Peralatan untuk Booktography

Me-review buku tanpa ada gambar buku itu menurut saya  kurang lengkap, bagaikan makan sayur tanpa garam, rasanya hambar. 😀  Sebenarnya, kalau niat banget mau foto buku yang akan di-review, kita bisa persiapkan alat-alat untuk mempercantik background, hanya saja kalau saya kebanyakan yang sederhana saja karena tidak mau ribet.

Baca: 5 cara membaca buku tanpa harus membeli buku

Berikut ini peralatan* kece yang bisa digunakan untuk para Booktography dalam mempersiapkan foto agar hasilnya menarik:

  • Aksesoris: kita bisa menggunakan benda di sekitar kita, sesuaikan dengan bukunya. Misalnya pensil, globe, gelas, tumpukan buku yang ditata rapi, apa pun sesuai selera kamu.
  • Tanaman / Bunga: Pergunakan bunga atau tanaman di sekitar kita. Tapi kalau takut merusak, bisa menggunakan tanapan atau pun bunga yang dibuat dari plastik.
  • Kamera / Handphone / Smartphone: peralatan sudah siap, tinggal foto. Tidak harus menggunakan kamera SLR, kamera Hp atau smartphone pun ok-ok saja. Sesuaikan dengan selera kamu, yang membuat kamu nyaman dan happy sekaligus puas dengan hasilnya.
  • Lampu: pastikan pencahayaannya bagus dan terang, biar fotonya makin keren.
  • Background foto: tentu ini penting juga, kalau background-nya kece, lucu-lucu, pasti jadi nambah semangat kan ambil fotonya.

Kalau kamu follow para bookstagram, feed-nya itu keren-keren sekali. Mereka memang reviewer di Instagram sekaligus  booktography sejati. Kadang saya tidak hanya ngiler baca review bukunya, bonus tambahannya saya pun ngiler sama foto-fotonya. 😀 😀 Kalau penasaran, silahkan cek Ig-nya: @bookism.gia, @y0nea, @jihanmw, dll.

Saya pribadi, lebih senang jadi book blogger saja. Review bukunya cukup di blog, meskipun kadang suka upload juga di Ig, tapi tidak sebanyak di blog. Dan meskipun di blog, sepertinya saya juga harus belajar jadi booktography juga biar foto-foto buku saya makin enak dilihat 😀

Tonton juga video di berikut ini: 

SUBSCRIBE AISAIDLUV

Kalau pembaca blog saya mungkin pernah memperhatikan, rata-rata yang menjadi background buku-buku saya adalah sebuah rak warna putih, dimana rak tersebut sebetulnya tepat berada di atas tempat tidur. Jadi, di atas bantal itu ada rak-nya,  hanya saja dikosongkan. Saya foto buku kadang dengan pembatas buku–kalau ada. Selebihnya, kalau lagi niat ya saya siapkan juga, tapinya jarang -_-

Baca:  jajan buku

Meskipun buku-buku yang saya foto hasil jepretan camera smartphone, tapi tak kalah kece kok 😀 Misal kayak foto-foto yang di bawahini:

Buku Si Anak Cahaya sejauh ini memang yang super duper beruntung bisa diajak ke Jungfraujoch – top of Euro

Si Anak Cahaya karya Tere Liye
In love with Switzerland 🇨🇭

Baca: Resensi Buku Si Anak Badai karya Tere Liye

Ini:

Buku Traveling is Possible pernah dibawa ke Sydney – Australia dan New Zealand

Membawa ikut serta buku Traveling is Possible Karta Claudia Kaunang, semoga akan menjadi semangat dan doa untuk terus bermimpi bisa keliling dunia: mendatangi masjid nya serta tempat-tempat tujuan wisata yang ada di dunia untuk belajar dan mengetahui culture setiap negara, orang-orang yang ditemui, makanannya dan banyak hal lain yang akan memperkaya wawasan. Aamiin YRA 🙏🙏😊😊

Ngomong-ngomong, foto-foto di atas itu memang harus ada ide, niat, background yang kece, buku yang dibawa, jadilah bisa dieksekusi dengan baik dan menjadi sebuah foto yang sedap dan enak dipandang mata, sekaligus makin jadi kepengen baca bukunya 😀 Dan sadar atau tidak sadar, itu bisa menjadi bagian dari strategi para penggerak literasi, untuk membangkitkan minat baca, baik bagi pembaca yang memang sudah dari sananya cinta membaca, maupun para pembaca pemula agar makin tambah referensi bacaan dengan membaca review bukunya, atau scroll Ig dan cek feed para bookstargramer .

Saya pertama kali tahu istilah  booktography  dari sebuah akun instagram-nya penerbit @mizanestore. Kalau saat ini, yang me-review buku bisa sekaligus belajar menjadi booktography.

Menurut kamu, apakah ke depannya booktography akan menjadi sebuah profesi layaknya seperti seorang fotographer profesional?

With Love,

Note:*info diolah dari akun Instagram @mizanestore

13 thoughts on “Peralatan untuk Booktography

  1. Wah, aku juga nggak asing sama booktography. Di IG buanyak banget, atau biasa disebutnya bookstagram. Pada jago banget ngambil foto yang cantik. :”) Dan itulah yang membuatku jadi ikut2an main bookstagram, hahaha.

    Sayangnya, benar sih kata Mbak, peralatan mah seadanya aja. Nggak usah yang hebring―atau itu untuk aku aja ya? Karena yang hebring butuh usaha, dan memang sih hasilnya bagus. Tapi, kadang berat banget pas mau ada “sesi foto” lagi akibat mager menata dan membereskan properti yang berserakan. Jadilah akun review bukuku vakum dulu. 😂

    Tapi sepertinya akan kulanjutkan lagi. Kali ini nggak mau ngeribetin diri sendiri deh. Diangkat aja sama tangan, terus latar belakangnya taman. Selesai deh. 😅

    Liked by 1 person

    1. Iya, Kak 😁 saya yg sederhana aja.
      Kalau hebring ala bookstagram butuh usaha yang gak biasa, mesti ada ide, peralatan ajaib biar buku yg difoto juga eye catching 🤩

      Jangan vakum dong Kak, tetap mereview buku yg sudah dibaca, meski dg foto sederhana 😊 yg penting kan sharing info buku yg sudah dibaca

      Good idea Kak, latar belakang taman juga kece yg penting jangan ngeribetin diri sendiri 😀👍

      Liked by 1 person

      1. Bener banget, Mbak. Tapi biasanya yang hebring memang yang udah ‘profesional’ sih. Atau berniat ingin profesional. 😆 Booktography/bookstagram ini, entah di masa depan bakal jadi profesi tersendiri atau gimana, yang jelas tetap akan punya pasarnya sendiri. Pasti dibutuhin sama para penerbit juga. 😀

        Hahaha, siap, Mbak. Udah ada moto sih, tapi lupa mulu mau diunggah. 😂

        Liked by 1 person

      2. mungkin para bookstagram / booktography handal bisa diajak kerjasama para penerbit buat bantu promo buku-buku baru 🙂

        sip Kak, jangan lupa diunggah 😀

        Like

      3. Iya, aku sering liat tuh, Mbak. Ada mereka2 yang udah profesional dan nggak pernah sepi tawaran untuk jadi host GA. Karena untuk posting GA-nya kan fotonya harus menarik dan ‘menjual’. 😄

        Liked by 1 person

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s