“Jurus tak terkalahkan itu jelas bukan jurus Memapah Gunung atau Memecah Bukit. Bukan jurus yang punya nama-nama hebat itu. Bukan pula jurus yang melibatkan pukulan dan tendangan. Jurus tak terkalahkan itu adalah jujur dan sabar. Kalau jujur dan sabar, kalian akan menjadi ksatria tanpa tanding.” (halaman 16)
“Gunakan kemampuan kalian sebaik mungkin. Aku percaya dengan kalian. Di mobil ini, kalian bukan hanya pembunuh bayaran, mantan marinir, putri keluarga penguasa shadow economy, konsultan keuangan, atau remaja pendiam. Kalian temanku. Bahkan lebih dari itu, kalian adalah keluargaku selama lebih dari 48 jam terakhir. Kita melewati lima negara bersama-sama, maka kita akan menuntaskan masalah ini juga bersama-sama. Saling percaya.”—Bujang (halaman 301)Continue reading “[Review Buku] Pulang – Pergi Karya Tere Liye”→
Saya pertama kali berkenalan dengan buku karya Tere Liye pada tahun 2012 (kalau tidak salah ingat), dari sahabat saya. Ceritanya, kami saling meminjamkan buku koleksi masing-masing. Dan sahabat saya ini menyodorkan buku berjudul Hafalan Shalat Delisa. Kesan pertama terhadap buku ini saya sangat tersentuh, ceritanya bagus sekali, tapi sayangnya tidak tahu siapa itu Tere Liye, karena di halaman terakhir tidak ada keterangan tentang siapa penulisnya. Oh mungkin nama asing ini penulis dari luar negeri, pikir saya.
You must be logged in to post a comment.