[Review Buku] The Art of Giving Back karya Nila Tanzil

Meskipun sedang dalam kondisi kekurangan, kita tidak harus berhenti memberikan sedekah kepada orang lain. Meskipun sedang dalam posisi membutuhkan bantuan, kita jangan sampai berhenti membantu orang lain. (halaman 25)

Judul Buku             : The Art of Giving Back
Penulis                    : Nila Tanzil
Tahun Terbit          : Cetakan pertama, November 2018
Jumlah halaman   : viii + 120 hlm; 20,5 cm
Penerbit                  : B First
ISBN                        : 978-602-426-103-0

Sinopsis:

Nila Tanzil, perempuan yang sebelumnya menghabiskan waktunya dalam dunia korporasi, kini dikenal sebagai pendiri Taman Bacaan Pelangi–yayasan pendidikan yang telah mendirikan lebih dari 100 perpustakaan anak di 17 pulau di Indonesia Timur. Yayasan ini juga memberikan akses lebih dari 200.000 buku kepada lebih dari 30.000 anak, serta pelatihan kepada lebih dari 1.000 guru di pelosok.

Nila menyalurkan kegelisahan dan pengalaman hidupnya menjadi apa yang ia sebut The Art of Giving Back, sebuah seni untuk merayakan rasa syukur dengan memberi. Dalam buku ini, Nila bercerita sangat lepas, hangat, tetapi mampu menggelitik sisi “generous” dalam diri, mengingatkan kita pada tulisan-tulisan Ajahn Bram dan Gobind Vashdev.

Melalui kisah-kisah berbalut gurau yang ia tuliskan, Nila ingin meyakinkan lebih banyak orang bahwa kebiasaan memberi bisa diubah menjadi sebuah lifestyle. She wants to encourage us to believe that the art of giving back is contagious, addictive, and powefull.

Meskipun bukunya tidak tebal, tapi benar-benar bergizi dan berisi banget, yang lebih keren tentunya konsep dari judul buku itu sendiri. Berbagi kebaikan itu memang sangat menyenangkan dan mendamaikan hati. Berbagi semampu kita–tidak harus besar, yang penting disesuaikan dengan kemampuan saja. Lama-lama, jika kita diberikan rezeki berlimpah, karena sudah biasa berbagi, maka kita tidak akan melupakan kebiasaan ini, justru akan mendarah daging.

Seperti contoh sang penulisnya, kebaikan yang dilakukannya mulai dari hal kecil bertahun-tahun kemudian, penulis justru bisa membuka taman bacaan. Sebuah konsep sederhana, tapi bisa mengubah dan menolong orang banyak–seperti anak-anak di bagian Indonesia Timur, kini mereka bisa menikmati buku-buku bacaan bagus berkat adanya program Taman Baca Pelangi. Saya sungguh salut. Sebagai pecinta dan penikmat buku, impain banget bisa membuka kesempatan memberikan buku kepada orang-orang yang tidak punya dan butuh buku. Saya memang belum bisa melakukan hal besar seperti yang dilakukan Nila Tamzil, tapi apa yang telah dilakukan oleh Nila Tamzil, benar-benar sangat menginspirasi. Bukankah hadiah terbaik bagi para pembaca buku adalah dengan menghadirkan, atau meminjamkan buku-buku bagus kepada mereka?

Lewat buku ini, kita akan diajak oleh penulisnya untuk belajar berbagi kebaikan. Buku yang sungguh inspiratif. Rupanya, apa yang dilakukan Mba Nila, memang sudah tertanam sejak kecil, lewat contoh dan nasehat ibunya, menumbuhkan kebiasaan memberi.

“Sejak aku kecil, Ibu selalu menanamkan untuk berbagi kepada sesama. Setiap liburan semasa sekolah dasar, aku selallu diajak ke Wonosobo, desa asal ibuku, dan disitulah Ibu mengajarkan empati.”

Ibu selalu bilang “Kita hidup itu jangan selalu melihat ke atas. Harus sering-sering juga melihat ke bawah.” Artinya, kita jangan selalu melihat orang-orang yang berlimpah harta dan sukses. (halaman 28)

Tidak saja banyak hal yang bisa kita contoh dan pelajari tentang bagaimana cara berbagi yang dilakukan Mbak Nila. Buku ini cover-nya keren, layout-nya keren, penuh warna. Seperti pelangi yang memiliki banyak warna, seperti nama perpustakaan Taman Bacaan Pelangi, seperti itulah indahnya berbagi, dan meskipun berbagi itu tidak selalu besar, tapi akan selalu memberi dampak positif bagi yang memberi dan yang menerima.

Baca: review buku I Am Malala

Jadi, aku berkesimpulan: meskipun anak-anak di kampung terpencil ini bahagia dengan keadaan di sekitar, dapat bermain di halaman yang luas dan berenang di pantai yang jernih, ada satu kesenangan yang belum pernah mereka rasakan. Pakah itu? The joy of reading. The pleasure of reading books! (halaman 54)

Pada saat “down”, aku selalu berusaha mengingat wajah poloh anak-anak di kampung-kampung kecil saat mereka asyik membaca buku, lalu ekspresi gembira yang muncul saat kali pertama mereka melihat ribuan buku cerita anak di perpustakaan Taman Bacaan Pelangi. (halaman 64)

Ketika membaca bagian ini, jadi teringat waktu kecil betapa susahnya saya dapat buku bacaan anak-anak saat  saya tinggal di kampung. Saking pengen baca, dan di sekolah tidak punya banyak buku, maka saya seringkali mengulang buku-buku yang sudah saya baca. Hingga suatu hari ketika masih kelas tiga sekolah dasar, adik Mamah yang paling bungsu bekerja di ibukota, setiap satu bulan sekali beliau pulang ke rumah Nenek, dan Om selalu membawakan saya Majalah Bobo. Bacaan tersebut, salah satu bacaan istimewa masa kecil saya. Setelah SMA dan merantau di kota, akhirnya saya menemukan dan bisa membaca buku-buku bagus yang lebih variatif.

Saya rasa, apa yang dilakukan Mbak Nila, akan berpengaruh besar pada perjalanan impian anak-anak di kampung yang telah diberikannya fasilitas berupa buku-buku yang bagus untuk anak-anak di perpustakaan Taman Bacaan Pelangi.

Baca: 5 cara membaca buku tanpa harus membeli buku

Meskipun buku ini mungil dan terdiri dari 120 halaman, tapi buku ini sangat inspiratif, menarik, dan rekomen banget untuk dibaca. Semoga hati kita jadi semakin tergerak untuk memberi. Karena dengan berbagi  bisa meringankan beban orang lain. Dan… memberi itu tidak perlu menunggu kaya, justru kalau mau kaya harus banyak memberi. Seperti yang bisa kita lihat ketika membaca buku ini, bahwa dengan memberi, Mbak Nila pun menerima banyak kebaikan-kebaikan yang diberikan orang lain saat beliau traveling, misalnya. Yuk mari membaca buku ini, dan selamat berbagi kebaikan dengan orang-orang di sekelingmu. 🙂

Baca juga: review buku Terapi Berpikir Positif

Berikut ini beberapa kalimat favorit saya dalam buku The Art of Giving Back:

  • Ketika punya sesuatu, kamu harus berbagi (halaman 26)
  • Dan mereka menjadi bagian dari keluarga kami sekaligus salah satu sumber kebahagianku. Mereka pikir aku membantu mereka, tetapi sebaliknya, justru merekalah yang membantuku. Mereka mengajariku banyak hal tentang sisi kehidupan yang tidak aku ketahui sebelumnya. And the most important things … they teach me the beauty of giving back. (halaman 36)
  • One act of giving inspire of million acts of giving (halaman 37)
  • And … if we want to change something in the future, it has to start with the kids. We have to be able to provide good education to the kids in Indonesia! (halaman 59)
  • Ada banyak cara untuk berbuat baik. Ada banyak cara untuk melakukan perubahan. Mulailah dari diri sendiri. Mulailah dari hal kecil. Percaya, deh, hal kecil yang dijalankan sepenuh hati niscaya akan membawa perubahan besar. (halaman 71)
  • Mengunjungi berbagai destinasi wisata yang indah dan terkenal memang seru, tetapi bagiku yang paling memorable sebenarnya interaksi dengan masyarakat setempat atau orang-orang yang ditemui dalam perjalanan… (halaman 89)
  • Lagi-lagi pengalaman traveling telah mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Nilai untuk berbagi, nilai untuk tulus, nilai untuk memberi di tengah kesederhanaan dan keterbatasan. Traveling is the only thing you buy that makes you richer. (halaman 101)
  • … aku ingin bilang bahwa berbagi itu mudah, murah, dan dalam bentuk apa saja. Tidak harus dengan memberi uang. (halaman 110)
  • … membiasakan diri untuk berbagi adalah dimulai dengan menyisipkan hal-hal kecil dalam keseharian kita. (halaman 113)
  • … yakinlah bahwa kebiasaan berbagi akan membuahkan cerita manis yang menyentuh hati. (halaman 115)
Buku ini saya beli online di http://www.mizanestore.com
Happy reading! 📚 📖😊

With Love, ❤️💙

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s