Pada pertengahan bulan Maret 2019. Saya masih ingat, tanggal 15 Maret saya selesai membaca buku yang baru terbit dan sudah saya nantikan sejak tahun lalu. Buku berjudul Komet Minor ini, saya beli lewat toko buku online langganan yang mengadakan open PO. Selesai baca, saya langsung menulis review buku kemudian posting di blog. Beres posting, saya cek Instagram. Sorenya, saya baru lihat akun @bukugpu tepat di tanggal tersebut mengumumkan lomba. Sebuah lomba tentang resensi buku Tere Liye. Apakah ini pertanda saya harus mencoba ikutan lomba? Saya pernah membaca pemenang lomba resensi buku Matahari karya Tere Liye, sekitar satu atau dua tahun yang lalu di salah satu blog. Sempat berdoa dalam hati, bahwa suatu saat nanti saya ingin ikutan lomba meresensi buku karya Tere Liye. Benar-benar timing-nya pas banget. Pas selesai baca buku, pas ada pengumuman lomba. Saya bersyukur keinginan tersebut terwujud.
Baca: review Buku SERIAL BUMI Karya Tere Liye
Namun, ketika membaca persyaratannya kemudian saya baru sadar. Waduh, lomba meresensi tiga buku yang terdiri dari Komet, Ceros & Batozar, juga yang terbaru Komet Minor dalam satu artikel. Seumur hidup saya belum pernah membaca artikel resensi tiga buku sekaligus dalam satu artikel. Rata-rata para peresensi hanya menulis satu judul buku untuk me-review, baik dalam media blog maupun dalam media cetak seperti koran Antara bingung dan galau. Bingung gimana caranya, dan galau jadi ikut apa tidak? Masalahnya kan saya belum pernah baca review tiga buku dalam satu artikel, tidak ada contoh, entah mulai dari mana.
Berikut ini ketentuan lombanya:

Baca: main ke Gramedia AEON BSD
Hadiah utamanya memang menggiurkan, tiket PP ke Jepang. Tapi sejujurnya, bukan hadiah ke Jepangnya kenapa saya jadi tertarik ingin coba ikutan lomba ini. Mata saya langsung membelalak ketika dalam pengumuman tersebut menyebutkan bahwa salah satu jurinya adalah …….. “TERE LIYE.” Kebetulan saya sudah pernah ke Jepang meskipun sudah lama sekitar delapan tahun yang lalu. Jadi bukan hadiah utama yang menjadi motivasi utama saya mengikuti lomba ini, melainkan penulisnya jadi juri, haha. Secara belum pernah ketemu juga, pengen ketemu tapi belum bisa datang ke bedah buku atau seminar kepenulisan Tere Liye, maka izinkan saya mengikuti lomba ini.
Baca: ini dia artikel yang diiukur sertakan dalam lomba resensi Tere Liye
Setidaknya, sekali seumur hidup, saya mesti nyoba ikutan lomba ini. Kapan lagi coba lomba resensi buku, salah satu jurinya Tere Liye. Minimal sejelek-jeleknya tulisan saya, ada kebahagiaan tersendiri ketika ikutan lomba, artikel saya dibaca oleh seorang penulis besar Tere Liye yang sudah melahirkan puluhan buku best seller, yang kehadiran buku terbarunya selalu saya nantikan. Berhubung buku yang dilombakan ini salah satu serial kesayangan saya, maka bukankan ini akan jadi kesempatan terbaik saya untuk memulai ikutan lomba dan menjajal kemampuan saya (hadeuh, niat banget ikutan mesti cuma modal nekad) 😀
Malam itu juga, akhirnya saya memutuskan akan mengikuti lomba resensi Tere Liye. Walaupun terlintas dalam benak saya, yang akan mengikuti lomba ini pasti banyak, dan lebih berpengalaman, entah itu sebagai book reviewer, booktuber, book blogger, bookstagram, dan lain-lain. Seorang amatir yang cuma review ala-ala saya, suka-suka saya, memberanikan diri ikutan lomba untuk pertama kalinya.
Baca: masuk dalam pembaca kategori Mythic untuk buku-buku Tere Liye
Tanpa mau memusingkan lagi para peserta lomba yang akan mengikuti lomba resensi buku tersebut, saya ketik ketik saja di laptop. Ketiga buku tersebut memang sudah pernah saya baca. Tinggal bagaimana menyusun kalimatnya biar enak dibaca dan pas dengan kemauan saya. Saya menulis review satu buku satu hari , maka dalam tempo tiga hari, kemudian menyatukannya, Alhamdulillah artikel selesai saya susun. Artikelnya saya posting di blog, upload photo di Ig kemudian tag ke penerbit sesuai syarat dan aturan lomba. Yang penting saya ikutan lomba, mumpung ada kesempatan. Urusan menang, itu bukan prioritas saya, saya hanya sebagai tim hore saja biar makin banyak yang ikutan lomba. Saya juga mengajak salah satu sahabat blog yang sama-sama penggemar serial ini, saya sering berkunjung ke sering berkunjung ke blognya menanti postingannya, sayangnya ia tidak ikutan. Baiklah, nyari teman nggak dapat, ya sudah berjuang dan berdoa sendiri saja hehehe.
Beberapa waktu kemudian, saya lihat-lihat para peserta lomba yang sudah tag foto ketiga buku tersebut ke @bukugpu dan @fiksigpu. Setelah lihat Ig para peserta lomba, yang ada saya hanya berdecak kagum, sesuai dugaan saya, mereka para reviewer handal yang sudah malang melintang ikutan lomba resensi buku. Salah satu reviewer yang saya tahu, reviewnya sering dimuat di Koran-koran lokal dan sekala national, bahkan ia adalah salah satu pemenang kedua lomba resensi buku matahari (buku kedua dari serial bumi) beberapa tahun lalu. Terus terang saya jadi geli sendiri, duh kenapa saya ikutan? Ah sudahlah, tak mengharap apa-apa. Artikel saya mah apalah-apalah atuh 😀
Baca: Hal-Hal Menarik dari Serial BUMI
Tiga bulan berlalu, tepatnya tanggal 31 Mei 2019, pemenang lomba akan diumumkan. Nyatanya, saya cek Ig belum ada pengumuman (penasaran siapa yang menang, biar saya bisa baca artikel atau lihat video para pemenang yang ikutan lomba). Mungkin pengumumannya langsung ke pemenangnya, pikir saya.
Singkat cerita, beberapa hari kemudian saya mudik sehari sebelum lebaran tanggal 4 Juni 2019. Di mobil, saya cek instagram, saya scroll-scroll saja. Kemudian, butuh waktu sepersekian detik untuk menyadari sebuah nama yang sangat kenal seumur hidup saya, yaitu diri saya sendiri, nama saya tertera di photo yang di upload @bukugpu bahwa saya salah satu dari pemenang favorit lomba resensi Tere Liye. Saya masih antara percaya dan tidak. Percaya karena ada nama saya, tidak percaya bahwa saya mengalahkan reviewer yang jauh lebih berpengalaman dan lebih baik dari saya. Pagi itu saya senyum-senyum sendiri saking senangnya, tapi lagi-lagi saya belum percaya seratus persen, takutnya salah ketik nama, atau jangan-jangan ada nama yang sama dengan saya. Baru pas cek email, pukul 20.30 wib, saya menerima email dari redaksi GPU, bahwa saya menjadi salah satu pemenang lomba, dan saya diminta untuk mengirimkan data yang mereka minta. Barulah malam itu saya benar-benar percaya, bahwa saya bersyukur nekad ikutan lomba, lebih bersyukur lagi saya menjadi bagian dari peserta lomba yang menang lomba tersebut.
Sebuah kejutan manis di akhir bulan Ramadhan 2019. Ikutan lomba resensi untuk pertama kali. Meresensi tiga buku dalam artikel untuk pertama kali. Dan ini kemenangan pertama saya dalam lomba resensi buku. Berawal dari suka baca bukunya, ada lomba resensi kemudian nekad ikutan, jurinya penulis buku tersebut. Maka, menjadi salah satu pemenang favorit, bagi saya adalah pengalaman berharga dan rasanya bagai mendapat sebuah bonus yang tak terduga.
Sumber Photo: Instagram @bukugpu
Salam literasi,
Wih Love,