Judul buku : Assalamualaikum Beijing!
Penulis : Asma Nadia
Penerbit : AsmaNadia Publishing House
Tahun Terbit : cetakan kelima belas, Mei 2015
Jumlah Halaman : 342 Halaman
Sinopsis: Ajarkan aku mantra pemikat cinta Ahei dan Ashima, maka akan kutaklukkan penghalang segala rupa agar sampai cintaku padanya.
Dewa dan Ra adalah busur dan anak panah. Keduanya memiliki bidikan yang sama, sebuah titik bernama istana cinta. Tapi arah angin mengubah Dewa.
Sebagai busur, dia memilih sasarannya sendiri dan membiarkan anak panah melesat tanpa daya.
Sebagai laki-laki pengagum mitologi, Zhongwen ibarat kesatria tanpa kuda. Sikapnya santun dan perangainya gagah, tapi langkahnya tak tentu arah. Dia berburu sampai negeri jauh untuk mencari Tuhan sekaligus menemukan Asma, anak panah yang sanggup meruntuhkan tembok besar yang membentengi hatinya. Dan di manakah Ra ketika dalam kegamangan Asma menelusuri Tembok China, menjejakkan kaki di pemakaman prajurit Terakota dan menjelajah dunia dongeng si cantik Ashima dari Yunnan?
Dua nama, satu cinta. Ra yang mencampakkan Dewa. Asma yang berjuang melupakan lelaki berahang kukuh yang diam-diam memujanya. Bersama, mereka mencoba menaklukkan takdir yang datang menyapa.
Novel karya Mba Asma Nadia ini merupakan salah satu novel ber-genre romance favorit saya. Baca beberapa kali bukunya
tidak bosan. Novel ini sudah diangkat ke layar lebar pada bulan Desember 2014, nonton berkali-kali pun saya tetap tidak bosan. Cerita nya yang mengharukan, meskipun romance tapi tidak lebay. Dua karakter utama Asmara dan Zhongwen benar-benar ah menyenangkan. Ketemu jodoh dalam sebuah perjalanan, dengan seorang tour guide yang ternyata bisa bahasa Indonesia. Yang tidak menyangkanya, sampai rela jadi mualaf karena Zhongwen merasa bahwa sosok Asma merupakan perantara hidayah bagi nya. Buku ini happy ending, karena saya pendukung Zhongwen 😍
“Jika kau tak temukan cinta, biarkan cinta yang menemukanmu ” (Hal. 83)
“Dalam agama Islam nggak ada kamus pedekate tanpa niat menikah.”
“Lihat apakah dia merencanakan masa depan bersamamu.”
“Cinta memang harus dibuktikan, tapi ia tidak boleh lebih jadi alasan pacarmu meminta lebih dari yang dibolehkan dalam agama.”
(Halaman 89).
I don’t know. But it takes a special woman to have such a great love.
Seperti Ashima dari Yunan. “And it takes a great man.” Pelan suara Gadis itu
(Halaman 206)
Hidayah itu Allah yang memberi, dia tidak akan meletakkan hati pada daerah berbahaya. Tidak dalam kindisi saat ini. Laki-laki itu akan dia titipkan kepada Allah, lewat pelukan doa.
(Halaman 246)
Let’s slowly grow old together.
(Halaman 250)
I’m fallen in love with you, Ashima… Forever you are Ashima, for me
(Halaman 269)
“I know what I need. And I need you in my life.”
Allah,betapa memukaunya skenario -Mu.
(Halaman 305)
Namun, satu kepercayaan terus menebal semakin dia mendalami Islam: Allah tak menguji hamba-hamba-Nya di luar kesanggupan. Dan, mereka punya doa sebagai senjata yang memungkinkan kemustahilan.
(Halaman 330)
Setelah membaca buku tersebut, saya juga mendapat pengetahuan baru tentang cerita klasik dari negeri China, seperti The legend of Ashima dan The legend of Meng Jiang Nv. So sweat sekali 😍
Beberapa tempat yang ada dalam novel tersebut: Masjid Niujie, salah satu masjid tertua di Xuanwu distrik, dibangun tahun 996. Menyusuri The Great Wall, ke temple of heaven. Novel ini diangkat ke layar lebar, diperankan oleh Revalina S. Temat, Morgan Oey, Ibnu Jamil,
Laudya C. Bella, Desta, Yayang C. Noer. Film ini akan selalu jadi favorit saya ❤️❤️❤️ Seperti kata mba Asma Nadia “baca bukunya, tonton filmnya”
Terima kasih mba Asma untuk karyanya.
Baca juga review buku-bukunya Asma Nadia berikut ini: