[Review K-Drama] Romance Is A Bonus Book | Suka Duka Menerbitkan Buku

“Aku tak percaya bahwa sebuah buku bisa mengubah dunia.  Namun, aku masih ingin bilang kepadamu untuk menjadi seseorang yang seperti buku.  Sebuah buku mungkin tak bisa mengubah dunia, tapi aku yakin itu akan meninggalkan kehangatan di antara kalimat sebuah buku saat tersesat.  Seperti aku bertemu sebuah buku bernama Eun-Ho, dan ditawarkan ketenangan hangat pada saat-saat terakhir hidupku.  Aku ingin kau menjadi sebuah buku yang menenangkan orang lain seperti padaku.  Aku ingin kau bertemu orang-orang dan hidup dengan ketulusan di dalam lubuk hatimu.  Sebuah buku mungkin tak bisa mengubah dunia atau kehidupan seseorang.  Tapi buku yang bagus pasti akan dibaca oleh banyak orang.  Kemudian, sedikit demi sedikit, itu akan menghangatkan hati orang-orang.  Eun – Ho, kau selalu melindungiku meskipun dengan semua rumor.  Aku berdoa agar kau juga bisa mendapatkan ketenangan dengan bertemu seseorang yang seperti buku.”  Wasiat penulis Kang Byeong-jun kepada putranya.

Aku membuka buku lamaku lagi.  Bukunya bagus saat pertama kubaca.  Tapi saat kubaca untuk kali kedua atau ketiga, bukunya membuatku tandai kalimat-kalimat terus menerus.  Aku menemukan kalimat-kalimat baru tiap harinya.  Ini buku yang aku baca paling lama.  –Kang Dan-i

Saya dapat rekomendasi dari Tante untuk menonton film ini.  Tante bilang, pasti Ai suka deh.  Setelah film Chicago Typewriter (2017), akhirnya saya bisa menyelesaikan satu judul film lagi.  Sebelumnya mencoba beberapa judul, tapi tak bersemangat menonton sampai akhir.  Nah, film ini berhasil menyita perhatian saya.  Benar kata Tante, saya menyukai film ini.  Ini merupakan serial berjumlah 16 episode.  Ceritanya tentang kehidupan karyawan yang bekerja di perusahaan penerbitan.  Cha Eun Ho diperankan oleh Lee Jong-suk, adalah penulis sukses dan Pemimpin Redaksi termuda di sebuah perusahaan penerbitan buku bernama Gyeoroo yang sudah berdiri sejak tahun 2009.  Kang Dan-i diperankan oleh Lee Na-young, adalah seorang ibu dan mantan eksekutif periklanan yang sukses.  Ketika Cha Eun-ho kecil, Kang Dan-i menyelamatkannya dari kecelakaan dan terluka.  Kang Dan-i patah tulang kaki dan tangan, selama setahun ia dirawat.  Cha Eun-ho membantunya pulih dan mereka menjadi teman dekat sejak itu.  Saat kecil, Eun-ho awalnya sangat menyukai bola dan tidak suka membaca.  Namun sejak kecelakaan tersebut, Eun-ho jadi suka baca buku, dan juga suka menulis.

giphy (2)

Bakatku sebagai penulis dimulai, gadis eksentrik bernama Kang Dai-i. 

Baca juga: Menariknya rak buku juga studio menulis di Kdrama Chicago Typewriter

Mereka adalam tim dibalik kesuksesan sebuah buku di perusahaan penerbit dalam serial Romance Is A Bonus Book!.

Ketika Kang Dan-i mengalami perubahan besar dalam kehidupan dan mencoba memasuki kembali dunia profesional, kehidupan mereka menjadi semakin terhubung.  Mereka menghadapi tantangan pribadi dan profesional ketika mereka perlahan mulai menyadari perasaan mereka yang sebenarnya satu sama lain.  Kang Dan-i mantan bintang yang sedang menanjak dan bercerai yang saat ini menganggur, kemudian bergabung dengan perusahaan penerbitan sebagai pekerja sementara.  Selain kedua tokoh utamanya, tokoh lain seperti Song Hae-rin diperankan oleh Jung Yoo-jin, sebagai Editor Pengembangan Konten Utama, juga Ji Seo-joon diperankan oleh Wi Haa-jun, seorang designer buku lepas.  Yang membuat ceritanya menarik, tentu saja tentang seluk beluk sebuah perusahaan penerbitan.  Lewat serial Kdrama yang tayang sejak 26 Januari hingga 17 Maret 2019 di tvN, saya justru baru tahu tentang betapa tidak mudahnya ketika sebuah buku yang sudah lolos seleksi, akan diterbitkan oleh penerbitnya.  Sebuah buku terbit, ternyata melalui proses panjang yang melibatkan banyak orang-orang di dalamnya.  Tidak hanya penulis, namun peran penting lainnya juga editor, designer buku, tim pemasaran yang akan mempromosikan buku saat buku terbit.  Serial bergenre romantic comedy ini sangat seru, apalagi cerita-cerita yang berhubungan dengan dunia penerbitan, membuat serial ini berbeda dari serial Kdrama lainnya.  Akting pemain-pemainnya juga bagus.  Yang paling membuat saya takjub,  dari serial ini saya baru tahu bahwa ternyata buku yang sudah rusak atau pun tidak laku di toko buku, maka akan dikembalikan kepada penerbit, kemudian buku-buku tersebut dihancurkan.  Tidak dijual, karena jika dijual dengan harga murah perusahaan akan merugi, sementara bila dihancurkan, kertas tersebut akan dihancurkan dan bisa didaur ulang.  Pas scene ini, asli saya sedih banget, seakan merasakan kesedihan yang sama saat para pemerannya pun menyaksikan langsung proses penghancuran buku, dengan batin tersiksa (tentu saja, bagi seseorang yang suka buku, melihat momen tersebut secara lansung, membuat hati pilu, silahkan bisa lihat bagaimana ekspresi yang digambarkan Kang Dan-i).

Buku ini adalah buah dari semangat dan dedikasi.  Selagi melihat buku dihancurkan, aku teringat ucapan pujangga Amy Lowell.  Katanya buku adalah intisari hidup kita.  Aku ingin berbagi intisari berharga ini dengan semua orang, agar aku tak malu menemui pepohonan.

Pelajaran yang saya dapatkan dari serial ini, ketika proses penghancuran buku dalam sebuah scene, mulai sekarang saya akan semakin menghargai arti penting kehadiran sebuah buku.  Tak hanya sebagai penikmat yang sangat menyukai buku, saya pun akan belajar menghargai proses dibalik pembuatan buku.  Pelajaran lainnya tentang kerjasama tim dalam sebuah perusahaan, tentang kerja keras dan pantang menyerah seperti yang diperankan oleh sosok Kang Dan-i.  Tak cukup hanya disitu, ternyata bentuk kepedulian terhadap buku, ditunjukkan oleh Soe Joon saat membeli buku di toko buku dan akan membayarnya, pegawainya menawarkan buku lain, namun dia menolaknya, simak cuplikan berikut:

“Pak, bukunya sudah agak usang.  Akan kuambilkan yang baru.  Tidak apa-apa.  Jika tak kubeli, akan dikembalikan ke penerbit dan dihancurkan.  Ini masih bisa dibaca.  Kubeli yang ini. 

Dalam serial ini juga menghadirkan banyak konflik di kantor, seperti konflik antara Bu Go sebagai atasan yang sangat tegas kepada Dan-i.  Di posisi Dan-i yang hanya sebagai karyawan kontrak dan berada di tim pembantu, selain bisa mengerjakan pekerjaannya dengan baik, ia pun sering membantu memberikan ide terkait buku yang akan diterbitkan, meskipun pada awalnya idenya tak ditanggapi, namun lama kelamaan kehadirannya mulai dipertimbangkan.  Meskipun tetap saja tidak berpengaruh pada status kerjanya.  Sebenarnya Kang Dan-i ini cerdas, hanya saja karena mengalami hiatus kerja, saat kembali ke dunia kerja dia mengalami kesulitan, hingga terpaksa melamar di perusahaan tersebut dan diterima.  Dan-i tidak peduli dengan posisi, yang penting diterima, maka ia bekerja dengan sangat baik sekali.  Saya sangat suka karakter Kang Dan-i, ia adalah seorang wanita yang tetap bersikap positif dan tidak menyerah meskipun harus menjalani saat-saat sulit, dia tegar, pekerja keras, fast learner, bahkan disaat down dia selalu punya cara membangkitkan semangatnya.  Paling suka kalau lagi menyemangi diri sendiri atau lagi senang dengan hasil kerjanya yang diapresiasi atasan, dia akan mengeluarkan power dance atau fighting!  Kalau lelah dia akan menyengati dirinya sendiri:

Kau bukan lagi pengacau.  Kau intelektual.  Jangan menyakiti orang.  Tidak boleh.  Tidak boleh.  Tahan amarahmu.” Kang Dan-i

power dance!  Semangat Dan-i

Karakter Dan-i ini pantang menyerah, selalu tegar menghadapi berbagai kesulitan, suka bekerja keras, dan tidak mau tergantung pada orang lain, padahal dia punya sahabat yang sudah dianggapnya adik dan selalu siap sedia menolongnya.  Tapi Dan-i tidak memanfaatkan kebaikan Eun-ho. Ia rela bekerja keras.

saking lelahnya, Dan-i pakai pose guling di lantai pulang kerja.

Ada lagi yang seru, saat buku sudah siap akan diluncurkan berikut dengan strategi pemasaran yang dicetuskan Dan-i yang disetujui Direkturnya, tiba-tiba si penulisnya mengirimkan faksimile dan memutus konfrak.  Wah, gemparlah isi kantor penerbitan tersebut!!  Dan imbasnya editornya marah besar.  Tapi marah tidak menyelesaikan masalah, dan tidak mungkin buku batal diterbitkan.  Maka salah satu caranya adalah membujuk penulisnya untuk tetap bekerjasama.  Perlu negosiasi ulang yang diwakili oleh Cha Eun-ho, Song Hae-rin, Kang Dan-i.  Mereka bertiga mendatangi rumah penulis pemula yang memutus kontrak tersebut.  Meski awalnya kehadiran mereka ditolak.  Berkat bujukan Dan-i, tanpa sepengetahuan Eun-ho dan Hae-rin yang sudah tidur kelelahan menunggu di mobil depan rumah penulisnya.  Berikut beberapa kutipan saat mendiskusikan mengenai penerbitan buku tersebut, memikirkan tentang startegi pemasarannya, hingga membujuk penulis untuk tetap bekerjasama dan tidak membatalkan kontrak, karena banyak orang telah berusaha keras untuk buku tersebut.

Kini para pembaca pemilih.  Makin cepat merilis buku, mereka makin cepat bosan.   Tapi jika tidak dipasarkan, mereka akan lupa. 

Namun, jika ada yang unik soal buku itu dan membuat buku itu menonjol, orang-orang akan tertarik.  Aku ingin tahu apa yang bisa membangkitkan rasa penasaran mereka dan kita harus fokus pada fakta bahwa penulis adalah pemula.  Pemula tidak punya prestasi untuk dibanggakan.

Jika ragu pada apa yang bisa kita tunjukkan, bagaimana jika kita rahasiakan saja penulis atau bukunya?  Aku terpikirkan proyek Buku Tak Tergantikan ini.  Tanpa penulis, judul, sinopsis.  Tak ada yang akan melihat nama penulis, sinopsis dan judul.  Seperti sebuah hadiah.  Entah apa yang akan kau dapatkan.   Kegembiraan merobek kertas pembungkus.  Meskipun kubeli dengan uang sendiri, aku tak tahu apa isinya.  Hadiah untuk diriku sendiri.  Ini menarik lagi pula penulisnya belum terkenal.  Jika tidak laku, semua yang rusak akan dikembalikan, adalah soal buku tak tergantikan, dipilih olehmu, hanya dirimu sendiri.  Hadiah spesial untuk dirimu.  Itu ide utama proyek ini.  Tapi jika tidak diberi petunjuk, apa orang-orang akan beli buku yang sepertinya tertutup ini? Bahkan komik pun sampulnya tampak.  Kenapa orang mau beli buku yang tak mereka tahu?  Itu sebuah buku karena dijual di toko buku.  Saat kita membuka hadiah, kita biasanya tak akan tahu apa isinya.  “Butuh kepercayaan diri untuk buka buku tanpa tahu isi bukunya.”   Jika kita tulis kutipan kunci dari buku di pembungkusnya …. apa pun yang mau kita sorot bisa cetak di pembungkus.  Itu juga memberi tahu pembaca genre buku itu. 

Kontrak tak bisa berakhir dengan kembalikan deposit. Bagaimana waktu dan usaha kita?  Bagaimana dengan kerja keras kita Hae-Rin? Ada yang bisa jelaskan apa yang terjadi?  Soal buku yang Hae-Rin dan Dan-i kerjakan? Penulisnya tak mau menerbitkannya.  Dia mau menghentikan kontraknya lewat faksimile.  Ini sudah kali ketiga.  Aku tak percaya, apa dia serius?  Apa penerbitan terhenti jika penulisnya akhiri kontrak? Kita tak bisa menerbitkannya?  Tidak semudah itu, karena kita memberikan dana juga.  Kita tak bisa meminta si penulis untuk kembalikan.  Dan kita tak bisa membatalkan tepat sebelum peluncuran.  Maka kita harus mengubah pikirannya.  Saat kasus ini terjadi, Hei-Rin sebagai editornya sangat kesal dan marah sekali, sebab ia telah mencurahkan waktunya tiga tahun demi buku tersebut.  Maka untuk menyelesaikan kasus tersebut Hae-Rin bersama kepala Editor Pak Cha juga Dan-i sebagai penanggung jawab pemasaran untuk buku tersebut menemui penulis yang memutuskan kontrak.  Meskipun prosesnya tidak mudah untuk membujuk sang penulis agar berubah pikiran, pada akhirnya mereka bisa mengatasi hingga buku tersebut bisa terbit.

Baca juga: beberapa buku yang sudah saya review

Tiap penulis berjuang dengan tulisannya tiap hari.  Apa yang terjadi pada ceritanya jika mereka tak melihat dunia?  Bagi penulis, tulisannya seperti bayinya.  “Buku yang kuhadiahkan kepada diriku.”  Itu konsepnya, kan?  Aku khawatir kekecewaannya jadi berlipat.  Saat ini orang tak banyak baca buku.  Kecuali laris, bukumu takkan terjual lebih dari 3.000 kopi.  3.000 orang akan mentertawakannya dan 3.000 orang akan bilang itu sampah.  Kurasa aku bisa menulis apa pun yang kumau dan mendapat malu.  Kurasa aku bisa melakukannya.  Tapi kami tetap terpikat  dengan tulisanmu.  Semoga bisa buat cetakan kedua dan lebih banyak orang membacanya.

Semangat, Dan-i

Kata-kata Dan-i kepada si penulis saat membujuknya.

Aku harus minta maaf kepada Nona Song.  Dia menolongku tiap aku bimbang.  Kata-katanya membuatku tenang kemarin.  Aku habiskan 11 tahun menjadi ibu rumah tangga.  Untuk membesarkan anak, aku hiatus bekerja.  Aku mulai bekerja lagi bulan lalu setelah tujuh tahun.  Sebelum aku bergabung ke penerbit ini, kukira bisa melakukan yang terbaik jika ada yang merekrutku, saat aku akhirnya dapat pekerjaan, tiba-tiba aku merasa takut.  Aku tak tahu apa bisa kerja dengan baik.  Bagaimana jika tidak bisa?  Tapi, pikiran itu menghilang begitu aku melakukannya.  Saat kau mulai melakukan pekerjaanmu, ketakutan itu menghilang.  Yang tersisa hanya tekadku untuk menjadi lebih baik.  Sekarang aku menikmati pekerjaanku, sangat ingin bekerja dengan baik.  Bukumu sungguh bagus.  Aku ingin bukumu terbit agar bisa dibaca banyak orang.

Si penulis tetap berada di dalam rumah, saat Dan-i bicara, kemudian dia bertanya:

“Kenapa kau suka bukunya?  jelaskan dengan konkret.”   Tidak hanya satu kali.  Dia baca berulang kali.  Dia bahkan ingat bagian frasa yang dia suka.  Itu sebabnya aku potong rambut pagi ini,” kata penulisnya menjelaskan obrolan mereka kepada Eun-ho.    Akhirnya, buku kita diterbitkan, segera!  Eun-ho, Hae-rin dan Kang Dan-i senang sekali kemudian mereka wefie. Itu buku yang kau terbitkan.  Aku menangis saat buku baru dirilis.  Tunggu.  Kita tak bisa biarkan hari ini lewat begitu saja.

Fighting!

Jadi penulis bukan paksaan.  Itu pilihan kami.  Jadi, tak bisa merengek pada siapa pun.  Itulah alasan dia menulisnya.  –Cha Eun-ho

Saya juga suka percakapan Dan-i dengan Soe Jun, saat Dan-i menceritakan seseorang yang membuatnya bingung, dia menggambarkannya seperti sebuah buku:  “Aku punya sebuah buku.  Buku yang sudah lama.  Bukunya sangat bagus.  Kapan pun aku merasa sedih, senang, atau hampa, aku membacanya.  Aku akan mengingat kutipan dari situ, karena sering membacanya.  Tapi belakangan ini buku itu terasa agak aneh.  Ya, tiba-tiba saja.  Walau aku membaca kalimat yang pernah kutandai, aku tak tahu kenapa aku menandainya.  Padahal itu buka yang telah kubaca berulang kali, tapi aku terus melihat kalimat-kalimat baru.  Aku menyadari bahwa banyak kalimat yang terlewat.  Rasanya seperti aku membaca buku baru.  Apakah mungkin karena si pembaca berubah perasaannya?  Begitulah buku yang bagus.   Jika baca ulang buku yang sama, saat berumur sepuluh tahun, rasanya akan berbeda karena kita sudah berubah.”  Kemudian Soe Jun berkomentar, “Buku milikmu tak berubah.  Aku yakin kaulah yang berubah.  Hati pembacanya sudah berubah.

Ada sebuah kejadian saat Junior Editor melakukan kesalahan.  Hae-rin, editor senior ditelepon penulisnya langsung yang mengatakan ada kesalahan pada biografi penulis di buku yang baru di terbitkan, sang senior Song Hae Rin sangat marah terhadap junior editor yaitu Ji-Yul, Hae Rin minta 5.000 eksemplar buku agar diberikan stiker karena tidak mungkin cetak ulang dan menghancurkan buku yang baru dicetak, dia minta hari itu juga Ji-yul menyelesaikannya, karena keesokan harinya buku tersebut harus dikirim ke toko buku.  Tentu saja, Ji-Yul dimarahin habis-habisan, tapi Hae-rin tidak mau mengajari Ji-Yun.  Melihat Ji-yun yang terus dimarahi Hae-rin, dengan baik hati, pemimpin redaksi, Pak Cha memberikan nasihat dan masukan pada Ji-Yul:

Baca dan rangkai buku yang ada di daftar.  Arti menjadi editor, dasar-dasar penyuntingan.  Kini mungkin kau tahu sulitnya pekerjaan di sini.  Tapi banyak yang melamar kemari tiap tahun, karena mereka suka buku.  Mereka hanya mau menerbitkan buku yang bagus.  Ji-Yul, banyak pelamar yang rela lakukan apa pun demi berada di posisimu.  Jika peduli soal buku, maka belajarlah.  Halaman hak cipta ada di belakang.  Banyak nama tertulis di situ.  Mereka para penyusun bukunya.  Selama satu atau dua tahun.  Terkadang bahkan lebih lama.  Banyak nama yang tak disertakan.  Mereka semua melakukan yang terbaik untuk menerbitkan satu buku.  Tapi para pembaca akan kecewa karena penerbit salah menulis biografi penulisnya.  Kau harus memikirkannya. Tanyakan pada dirimu alasan kau bekerja dan melamar pekerjaan ini.”

Kemudian Ji-Yul berusaha memperbaiki diri setelah mendapatkan nasehat dari Kepala Editor Cha Eun Ha, dia mulai banyak membaca buku, searching di internet tentang “Sikap yang harus dimiliki editor buku.”  Ji-yul benar-benar berubah jadi lebih baik.

Setelah kejadian tersebut Ji-Yul mulai banyak belajar, bahkan setelah kembalinya Kang Dan-i, melalui proses perekrutan saat masih kerja di penerbitan kecil, kemudian diminta kembali oleh direktur penerbit Gyeoroo Pak Kim, Kang Dan-i satu tim dengan Ji-Yul dan mereka menggarap buku yang akan diterbitkan.

Cha Eun Ho, meskipun sukses, tetap rajin dan mau membersihkan rumah.

Selain sebagai Penulis, Kepala Editor di Penerbit Gyeoroo, kemudian juga professor di sebuah universitas, di rumah juga bisa memasak  dan mau beresin rumah ((((so sweet)))).  Dalam sebuah kelasnya, Pak Cha menjelaskan kepada para mahasiswanya

“Pasar, yang dulu didominasi buku fiksi, berubah drastis.  Semakin populernya novel web dan buku elektronik, para penulis yang dulu menganggap remeh semua media itu, mulai mempelajari cara merilisnya dan sifat semua genre ini.  Mereka berusaha mengimbangi perubahan tren. 

Ada yang seru dan langka juga nih, bagaimana seorang desainer buku mengungkapkan perasaan pada seorang editor yang tadinya mau pergi nge-date disuruh Ibunya.  Aiihhh, pake acara diumpakan seperti buku, silahkan simak cuplikan obrolan Ji Seo Joo dengan Song Hae-rin:

Seo Jeon: “Ayahku pernah bilang ‘Aku harus jadi orang yang seperti buku.’  Aku ingin menjadi buku untukmu.”  Hae-rin: ‘Buku macam apa? Buku tentang ocehan dan moral?”  Soe Joon: “Novel romatis.  Daripada pergi ke kencan buta itu, makan malamlah bersamaku.”

Nah kan, gimana editornya nggak kelepek-kelepek coba.  Haha.  Seneng sih, akhirnya Soe Joon sama Song Hae-rin, biar sama-sama happy kayak Eun-ho sama Dan-i lagi.   Saya paling suka momen di episode terakhir, saat Pak Kim, direktur penerbitnya mentraktir karyawan makan barbaque, untuk merayakan keberhasilan penjualan buku yang sangat bagus dan akan dicetak ulang.  Mereka makan di sebuah restoran, kemudian sang pemimpin mengucapkan terima kasih kepada karyawannya atas pencapaian yang mereka raih.  Tidak hanya itu, akhirnya sang direktur mengumumkan akan menerbitkan buku baru dan akan menjadi kejutan untuk Dan-i dan Ji-Yul, atas kerjasama mereka dalam mengurus buku.

Aku dapat uang dari jual buku, agar bisa menerbitkan buku semacam itu.  Walaupun bukunya tak laku, sebagian buku layak untuk dibagikan pada dunia.  Walau tak semua pembaca membacanya, buku itu akan jadi harta bagi pembacanya.  Kita harus mendapatkan uang dengan menjual buku lain dulu. Pilihan yang bagus untuk memulai proyek baru kita.  Penjualan terbaik hanya laku dalam jangka pendek, tapi buku  Pikiran Tanaman, akan disukai lama sekali.  Selamat, Ji-Yul, Dan-i.  Selamat!!

*power dance*  Eun Ho senang karena Dan-i memenangkan kontes yang diadakan penerbit Gyoeroo! 😀

Saya suka ending dari film ini, semua happy ending, selesaikan nontonnya sampai epilog.  Wah, tidak menyangka, kantor yang awalnya sangat menakutkan, berubah jadi menyenangkan.  Para karyawan yang tadinya sering bersitegang, kini mereka terus bekerja keras dengan penuh kehangatan, tanpa terhalang sekat lagi.  Tanpa terlihat saling menjatuhkan, namun lebih kekeluargaan.  Mereka menjadi kompak, tumbuh bersama, demi kesuksesan perusahaan penerbit buku.  Suka sama karakter-karakter pendukungnya, seperti teman satu angkatan Dan-i saat pertama masuk yaitu Park Hoon dan Ji-yul.  Kemudian ada juga Bu Go, Bu Seo, Pak Bong, Pak Kim.

Serial ini terdiri dari 16 episode, dengan durasi rata-rata satu jam.  Berikut judul serial dalam 16 episode tersebut:

  1. A big sister I know Kang Dan-i
  2. You were hiding in my house?
  3. People calling me by name
  4. Everybody turn in their backs on me
  5. I’m curious too, about my feelings
  6. I think I already knew it from begining
  7. Tell him, I’m waiting here
  8. The hot touch was a dream
  9. That old book is like the first time reading
  10. There are days like this
  11. We have to be together, why do you want to break up
  12. How about the tittle for your first date
  13. Did it hurt because of me?
  14. You know me, right?
  15. I should have known if you didn’t say anything
  16. As if had met you in a book and received warm comfort

Jadi, untuk para book lover, atau kamu ingin bekerja di dunia penerbitan, silahkan tonton film ini, siapa tahu selera kita sama.. Sekedar buat gambaran saja, meski pun antara film dan realita tentu tidak sama, tapi sebuah film dibuat juga ada filosofinya, ada risetnya, dan tidak asal buat.  Dan, film yang temanya dunia penerbitan, masih sangat jarang, bahkan film inilah yang baru pertama kali saya tonton dengan tema yang anti mainstream.  Good job, team!  Terima kasih kepada yang membuat film ini.  Saya jadi banyak tahu tentang proses dunia penerbitan buku.  Setelah nonton ini, saya akan berusaha untuk lebih menghargai kehadiran buku.  Bukan selama ini tidak menghargai, hanya saja tidak tahu begitu panjangnya proses sebuah buku unutuk sampai ke tangan pembacanya. Mungkin karena saya suka buku, dan selalu tertarik dengan hal-hal yang membahas buku, jadinya suka.  Dan setting-nya di perusahaan penerbitan buku, yang akan melibatkan orang-orang yang suka buku, seperti para editor, penulis, designer, hingga pemasar yang akan mempromosikan bukunya, sehingga bisa melihat rak-rak buku yang membuat mata saya love struck, haha.  Di kantor penerbitnya juga banyak sekali buku.

Oh iya, saya hanya bahas dari segi dunia penerbitan buku dalam film tersebut, banyak kisah lain yang menyentuh, seperti penulis puisi yang meninggal saat bukunya belum diterbitkan, kisah penulis buku berjudul 23, serta masih banyak lagi,  dan tentu saja ada romance-nya!    Note: film ini sebaiknya ditonton oleh orang dewasa!!

Sumber: Netflix, tenor.com dan wikipedia

Happy watching! 

With Love,

Baca juga review buku-buku literatur Korea:

  1. Tenang, Semua akan Baik-Baik Saja karya Jedit
  2. The Time We Walk Together karya Lee Kyu Young
  3. Nyaman Tanpa Beban karya Kim Suhyun
  4. Nunchi Seni Membaca Pikiran dan Perasaan Orang Lain karya Euny Hong
  5. Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang, karya Jeong Moon Jeong
  6. Hidup Apa Adanya, karya Kim Suhyun
  7. Menyakitkan Tapi Tak Seburuk yang Kupikirkan, karya Lee You-Jeong
  8. I’ll Go To You When The Weather is Nice, karya Lee Do Woo
  9. Letterbox 110 karya Lee Do Woo
  10. I See You Like A Flower, karya Na Tae Joo
  11. Siapa yang datang ke pemakamanku saat aku mati nanti? karya Kim Sang Hyun
  12. The Things You Can See Only When You Slown Down, karya Haemin Sunim
  13. Santai Aja, Namanya Juga Hidup, karya Yozuck
  14. 1 CM Between Me and You, karya Kim Eun Ju
  15. The Power of Language karya Shin Do Hyun dan Yoo Na Ra
  16. I Want to Die But I Want To Eat Tteokpokki karya Baek Sa Hee
  17. I Want to Die But I Want To Eat Tteokpokki 2 karya Baek Sa Hee
  18. Aku Ingin Pulang Meski Sudah di Rumah karya Kwon Robin
  19. Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah karya Geulbaewoo
  20. The Little Book of Skincare – Rahasia Kecantikan Korea
  21. Nyaman Tanpa Beban
  22. Kepribadian Berdasarkan MBTI karya Kim Sona
  23. Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa karya Kim Haenam dan Park Jongseok
  24. Ketika Aku Tak Tahu Apa Yang Aku Inginkan karya Jeon Seunghwan
  25. Sebenarnya Aku Tidak Baik-Baik Saja karya Geulbaewoo
  26. Love for Imperfect Things: Mencintai Ketidaksempurnaan Karya Haemin Sunim
  27. Every Day Is Sunny Day When I’m With You Karya Bae Sung Tae
  28. Minimarket yang Merepotkan karya Kim He-yeon

20 thoughts on “[Review K-Drama] Romance Is A Bonus Book | Suka Duka Menerbitkan Buku

    1. Halo, Kak 😊
      Salam kenal juga Kak Yunarti 🙂

      Senangnya ketemu yg sudah nonton drama ini juga 😎. Setuju Kak, drama ini recommended buat yg hobi baca 📖 📚 Drama yg gak terlalu serius banget, romantic comedi yang menarik dan kadang suka bikin ketawa.

      Terima kasih Kak 😍 sudah suka dengan review saya.

      Like

      1. Iya, Kak. Saya juga ngebayangin ternyata seru ya kerja di penerbitan. 😁
        Baru tau suka dukanya seperti apa 😂
        Iya, enak banget jadi Dan-i beruntung bisa mendapatkan Eun-ho. 🥳

        Tapi Dan-i memang pantas mendapatkannya. Jadinya saya cuma ikutan seneng.
        Yg bikin sedih waktu Dan-i mengundurkan diri 😂😂

        Like

      2. Iya, dia udah babak belur gitu waktu pasang badan menyelamatkan Eun Ho sampe’ dibungkus perban sekujur badan. Setelah liat scane itu aku baru faham kenapa Eun Ho cinta sama Dan-i. Apalagi Dan-i orang yang bantu dia menemukan impiannya sebagai penulis.

        Btw suka duka kerja di penerbitan memang disajikan dengan baik dalam drama ini sampai saya kebawa emosi juga. Ikut penasaran gimana penjualan buku koleksi puisi yang akhirnya diterbitkan.

        Liked by 1 person

      3. Iya, Kak. Gimana Eun-ho gak cinta sama Dan-i. Dia diselamatkan pas kecelakaan, dia menemukan hobi baru baca buku, dia menemukan passion dalam bidang menulis. Ganteng, penulis, editor, humble pula kan jadi klepek-klepek liatnya.
        Yaaa walaupun awalnya cuma dianggap “adik” sama Dan-i. Tapi ending nya kan sedaaaap….

        Setuju banget Kak 👍👍
        Jadi ikutan mikirin eh ini gimana nanti penjualan bukunya, ikutan nebak eh ini bukunya diterbitin gak, eh nanti cetak ulang gak…
        Saya juga suka dg cara kerja dan kekompakan tim. Saat salah mau memperbaiki, konflik dalam drama ini sangat menarik

        Like

      4. Dan-i tuh cuma gak sadar ajah kalau dia udah lama suka sama Eun-ho. Sedangkan Eun Ho terlalu takut untuk memulai lebih dulu.

        Jujur saya baru tau betapa penyair kurang dihargai. Episode saat seorang penyair meninggal di kamar kost-nya adalah yang paling menyedihkan bagi saya.

        Liked by 1 person

      5. Aha! Tepat sekali, Kak 😃
        Menyenangkan sekali liat Dan-i sama Eun-ho.

        Saya juga suka dg Soe Juu sama Hae-rin 😁

        Sama, saya juga baru tahu. Saya pikir apa pun jenis bukunya selama itu bagus, akan diterbitkan. Ternyata untuk menerbitkan buku terjadi diskusi yg panjang….
        Bener, sedih banget, Kak 😂
        Walaupun akhirnya buku puisinya diterbitkan, laku dan dicetak ulang, tapi semua itu terjadi setelah penulisnya tiada 😰

        Like

      6. Iya, seo jun dan Hae rin juga serasi dalam segala hal. Mereka sama gila kerjanya, suka ngotot pula, sip pokoknya.

        Yah.. semoga saja tidak terjadi di dunia nyata kejadian semiris itu.

        Liked by 1 person

      7. Kalau mereka berdua udah sama-sama ngotot, ampun deh! 😝
        Seo Jun sama Hae Rin cocok! 💕
        Yang gak nyangka Pak Kim sama Bu Jo 😅
        Yang kocak dua teman Dan-i yang satu angkatan kerja

        Semoga, Kak 😇
        Aamiin

        Like

      8. Sebenarnya dari awal saya udah firasat pak kim bakal dipasangin sama Bu Go dan memang terjadi. Saya lumer sama kata-katanya pak kim yang kalo gak salah begini; Saya tau Bu Go menyukai pekerjaan tapi pekerjaan tidak akan balas menyukaimu.
        Saya kesindir, beneran.

        Liked by 1 person

      9. Saya baru nyadarnya pas kancing Bu Go jatuh dua kali 😄
        Pak Kim ini detail sekali ya, dengan ruangan kerja. Pantas jadi bos yang menutuskan buku terbit dulun, pending atau tidak diterbitkan sama sekali 😐
        Kalimat pak Kim ke Bu Go itu memang keren, nendang dan bener banget, Kak 😂
        Gak cuma kata-kata, action nya juga ada dari pak bos 😁

        Pada akhirnya cerita ini mengajarkan setiap orang berhak dan pantas mendapatkan apa yg mereka perjuangkan. Tak apa lambat asalkan selamat dan bahagia

        Like

  1. wah jadi pengen juga nih menerbitkan buku, tapi masih bingung buku apa yang mau diterbitkan soalnya saya nggak bisa merangkai kata kak 😀

    ijin follow yak untuk update post terbaru di blog sobat, semoga berkenan menjalin perteman dengan saya 🙂

    Liked by 1 person

  2. Luar biasa review mbak Ai. Proses panjang sebuah buku tuk hadir ke hadapan pembaca.
    Industri penerbitan yg ketat, bgmana merayu pembaca dll. Setiap pecinta buku akan makin cinta. Ayook mbak Ai lanjut menerbitkan buku, atau malah sudah terbitkan buku mari dilanjut.
    Salam cinta buku

    Liked by 1 person

    1. Terima kasih Ibu Prih 💕
      Betul Bu, ternyata prosesnya panjang sekali.
      Aamiin Aamiin Aamiin YRA
      Terima kasih untuk doanya Ibu Prih. Semoga ada penerbit yang mau menerbitkan buku saya.

      Salam cinta buku 💕

      Liked by 1 person

Leave a comment