Mengunjungi Desa Shirakawa-gō, Situs Warisan Dunia UNESCO di Jepang

The Deai-Bashi Sispension Bridge – Shirakawa-go, Japan

“Remember that happiness is a way of travel-not a destination.”–Roy M. Goodman

Setelah mengunjungi Perfektur Osaka, Perfektur Wakayama, Perfektur Nara, Perfektur Hokkaido, maka kami melanjutkan perjalanan ke Perfektur Aichi kemudian mengunjungi Perfektur Gifu, tepatnya kami bertujuh (saya dan keluarga berenam, beserta satu tour guide) akan menuju Shirakawa-go.

Day 7 in JapanSenin, 13 January 2020 : Hokkaido – Shirakawa go – Matsumoto

Kami check out dari hotel Noboribetsu Manseikaku pukul 07:00 pagi. Perjalanan dari hotel menuju bandara New Chitose Airport ditempuh selama satu jam. Ada rasa rindu yang tiba-tiba muncul ketika akan meninggalkan kota di perfektur Hokkaido ini. Rasanya masih pengen di Hokkaido, sementara jadwal perjalanan sudah menanti untuk dituntaskan. Sepanjang perjalanan menuju bandara, sisi kiri dan kanan jalan masih bertumpukkan salju. Sentimentil sekali rasanya, ketika saya akan meninggalkan Hokkaido. Sebagai pelipur rindu, saya menghibur diri. Tenang saja Ai, nanti di Shirakawa-go ketemu salju dan main salju lagi, pikir saya dengan pedenya >.< (karena saya kira di Shirakawa-go sudah turun salju, kirain tuh salju merata di bagian tengah negara Jepang ini). Pagi itu, saya khilaf ngecek aplikasi Weather tentang cuaca di tempat tujuan wisata berikutnya, Shirakawa-go. Continue reading “Mengunjungi Desa Shirakawa-gō, Situs Warisan Dunia UNESCO di Jepang”

Jalan-Jalan di Italia (Part 2): Mengunjungi Menara Miring Pisa

Saat SD, saya mengenal Menara Pisa dalam sebuah mata pelajaran, sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia.  Maka, entah kenapa sejak kecil saya bermimpi bisa mengunjungi tempat tersebut.  Dalam daftar tujuh keajaiban dunia lama, seingat saya diantaranya ada Candi Borobudur di Indonesia, Ka’bah di Mekah, Tembok Raksasa di Cina, Menara Eiffel di Prancis, Colosseum di Italia, Menara Pisa di Italia, Taj Mahal di India.  Sebelumnya, alhamdulillah saya sudah pernah ke Candi Borobudur tiga kali, mengunjungi Ka’bah dan melihat Menara Eiffel, dan di tahun 2018 saya berkesempatan menambah dua tempat lagi dalam daftar tersebut.  Kalau dipikir-pikir, dulu waktu Sekolah Dasar di kampung, kok bisa-bisanya ya, dengan pedenya punya mimpi seperti itu.  Namun, jika diresapi, perjalanan impian tersebut telah tertanam sejak lama, dan saya tidak pernah mempedulikan tentang siapa saya, karena saya yakin Tuhan akan memberi rezeki dari arah yang tak pernah kita duga, seperti keberuntangan saya kali ini diajak liburan oleh Om dan Tante.  Seperti kata Andrea Hirata “Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.”

SUBSCRIBE AISAIDLUV

Perjalanan ke Italia untuk yang pertama ini, merupakan sebuah kesempatan untuk menggenapkan banyak impian masa kecil yang akhirnya bisa terwujud, salah satunya mengunjungi Menara Pisa.

Baca juga : Jalan-Jalan ke Italia (part 1) mengunjungi Milan

Jumat 28 Desember 2018: MILAN – PISA – ROMA

Pukul 10.30, kami meninggalkan hotel, berangkat dari Kota Milan menuju Pisa, sebuah kota di Toscana, Italia tengah.  Pisa merupakan ibu kota Provinsi Pisa.  Kota ini paling dikenal sebagai tempat terletaknya Menara Miring Pisa.  Perjalanan dari Milan menuju kota Pisa ditempuh dengan jarak 290 kilometer.  Waktu tempuh sekitar 4,5 jam, karena road trip kali ini, kami memang tidak diburu-buru waktu.  Kami menggunakan private tour, sehingga waktu jadi lebih fleksibel, dan guide yang merangkap bawa mobil, juga sangat menyenangkan, mungkin paham karena kami berenam rombongan keluarga, sehingga lebih mengutamakan kenyamanan bersama.  Normalnya waktu tersebut bisa di tempun sekitar 3,5 jam.

Baca juga: Lake Lugano di perbatasan Swiss dan Italy

Dalam perjalanan tersebut, secara alam memang tidak terlalu spesial, terlihat biasa saja.  Tidak banyak membuat saya kagum sampai melongo melototin keindahan alam, landscape alamnya sangat berbeda dengan yang saya temukan saat di Swiss.  Seperti biasa, perjalanan jauh pun tak mendatangkan kantuk sama sekali. Sambil ngemil, memandang dari jendela mobil ke luar, dengerin musik yang diputar sama Mr Reno, bercanda dan ngobrol dengan adik-adik sepupu, saya kebagian duduk di belakang, bersama dua adik sepupu.  Tidak banyak yang saya videokan, beberapa tempat yang saya anggap menarik baru saya videokan.  Kami pun banyak melalui terowongon, sehingga beberapa hari road trip di negara sebelumnya, kami pun bisa melihat terowongan-terowongan di Italia yang kami lewati cukup berbeda dengan terowongan di Swiss yang tampak terawat dengan baik.

Baca juga: Musim dingin yang terasa hangat di Barcelona

Pukul 15.00, akhirnya kami tiba di tujuan, guide kami tidak menemani kami, karena ingin memastikan kendaraan aman, sebab banyak barang di mobil, koper-koper besar dan kawan-kawannya, sedikit riskan, jadi lebih baik menunggu mobil, sementara kami berjalan menuju lokasi wisata.  Sebelumnya, kami mampir di Mc Donald’s untuk makan siang.  Ada yang menarik, baru kali itu untuk pertama kali saya melihat bagaimana cara memesannya, karena berbeda dengan di Indonesia yang langsung bisa menuju kasir, sementara saat itu kita memilih menu pada sebuah layar, kalau menu sudah ok tinggal bayar dan datang ke kasir, lebih praktis.  Mungkin di sana memang sistemnya sudah seperti itu, sementara saya baru tahu.  Jangan harap ada menu nasi, karena memang tidak ada.  Kami hanya memesan, kentang goreng, nugget, ayam, sandwich, dan mineral water.  Lima belas menit kemudian kami selesai dan langsung keluar restoran menuju tempat yang sangat ingin saya lihat dari dekat dan telah memimpikannya sejak lama.

Menara Miring Pisa (Leaning of Tower Pisa)

Leaning tower of Pisa - Italy
Ciao, Field of Miracles! 🙂

Pisa pada abad ke tiga belas hingga abad ke lima belas adalah kota pelabuhan yang disegani di Italia.  Kota ini bersaing dengan Genoa dan Venesia dalam perdagangan laut.  Kota yang terletak dekat mulut sungai Arno ini menjadi sangat kaya lewat monopoli perdagangannya yang menggunakan kekayaannya untuk membangun bangunan monumenal seperti Duomo, Continue reading “Jalan-Jalan di Italia (Part 2): Mengunjungi Menara Miring Pisa”

Jalan-Jalan di Italia (Part 1):  Mengunjungi Milan, salah satu kota mode di Dunia

Tahukah kamu, jika kamu perhatikan dengan teliti peta negara Italia, maka dalam peta negara tersebut mirip dengan bentuk sepatu boots  (saya tahu hal ini, berkat nonton program anak, berjudul Go Jetters yang tayang di TV Cabel).  Negara yang terkenal dengan makanan khasnya yang sudah mendunia seperti Pizza, Pasta dan Gelato. Atau brand-brand-nya yang mendunia, sebut saja Prada, Gucci,  Georgio Armani, Dolce and Gabbana, dan lain-lain.  Dari semua nama yang saya sebutkan.  Lalu, adakah yang saya banget?  Tentu saja ada, yaitu Pizza.  😀 Ok, saya suka Pizza, jadi suatu saat saya bermimpi bisa mengunjungi negaranya, dan alhamdulillah kesampaian.  Saya bersyukur, meski bukan pengguna barang branded yang fasionable (oh karena memang tak sanggup beli, haha), tapi di negara tersebut saya bisa menikmati gelato terlezat di dunia (boleh kan saya bilang begitu?  sebab saat itu saya mencicipinya di negara asal gelato, yang kini lagi-lagi sudah mendunia), bisa datang ke tempat-tempat bersejarah, mengunjungi salah satu kota mode yang menjadi kiblat dunia mode yaitu kota Milan, mengunjungi markas Inter Milan dan AC Milan di San Siro, mengunjungi Menara Pisa, mampir ke Piazzale Michel Angelo di Florence.  Hingga mengekspor kota Roma, Ibukota negara Italia.

Hello World! 🙂

Awalnya, yang saya tahu ketika mendengar negara Italia adalah pizza, pasta, gelato dan kopinya yang sangat terkenal.  Namun, setelah road trip dan mengeksplornya selama 5 hari  di beberapa kota, sungguh Italia punya banyak kejutan. Berikut ini Continue reading “Jalan-Jalan di Italia (Part 1):  Mengunjungi Milan, salah satu kota mode di Dunia”

Traveling ke Inggris (part 2): Negara Impian Masa Kecilku

Baca cerita sebelumnya di traveling ke Inggris part 1

A Beautiful View From London Eye

Kemudian kami mengunjungi salah satu tempat wisata yang perlu dikunjungi untuk memandang dan menikmati kota London dari ketinggian, yaitu Official The London Eye.  Bila memiliki waktu, bisa mengikuti antrian panjang, namun bila ingin menghemat waktu, alternatif lain bisa membeli tiket ekspress, meski harus merogoh kocek lebih dalam tentunya.  Kalau ke London, silahkan bisa menyempatkan waktu untuk ke The London Eye, menikmati kota London dari ketinggian dengan  roda Ferris raksasa di South Bank Sungai Thames.

Lambeth-20140815-01731 big ben from London eye

Lambeth-20140815-01672 good morning from hotel
Alhamdulillah, dari kamar di hotel juga bisa kelihatan London Eye:)
perfect view, perfect day 🙂

Saya senang sekali, sebab bisa puas menikmati keindahan London dari atas ketinggian. Menyaksikan Aahhh makin betah rasanya… Apalgi naiknya menjelang sunset, pemandangannya bakalan terlihat magis! Dari kincir angina raksasa Continue reading “Traveling ke Inggris (part 2): Negara Impian Masa Kecilku”

Bukit Jabal Rahmah

Meminjam istilah Rachmania Arunita dalam bukunya yang berjudul Eiffel I’m In Love kalau saya berbeda lokasi saja menjadi Jabal Rahmah I’m in love. Persamaannya bahwa kedua lokasi tersebut merupakan tempat yang sangat romantis katanya, tentu dengan versi berbeda (kalau Eiffel di Paris sudah banyak yang tahu secara umum, kalau JR mungkin saja belum semua orang tahu, karena dari beberapa buku travelling yang pernah saya baca, belum ada yang bahas Jabal Rahmah dari sisi romantisme).

 Bukit Jabal Rahmah - Mekah
Jabal Rahmah merupakan salah satu tempat mustajab untuk ber’doa.  Semangat saya jauh lebih menggebu, karena sejarah mencatat di tempat tersebutlah Nabi Adam dan Siti Hawa dipertemukan kembali setelah terpisah dari surga.   Continue reading “Bukit Jabal Rahmah”

Situs Gunung Padang di Cianjur

This slideshow requires JavaScript.

 

Situs Gunung Padang, yang merupakan situs megalitik terbesar di Asia Tenggara, itulah info yang saya dapatkan dari salah satu tweet yang saya baca.  Awal ketertarikan saya untuk menulusuri jejak sejarah, yang ternyata berada di kabupaten tempat saya dilahirkan, tepatnya di kabupaten Cianjur.  Sebuah kota kecil dimana daerahnya masih belum terjamah oleh kepadatan penduduk serta bangunan beton.
Kami menyusuri jalanan terjal menaiki motor yang dikendarai oleh Irwan, adik saya. Saat saya kesana, jalannya memang belum bagus, perlu ekstra hati-hati membawa kendaraannya.  Kalau suasana sepanjang perjalanan mulai memasuki dari Ciparay menuju tempat tujuan, tersaji perkebunan teh, indah dan suasana pegunungan yang masih kental.  Seketika otak terasa fresh.
Bagi yang menyukai tracking serta perjalanan ke daerah pegunungan serta menyukai tempat bersejarah, Situs Gunung Padang salah satu tempat menurut saya asik.  Setelah membayar tiket, maka kita akan memasuki kawasan Situs Gunung Padang, jalanannya cukup terjal, tapi ketika telah sampai di atas, pemandangan yang tersaji indah, sejuk, serta memanjakan mata. Sejauh mata memandang, maka yang tersaji adalah: pemandangan, pesawahan, pegunungan, bahkan perkebunan dapat kita nikmati.  Tak lupa Situs Gunung Padang yang menyajikan eksotisme tersendiri, simbol sejarah dimasa lalu terpantri dengan anggunnya.

Hatur Nuhun Wan, sudah mengantar Teteh :’)

Enjoy & Happy travelling 🙂

With Love,

 

 

Tonton juga video di berikut ini: 

SUBSCRIBE AISAIDLUV