Judul Buku: Cinta Di Ujung Sajadah
Penulis: Asma Nadia
Penerbit: Asma Nadia Publishing House
Tahun Terbit: cetakan pertama Februari 2015. Cetakan ketujuh, Juli 2017
Jumlah Halaman: 328 halaman
Sinopsis:
Cinta adalah seorang gadis piatu. Belasan tahun ia mencari tahu siapa ibunya? Namun ayah Cinta tak pernah mau mengatakan siapa ibunya? Dimana ibunya berada? Bahkan Cinta tidak tahu bagaimana wajah ibunya. Ayah Cinta telah menghapus semua jejak tentang ibunya.
Cinta semakin merasa tersisih. Sejak ayahnya menikah dengan Mama Alia, dan membawa dua saudara tiri. Tak pernah ia temukan surga di rumahnya. Sampai suatu hari hadir seorang laki-laki, Makky Matahari Muhammad. Lelaki yang humoris tapi santun itu mengenalkan sebuah dunia baru kepada Cinta. Membawakan setitik cerah di kehidupannya.
Baca juga: Resensi buku Komet Minor, Komet, serta Ceros dan Batozar karya Tere Liye
Hingga terbongkarlah rahasia besar selama belasan tahun. Mungkinkah ibunya masih hidup? Munginkah Cinta dapat membalaskan jutaan rindu yang terpatri di mata perinya itu? Saya suka buku ini, kisah gadis bernama Cinta yang akhirnya bisa menemukan Ibunya. Setelah usia 17 tahun, Cinta baru tahu bahwa Ibunya belum meninggal. Proses pencarian Ibunya, menurut saya sangat mengharukan 😂 Tapi senang akhirnya Cinta dan Mikky berakhir dengan happy ending! ❤️❤️
Setting dalam novel ini di beberapa kota besar di pulau jawa. Seperti Bogor, Jakarta, Bandung, sampai Yogyakarta . Ceritanya menggambarkan realitas keadaan di setiap kota yang dijelajahi Cinta ketika pencarian ibunya.
Banyak konflik batin yang dialami Cinta sehingga membuat dirinya berubah menjadi lebih baik. Menjadi semakin dekat kepada Tuhannya. Selain itu karena sahabat-sahabat Cinta yang sangat mengerti arti persahabatan mengajarkan kita tentang sebuah kesetia kawanan.
Kalimat-kalimat favorit saya dalam buku Cinta Di Ujung Sajadah:
- Cinta di ujung sajadah. Ketika hamba kehilangan arah. Rindukan cinta yang tak kenal salah. Cinta… tanpa hawa dunia
- “…alhamdulilah, bagus juga pertanyaan mu, Nak!” tiga gadis yang bersahabat itu jadi manyun mendengar opening khutbah temen sekelas mereka, “ada tiga perkara, yang akan menolong orang yang sudah meninggal. Pertama; amal jariyah. Kedua; ilmu yang bermanfaat. Dan ketiga , ananda cinta yang baik…,”iwan menatap cinta dengan pandangan kebapakan, “ketiga anak yang salih atau salihat”(halaman 101)
Baca juga review buku-bukunya Asma Nadia berikut ini:
- Bidadari untuk Dewa
- Cinta Dua Kodi
- Assalamualaikum Beijing
- Love sparks in Korea
- Rumah Tanpa Jendela
- The Jilbab traveler
- Pesantren Impian
- Cinta di ujung sajadah
- Dokter yang dirindukan
- From Me to You: Love Notes
- OTW Nikah
Happy reading!📖😊
With Love, ❤️