Review Drama When The Weather Is Fine

Drama berjudul When The Weather is Fine diangkat dari sebuah novel berjudul I’ll Go to You When The Weather is Nice karya Lee Do Woo. Bukunya Continue reading “Review Drama When The Weather Is Fine”

Resensi Buku SELENA dan NEBULA Karya Tere Liye

“Dunia kita dekat sekali dengan kegelapan. Maka, saat gelap menyelimutimu, pastikan kamu tetap berusaha mencari cahaya di sekitarmu. Dirimu sendiri adalah satu-satunya yang bisa kau percaya. Nurani. Cahaya kecil itu selalu ada dihatimu. Gunakanlah. Terangi jalanmu, temukan pilihan hidupmu. Semoga itu bisa membawamu menuju jalan yang lebih baik.” (halaman 339)—pesan Bibi Gill, pada Selena di buku Selena.

“Selena, sebenarnya hidup ini hanya soal sudut pandang. Digeser sedikit saja cara kita memandangnya, kita bisa mengubah sesuatu yang menyebalkan menjadi sesuatu yang berbeda.” Jem, ibunya Selena dalam buku Selena (halaman 45-46)

“Dunia ini terkadang tidak terlihat hitam putih seperti yang kita inginkan. Dan dalam ambisi kekuatan, intrik, pertempuran, kita bisa saja tertipu oleh warna asli sesuatu. Bahkan warna diri sendiri pun bisa menipu. Gelap mata. Gelap hati. Aku tidak tahu pelajaran apa yang menunggumu di depan sana. Mungkin pelajaran menyakitkan. Pengintai diajari menyelinap, membuka gembok, menyamar, dan semua teknik kegelapan lainnya. Tapi malam ini kita tahu, kamu punya teknik lain, Selena. Kemampuan menemukan hal-hal istimewa di sekitarmu, yaitu teknik terang. -Bibi Gill dalam buku Nebula (halaman 167)

Halo pembaca Serial Bumi, kali ini saya akan meresensi dua buku sekaligus, kelanjutan dari buku Serial Bumi. Setelah setahun yang lalu, 11 Maret 2019 terbit buku Komet Minor, kini langsung dapat dua buku sekaligus yaitu Selena dan Nebula. Lanjutan kisah Continue reading “Resensi Buku SELENA dan NEBULA Karya Tere Liye”

[Review Buku] KATA Karya Rintik Sedu

Semua dimulai dari satu kata. Satu kata menjadi satu kalimat. Satu kalimat menjadi satu paragraph. Satu paragraph menjadi satu halaman. Satu halaman menjadi satu bab. Satu bab menjadi satu buku. Dan satu buku menjadi satu suara. Mereka harus saling membaca dan saling mendengar. Mereka harus saling menerima dan saling melepaskan. Mereka membutuhkan sesuatu yang berunsur, mereka butuh sebuah kata, mereka butuh kata-kata untuk menjadi peta dan membebaskan keduanya dari jalur perjalanan yang salah. Mereka harus bicara. Mereka harus berani mengutarakan. Mereka harus mengeluarkan teriakan yang sudah tak bisa lagi diredam di dalam perasaan. Namun, kekecewaan membuat mereka terjebak di ruang gelap yang kehilangan cahayanya dan jalan keluar. (halaman 345) Continue reading “[Review Buku] KATA Karya Rintik Sedu”

[Review Buku]: Way Back Into Love Karya Fitri Gita Cinta

Source: cabaca.id

Sinopsis:

Ayahnya pernah bilang, “Tidak semua perempuan sama seperti ibumu. Pasti ada satu gadis yang bersedia hidup bersamamu sampai kematian memisahkan kalian.” Maliq berusaha mempercayainya. Namun perasaan tidak aman kerap kali menghantuinya setiap kali menjalin hubungan dengan perempuan. Maliq belum  pernah jatuh cinta seperti yang diperkirakan kebanyakan orang hanya karena lebih sering melihatnya berganti pacar. Dulu, sewaktu Maliq menganggap meninggalkan pacar-pacarnya pada saat mereka sedang jatuh cinta sejatuh-jatuhnya akan memberikan kepuasaan tersendiri.

Sampai suatu ketika, lelaki itu bertemu dengan Continue reading “[Review Buku]: Way Back Into Love Karya Fitri Gita Cinta”

[Review Buku]: Bait – Bait Multazam karya Abidah El Khalieqy

  1. Aku mesti melakukan revolusi atas hidupku.  Aku ingin memaknai hidup dan mengukir sejarah dengan tinta emas.  Aku tak mau joging saja di tempat.  Aku tak mau dilupakan seperti angin lalu.  Aku juga tak mau menjadi “adanya seperti tak ada.”  Kuingin mengubah sia-sia!  Menjadi seribu makna!  (halaman 99)

Continue reading “[Review Buku]: Bait – Bait Multazam karya Abidah El Khalieqy”

[Review Buku]: Sunset dan Rosie Karya Tere Liye

“Tahukah kau, untuk membuat seseorang menyadari apa yang dirasakannya, justru cara terbaik melalui hal-hal menyakitkan. Misalnya kau pergi. Saat kau pergi, seseorang baru akan merasa kehilangan, dan dia mulai bisa menjelaskan apa yang sesungguhnya dia rasakan”

Continue reading “[Review Buku]: Sunset dan Rosie Karya Tere Liye”

[Review Buku]: Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin Karya Tere Liye

Judul Buku         :  Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Penulis                : Tere Liye
Penerbit              : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit   : Cetakan pertama Juni 2010.  Cetakan ketiga puluh empat : Mei 2018
Jumlah Halaman : 264 Halaman

Sinopsis:

Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik. Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun.

Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini. Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku, Ibu. Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih dikepang dua. Sekarang, ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah… Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun” daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.

Pertama kali lihat judulnya saja panjang, Continue reading “[Review Buku]: Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin Karya Tere Liye”

[Review Buku] Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah Karya Tere Liye

Judul Buku : Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah
Pengarang       : Tere Liye
Penerbit          : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit   : Cetakan kedua puluh, April 2018
Tebal buku      : 507 halaman

Sinopsis:

Ada tujuh miliar penduduk bumi saat ini. Jika separuh saja dari mereka pernah jatuh cinta, maka setidaknya akan ada satu miliar lebih cerita cinta. Akan ada setidaknya 5 kali dalam setiap detik, 300 kali dalam semenit, 18.000 kali dalam setiap jam, dan nyaris setengah juta sehari-semalam, seseorang entah di belahan dunia mana, berbinar, harap-harap cemas, gemetar, malu-malu menyatakan perasaanya.
Apakah Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah ini sama spesialnya dengan miliaran cerita cinta lain? Sama istimewanya dengan kisah cinta kita? Ah, kita tidak memerlukan sinopsis untuk memulai membaca cerita ini. Juga tidak memerlukan komentar dari orang-orang terkenal. Cukup dari teman, kerabat, tetangga sebelah rumah. Nah, setelah tiba di halaman terakhir, sampaikan, sampaikan ke mana-mana seberapa spesial kisah cinta ini. Ceritakan kepada mereka.

Kalau Andrea Hirata dengan Laskar Pelangi-nya beraroma budaya Melayu dan mengeksplorasi Pulau Belitong. Kemudia A. Fuadi dengan Negeri Lima Menara-nya yang Minang banget dengan budaya merantaunya yang khas. Maka Tere Liye dengan Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah-nya dengan kehidupan di sungai Kapuas (Sungai Kapuas atau sungai batang Lawai (Laue) merupakan sungai yang berada di provinsi Kalimantan Barat. Sungai ini merupakan sungai terpanjang di Indonesia dengan panjang total 1.143 km.). Budaya Dayak, Melayu dan Cina peranakan, dengan alur ceritanya sederhana dan kisah kehidupan sehari-hari, maka aroma Pontianak-lah yang membuat buku ini memiliki nilai plus. Setting tempatnya sangat menarik, baru pertama kali saya membaca buku dengan setting kota Pontianak.

Novel ini menceritakan Kisah Continue reading “[Review Buku] Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah Karya Tere Liye”