Menikmati Musim Dingin dan Road Trip di Hokkaido, Jepang

Goryokaku Tower-Goryokaku Fort-Hakodate-Hokkaido, Japan

Travel brings power and love back into your life__Rumi

Setelah menghabiskan waktu beberapa hari di Osaka, maka kali ini kami akan road trip ke Hokkaido untuk pertama kalinya. Hokkaido merupakan salah satu pulau terbesar di Jepang, terletak di bagian utara Jepang. Saya sangat senang sekali, bisa mengunjungi perferkture Hokkaido. Selama ini, saya mengenal Hokkaido dengan kuenya yang enak-enak. Salah satunya, Hokkaido Cheese Cake, yang biasa sering dibeli tante saya di Pondok Indah Mall. Juga artikel yang pernah saya baca di blog-nya Mbak Novriana.

Road trip ke Hokkaido kali ini ternyata saya  banyak jalan kakinya juga banyak jajannya 😀 Selain jajan, alhamdulillah yang lebih senang lagi bisa mengeksplor kota-kota di Hokkaido yang punya pesona alam luar biasa cantiknya dibalut putih salju di musim dingin yang lembut. Sebagai anak tropis, berada di suhu dingin yang super dingin selama di Hokkaido, tak membuat hati saya membeku atau mengkerut kedinginan. Malah pengen jalan-jalan terus main salju. Kebahagiaan yang mengalir selama perjalanan bersama keluarga, rupanya mampu mengubah hawa dingin yang menyelimuti tubuh dan berhadapan dengan suhu minus. Kehangatan dan rasa syukur kami selama di perjalanan bisa menghangatkan dan mengukir kenangan indah selama di Hokkaido.

Day 3 in Japan: Kamis 9 Januari 2020 -> HOKKAIDO

Setelah sarapan pagi jam terus, terus check out dari Dai-Ichi hotel Osaka, langsung menuju ke bandara. Dalam perjalanan dari hotel ke bandara, kami melewati jalan yang ada di bawah /seperti menerobos gedung (bener-bener unik dan baru pertama kali lihat, sementara gedungnya tetap digunakan untuk perkantoran, untuk gambarannya, silahkan klik ini, atau search highway through building in Osaka.

Buku yang menemani perjalanan saya di awal dekade 2020.

Liburan di Jepang 2020 (part 1): Mengunjungi Osaka dan menikmati The Wizarding World of Harry Potter

Tiba di bandara Kansai Airport, kami berpamitan kepada driver, terus check in. Pukul 09.20 kami berenam dan ditemani guide, berangkat dengan pesawat Japan Airlines dan tiba di New Chitose Airport pukul 11.15. Sesaat sebelum mendarat, pemandangan yang tersaji sungguh sangat spektakuler. Mengintip dari balik jendela pesawat, hamparan salju terlihat begitu indah. Masha Allah…

Persiapan traveling di musim dingin

Sesampainya di bandara New Chitose  Airport, dan mengambil koper, kami memutuskan untuk makan siang dulu di salah satu restoran yang ada di bandara. Pilihan menu yang saya nikmati siang itu, ebi tempura sama labu dan buncis yang digoreng, sebagai penyedap rasa, guide kami memberi kami saos 😀 Walaupun saya mulai terbiasa dengan menu makanan yang kurang micin selama di sana, tapi kalau dikasih saos sambel tetap saya cocol-cocol para gorengannya 😛 Habis makan siang di sana sampai pulang pun, rupanya guide kami tidak menyediakan stok saos (entah habis, entah emang bapak guide tahu kalau kami bisa beradaptasi dengan makanan di sana ) 😀 Kalau lagi traveling, kami memang tidak sampai membawa stok saos pedas, boncabe dan kawan-kawan, ini guide-nya kebetulan yang kasih, hehe.

Habis makan siang, dari bandara pukul 12.55 kami dijemput oleh driver yang akan menemani perjalanan kami selama di Hokkaido. Namanya, saya lupa. Yang jelas, mas driver ini asli dari China yang sudah 20 tahun tinggal di Jepang dan fasih berbahasa Jepang, jadi mas driver-nya lebih banyak ngobrol dengan pak guide. Sesampainya di mobil, mas-nya menyapa kami, bahkan bilang “thank you, juga nice to meet you.” Senangnya, mas driver-nya ramah sekali. Padahal bukan asli dari Jepang. Selama beberapa hari di Jepang sebelum sampai di Hokkaido, alhamdulilllah bertemu dengan banyak orang Jepang dan mereka sangat ramah. Kalau main ke USJ, para petugasnya juga banyak yang ramah, helpful, menyenangkan dan bikin betah. Baru sampai di Hokkaido sudah disajikan pemandangan spektakuler, disambut suasana hangat dan menyenangkan, rasanya road trip kali ini bakalan  tak terlupakan…

Mengunjungi tempat-tempat Wisata di Sapporo

Sapporo Clock Tower

Dari bandara kami menuju Sapporo, ibukota dari Prefekture Hokkaido dan merupakan kota terbesarnya. Kami menuju destinasi wisata Sapporo Clock Tower, salah satu tempat bersejarah yang ada di Sapporo. Untuk masuk, kami terlebih dahulu membeli tiket masuk sebesar 200 yen untuk orang dewasa. Setelah membeli tiket, kami disambut oleh petugas. Seorang pria yang sudah memasuki usia senja, namun terlihat masih segar, beliau menyapa kami. Selain bahasa Jepang, beliau juga bisa berbicara bahasa Inggris. Namun, karena guide kami ngobrol pakai bahasa Jepang, jadinya ya kita di translate ke bahasa Indonesia. Bila kamu suka wisata sejarah, saat ke Sapporo bisa sekalian mengunjungi tempat ini.

Di dalamnya, kita akan disajikan sejarah tempat tersebut (ada di lantai 1)

Di dalam bangunan ini ada ruang pameran kecil di lantai pertama (Properti budaya di Hokkaido dan Sapporo). Ruang pameran besar di lantai pertama (model Panoramic Agricultural College dan sejarahnya), aula seni bela diri di lantai dua (patung Dr. Clarck)
Mekanisme menara jam: menara ini memiliki jam pendulum berwajah empat, jam penyihir berarti berdetak dan membunyikan bel tanpa menggunakan baterai listrik. Jam turrent memiliki struktur lima lapis, dan digerakkan oleh kekuatan bobot yang jatuh dari bel di atas ke lantai pertama. Ini adalah jam turret mekanik berjalan tertua di Jepang.
Alamat: Kita 1-jo Nishi 2-chome, Chuo-ku, Sapporo, 060-0001. Jam: 8:45 – 17:10 (tiket masuk terakhir: 17:00). Biaya: orang dewasa, 200 yen (gratis untuk siswa sekolah menengah). Ditutup: Tiga hari pertama pada awal tahun  (1-3 Januari).

Traveling di Inggris

Saat di tempat ini, ada salah satu momen menyenangkan, yaitu saat seorang wanita yang juga sama-sama petugas di tempat tersebut menyapa kami. Beliau memili alat translate yang baru pertama kali saya lihat (bukan Google translate, alatnya unik), setelah obrolan kecil kemudian beliau bicara dalam bahasa Jepang di depan alatnya yang di translate alat tersebut ke dalam bahasa Indonesia, bilang “Bahasa Indonesia agak sulit,” kami tertawa. Tak ingin kalah dengan beliau, diwaliki Om saya, beliau bilang “Bahasa Jepang juga susah,” ibu tersebut tertawa, tepatnya kami semua tertawa. Ada kehangatan dan sambutan menyenangkan Bapak dan Ibu petugas di tempat bersejarah ini.  Tak hanya tempatnya yang bersejarah, namun petugasnya pun menyambut dan menjelaskan kepada kami dengan ramah dan penuh kehangatan, bahkan kami diberikan stamp oleh Bapak petugas 🙂

Selesai berpamitan, kami keluar dari gedung dan turun salju. Huwaa, senangnya! Cuaca di Sapporo saat itu sudah minus delapan. Menurut penjelasan guide kami, cuaca di Sapporo memang sangat dingin, karena 150 km jaraknya sudah berdekatan dengan perbatasan Rusia. Pantas saja, dinginnya luar biasa dingiiiiiin sekali, tapi seru buat saya yang anak tropis, ketemu hujan salju dan udara dingin itu rasanya bahagia, haha! Untuk bangunan-bangunan yang ada di Sapporo, jika diperhatikan dengan seksama memang bukan bangunan khas Jepang sekali, sebab sudah dipengaruhi suasana bangunan yang agak barat karena berdekatan dengan Rusia. Ini berlaku untuk bangunan saja, untuk orang-orangnya, seperti kebanyakan orang Jepang pada umumnya mereka sangat ramah. Pukul 14.30, kami jalan lagi menuju Sapporo TV Tower

Sapporo TV Tower

Tempat ini merupakan salah satu tempat yang bisa dikunjungi saat ke Sapporo. Bisa naik ke atas tower-nya, di atasnya juga ada restoran, atau bisa menikmati menara tersebut tanpa perlu naik. Waktu itu, kami sempat masuk ke lantai dasar dan jajan es krim rasa vanilla. Rasanya enaaaaak banget! Dingin-dingin sampai meler terus makan es krim itu wow banget. Lebih mantap makan es krim pas musim dingin 😀 *dijamin makin dingin tapi enak dan ketagihan deh*.

Jajan es krim ini di lantai dasar Sapporo TV Tower, ennnaaaak!

Odori Park

Tak jauh dari Sapporo TV Tower, kita tinggal menyebrang dan bisa memasuki area Odori Park. Taman seluas kurang lebih 1,5 km ini memisahkan kawasan business dan kawasan pemerintahan di kota Sapporo.

Pemandangan dari Odori Park bisa melihat langsung Sapporo TV Tower
Winter in Sapporo, Hokkaido

Jalan-jalan di Swiss

Kami memang datang terlalu awal di bulan Januari, kalau saja datang di awal bulan Februari, biasanya di tempat ini diadakan festival salju Sapporo yang merupakan festival terbesar di Jepang yang diadakan di kota Sapporo, Hokkaido selama satu minggu. Jadi, sore itu kami hanya menikmati indahnya taman Odori tanpa banyak wisatawan. Dari taman ini, kita juga bisa menyaksikan megahnya Sapporo TV Tower. Selesai main di Odori Park, kami menyebrang lagi menuju Sapporo TV Tower, setelah jajan, kami kembali ke mobil dan menuju tempat berikutnya.

Tanukikoji Shopping Street

Pukul 15.44, kami tiba di Tanukikoji yang merupakan pusat belanja di Sapporo. Kami menyisir tempat tersebut, masuk ke beberapa toko. Selama jalan kaki dari toko ke toko, kami betul-betul kedinginan sekali. Berjalan tak cukup menghangatkan tubuh kami, yang ada makin kedinginan karena memang suhunya dingin banget. Guide kami menyarankan untuk membeli “hand warm.” Kami masuk ke salah satu toko semacam guardian tapi gak tau nama tokonya apa, terus membeli penghangat tangan yang tahan hingga 24 jam. Cara penggunaannya, cukup satu hand warm digosok-gosok, lama-lama akan menghangat dan bisa dimasukkan ke saku jaket tebal sambil memasukkan tangan kita, atau bisa juga tanpa perlu memasukan ke saku, kita cukup menggenggamnya di tangan, atau bisa juga simpan di saku jaket sama saku celana di kiri dan kanan plus sama di tangan (ini mah boros), saya sih cukup satu saja. Melihat kami kedinginan, lagi-lagi guide kami bilang bahwa suhu di Sapporo memang lebih dingin dibanding Osaka atau Tokyo. Kawannya sekitar 150 km sudah dekat dengan perbatasan Rusia, kami hanya mengangguk mencoba beradaptasi sambil kedinginan. Tapi meskipun kedinginan, herannya saya nggak kapok loh, malah makin semangat jalan dan jajan *eh 😀

Saat itu, kami sedang mencari sepatu untuk adik sepupu, jadi ketika tidak menemukan di satu toko kami mencari ke toko berikutnya sampai sempat mampir di Mall Parco. Tak lama kemudian, kami berjalan lagi menyusuri shopping street ini. Kalau suka jajan, banyak juga jajanan. Tapi yang paling menarik perhatian saya saat kedinginan itu, mata saya berhenti mematung pada sebuah tempat yang menjual ubi bakar gitu. Ubi asli Jepang, saat Tante menawari saya (seakan bisa membaca pikiran saya, saya langsung mengiyakan untuk jajan ubi, langsung deh hati gembira dan senang). Hey Ai, jauh-jauh ke Jepang jajan ubi? Memang kenapa, lagian ubinya enak kok 😛 Memang dasarnya doyan jajan, jajan ubi saja bahagia 😀

Yang suka jajan ubi, mari silahkan mampir 😎😃

Karena kita sudah berjalan jauh menyisir pusat belanjanya di Sapporo, maka lapar pun tiba. Tadinya pengen makan ramen, tapi karena entah di mana lokasi cari ramen halal dan perut sudah tak bisa berkompromi, dan cari beberapa restoran pas cek banyak menu non halal, akhirnya makan malam di Mos Burger (burgernya Jepang). Selesai makan, kami bergerak menuju hotel. Malam itu kami menginap di Emisai Sapporo Hotel dan alhamdulillah dapat connecting room. Paginya, setelah salat subuh berjamaah dan lagi-lagi tak bisa memejamkan mata, saya menunggu sunrise dari balik kaca. Senang sekali dapat view indah seperti foto ini:

view pada pagi dari balik kaca (kamar tempat menginap) dari lantai 12 😍😍

Saking capeknya kami lupa mengecek jadwal sarapan, dan tiga puluh menit menjelang tutup, kami baru sarapan 😀

Day 4 in Japan, Jumat 10 Januari 2020: Sapporo – Otaru – Lake Toya

Shiroi Koibito Park

Setelah sarapan, kemudian check out dari hotel. Pukul 10.oo kami melanjutkan perjalanan menuju destinasi berikutnya. Ada yang tahu makanan Shiroi Koibito? Ya, kami akan mengunjungi salah satu tempat pembuatan kue khas Hokkaido ini.

Chocolate creates the magic of happiness. Sairoi Koibito Park adalah taman hiburan untuk para penggemar cokelat, di mana di tempat ini bisa “Melihat, Mengenal, Merasakan, dan mengalami”. Kemudian dapat melihat bagaimana kue Shiroi Koibito diproduksi, mempelajari sejarah cokelat, menikmati manisan dan kafe asli ISHIYA dan bahkan membuatkan kue Shiroi Koibito sendiri. Secara garis besar, ada tiga area yang besar dalam Shiroi Koibito Park ini, yaitu terdiri dari:  Chocotopia, Tudor Area dan Garden Area.

Di Garden Area ini merupakan taman bergaya Inggris yang memamerkan mawar di musim panas dan iluminasi di musim dingin, memberikan kesempatan foto yang sempurna untuk menangkap kenangan manis saat berkunjung ke  Shiroi Koibito Park.

Lihat bus double decker ini tiba-tiba ingat dan kangen London

Perjalanan dari hotel menuju tempat tersebut sekitar satu jam lebih, pukul 11.11 kami tiba di lokasi dan langsung beli tiket. Sebelum masuk beli tiket, saya sudah terpesona dengan tempat ini, apalagi pas sudah masuk. Sebelum naik lift, kita dicek tiketnya, terus dikasih satu bungkus kue Shiroi Koibito. Saya pertama kali tahu tentang kue ini, saat pertama kali ke Jepang beli di bandara Narita, nggak nyangka kunjungan ke Jepang yang kedua berkesempatan untuk mengunjungi tempat pembuatan kuenya. Nah, keluar dari lift kita akan mengikuti jejak kaki kucing. Pemilik museum Shiroi Koibito ini pecinta kucing. Habis itu kita akan melihat dari balik kaca tentang tahapan produksi Shiroi Koibito dari mulai pembuatan hingga packaging.

Ini dia proses produksi Shiroi Koibito! 🙂

Habis melihat pembuatan kue, guide kami mengajak ke tempat jajan untuk beli camilan berbentuk permen loli pop, kami memilih rasa coklat. Habis itu kami dikasih tahu tempat jajan es krim yang enak. Saya memilih jajan es krim rasa vanilla, enak banget! Kami makan di tempat sambil duduk.

Teksturnya lembut dan yummy! 🙂 🥰🍦🥰

Selesai makan es krim, guide kami mengajak kami ke bawah, ke toko Piccadily untuk memilih dan membeli oleh-oleh khas Hokkaido, tentu saja, mumpung di sana silahkan borong Shiroi Koibito sepuasnya 😀 Di tempat ini, saya bertemu seorang traveler asal Singapore, dia bertanya pada saya, apakah kue yang dia tunjuk ini halal (sambil melihat keranjang yang saya bawa dan sudah menaruh beberapa makanan), saya bilang Insha Allah, soalnya kami sudah tanya ke guide kami. Sebelum beli, biasanya guide kami akan bertanya apakah makanan tersebut baik dikonsumsi oleh muslim. Menariknya, rata-rata penjual di sana itu jujur, bahkan di tempat yang berbeda saat kami akan membeli menu beef, penjualnya bilang kalau campuran dari proses memasaknya tidak halal, sehingga kami mengurungkan niat untuk membelinya. Saya pribadi salut, mereka sangat jujur dan tidak khawatir rugi bila pembeli macam kami tidak membeli hanya karena kandungan makanannya tidak halal. Mbak cantik yang berhijab yang awalnya saya kira dari Malaysia dan ternyata dari Singapore berpamitan pada saya setelah akhirnya ia pun membeli beberapa makanan di toko tersebut. Secara keseluruhan, saya sangat suka tempat ini. Jadi kalau lagi ke Sapporo, silahkan bisa sekalian mampir ke tempat ini. Untuk tiket: dewasa (16 tahun ke atas): 1.500 yen, dan anak-anak (0-3 tahun): 1.200 yen.

Shiroi Koibito

Pukul 13.14, kami meninggalkan tempat tersebut dan mencari restoran untuk makan siang. Saya lupa nama restorannya, tapi konsep restorannya all you can eat, makanannya bervariasi, camilannya enak-enak (ada mochi pula, langsung deh saya makin semringah, plus dessert-nya makan es krim rasa matcha dan vanilla, super enak). Selama di Hokkaido saya rajin jajan es krim, tiap ditawarin jajan es krim saya langsung mau , padahal lagi dingin-dinginnya. Selesai makan siang pukul 14.59 dan kami lanjut menuju Otaru.

Otaru Canal

Tempat ini merupakan salah satu tempat bersejarah yang ada di Otaru, dibangun sekitar 400 tahun lalu. Otaru Canal pas musim dingin, tampak lebih indah.

Puas menikmati tempat ini, kami kemudian menyebrang dan terus berjalan kaki menyusuri jalan menuju Otaru Music Box. Sepanjang perjalanan banyak restoran, banyak tempat jajan juga. Kami sempat mampir di sebuah toko kue yang terlihat menggiurkan, sayangnya saat ingin beli dan guide kami bertanya ke petugasnya, ternyata kandungan kuenya tidak halal, jadinya batal jajan deh, hehe. Kami terus menyusuri jalan, hingga warna jingga menyapa, tampak cantik sekali meski tidak menyaksikan sunset yang sempurna, hingga gelap sempurna membungkus kota, sampailah kami di tempat tujuan.

Dari Otaru Canal kami menyusuri jalan menuju Otaru Music Box Museum 😍
Warna langit sore itu sangat indah 😍😍 Dari Otaru Canal kami menyusuri jalan menuju Otaru Music Box Museum 

Katanya belum ke Otaru kalau belum mampir ke sini 😀 Maksudnya, mumpung ke Otaru, habis dari Otaru Canal sekalian mampir ke Otaru Music Box. Kalau suka dengan music box, mampir ke sini silahkan bisa pilih, beli dan bungkus 😀 Banyak variasi.

Toyako Manseikaku Hotel, Lakeside Terrace

Pukul 17.50 kami melanjutkan perjalanan menuju hotel Lakeside yang ditempuh sekitar 2 jam.  Pukul 20.00 kami tiba dan langsung makan malam di hotel yang akan tutup pukul 20.30 (beginilah, makan jadi serba cepat dan kilat karena restoran akan ditutup tepat pada waktunya). Alhamdulillah masih bisa makan malam di restoran sebelum tutup. Restorannya luas, saya suka suasana restorannya. Untuk makanan, guide kami sudah memberitahu kira-kira makanan apa saja yang aman kami konsumsi. Selesai makan malam, kami langsung menuju lantai delapan. Setelah bersih-bersih dan salat, langsung istirahat.

Paginya, selesai salat subuh, saya tak bisa memejamkan mata dan membuka tirai sambil melihat dari balik kaca, berharap bisa menikmati sunrise, hehe. Pukul 7 tiba, tapi sunrise tak kunjung tiba, yang saya saksikan pagi itu adalah pemandangan indah dari kamar tempat saya menginap. Beberapa saat kemudian turunlah hujan salju, eh saya langsung girang.

Beautiful view 😍😍
Horeee hujan salju. View dari kamar bisa lihat restoran tempat semalam makan dan juga pas sarapan

Pagi itu saya coba yukata–belum terbiasa pakai yukata pas tidur malam, padahal setiap hotel yang kami inapi menyediakan yukata (pakaian khas Jepang). Pakai Yukata-nya sih bukan buat bobo, cuma buat foto dengan background turun salju dari balik kaca kamar. Sebelum sarapan, kami sudah packing karena habis sarapan kami akan langsung check out.

Ini menu sarapan sehatku, yang penting ada ikan sama lalapan 😀 *Rata-rata di setiap hotel yang kami singgahi, selalu ada ikan salmon* 🤩🤩
View hotel dari tempat duduk saat sarapan di restoran

Day 5 in Japan: Sabtu, 11 Januari 2020: Lake Toya – Hakodate City Tour

Pukul 10.00 kami melanjutkan perjalanan menuju sebuah destinasi wisata yang mumpung belum terlalu populer banget dan sebelum menjadi populer, maka kami ingin mengunjunginya. Sebetulnya tempat ini tidak ada dalam itinerary roadtrip di Hokkaido. Kalau lihat schedule seharusnya kami ke Red Brick Warehouse juga ke Niseko buat main ski, namun jadinya di skip. Tergiur saran guide atas dasar obrolannya dengan mas driver di mana obrolan mereka tentunya dalam bahasa Jepang, mumpung lagi ke Toya, jadi sebaiknya mencoba Snow Mobile, yang merupakan salah satu tempat wisata yang spesial di Toya. Setelah mendengar penjelasan guide kami dari saran yang di dapat dari driver, akhirnya Om memutuskan untuk mencoba snow mobile, kami pastinya ikut. Saya sangat senang sekali, akan mencoba hal baru, naik motor dengan track jalanan bersalju, saya tak dapat membayangkannya. Jarak dari hotel  Toyako Manseikaku ke tempat tersebut hanya dua puluh menit. Pemandangan sepanjang road trip kami di Hokkaido sangat spektakuler, saya hanya terbengong-bengong menikmati keindahan dari balik kaca mobil, berasa ada di negeri antah berantah namun meninggalkan kesan haru dan bahagia menyaksikan keindahan yang saya bisa nikmati sepanjang perjalanan. Dan setibanya di lokasi buat snow mobile, saya makin takjub ….

Toya Snow World

Sesampainya di lokasi, driver kami menemani guide (yang ternyata baru pertama kali juga ke tempat tersebut), terus kami beli tiket. Untuk satu jam perjalanan pulang pergi melewati track snow mobile dibanderol dengan harga cukup mahal, kalau per orang naik satu snow mobile 10.000 yen, namun kalau berdua harganya jadi 15.000 yen. Lebih hemat kan? Jadilah, kami yang berjumlah enam orang menyewa tiga snow mobile. Sebelum naik, kami diberikan instruksi mengenai cara menggunakan snow mobile, cara mengerem, dan tak lupa kami mesti menggunkan alat tempur yang disiapkan khusus oleh petugasnya, dengan memakai helm dan sarung tangan khusus yang juga disediakan mereka. Kami juga ditemi oleh satu instruktur atau petugas yang berjalan duluan dan memantau kami selama perjalanan, guide kami ikut mem-videokan perjalanan kami dengan ikut nebeng sama bapak petugasnya *baik banget ini bapak petugasnya bolehin guide-nya nebeng.*

Dan, sepanjang perjalanan, yang keluar dari mulut saya hanya bisa menyebut nama-nama Allah dan mengucap rasa syukur. Saking senang dan bahagia, sepanjang perjalanan, tak terasa air mata saya mengalir. Tidak menyangka bisa merasakan naik snow mobile dibonceng adik sepupu, sambil menyaksikan pemandangan yang sangat indah berselimutkan salju putih nan lembut. Ya Allah, terima kasih atas kesempatan untuk melihat keindahan-Mu…. Seumur hidup baru kali itu merasakan snow mobile, dan   ini membuat saya jatuh cinta dengan Hokkaido. Kalau suka dengan suhu dingin atau traveling saat winter, bisa masukin Hokkaido di bucketlist. Oh Dear Toya Snow World, you rock my world! 🙂

Jungfraujoch, top of Europe, #inlovewithSwitzerland

Walaupun tempat wisata ini belum sepopuler tempat lain, tapi kalau ke Toya, must try snow mobile di Toya Snow World, bagi saya akan menjadi pengalaman tak terlupakan, dan kalau boleh ingin sekali mengulang naik snow mobile di sana pas winter. Aamiin. Beruntung Om memutuskan untuk datang ke tempat ini atas saran dari driver. Surprisingly, tempatnya keren, alamnya indah, dan jadi best experience kami selama roadtrip di Hokkaido.

View sepanjang jalan, beneran magis! 😍😍

Dan pas sampai di titik pemberhentian, sebelum turun lagi, kami dikasih waktu sepuluh menit untuk berfoto, mengabadikan momen, dan ternyata dibolehin foto sambil menumpang snow mobile 😀

Winter in wonderland ❤️
Snow Mobile-nya parkir bentar ❤️
Sejauh mata memandang, hanya hamparan salju putih nan halus, duh pengen lama-lama main di sini T_T
Magical view 😍😍
Pengen gogoleran 😀 *Oh jadi pengen bikin Es campur*

Baca juga :Terpikat keindahan Mount Cook National Park, NZ

Rasanya ingin berlama-lama ada di atas menikmati hamparan salju yang lembut, pengen rebahan, tapi apalah daya berhubung durasi-nya satu jam, kami pun akhirnya kembali ke bawah dan menyerahkan snow mobile. Habis itu dijemput mobile bersama para wisatasan lain kembali ke tempat pembelian tiket terus mengembalikan helm, dan sarung tangan.

Bila lapar, di dekat pembelian tiket ada warung milik sepasang suami istri. Kami mampir ke sana membeli minuman hot chocolate, jajan apel khas Hokkaido, terus jajan camilan. Perut sudah diganjal, bukannya langsung naik ke mobile terus melanjutkan perjalanan, saya dan adik-adik sepupu malah melipir main salju. Sampai turun hujan salju pun, kami tetap asik bermain. Saljunya lembuuuut sekali. Sampai-sampai saya coba rebahan eh yang ada baju mulai basah, duh pokoknya nggak mau pulang, pengen main terus di sana >.<

Sayangnya, merengek pun tidak mungkin. Dengan berat hati, tepat pukul 13.00 kami meninggalkan tersebut dan melanjutkan roadtrip menuju Hakodate. Dan sepanjang jalan kami menikmati view yang magical dan berselimutkan putihnya salju. Dua jam perjalanan, saya masih sulit memejamkan mata dan sepanjang perjalanan terpesona dengan hal-hal baru yang saya lihat: mengamati keindahan alamnya, pegunangan berbalut salju, hutan-hutan, danau yang tertutup salju, bangunan-bangunan serta jalan mulus yang dilewati. Saya sangat menikmati perjalanan tersebut, sampai-sampai buku yang saya bawa yang diniatkan untuk mengusir rasa bosan selama road trip, tetap tersimpan rapi di tas dan cuma dibaca pas menjelang tidur di hotel. Pukul 16.00 kami tiba di tempat tujuan.

Goryokaku Fort in Hakodate

View dari Goryokaku Tower 🤩🤩🤩🤩🤩

Menurut info dari brosur yang saya baca, asal benteng yang berbentuk bintang: Benteng unik berbentuk bintang Benteng Goryokaku ini berasal dari Eropa abad ke-16. Sejumlah “kota benteng,” kota-kota yang sepenuhnya dikelilingi oleh benteng, dibangun selama era terjadinya perang. Dengan pengembangan senjata dan meriam, struktur yang mengurangi titik-titik  dalam pertempuran senjata dirancang untuk melindungi kota-kota ini. Maka benteng berbentuk bintang diciptakan. Di Jepang, orang-orang yang telah melakukan kontak dengan teknologi desain Eropa selama masa pemerintahan Keshogunan Tokugawa dan membangun Fort Goryokaku sendiri. Oleh karena itu, menyimbolkan “semangat Jepang dikombinasikan dengan pembelajaran Barat.”
Yang menarik dari Fort Goryokaku, setiap musim memiliki ciri khas yang berbeda. Berikut ini hal yang kita nikmati dari bangunan ini di dalam empat musim: Musim semi dimulai dengan mekarnya bunga sakura di Fort Goryokaku. Ada sekitar 1.600 pohon sakura yang ditanam di sini selama era Taisho, termasuk varietas sakura yoshino. Festival Goryokaku Hakodate diadakan pada awal musim panas, ketika Parade Restorasi Meiji memproklamirkan sejarah Fort Goryokaku yang dimulai dengan kedatangan Komodor Perry sebagai temanya. Kontes Bersejarah Hakodate bertujuan mereproduksi sejarah Hakodate pada malam pertengahan musim panas. Dinding parit dan batu di Benteng Goryokaku adalah panggung untuk tontonan ini. Selama The Dreams of Pentagonal Stars (Hoshi-no-Yume), pada musim dingin, ada 2.000 lampu menerangi parit berbentuk bintang.

Informasi penting tentang area Fort Goryokaku ”dirancang sebagai situs bersejarah, kira-kira 251.000 m² (sekitar 5 kali ukuran Tokyo Dome). Lingkar parit: sekitar 1,8 km. Lingkar situs bersejarah: sekitar 3 km.
Fort Goryokaku diciptakan sebagai simbol era baru dan ternyata menjadi tempat di mana sistem feodal dihapuskan. Namun, sejarah Fort Goryokaku tidak berakhir di situ. Itu dibuka untuk umum sebagai taman pada tahun 1914, berfungsi sebagai tempat relaksasi dan rekreasi bagi warga Hakodate. Pada tahun 1952, itu dirancang sebagai situs bersejarah khusus oleh pemerintah setempat.
Goryokaku Tower

Sebelum mengeksplor Fort Goryokaku, setibanya di sana kami langsung memasuki gedung, di mana kami akan naik dan menikmati pemandangan dari Goryokaku Tower. Sebelumnya, guide kami membeli tiket.

Tentang Goryokaku Tower: menara barunya dibuka pada 1 April 2006 (Goryokaku Tower pertama kali dibuka pada 1 Desember 1964). Luas situs: 2.938 m². Luas lantai total: 5.783 m². Tinggi: 107 m (termasuk penangkal petir); 98 m (tinggi menara). Ketinggian observatorium: 86 m untuk lantai 1, 90 m untuk lantai 2. Area Observatorium: Observatory 1F 314 m², Observatory 2F 464 m² Kapasitas Observatory: sekitar 500 orang. Elevator: lift yang dapat menampung 30 orang x 2. Waktu yang diperlukan untuk mencapai lantai 1 observatorium: sekitar 30 detik.

Setelah naik lift, kita akan sampai di lantai dua. Dari sana, saya bisa menyaksikan keindahan Fort Goryokaku. Masha Allah indaaaaah sekali. Di lantai dua juga tersedia guide information, memorial pole / graphic exhibition, dan juga model Goryokaku Fort.

Model of Goryokaku Fort 🤩
before sunset from Goryokaku Tower 😍
Sebelum turun dari lift, sempat menyaksikan ini. Alhamdulillah, sunset… 😍

Harga tiketnya untuk dewasa 900 yen. Jam bukanya: kalau 21 April – 20 Oktober pukul 8: 00-19: 00, kalau 21 Oktober – 20 April: 09: 00-19: 00. Menara Goryokaku: 43-9, Goryokaku-cho, Hakodate 040-0001, situs web-nya: http://www.goryokaku-tower.co.jp

Menjelang sunset, kami turun. Tadinya, ingin sekali langsung eksplor bangunan dan keindahan Goryokaku Port. Namun, butuh lebih dari satu jam. Kami tidak jadi eksplor dan melanjutkan rencana awal sesuai itinerary menuju Mount Hakodate, jaraknya sekitar 15 menit. Namun, di tengah perjalanan kami sempat mampir ke toko beli camilan buat adik sepupu yang paling kecil dan udah kelaparan, salah satu camilan yang dibeli adalah kentang Hokkaido, rasanya enak banget, kriuk-kriuk bikin nagih.

Mount Hakodate

Sesampainya di lokasi, guide kami langsung beli tiket, habis itu ikut dari barisan antrian yang mengular. Sekitar 30 menit mengantri, hingga akhirnya tiba giliran kami naik ropeway menuju puncak Mount Hakodate. Untuk tiket yang sudah dibeli jangan sampai hilang, karena petugas akan mengecek tiket tersebut baik sebelum naik maupun saat naik arah pulang.

Sesampainya di atas, kami tidak kebagian sunset  dan gelap sempurna membungkus kota yang ada tinggallah cahaya lampu, dan ternyata kawan, sudah banyak wisatawan yang memadati spot kece di Mount Hakodate. Kalau ke Hakodate, jangan lupa mampir ke sini, view malam hari sungguh indah sekali dan spektakuler.

Masha Allah, pemandangannya indah banget 😍😍
sebenernya pengen pose dengan view ini, tapi apalah daya sudah dipadati pengunjung. Ternyata semakin malam malah semakin banyak pengunjung. Sepertinya datang ke tempat ini best view-nya saat malam! 🙂 😍

Tak lama kemudian, karena sudah makin kedinginan, kami turun lagi dengan menaiki ropeway. Antrian baik saat naik maupun turun, saat itu padat sekali. Kirain kalau menjelang malam sepi, eh malah sebaliknya 😀

Keluar gedung kemudian kami naik kendaraan lagi untuk cari tempat makan. Kami makan malam di restoran Steak Victoria. Saya tidak memilih menu steak, saya pilih nasi, tempura dan ayam. Selesai makan, kami langsung menuju hotel dan menginap di La’gent Stay Hokkaido Ekimae.

View dari lantai 5 tempat menginap, alhamdulillah pagi iu saya bisa menyaksikan sunrise dari balik kaca

Day 6 in Japan: 12 Januari 2020

Hakodate Morning Market

Paginya, setelah check out dari hotel jam 09.00, kami mampir ke pasar pagi. Suka sekali dengan pasar ikan, ikan-ikan yang dijual di pasarnya benar-benar fresh, bikin ngiler dan pengen borong ikan, hehe.

Horeeee main ke pasar, ketemu banyak ikan-ikan segar

Jajan scallop, kepiting rebus, strawberry, anggur hijau dengan ukuran besar

Buah-buahan seger sekali, pengen borong, 😀 Anggur sama strawberry Jepang-nya enaaaak banget, alhamdulillah

Guide kami juga mengajak untuk menyaksikan cara memancing cumi, namun pas dicek ternyata di musim dingin tutup. Maka, pagi itu acara jalan-jalan ke pasarnya, apalagi kalau bukan melihat ikan-ikan yang segar. Mata saya langsung hijau kalau lihat ikan-ikan segar, dan uniknya meskipun banyak ikan yang dijual tapi tidak bau amis, terlihat bersih sekali (saya suka, duh bikin jadi makin suka main ke pasar ikan yang ada di Jepang). Setelah jajan ikan yang dimakan langsung di tempat pas masih panas, enak sekali. Terus jajan strawberry dan anggur untuk bekal di jalan, karena roadtrip kami masih panjang, kawan! 😀

Goryokaku Park

Pagi itu diputuskan bahwa mengunjungi Jigokudasi di skip dari itinerary, karena kami penasaran ingin masuk ke  Goryokaku park, dan melihat di dalamnya ada istana pemerintahan, dan terdapat 1.600 pohon sakura. Meskipun sakuranya belum mekar, tetap ingin sekali melihat langsung taman Goryokaku yang sehari sebelumnya hanya bisa kami lihat dari balik kaca ketika berada di Goryokaku Tower. Menembus dinginnya cuaca pagi itu, kami tetap semangat dan senang bisa melihat taman berbalut salju halus yang sangat indah. Bahkan saat turun hujan salju, tentu saja saya makin semringah. Saya dan adik sepupu kerjaannya main salju, nggak peduli dinginnya kayak apa. Kami senang.

View Goryokaku Tower dan Goryokaku Park 🙂
Magical Winter in Goryokaku Park-Hakodate! 🙂 🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Sebetulnya masih ingin berlama-lama ada di taman ini. Tapi kami harus segera jalan. Kami melanjutkan perjalanan pada pukul 12.30 menuju tempat wisata berikutnya. Perjalanan yang di tempuh 2,5 jam.

Noboribetsu Date Jidaimura

Pukul 15.00 kami sampai di tempat tujuan. Kami hanya kebagian satu pertunjukkan yang akan di mulai pada pukul 15.25. Setelah beli tiket, kami jalan cepat sambil eksplor tempat yang sangat Jepang banget ini, datang ke tempat ini untuk wisata budaya Jepang.

Setelah dicek tiketnya oleh seorang petugas yang memakai kostum ninja lengkap dengan samurai-nya, kami menyusuri jalan melewati toko-toko suvenir, terus bertemu dengan kolam dan paviliun Matsuga, jembatan Takasano, jembatan Otakara, terus lurus menuju Kasumi Ninja House.

Periode Edo, dimulai sekitar 400 tahun yang lalu dan berlanjut lebih dari 250 tahun, adalah salah satu masa paling damai dan energetik dalam sejarah Jepang. Berbagai budaya dan kostum lahir, dan sekarang masih dasar untuk Jepang dan semangat dan kehidupan. Noboribetsu Date Jidaimura adalah taman budaya,  tempat untuk bisa bermain dan belajar banyak tentang zaman Edo. Kalau mau tahu dan  ingin mempertimbangkan pikiran orang Jepang bisa datang ke tempat ini.

Tentang Spirit dari Noboribetsu Date Jidaimura: Pada tahun 1869 ketika nama “Hokkaido” diberikan ke tanah ini. Keturunan Kojuro Katakura, yang dikenal sebagai tangan kanan prajurit Jepang Masamune Date, berdiri sebagai kandidat untuk migrasi dan mengeksploitasi  wilayah Noboribetsu.
Mereka menukar pedang mereka dengan cangkul dan mengatasi banyak kesulitan untuk memulihkan harga diri mereka yang hilang karena gangguan Restorasi Meiji, dan untuk menghidupkan kembali kota asalnya yang kuat dan penuh semangat yang dipuji Sendai sebagai “Edo Utara” ke hutan belantara paling utara.
Mimpi-mimpi para pionir ini melahirkan “Another Edo” Noboribetsu Date Jidaimura di dunia saat ini. Rumah-rumah pedagang berdiri berdampingan, kediaman samurai megah, rumah ninja menakjubkan penuh trik. Lanskap kota yang penuh semangat kemudian berpadu dengan sifat megah Hokkaido, tempat para samurai, ninja, dan penduduk kota hidup. Dan ruang hiburan besar diwarnai oleh aksi yang kuat dan kinerja yang luar biasa telah berkembang. Langkahkan kaki ke tempat ini, maka membuat kita menjadi penjelajah waktu dan menikmati perjalanan kita sepenuhnya di masa Edo.

Sempat menyempatkan mampir-mampir dulu ke tempat ini. Menyaksikan kehidupan masyarakat Jepang jaman dulu
Magical view @Takasago Bridge 😍😍

Di Kasumi Ninja House ada pertarungan mendebarkan antara ninja, pecah di sebuah rumah penuh trik. Kamu suka tentang NINJA? Tonton deh pertunjukkan ini,  ceritanya para Ninja yang bernama Hiryu dan Azuka. Mereka adalah ninja yang mengabdi pada klan Date (tua feodal). Mereka kembali dari persembunyian karena menerima tugas rahasia dari tuannya. Misi yang mereka terima adalah mengawal Tsunenaga Hasekara, yang baru kembali dari Eropa setelah tujuh tahun di sana, dan mengantarkannya sampai di istana dengan selamat. Namun, sebelum mereka berangkat, para ninja pengikut Tokugawa tiba-tiba muncul dan memaksa mereka memberitahu di mana Hasekura bersembunyi. Mereka berdua menolak perintah itu, maka terjadilah pertarungan sengit dengan para ninja tersebut. Akankah Hiryu dan Azuka memenangkan pertandingan?  Apakah dewa perang akan memberkati ninja yang siap mengorbankan jiwa demi sebuah impian yang belum tercapai? Temukan jawabannya saat menonton pertunjukkan ini. Saya sangat suka pertunjukkannya, bagus banget, akting para ninjanya sudah kayak bintang film. Saya seakan menonton film langsung di tempatnya. Andai saya bisa mengerti bahasa Jepang, pasti lebih seru lagi memahami percakapan para pemainnya. Kalau suka film-film action yang ada samurai-nya, bakalan suka nonton pertunjukkan ini.  Di akhir pertunjukkan, silahkan bungkus tip yang akan diberikan di kertas putih yang sudah diberikan petugas sebelum menonton pertunjukkan, nanti  isi tip bisa dilemparkan ke arah panggung setelah pertunjukkan usai. Sebetulnya ini tidak wajib, hanya seperti simulasi pertunjukkan teater di zaman edo). Kalau kamu menyukai wisata budaya, dan ingin lebih mengenal budaya Jepang, saat ke Hokkaido bisa mengunjungi Noboribetsu.

Show ninja terspektakuler yang pernah saya lihat 🙂

Menurut brosur yang saya baca tentang informasi di tempat ini, berikut beberapa nama tempat yang ada di sini:

  1. Ninja Show di Kasumi Ninja House
  2. Oiran Show di Japanese Cultural Theatre
  3. Nyanmage Comedy di O-Edo Theater (ini pas summer), kalau pas winter ada Samurai Show di teater yang sama.
  4. Outdoor Action Show adanya pas summer di bagian Ninja Fort (lokasinya dekat Kasumi Ninja House
  5. Utsuroi – Khan: di tempat ini kita bisa mengubah penampilan menjadi orang Edo dan mendapatkan foto spesial di tempat. Terus ada berbagai kostum sewaan untuk pergi ke kota Edo. Kostum yang nomor satu yang paling populer adalah kostum ninja.
  6. Yugi-khan: di sini bisa tiupkan dart, berhenti, dan nikmati permainan tradisional bersama
  7. Taiken-Dojo
  8. Ninja Maze
  9. Goblin Cat Temple
  10. House of Monsters
  11. Fukutoku-Ya
  12. Nanamangoku
  13. Horai-Ya: tempat beli suvenir
  14. Pekin Tei
  15. Manpuku-Tei: restoran yang menunya masakan Jepang
  16. komachi Sweet Shop
  17. Waraji-Ya
  18. Teashop Bonten
  19. Edo-Ya

Nah berhubung tempatnya luas, pastikan kamu membaca peta di brosur dan tentukan kamu mau ke mana saja. Biar praktis dan menghemat waktu.  Jam operasional: Selalu terbuka (ada beberapa hari pemeliharaan di musim dingin).  1 April – 31 Oktober: 9:00 pagi – 5:00 sore. 1 November-31Maret: 9:00 pagi-4:00 sore. Harga tiket, untuk dewasa per orang 2.900  yen, anak-anak 1.600 yen dan toddler empat tahun atau dibawah tiketnya 600 yen. Alamatnya: 53-1 Naka Noboribetsu-cho Noboribetsu-shi, Hokkaido, Japan 059-0463 (TEL: 0143-83-3311, FAX: 0143-83-3434), for details silahkan offical website: http://www.edo-trip.jp)

Sayangnya, waktu kami di sana hanya satu jam, sebab tepat pukul 16.00 langsung ditutup. Maka, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju hotel. Hanya 30 menit, kami sudah sampai, dan menginap di Noboribetsu Manseikaku.

Noboribetsu Manseikaku Hotel

Selama beberapa hari roadtrip di Hokkaido, baru kali ini kami tiba lebih awal di hotel. Biasanya, rata-rata sampai hotel jam 20.00 atau lebih. Sesampainya di kamar yang terletak di lantai 4, mata saya langsung *love struck* melihat design kamar-nya yang unik berupa kamar tradisional di Jepang. Masha Allah, berasa mimpi banget deh, dulu hanya lihat di film-film kartun, tahu-tahu saya ternyata melihat, mengalami dan menikmati langsung tidur di tempat minimalis ala orang Jepang, alhamdulillah cita-cita yang kesampaian. Saya selalu suka dengan hal-hal tradisional di Jepang, nggak nyangka liburan ke Jepang kali ini banyak kejutannya, alhamdulillah.

Ku senang dan bahagia bisa menginap di hotel yang kamarnya masih tradisional ala  Jepang 😍

Bererapa menit kemudian setelah kami masuk kamar, ada petugas hotel yang membantu kami memasang alas tempat tidur yang awalnya disimpan di dalam lemari. Huwaaa, senang sekali bisa merasakan tidur di hotel ini. Di hotel juga disediakan fasilitas buat onsen, cuma mandinya bareng-bareng gitu dan nggak boleh sehelai baju pun nyangkut di tubuh, makanya saya nggak coba onsen-nan hehe.

Pukul 17.30, guide kami sudah booking untuk makan malam bersama sekalin pakai yukata. Makan malam hari itu, sungguh sangat spesial. Masakan di restoran dengan menggunakan kostum yukata.

Sayangnya, keesokan harinya kami haru meninggalkan Hokkaido. Kami check out dari hotel pukul 06.30 dan pukul 07.00 mrlanjutkan perjalanan. Karena nggak sempat sarapan di hotel, guide kami request ke pihak hotel untuk take away breakfast-nya. Kami dapat onigiri dan sarapannya di bandara. Perjalanan dari hotel menuju bandara ditempuh selama satu jam. Pagi itu, tiba-tiba saya melow karena harus meninggilkan Hokkaido, masih kangen dan pengen lama-lama ada di sana, tapi apalah daya harus melanjutkan perjalanan. Sedih juga karena dengan berakhirnya perjalanan di Hokkaido, otomatis kami pun harus berpisah dengan driver yang baik dan sangat fleksibel serta ramah ini. Terima kasih mas driver yang baik hati dan sudah menemani perjalanan kami, sehingga roadtrip di Hokkaido ini bakalan jadi roadtrip yang sangat mengesankan. Ini dia mobil yang kami gunakan saat road trip di Hokkaido.

Ini dia hand warm yang bisa digunakan untuk menghangatkan tangan dan tahan 24 jam! In frame yang ditandain warna orange adalah mas driver kami selama road trip di Hokkaido
Ini dia mobil yang kami gunakan selama road trip di Hokkaido. I Already Miss You So Much Hokkaido. Until I See you …

Entah kenapa, berada di Jepang itu rasanya tenang dan nyaman. Tidak merasa seperti orang asing yang sedang berada di negara di antah berantah. Walaupun saya belum bisa bahasa Jepang, tapi memang suasana di negara ini menyenangkan, jadi ya tidak berasa lost in somewhere gitu meski nggak ngerti tulisan dan bahasanya. Saya senang sekali, bisa mengunjungi Hokkaido. Beruntung memilih roadtrip, sehingga untuk private tour ini kami bisa quality time bersama keluarga, nggak dikejar-kejar waktu. Ngak kebayang kalau pakai kendaraan berupa kereta yang mesti on time terus sambil geret-geret koper besar, pasti lebih repot, hehe. Kalau menyewa mobil, pas roadtrip paling hanya angkat-angkat koper kalau mau check in dan check out dari hotel, lebih simpel.

Secara keseluruhan, saya sangat menyukai winter di Hokkaido. Meskipun dinginnya nggak biasa alias dingin banget, tapi pengalaman yang saya dapat sangat menyenangkan selama berada di sana. Makanannya enak-enak, suasananya nyaman, bersih (seperti biasa, di mana pun selama berada di Jepang pasti bersih, tidak menemukan sampah berserakan), pemandangan alamnya indah. Buat yang suka liburan pas musim dingin, Hokkaido ini tempat yang sangat rekomen. Asli, bikin susah move on dari Hokkaido.

Happy traveling 🙂

Apakah kamu suka traveling saat winter?

Berikut beberapa artikel tentang perjalanan saya ke beberapa negara di bawah ini:

  1. Thailand : trip to Bangkokmakan Durian montong di Thailand
  2. Jepang : menikmati Jepang di musim gugur 
  3. Hongkong : Trip Hongkong
  4. China: Mampir di Restoran Modern Toilet di kota Shenzen
  5. Singapura : Mengunjungi Universal Studio SingaporeSingapore Flyer
  6. Saudi Arabia: My Amazing journey at Masjidil Haram, Masjid NabawiJeddah
  7. UAE (United Emirate Arab): Pesona kota Dubai 
  8. Inggris: Jalan-jalan di Inggris
  9. Prancis: Lost in Paris
  10. Turki : petualangan yang spektakuler di Turki
  11. Australia : menikmati musim panas di Sydney
  12. New Zealand: liburan di Queenstowndan terpikat keindahan alam Mount Cook
  13. Spanyol : Musim dingin yang terasa hangat di Barcelona
  14. Liburan di Swiss (part 1)
  15. Jungfraujoch top of Europe 
  16. Jalan-Jalan ke Italia (part 1): Milan,
  17. City tour di Roma dan wisata sejarah
  18. Menikmati cantiknya kota Florence di malam hari
  19. Mengunjungi Vatican, negara terkecil di dunia
  20. Mengunjungi Menara Pisa
  21. Tokyo Disneyland, dan pengalaman traveling di Jepang
  22. Pesona Matsumoto Castle di Nagano, Jepang 
  23. Mengunjungi Shirakawa Go Situs Warisan Dunia UNESCO di Jepang
  24. Menikmati Musim Dingin dan Road Trip di Hokkaido, Jepang
  25. Mengunjungi Osaka dan Menikmati The Wizarding World of Harry Potter, USJ (Universal Studio Japan)

With Love,

24 thoughts on “Menikmati Musim Dingin dan Road Trip di Hokkaido, Jepang

  1. Tulisan panjang sepanjang perjalanannya. Tapi tetap asyik dibaca seasyik perjalanannya, perjalanan yang menakjubkan ya mbak, foto²nya juga keren …
    Aku yang membaca aza ikut senang dan bahagia apalagi yang melakukan trip ini…😀🥰🤩

    Liked by 1 person

    1. Terima kasih Mbak Sondang, sudah berkenan membacanya *terharu* 🌹❤️🥰🥰
      Hehe, iya tulisannya panjang, sepanjang perjalanan yang kini hanya tinggal kenangan ☺️

      Terima kasih sudah ikut senang dan berbahagia membaca tulisan ini. 💝Berarti pesan saya sampai, saya ingin berbagi cerita dan semoga yg membaca tertular rasa bahagia saya, dan semoga kelak Mbak sekeluarga bisa menikmati langsung pengalaman ini melebihi apa yang saya alami. Aamiin 🙏🤲

      Liked by 1 person

  2. Novriana

    Waaa, jalan2nya seru banget, Ai! 🤩🤩🤩
    Softcream di Hokkaido emang enak banget! Susu atau butter dari Hokkaido bisa dibilang termasuk yg paling terkenal di Jepang 🤤
    Btw di Otaru sebenernya ada beberapa tempat makan yg muslim-friendly juga, tapi kayaknya jadwalnya udah mepet ya pas di sana?

    Liked by 1 person

    1. Iya, Mbak. Alhamdulillah seru dan menyenangkan, sampai gak bisa move on dari Hokkaido 😄

      Iya, Mbak enak bangeet ya Allah, tapi saya belum nyobain softcream melon di Hokkaido seperti yg pernah Mbak rekomenin di blog 😍😍 *mesti ke sana lagi, nih 😄*
      Oh iya, susunya juga sangat enak (lupa nulis bagian ini 😂, Terima kasih udah diingetin). Menurut saya, susu terlezat, tergurih dan terenak yg pernah saya coba, adanya di Hokkaido. Kayaknya susunya spesial banget. Hokkaido Milk 🥛 super yummy 🤤
      Butter-nya belum nyoba (baru tau dari Mbak). 😂

      Iya, jadwalnya mepet Mbak. Sedih pas baca-baca lagi blog Mbak, ternyata ada referensi tempat makan Muslim friendly yg belum sempet dicoba pas di Otaru 😂
      Untuk wiskulnya kayaknya belum nendang nih saya 😆 *saya doyan makan 🤣* dan *mudah-mudahan bisa kembali ke Jepang dg misi wiskul ala Mbak di Jepang 🤲 Aamiin*
      Untuk acara wiskulnya memang ban

      Liked by 1 person

      1. Novriana

        Iyaaa, susunya terkenal di luar Hokkaido jugaa.. Kalo butter-nya sih palingan klo dipake buat bikin kue 😁

        Waktunya berasa kurang banget emang yaa Ai klo jalan2, rasanya pengen ke semua tempaat 😂

        Semoga nanti ada kesempatan lagi buat ngulang muter2 Hokkaido nya ya, aamiin..

        Liked by 1 person

      2. Hokkaido Milk 🥛, Oishi 👍😄
        Selain di Hokkaido, di perfecture mana lagi yang susunya enak, Mbak?
        Pantesan kue-kue di Hokkaido enak-enak, ternyata salah satu bahannya *butter*nya juga enak 😄

        Kurang banget Mbak, rasanya pengen semua tempat dikunjungi 😂

        Aamiin Aamiin Aamiin. Terima kasih untuk doanya, Mbak 🙏🌹🤗

        Liked by 1 person

      3. Novriana

        Nah, iyaaa, kayaknya gara2 butter-nya itu kali ya kue2 di sana enak2 banget 🤤

        Mungkin nanti bisa direncanakan pergi lagi di musim lain, Ai 😁

        Liked by 1 person

      4. Oh ternyata resep rahasia yg membuat kuenya enak-enak banget 🤤🤤

        Aamiin Aamiin Aamiin, Mbak. Huhuhu kangen banget sama Jepang 😂😂
        Untuk sekarang pengobat kangenya mampir ke blognya Mbak aja. Seneng banget baca jalan-jalannya Mbak di Jepang ada di berbagai musim 🤩☺️☺️
        Hampir seluruh Jepang sudah dikunjungi Mbak, bisa dibikin buku terang traveling di Jepang, Mbak 👍 siapa tahu bisa diterbitkan 😊

        Liked by 1 person

      5. Novriana

        Hehe Jepang emang ngangenin banget yaa, semua musim emang berasa beda2. Smoga blog mbak yang segini doang bisa sedikit menghibur 😄
        Duh, seandainya mbak bisa nulis yang bener 😅 *sementara diaminin dulu doanya Ai

        Liked by 1 person

      6. Iya Mbak, baca blog Mbak di berbagai musim di Jepang Masha Allah, seneng dan Indah lihat foto-fotonya. Mantaaap betul untuk pengalaman luar biasanya 👍

        Sangat menghibur dan bermanfaat bagi yang sedang ngangenin Jepang 🌸💝macam saya 😄

        Menurut saya menarik tulisannya Mbak. Kan seringkali bikin saya sebagai pembacanya ngiler, nambah banyak info buat saya 🥰 🤗 apalagi Mbak sering kasih referensi dari link lain (meskipun terkadang link yang saya klik berbahasa Jepang yang entah bagaimana bacanya 😂)

        Aamiin Aamiin 🤲🙏

        Liked by 1 person

      7. Novriana

        Waaa senangnyaa kalau yang mbak tulis bisa bermanfaaat. Jadi semangat nulis 💪

        Hehe, iya nii masih banyak informasi di website bahasa Jepang yang minim kalau diterjemahin 😅 Tapi alhamdulillaahnya akhir2 ini makin banyak yang bahasa Inggris juga 🙂

        Liked by 1 person

      8. Alhamdulillah, seneng kalau Mbak makin semangat menulis 🤗❤️

        Iya, yang mengerti yang bisa bahasa Jepang saja 😄*aku rapopo mbak*😅
        Alhamdulillah kalau makin banyak yang bahasa Inggris 🙏 sangat terbantu.

        Like

Leave a comment