[Review Buku] : Berhenti Di Kamu Karya dr. Gia Pratama, Kisah Inspiratif Perjalanan Mendapatkan Jodoh

Judul Buku          : #BERHENTIDIKAMU
Penulis                : dr. Gia Pratama
Penerbit              : Mizania
Tahun Terbit        : Desember 2018
Jumlah Halaman : 284 halaman

“Apapun kondisi kita, di langit ketujuh atau di palung terdalam, kita semua berhak dicintai, oleh pasangan yang tepat.”

Sinopsis:

“Tuhan, semoga Engkau setuju bahwa saya sudah cukup usia untuk mengemban tanggung jawab lebih.Bukan hanya tanggung jawab kepada diri saya saja, tapi juga kepada seseorang yang Engkau percayai kepada saya hatinya … entah siapa dia.

Berikan petunjuk kepada siapa hati ini harus menjaga …. Saya siap menjaganya … dia yang entah ada di mana saat ini, yang akan kau titipkan untuk menjadi istri saya ….” Aku sempat menjadi manusia yang kecewa dengan takdir.Tentang sesuatu yang kuinginkan, tentang dia yang selama ini memenuhi relung hati.Kepergiannya menghancurkan semua harapan.

Tapi, dunia berputar dengan cepat saat aku sadar, jika menerima takdir ini adalah hal yang paling benar.Dan saat itu pula aku menemukan ketenangan jiwa, poros yang sebenarnya Tuhan telah gariskan untukku.Rasa sakit yang harus kudapatkan, menempa hati menjadi pemilik hak cintanya.  Dan saat itu juga aku dipertemukan dengan belahan jiwa yang sesungguhnya.

Di akhir tahun 2018, ada satu lagi buku romance inspiratif  karya dokter Gia, siap-siap bikin pembacanya, seperti saya, jadi baper! 😁 Buku yang akan beredar di toko buku seluruh Indonesia mulai 8 Desember 2018 ini, jadi salah satu buku rekomendasi saya, yang must read!  Saya ikutan PreOrder (edisi ttd dan original soundtrack), alhamdulillah bisa membaca buku ini sebelum hadir di tobuk. Buat kamu penggemar genre romance, bersiaplah, buku ini akan memberi kejutan yang berbeda dari kebanyakan genre yang sama yang sudah beredar. Buku ini ada soundtrack-nya, dan  liriknya itu indah sekali ❤️ silahkan cek di YouTube : Gia Story.  Enjoy! 😉
Baca review buku PERIKARDIA Karya dr. Gia Pratama 

SUBSCRIBE AISAIDLUV

Buku autobiografi yang ditulis oleh dokter Gia ini, menurut saya termasuk buku fenomenal karena dalam waktu 9 hari masa Pre Order, sudah dipesan oleh ribuan orang.  Kamu yakin,

Continue reading “[Review Buku] : Berhenti Di Kamu Karya dr. Gia Pratama, Kisah Inspiratif Perjalanan Mendapatkan Jodoh”

[Review Buku Travel Writing ]: Titik Nol karya Agustinus Wibowo

Sinopsis:

Perjalananku bukan perjalananmu

Perjalananku adalah perjalananmu

TITIK NOL “Makna Sebuah Perjalanan”

Jauh. Mengapa setiap orang terobsesi oleh kata itu? Marco Polo melintasi perjalanan panjang dari Venesia hingga negeri Mongol. Para pengelana lautan mengarungi samudra luas. Para pendaki menyabung nyawa menaklukkan puncak.

Juga terpukau pesona kata “jauh”, si musafir menceburkan diri dalam sebuah perjalanan akbar keliling dunia. Menyelundup ke tanah terlarang di Himalaya, mendiami Kashmir yang misterius, hingga menjadi saksi kemelut perang dan pembantaian. Dimulai dari sebuah mimpi, ini adalah perjuangan untuk mencari sebuah makna.

Hingga akhirnya setelah mengelana begitu jauh, si musafir pulang, bersujud di samping ranjang ibunya. Dan justru dari ibunya yang tidak pernah ke mana-mana itulah, dia menemukan satu demi satu makna perjalanan yang selama ini terabaikan.

“Agustinus telah menarik cakrawala yang jauh pada penulisan perjalanan (travel writing) di Indonesia. Penulisan yang dalam, pengalaman yang luar biasa, membuat tulisan ini seperti buku kehidupan. Titik Nol merupakan cara bertutur yang benar-benar baru dalam travel writing di negeri ini.”  –Qaris Tajudin, editor Tempo dan penulis novel.

Catatan perjalanannya tidak banyak menekankan pada petualangan pribadi atau beragam keberhasilan yang dicapainya, melainkan berisi orang-orang yang ditemuinya sepanjang perjalanannya. Tulisan-tulisannya lebih memberi penghormatan pada kenangan-kenangan tentang mereka yang telah menyentuh, memperkaya, mencerahkan hidupnya. Merekalah yang menjadi alasan kenapa Agustinus bisa lolos dari zona perang tanpa terluka sedikit pun, melewati wilayah-wilayah sulit dengan mudah, dan melakukan perjalanan panjang dengan dana amat terbatas.  Nilai perjalanan tidak terletak pada jarak yang ditempuh seseorang, bukan tentang seberapa jauhnya perjalanan, tapi lebih tentang seberapa dalamnya seseorang bisa terkoneksi dengan orang-orang yang membentuk kenyataan di tanah kehidupan. —Lam Li 

Saya suka dengan cover buku Titik Nol. Biru cerah dengan anak melompat dari pohon. Bebas. Berani. Nekat.  Buku travel writing yang ditulis dari sisi seorang jurnalis ini begitu runut, seakan tak pernah kehabisan kata untuk mengisahkan perjalanannya yang tertuang dalam 552 halaman.  Dalam buku ini dibuka dengan tulisan dari sahabatnya Lam Li berjudul memberi arti pada perjalanan.  Kemudian dilanjutkan dengan penantian, safarnama, senandung pengembara, surga Himalaya, kitab tanpa aksara, mengejar batas cakrawala, dalam nama Tuhan, di balik selimut debu, pulang, dan akhir sebuah jalan.   Mengisahkan perjalanan di berbagai negara dari sudut pandang berbeda, yang selama ini tidak banyak diangkat ke media .  Tanpa membaca buku -buku Agustinus : Selimut Debu, Garis Batas dan Titik Nol, saya tidak akan pernah tahu tentang keadaan yang sebenarnya negara-negara Asia Tengah, Asia Timur dan Asia Selatan, negara-negara yang dikunjungi penulisnya.  Buku travel writing yang menyuguhkan hal berbeda, pengalaman berbeda, sudut pandang yang berbeda, bahkan pemaknaan yang berbeda tentang arti sebuah perjalanan.  Tak hanya lewat tulisan, foto-foto yang disajikan dalam buku, seakan berbicara tentang orang-orang, keadaan bahkan suasana yang Continue reading “[Review Buku Travel Writing ]: Titik Nol karya Agustinus Wibowo”