan terbaik, sesuai keinginan dan kemampuan. (halaman 259)

Yang sudah OTW Nikah, semoga segala sesuatunya berjalan lancar. Aamiin

Note: buku ini saya beli di website bukurepublika.com dan ikutan PO, dengan keuntungan dapat diskon buku, tanda tangan penulis Mbak Asma Nadia, dan sebuah kartu.

Happy reading! 🙂

Baca juga review buku-bukunya Asma Nadia berikut ini:

  1. Bidadari untuk Dewa
  2. Cinta Dua Kodi
  3. Assalamualaikum Beijing
  4. Love sparks in Korea
  5. Rumah Tanpa Jendela
  6. The Jilbab traveler
  7. Pesantren Impian
  8. Cinta di ujung sajadah
  9. Dokter yang dirindukan
  10. From me to You: Love Notes
  11. OTW Nikah

2 thoughts on “[Review Buku] OTW Nikah Karya Asma Nadia

Leave a comment