
“BAHAGIA ITU SEDERHANA, DEKAT DENGAN-NYA, DAN DEKAT DENGANMU”
Judul buku : Bidadari Untuk Dewa
Penulis : Asma Nadia
Penerbit : KMO Publishing
Tahun Terbit : Oktober 2017
Jumlah Halaman : x + 538 Halaman
Sinopsis: Bisa jadi Dewa adalah satu dari sedikit sosok anak muda fenomenal dan paling banyak membuat kejutan, sebab hidup nya nyaris banyak membuat kejutan, sebab hidupnya nyaris mirip permainan hidup mati Russian Roulette.
Bagaimana tidak, dari anak muda yang dikagumi karena sudah menghasilkan 1 miliar di usia 21 tahun, lalu terjerembab utang nyaris delapan miliar, bangkit sebelum kembali terburuk dijerat penyakit langka yang dalam kasusnya, delapan puluh persen berpeluang mengantarkannya ke kematian.
Namun hidupnya tak lantas sunyi, sebab bidadari bermata bak Cleopatra setia menggenggam tangannya, mengalirkannya cinta tanpa syarat, tak beranjak meski sepasang sayapnya patah dan terkikis luka.
“Bidadarimu di sini.”
Bisikan lembut terus menguatkan.
Di ujung ujian yang nyaris mematahkan seluruh pertahanan, Dewa bangkit seperti Hercules yang marah karena pengkhianatan. Bukan kutukan atau mantra mematikan yang ia lepaskan, tapi semangat istighfar dan kekuatan ridho untuk tetap tegak tanpa boleh sedikit pun melupakan Sang Maha Pencipta.
“Kali ini Asma Nadia menggabungkan gaya tulisannya yang ringan dengan mitologi Yunani. And surprisingly fit perfectly. So refreshing.”
-Morgan Oey-
“Novel ini layak masuk dalam box office! Inspiring!
-Bong Chandra, Entrepreneur, Autor, Motivator-
“Novel Asma Nadia ini…. DAHSYAT.”
-Hilman “Lupus” Wijaya-
“Buku ini sangat seimbang menciptakan aspek kehidupan, sepak terjang dalam berbisnis, dan cinta terhadap keluarga. Dewa bersama istrinya bisa disebut sebagai pasangan “couplepreneur” yang sangat inspirasional di Indonesia! Baca buku ini, perjuangkan mimpi Anda.”
-Merry Riana, Motivator wanita No.1 di Indonesia dan Asia-
“Saya akan baca buku istimewa ini di kamar saja… Maluuuu baca di luar kalau berlinang air mata! Badan gede, hati lemah gemulai.
-Septuari Sugiharto, penulis Tetralogi Hijrah “Kembali ke Titik Nol” Founder #SedekahRombongan
Tentang buku ini :
Pertengahan Juli 2017, saya melihat ig story-nya Mba Asma Nadia, beliau memperlihatkan laptop-nya dan tulisan “masih menimbang adakah judul yang lebih baik? Bismillah semoga segera rampung novel baru ini ya Allah 🙏”
Nah dari info tersebut saya semakin penasaran dengan bukunya mba Asma,selalu memantau ig-nya barangkali ada info-info seputar buku barunya. Sampai akhirnya saya mulai rutin memantau di akhir September karena sudah mulai di promoin, dan saya ikut waiting list po Bidadari untuk Dewa, sekitar tanggal 3 Oktober, barulah saya order, dan tanggal 25 Oktober saya baru menerimanya. Menariknya, buku ini adalah buku paling tebal yg ditulis penulisnya, sekitar 500 halaman lebih, tapi saya bacanya kok gak berasa banyak ya? 😅 mungkin saking asik menikmati tulisan dan cerita yang tertuang dan diangkat dari kisah nyata, terus harganya lebih murah, harga aslinya Rp 97.000, tapi kalau ikut po harganya Rp 77.000, namun sekarang sudah harga normal. Buku ini launching tanggal 15 Oktober 2017, sayangnya saya gak bisa hadir 😂 Semoga someday saya bisa ketemu Mba Asma. Aamiin. Hingga saat saya menulis review ini, buku tersebut tidak di jual di toko buku, melainkan bisa order online via tokoasmanadia, salah satunya.
Baca juga: Resensi buku Komet Minor, Komet, serta Ceros dan Batozar karya Tere Liye
Tentang buku ini buat saya rasanya ini salah satu buku Mba Asma yang bikin saya baper. Bagaimana tidak, berceritakan tentang sepasang anak muda bernama Dewa dan Haura yang sudah merintis usaha saat mereka muda, kemudian mereka berjodoh, namun ujian datang silih berganti. Sosok Haura bagi saya bagaikan wanita super yang diberikan kesabaran yang tiada batas, mampu berdiri tegar dan kuat saat menghadapi sikap mertua yang belum menerimanya sebagai menantu (tapi pada akhirnya sang mertua luluh juga), mendampingi suami yang terpaksa harus menanggung hutang yang bukan tanggung jawabnya, ketika ia harus menanggung kerugian sebanyak 8 Milyar. Belum lagi sekitar 600 investor yang meminta pertanggung jawaban Dewa. Beruntungnya selain Haura sang istri yang menjadi bidadarinya, ia memiliki dua sahabat yang setia kawan, yaitu Mirza dan Rizal. Dua sosok sahabat yang menghibur karena mereka lucu, selebihnya buku ini menawarkan banyak suka duka yang dilalui Haura dan Dewa. Keikhlasan Haura pun diuji saat Dewa mampu bangkit dan mulai terlunasi hutang-hutangnya, dimana ia terjerat cinta masa SMA, saat bertemu dengan seorang gadis SPG elekronik yang mirip dengan pacar dan cinta pertamanya di SMA. Ketertarikan muncul, mereka saling suka, bertemu dan berkomunikasi instan baik via chat wa maupun ketemu langsung, yang pada akhirnya diketahui oleh Haura. Meskipun belum melakukan apapun, tetap saja perbuatan Dewa telah menggoreskan luka mendalam bagi Haura. Tak sampai disitu, saat Dewa terserang penyakit langka yaitu GBS atau Guillain Barre Syndrome. Penyakit yang disebabkan penyimpangan sistem imunitas. Selama 3 bulan, Haura mendampingi Dewa di rumah sakit. Berkat perjuangan Dewa dan Haura yang tiada putus untuk berdoa, beristighfar, solat malam, berdzikir, memohon pertolongan pada Allah, akhirnya Dewa bisa sembuh kembali dan berada dekat dengan kedua bidadarinya, Haura istri dan ibu dari Nabila, bidadari kedua nya. Kini pasangan tersebut dikenal sebagai couplepreneur, dan Dewa yang sudah menelurkan 9 buku bestseller.
Hal yang menarik lagi buat saya, di buku ini juga Mba Asma mengaitkan dengan mitologi Yunani, menambah pengetahuan tentang Dewa-Dewa yang ada dalam mitologi Yunani. Sosok Haura, Dewa, Ibu, Ummi, Abah, Rizal, Mirza, Nabila, masing-masing memiliki keunikan karakter yang membuat buku ini begitu menyentuh untuk dibaca, dan bahkan mengundang derai air mata dengan kekuatan cerita yang terdapat dalam buku ini, alhamdulillah buku ini happy ending kok 😊 yuk buruan order bukunya 😊
Bagian kalimat favorit dari buku ini :
- Simpan kesedihan itu, kekasih layar sudah terbentang dan aku tak bisa mengarungi kisah-kisah ini tanpamu. (Hal. 89)
- Setiap ujian Allah selalu menjadi indikator untuk mengukur kesiapan seseorang, selain sarana menempa kekuatan hati. Adakah ini cara-Nya menyiapkan mereka berdua, untuk sesuatu yang lebih besar di masa depan? (Hal. 106)
- Di dunia, banyak sekali orang menghabiskan waktu bekerja sangat keras untuk mendapatkan uang. Tapi ada segeintir yang tidak bekerja, karena uangnyalah yang bekerja untuk mereka. Bill Gates, Mark Zuckerberg, dan beberapa orang terkaya di luar sana, tidur pun tetap menghasilkan. Ini namanya “passive income.”(Hal. 109).
- Percayalah aku setia pada mimpiku (Hal. 119)
- Ujian hidup adalah keharusan. Tetapi akhlak saat menerima penggalan episode yang Allah berikan, lengkap dengan mendung atau badai hebat sesekali, sangat penting. Bahkan menjadi penentu bagaimana seseorang sanggup berdiri tegak, kala diserang dari berbagai penjuru. (Hal. 105)
- Mengaku salah jelas langkah terpenting, walaupun tetap menekankan diri bukan pelaku. Memastikan akan bertanggung jawab juga sangat esensial namun tidak memberikan janji palsu dan jujur apa adanya. (Hal. 218).
- Mending hidup susah daripada berutang. Prinsipnya sejak lama. Seringkali seseorang meminjam uang bukan karena kebutuhan melainkan masalah mentalitas. (Hal. 245)
- Dewa hanya mengulng apa yang dilakukan istri Nabi Ibrahim AS. Bergerak, dan bergerak mengejar harapan. Pada waktunya Allah akan memberi jalan. (Hal. 252)
Aristoteles pernah berkata, “Ketika berhasil, teman-temanmu tahu siapa kamu. Ketika gagal, kamu akhirnya mengetahui siapa sesungguhnya teman-temanmu.” (Hal. 256)
Tongkat pemecah batu itu diberikan Musa padaku sejak dulu. (Hal. 263)
Justru di situ berkahnya. Ketika Anda ikhlas membantu orang-orang yang kehilangan uang senilai 8 M, sekalipun bukan salah Anda, Allah malah akan memberi kemampuan untuk menghasilkan uang lebih banyak dari yang sebelumnya.” (Hal. 318) - Denator kebaikan adalah satu kebaikan kecil namun sanggup menggerakkan kebaikan besar. Sebuah kerja sederhana yang bisa memancing banyak orang. (Hal. 481)
- Manusia hanya perlu terus bergerak dan belajar. Banyak membaca dan tidak berhenti memproses diri. Satu tepukan sekilas ternyata memiliki efek dahsyat bagi yang membutuhkan. (Hal. 489)
- Tes-tes kecil mampu membuat seseorang menjadi besar. “Lalui ujian kecil, dan nikmati prosesnya. Jangan protes! Tidak ada cerita kesuksesan instan.” (Hal. 491).
Wahai Imam, berkali-kali orang bertanya kepadamu, meminta solusi dari berbagai permasalahannya, dan engkau menjawab, harus istighfar, istighfar, istighfar. Aku mau tanya, kenapa? Imam Hasan Al Bisri tersenyum tenang, menarik nafas dalam sebelum memberikan jawaban. - “Karena Al-Quran mengangjurkan itu.” (Hal. 494)
- Usaha dunia juga harus menyertakan obsesi akhirat. (Hal. 497)
- “Doakan kami tidak hanya melangkah bersisian, bergandeng tangan di dunia, namun Allah izin kan tetap bersama hingga ke surga-Nya.” (Hal. 498)
- Setiap jejak kasih, selamanya, di hatinya. (Hal. 500)
Baca juga review buku-bukunya Asma Nadia berikut ini:
- Bidadari untuk Dewa
- Cinta Dua Kodi
- Assalamualaikum Beijing
- Love sparks in Korea
- Rumah Tanpa Jendela
- The Jilbab traveler
- Pesantren Impian
- Cinta di ujung sajadah
- Dokter yang dirindukan
- From Me to You: Love Notes
Novel inspiratif ini highly recommended, very touching.
Yuk order bukunya, bisa cek ig toko nya : http://instagram.com/po_bidadariuntukdewa dan http://instagram.com/tokoasmanadia
Happy reading! 📖 😊
With Love,
Sama nama tokohnya seperti dalam assalamualaikum Beijing. Dewa. 😃
LikeLike
Iya kak, Dewa, nama tokohnya sama dengan novel di Assalamualaikum Beijing 😄
LikeLike