[Review Buku] Keajaiban Toko Kelontong Namiya Karya Keigo Higashino

“Ini bukan masalah uang. Aku juga tidak cari untung. Baru kali ini aku mencoba menempatkan diri di posisi orang lain, bahkan mungkin membantu mereka.” (halaman 289)

Judul                    : Keajaiban Toko Kelontong Namiya
Penulis                 : Keigo Higashino
Penerjemah         : Faira Ammadea
Penerbit               : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit       : Cetakan pertama,  2020
Jumlah halaman  : 400 hlm; 20 cm
ISBN                     : 9786020648293

Sinopsis:

Ketiga pemuda berandal bersembunyi di toko kelontong tak berpenghuni setelah melakukan pencurian, sepucuk surat misterius mendadak diselipkan ke dalam toko melalui lubang surat.

Surat yang berisi permintaan saran. Sungguh aneh.

Namun, surat aneh itu ternyata membawa mereka dalam petualangan melintasi waktu, menggantikan peran kakek pemilik toko kelontong yang menghabiskan tahun-tahun terakhirnya memberikan nasihat tulus kepada orang-orang yang meminta bantuan.

Hanya untuk satu malam.

Dan saat fajar menjelang, hidup ketiga sahabat itu tidak akan pernah sama lagi …

Ceritanya berawal dari ketiga  pemuda yang melarikan diri setelah melakukan pencurian. Mereka terdiri dari Atsuya, Shota, Kohei bersembunyi di tempat yang sudah tidak berpenghuni lagi, yaitu Toko Kelontong Namiya, di tempat tersebut mereka menemukan majalah kuno. Dalam majalah tersebut memuat salah satu artikel wawancara dengan pemilik Toko Kelontong Namiya. Pemilik toko tersebut mengatakan bahwa beliau membuka konsultasi bagi siapa saja yang membutuhkan.

Tak lama kemudian,  ada surat yang datang ke toko kelontong, dari ketiga sahabat itu, awalnya hanya Atsuya yang sangat keberatan jika harus membalas surat. Berbeda halnya dengan Shota dan Kohei yang antusias untuk membalas surat.

“Setidaknya itu lebih baik dibanding tidak membalas sama sekali. Kita sering dengar bahwa sebenarnya orang-orang merasa bersyukur selama ada yang mau mendengarkan cerita mereka.” (halaman 27.)

Baca juga: review buku Pulang-Pergi karya Tere Liye

Atsuya sempat keluar dari toko tersebut, karena kesal dengan dua sahabatnya yang masih terus melanjutkan petualangan mereka—membalas surat. Setelah berjalan cukup jauh, dia mampir ke konbini, dan teringat sahabatnya lapar. Kemudian dia membelikan makanan, dan kembali ke toko itu lagi. Setelah itu, Atsuya melanjutkan petualangan bersama sahabatnya hingga menjelang fajar tiba.  

“Tak peduli seperti apa surat balasan kita, hasilnya tetap akan sama. Lebih baik kita menulis sesuatu yang bisa membangkitkan semangatnya.”—Atsuya. (halaman 286)

Buku ini bisa beli di toko buku online:  https://invol.co/cl2v0pa

Review drama START-UP 

Yang menarik dari buku Keajaiban  Toko Kelontong Namiya :

  • Saya jatuh cinta untuk pertama kalinya, sejak melihat cover-nya di Instagram @bukuGPU. Dan setelah baca bukunya, makin cinta.
  • Pesannya sederhana, tapi sangat menghangatkan hati—lewat surat serta balasan yang dikirim.
  • Bacanya mesti tekun, nanti kamu akan ketemu benang merahnya, dan ending-nya sungguh tidak terduga. Bagi saya, buku ini meninggalkan kesan yang mendalam.
  • Nama-nama pengirim suratnya sangat unik, seperti “Musisi Toko Ikan Anak Perempuan Green River, Paul Lenon (si pengirim surat merupakan penggemar The Beatles), Si Nona Kelinci, dan seterusnya. Mereka tidak memberikan nama asli, sehingga itu mungkin salah satu yang membuat pengirim surat merasa nyaman untuk menceritakan permasalahan, tanpa takut ceritanya akan diketahui orang lain. Dan pemilik Toko Kelontong Namiya juga menjaga kerahasiaan pengirim surat.
  • Buku setebal 400 halaman ini hanya terdiri dari 5 bab. Meskipun bab-nya hanya sedikit, tapi kita akan disuguhkan cerita yang tidak terduga.
  • Konsep ceritanya sederhana, mengirim surat untuk meminta saran terkait permasalahan hidup yang dialami pengirim suratnya ke Toko Kelontong Namiya, dan ternyata nasihat tulus yang diberikan telah menolong hidup banyak orang. Benar-benar ajaib, bukan?
  • Buku terjemahan ini juga nyaman dibaca. Terima kasih kepada penerjemahnya.
  • Baca buku ini, saya jadi pengen main ke Rumah Perlindungan Anak Taman Marumitsu. Di mana tempat ini telah membantu banyak anak yang kelak ketika dewasa mereka ada yang menjadi orang-orang sukses, tapi tidak melupakan tempat yang penuh kenangan ini. Nanti kamu akan menemukan hubungan istimewa antara Toko Kelontong Namiya dan Taman Marumitsu. Dan justru disitulah yang membuat buku ini spesial, dan tidak ketebak jalan ceritanya.
  • Dan selamat menyelami karakter kakek Namiya—pemilik toko kelontong, pendiri Rumah Perlindungan Anak Taman Marumitsu, Si Nona Kelinci, Musisi Toko Ikan, Anak Anjing yang Kebingungan, dan karakter lainnya yang penuh kejutan.
  • Ada banyak pelajaran hidup yang bisa kamu dapatkan, dan relate dengan kehidupan.

Karakter-karakter : Shota, Atsuya, Kohei, Namiya Yuji, Si Nona Kelinci, Matsuoka Katsuro, Mizuhora Seri, Tatsu Emiko, Tamiya Takayuki, Fumiko, Yoriko, Tamuro Hideyo,  Minazuki Yoshikoza, Minazuki Akiko, dan lain-lain.

Pada dasarnya semua orang yang mengirim surat ke Toko Kelontong Namiya adalah orang-orang yang ingin menceritakan masalah mereka. Menurut Kakek Namiya, orang yang  mau bersusah payah melakukannya pasti mengharapkan jawaban. Karena itulah beliau memutuskan menulis surat balasan. Beliau membalasnya dengan sepenuh hati karena tidak bisa mengabaikan suara hati seseorang.

Terkait saran yang diberikan oleh pemiliki Toko Kelontong Namiya, semua keputusan kembali lagi ke pengirim surat yang telah menerima surat balasan. “Seandainya mereka tidak berkeinginan menjalani hidup dengan baik dan tekun, mungkin jawaban apa pun yang kuberikan tidak akan ada gunanya bagi mereka.” (halaman 173)

Tentang pengarang, Keigo Higashino—lahir di Osaka dan merupakan salah satu pengarang paling populer di Jepang. Karyanya telah terjual ratusan juta eksemplar di seluruh dunia, serta diadaptasikan ke hampir dua puluh film dan serial televisi. Meski lebih dikenal sebagai penulis cerita misteri, Keigo Higashino juga menulis karya-karya genre lain, termasuk fantasi. Setelah baca buku ini, saya jadi penasaran ingin baca karya-karya beliau yang lain.

Pelajaran yang bisa diambil setelah membaca novel ini:  setiap orang memiliki permasalahan hidupnya masing-masing. Namun, alangkah terasa ringan jika ada seseorang yang bisa memberikan saran ketika kita membutuhkannya. Dan lewat karakter pemilik Toko Kelontong Namiya, kita akan belajar tentang ketulusan dalam memberikan nasihat kepada mereka yang meminta bantuan, tanpa menghakimi hidupnya, dan berusaha keras memberikan saran terbaik. Meskipun saran yang diberikan entah direalisasikan atau tidak oleh pengirim suratnya. Setidaknya kebaikan dan ketulusan hati pemilik Toko Kelontong Namiya  yang mau membalas surat dengan sungguh-sungguh serta memberikan saran dari hati sesuai permasalahan yang dialami pengirim surat, telah membantu kehidupan orang-orang yang telah mengirimkan surat dan meminta saran dari beliau. Dan ketiga pemuda berandal yang ikut dalam petualangan melintasi waktu serta menggantikan peran kakek pemilik toko, dan ketulusan mereka untuk membalas surat-surat serta memberikan saran yang baik kepada pengirim surat, juga sudah sangat membantu—sehingga kita bisa mengenal sisi lain dari ketiga pemuda ini, bahwa pada dasarnya meskipun kelihatannya saja mereka berandal, tapi hatinya baik dan tulus mau membantu orang lain lewat saran yang mereka berikan.  Pelajaran lainnya tentang hubungan dengan orangtua, keluarga. Tentang memilih jalan hidup, tentang cara  mewujudkan impian, serta yakin terhadap keputusan yang diambil, tanpa perlu adanya penyesalan karena telah dipertimbangkan secara matang.

Traveling ke Osaka, Jepang (Januari, 2020)

Berikut ini beberapa kutipan favorit saya dalam buku Keajaiban Toko Kelontong Namiya:

  1. “Justru dalam kondisi terpuruk seperti itulah dia harus berjuang mati-matian.” (halaman 24)
  2. Ibu saya sering berkata jika ada sesuatu yang tidak saya pahami, jangan langsung menanyakannya kepada orang lain. Beliau bilang saya harus berusaha keras mencari tahu sendiri dulu…” (halaman 37)
  3. “… usaha yang terburu-buru tidak akan menciptakan hasil yang baik.” (halaman 66)
  4. “Bagiku, membuang cita-cita demi orang yang dicintai jauh lebih menyakitkan daripada kematian… Kau tak perlu khawatir lagi karena aku ingin kau terus mengejar impianmu tanpa penyesalan.” (halaman 68)
  5. … “Urus saja urusanmu sendiri!” (halaman 96)
  6. Di mana-mana orangtua yang baik adalah orangtua yang mendukung apa yang dilakukan anak-anak mereka selama itu bukan kriminal. (halaman 114)
  7. “Kalau kau memang berniat menekuni sesuatu—bahkan jika itu berarti mengabaikan ucapan orangtuamu sendiri, kau harus tetap fokus pada bidang itu.” (halaman 121)
  8. “Tidak masalah jika kau tidak berhasil memenangi perang itu. Bahkan perjuangan yang sia-sia pun berharga. Yang penting kau bisa menorehkan jejakmu di sana. “ (halaman 122)
  9. “Aku membantu orang lain. Justru hal-hal yang kau bilang merepotkan itulah yang membuat semua upayaku berharga.” (halaman 144)
  10. “Memang jalan hidup yang saya tempuh tidak mulus, tapi fakta bahwa saya masih hidup membuat saya yakin bisa mengatasi setiap penderitaan yang menyertainya.”—Anak Perempuan Green River. (halaman 180)
  11. “Percayalah pada saya. Apa pun yang terjadi, hari esok akan lebih baik daripada hari ini. (halaman 225)
  12. Tidak ada alasan tertentu yang membuat orang-orang saling menjauh. Tidak, meskipun mereka mengatakan itu terjadi karena sudah tidak ada kecocokan. (halaman 234)
  13. “Memulai bisnis bukan perkara mudah. Uang memang penting, tapi bukan berarti semuanya akan baik-baik saja dengan adanya uang. (halaman 301)
  14. “Anda juga menyebut-nyebut tentang keinginan balas budi pada orangtua Anda, tapi perlu diingat bahwa balas budi bukan hanya sebatas mengembalikan uang. Selama Anda berbahagia, orangtua Anda pasti akan merasa puas, dan itu juga bisa dianggap sebagai bentuk balas budi. (halaman 306)
  15. Nah, Anda bertanya apa yang sebaiknya Anda lakukan untuk mewujudkan impian Anda, bukan? Jawabannya adalah belajar. Lalu menabung. (halaman 330)

Baca juga review buku literatur Jepang:

Buku-buku yang saya baca di tahun 2020

10 buku non fiksi favoritku di tahun 2020

9 buku fiksi favoritku di tahun 2020

Buku bajakan rugikan diri sendiri serta banyak pihak

Happy reading!  

With Love, 

 

3 thoughts on “[Review Buku] Keajaiban Toko Kelontong Namiya Karya Keigo Higashino

  1. Setuju, covernya keren mbak.
    Btw, terkait membacanya harus tekun. Bagiku itu berlaku untuk semua buku terjemahan apalagi kalau nama dalam buku tidak familiar. Tapi pernah juga karena kesusahan menyebut nama, aku membuat penyebutan sendiri utk mempermudah diriku saat menyebut nama, he he he

    Liked by 1 person

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s