Jalan-Jalan di Italia (Part 4) City Tour ROMA:  dari Wisata Sejarah ke Colosseum Roma hingga Wisata Belanja dan Wisata Kuliner

Masih ingatkah daftar tujuh keajaiban dunia terbaru?  Diantaranya ada Christ The Redeemer di Rio de Janeiro, Brasil.  The Great Wall di Cina, Machu Picchu di Peru, Petra di Yordania, Pyramid at Chichen   Itza di Meksiko, Roman Collosseum di Italia, serta Taj Mahal di India.  Belum satu pun dari ketujuh keajaiban dunia tersebut, saya kunjungi.  Hingga akhirnya kesempatan itu datang ketika Euro Trip 2018, saat berkunjung ke Roma, maka jangan sampai melewatkan kunjungan ke salah satu dari tujuh keajaiban dunia terbaru.

Jumat, 28 Desember 2018

Setelah impian untuk melihat Menara Miring Pisa terwujud, dilanjutkan menuju kota Florence dan berhenti di Piazzale Micheleangelo, pukul 18.20 kami pun melanjutkan perjalanan menuju Kota Roma dan bermalam di sana untuk beberapa malam.  Pukul 21.30 kami sampai di Kota Roma, Ibukota Italia, dan menginap di hotel NH Collection****. Saya sekamar dengan adik sepupu yang perempuan.  Kamarnya luas jika hanya untuk kami berdua.  Karena sudah lelah, malam itu kami tidur nyenyak, jam lima saya sudah bangun kembali.

Sabtu, 29 Desember 2018, ROMA CITY TOUR

Paginya, kami sarapan di hotel, menunya enak-enak, ada berbagai macam roti dan buah-buahan, bisa ngambil hot chocolate hingga hot coffee sepuasnya, kalau mau bikin teh juga bisa, hotel bintang empat ini cukup nyaman dan dekat dari pusat kota Roma.

Setelah sebelumnya kami mengunjungi Vatican, maka kami melanjutkan perjalanan menuju Stadio Olimpico, tempat bermarkasnya klub AS Roma.  Dari Vatican, kami naik taxi.  Sopir yang membawa taxi ini cukup nekad juga, mau membawa kami bertujuh dalam satu mobil, total kami berdelapan.   Mr Reno memang sengaja tidak bawa mobil biar simpel, karena jarak dari hotel ke Vatican sangat dekat, nanti pulangnya saja baru bawa mobil lagi.  Nah untuk menghemat waktu, jadilah kami naik taxi dan mampir ke stadion bola habis itu balik ke hotel ambil mobil terus lanjutkan jalan-jalan.

Baca juga : Jalan-Jalan ke Italia (part 1) mengunjungi Milan

Sang driver taxi untungnya bisa bahasa Inggris dengan logat Italia-nya yang kental, Mas kece ini cukup menegangkan bawa mobilnya, macam mau balapan saja, mana jalanannya bergelombang, yang ada rasanya ingin jitak masnya hahaha!  Woi, Mas, santai saja kali bawa mobilnya!  Tapi si Masnya memang nggak nyantai.  Namun sebenarnya dia mau bawa kami saja, itu sudah super baik banget, biasanya kan mana mau taxi bawa banyak orang apalagi bawa anak kecil.  Tadinya mau pesan dua taxi, cuma si Masnya bilang nggak usah, biar dia yang bawa saja.  Jadi teringat pengalaman di Sydney yang susah banget cari taxi padahal banyak berseliweran, masalahnya sepele hanya karena bawa anak kecil dan mereka tak punya car seat buat anak kecil jadilah mereka tidak mau membawa kami sehingga kami tak dapat taxi dan jalan terus sampai hotel.  Ternyata pengalaman di Roma ini cukup seru, dapat driver taxi yang boleh dibilang ugal-ugalan tapi orangnya kocak, untungnya hanya jarak dekat.  Sesampainya di stadion, sang driver mau menunggu kami.  Sayangnya, saat tiba di pintu gerbang, ternyata stadionnya ditutup dan dijaga ketat oleh aparat, sebab sore harinya akan ada pertandingan.  Kami tidak bisa tur ke stadion hanya bisa memandang dari luar saja.  Setelah itu, tak lama kemudian taxi kami sampai di hotel.

Kemudian guide kami bertanya, “Saya nggak kayak gitu kan, bawa mobilnya?”  Kami serempak menjawab, “Tentu tidak, beda banget!”  Dan kami pun tertawa mengenang keadaan yang kami rasakan saat berada di dalam taxi.

Tak lama kemudian, Mr Reno membawa mobil dari parkiran dan kami hanya menunggu di lobi hotel.  Kemudian hari itu kami lanjutkan perjalanan mengunjungi Factory Outlet.  Sesampainya di tujuan, guide kami hanya ngedrop kami dan mempersilhkan untuk berbelanja sepuasnya, shopping ‘till you drop, hahaha!  Kalau perlu apa-apa atau belanja telah usai, tinggal panggil saja.  Sebelum memulai ke tempat belanja, kami makan siang Mc Donald’s dulu.  Baru kemudian jalan kaki beberapa ratus meter menuju lokasi.

Castel Romano Designer Factory Outlet.

Dibangun dengan arsiterktur gaya kekaisaran Romawi Kuno Roma, Castel Romano Designer Factory Outlet adalah sebuah komplek outlet dengan lebih dari 105 toko-toko brand terkenal ada di sini.  Jauh dari keramaian lalu lintas, berada 25 km sebelah selatan Roma.  Benar-benar sebuah tempat belanja yang menyenangkan di jantung kota Agro Pontino.  Saat memasuki kawasan tersebut, kita akan disambut berbagai merek terkenal seperti Burberry, Michael Kors, Versace, Coach, Furla, Adidas dan banyak lagi.  Uniknya brand asal Italia seperti Prada dan Gucci malah tidak ada di sana.  Suasana di Castel Romano Designer ini mengingatkan saya pada tempat wisata belanja di kota London, tepatnya di Bicaster Village.

Lokasinya sama-sama jauh dari pusat kota, merupakan pusat belanja yang terdiri dari banyak merek dunia yang terkenal, dijual dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan butik-butik atau pun toko-toko di pusat kota.  Suasananya terasa nyaman.  Bahkan saat kami di sana tepat pada musim dingin, dengan angin yang seringkali menerpa tubuh, membuat saya kedinginan meskipun beruntungnya saat kami ke sana cuacanya cerah dan langit bersih serta biru, namun tetap saja tak membuat cuaca menjadi hangat.  Bila di luar toko sudah kedinginan, kami mulai masuk ke toko lagi untuk menghangatkan badan.  Kami berada di sana sejak siang hingga malam, dan waktu tidak terasa, rasanya mager.

Baca juga: Lake Lugano di perbatasan Swiss dan Italy

Tak usah khawatir, jika lapar bisa mampir ke gerai tempat makanan di kawasan yang sama di dalam factory outlet tersebut.  Menjelang sore, kami jajan gelato di Bonetti.  Saya pesan satu cone gelato yang isinya tiramissu dan green tea. Mmmm enak, meskipun tak seenak dan sespesial gelato pertama yang saya makan saat di Milan.

Gelatonya enak!

Puas cuci mata, maka guide kami menjemput kami, terus kembali ke hotel.  Tak jauh dari hotel, kami makan malam di sebuah restoran Italia, nama restorannya Cucina Griglia Pizza. Alhamdulillah kesampaian juga makan pizza di Italia.  Meskipun sebenarnya Pizza berasal dari kota Napoli, namun makan pizza di Roma, juga tetap di negara yang sama, jadi alhamdulillah impian ingin makan pizza di Italia sudah terwujud.  Saking lapar dan lelah seharian jalan-jalan, saya sampai lupa foto dan video di restoran tersebut.  Oh iya, jangan bayangkan pizza di Italia sama dengan merek pizza di tanah air yang sering saya icipi, jelas makan pizza di sana rasanya berbeda, tapi tetap sama-sama enak kok, kalau di makannya pas lapar berat. Hehehe.  Kalau kamu ke Italia, jangan lupa cobain wisata kulinernya, salah satunya pizza.  Selesai makan ke hotel sekitar pukul 21.00

Minggu, 30 Desember 2018: CITY TOUR ROMA

Dikarenakan hari minggu peraturannya tidak boleh menggunakan kendaraan dari luar selain kendaraan di kota Roma, hanya kendaraan khusus warga setempat saja.  Maka Mr Reno tidak membawa mobil yang sudah menemani kami road trip lintas negara, dan sudah reserved mobil dengan jenis yang sama.  Driver-nya asli orang Roma, bisa berbahasa Inggris dengan fasih, pernah tinggal di Skotlandia selama beberapa tahun, namanya Mr. Franko De Nero, dan akrab disapa Mr. Franco.  Pukul 10.07 lebih kami jalan dari hotel.  Perhentian pertama menuju sebuah gereja yang sangat unik.

Patheon

Perjalanan kami mulai dengan mengunjungi Patheon.  Sebuah gereja besar yang di atasnya ada kubah, yang kalau hujan tidak bocor.  Patheon ini merupakan gereja Katolik tertua yang berada di Roma.  Terkenal dengan keberadaan “lubang neraka” yang berada di tengah  langit-langit gereja ini.   Patheon ini dulunya merupakan bangunan untuk pemujaan dewa, tapi sejak masuknya Kristen di Eropa, Patheon diubah menjadi Gereja.

Baca juga: Musim dingin yang terasa hangat di Barcelona

Suasana pagi di hari minggu itu, sangat ramai.  Di depan Patheon juga terdapat kolam air mancur.  Banyak orang yang duduk di pinggir kolam air mancur. Sayangnya tidak bisa masuk ke Gereja-nya, karena sedang dilangsungkan ibadah.  Tak lama kemudian kami lanjutkan perjalanan lagi.

Monumen Vittorio Emanuale II

Bangunan putih nan megah ini sangat kontras dengan bangunan-bangunan di sekitarnya.  Vittorio Emanuelle II adalah raja pertama yang menyatukan Italia.  Dibangun sejak tahun 1885 yang tidak jauh dari Colosseum dan bersebelahan dengan Forum Roman ini dirancang oleh G. Sacconi. Bangunan ini terbuat dari marmer berwarna putih dan dipersembahkan kepada Raja Italia yang pertama, Vittorio Emanuelle II.  Patung dan ukiran-ukiran yang menampilkan gaya kepahlawanan dan nilai-nilai militer menjadi ciri khas dari bangunan besar ini.  Di tengah bangunan ini terdapat sebuah Altar yang merupakan makam para prajurit yang tak dikenal, yang gugur dalam memperjuangkan negara dalam perang tahun 1915-1918.  Lokasinya di Piazza Venezia, 00186 Roma RM, Italy.

Kami tidak masuk ke dalamnya, hanya berhenti dan jalan sebentar untuk memandang kemegahan bangunan tersebut.  Dari lokasi ini, saat berada di tengah jalan raya.  Guide kami memberitahu, tak jauh dari sana Colosseum sudah terlihat. Itu artinya, tak jauh lagi kami akan sampai lokasi.

Colosseum Roma, finally my dream come true!  Whoo-hooo!

Colosseum adalah sebuah peninggalan bersejarah beruapa arena gladiator, dibangun oleh Vespasian.  Tempat pertunjukkan yang besar berbentuk elips yang disebut amfiteater atau Flavian Amphitheatre.  Situs ini terletak di  Roma, yang didirikan oleh Wali Kota Vespasian pada masa Domitianus dan diselesaikan oleh anaknya Titus, dan menjadi salah satu karya terbesar dari arsitektur Kerajaan Romawi yang penuh bangunan.  Colosseum dirancang untuk menampung 5.000 orang penonton.  Coloseum saat itu adalah tempat penyelenggaraan sebuah pertunjukkan yang spektakuler, yaitu pertarungan antara tahanan dan binatang, eksekusi tahanan, pertarungan air dengan cara membanjiri arena, dan pertarungan antara gladiator.  Selama ratusan tahun itu, diperkirakan ribuan orang maupun binatang mati di pertunjukkan Colosseum.   Collosseum yang berbentuk elips ini juga disebut dengan Flavian  Amphitheathre, sudah masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia, UNESCO sejak tahun 1980.

Sayangnya, saat tiba di sana, pengunjungnya sangat padat, sehingga ingin hati masuk ke dalamnya, tapi apalah daya tak sanggup mengantri, jadi hanya bisa menikmatinya dari luar saja.  Bersyukur akhirnya impian untuk bisa melihat langsung Colosseum alhamdulillah terwujud.

Colosseum berukuran cukup besar.  Dengan tinggi 48 m, panjang 188 m, lebar 156 m, dan luas seluruh bangunan 2.5.  Membuat Colosseum terlihat begitu besar dan luas.  Saat saya ke sana, masih ada beberapa renovasi.  Bangunan yang didirikan pada tahun 72 M dan selesai tahun 80 M ini sampai sekarang masih berdiri megah.  Salut dengan upaya pemerintah dalam melestararikan tempat ini.

Bicara tempat ini, saya teringat salah satu film yang saya tonton di DVD ketika zaman SMA kelas 2, judulnya Gladiator.  Film yang diperankan oleh Russell Crowe tersebut membuat saya penasaran dan bermimpi bisa mengunjunginya.  Tak disangka, perjalanan ke Italia membawa saya untuk bisa menyaksikan langsung bangunan peninggalan Kerajaan Romawi.

Pagi itu, cuaca di Colosseum sangat bersahabat, langit cerah berawan, musim dingin dengan suhu berkisar empat sampai lima derajat, membuat perjalanan tersebut terasa menyenangkan.  Ditambah bisa melihat dan menikmati bangunan sejarah, yang hingga sekarang seolah tak pernah sepi dari pengunjung.  Selama di Roma, tempat-tempat bersejarah yang kami kunjungi seperti memiliki magnet tersendiri bagi para turis, mereka berbondong-bondong mengunjungi, alhasil saya tak selalu bisa berlama-lama di lokasi, atau bahkan melihat dengan detail, seringkali cukup dengan menatapnya dari jarak beberapa ratus meter, karena membeludaknya turis di tempat yang sama, pada akhirnya jadi harus saling gantian.  Namun kami tetap semangat menikmati suasana Colosseum.  Meskipun antrian yang sangat panjang dimana orang-orang ingin masuk ke dalamnya, sehingga kami memutuskan untuk menikmatinya dari luar saja.  Lagi pula masih banyak tempat yang ingin kami kunjungi.

Sudah puas menyaksikan kemegahan Colosseum, kami pun melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju sebuah gerbang yang mengingatkan saya akan nama Arc de Triomph, sebuah gerbang kemenangan yang berada di Kota Paris yang dibangun pada tahun 1802. Nama gerbangnya dekat Colosseum adalah Arch of Titus, dalam bahasa Italia Arco di Tito, atau Gerbang Titus, adalah gerbang dengan pintu melengkung yang dibangun pada abad pertama Masehi untuk penghormatan, terletak di jalan bernama Via Sacra, Roma, tidak jauh dari situ, di sebelah tenggara Forum Romawi.  Dibangun pada tahun 82 M oleh Kaisar Romawi Domitian sesaat setelah kematian abangnya, Titus, untuk memperingati kemenangan-kemenangan Titus.

Tidak jauh dari situ, sebenarnya kita bisa jalan menyusuri sejarah reruntuhan di Forum Romawi, hanya saja kami tidak ke sana.  Kami naik mobil, kemudian driver kami Mr Franko pun memberitahu bahwa disebelah kanan kami terdapat pemandian yang digunakan para raja-raja, bahkan kami dibawa ke sebuah bukit yang terdapat rumah besar, dari sana melalui sebuah pintu kita bisa meneropong dan melihat bangunan Santo Petrus di Vatican.  Namun, kami tidak terlalu tertarik sehingga tidak turun dari mobil kemudian lanjut mencari tempat makan.

Court Delicati Restorante

Di restoran ini terdapat masakan khas Malaysia, dua pria yang kami temui bisa berbahasa Melayu, mereka dengan ramah menyambut kami.  Restoran tersebut sudah berdiri lebih dari tiga puluh tahun.

Ada menu nasi, telor dadarnya enak banget, ayam, nasi goreng, satu menu yang rekomen dicoba adalah menu salad mangga.  Ini juga rekomen dari guide kami, rasanya sungguh nikmat sekali.  Camilan pisang goreng sebagai penutup juga enak, hanya saja rasanya unik, karena rasa caramel gitu.  Pokoknya, kalau lagi Roma, kangen nasi dan masakan yang mendekati menu masakan negara kita, mampir ke restoran ini akan menjadi penawar rindu pada kuliner di tanah air.  Meskipun alhamdulillah bisa kuat tanpa makan nasi, karbonya diganti roti, tubuh saya bisa menyesuaikan, hanya saja kalau ketemu nasi saat traveling ya tetap saja seneng! Hehehe.

Fontana Di Trevi  / Trevi Fountain

Setelah makan siang, kami lanjutkan perjalanan menuju Fontana De Trevi, yang merupakan salah satu air mancur terindah di dunia.  Suasana siang itu crowded banget, penuh sesak, mau masuk susah, keluar makin susah, ujung-ujungnya saya melipir ke pinggir dan berhasil menyelamatkan diri dari lautan manusia.

Air Mancur Trevi atau Fontana di Trevi adalah sebuah air mancur di distrik Trevi, Roma, yang dirancang oleh arsitek Italia Nicola Salvi dan diselesaikan oleh Pieto Bracci.  Air mancur ini memiliki ketinggian 26,3 meter (86 ft) dan lebar 49,15 meter (161,3 ft).  Tempat tersebut merupakan air mancur Baroque tertinggi di kota tersebut dan menjadi salah satu air mancur terkenal di dunia.  Trevi di Fontana tidak hanya menyuguhkan air mancur saja, perhatian pertama saya justru tertuju pada bangunan besar di belakang derasnya air, serta sosok patung mitologi Romawi

Baca juga: Liburan ke Swiss #inlovewithSwitzerland (part 1)

Ada mitos yang sangat terkenal di sana.  Konon jika kita melempar koin dari tangan kanan melewati bahu kiri dengan posisi membelakangi kolam air mancur ini, dan koinnya jatuh ke dalam kolam, maka kelak kita bisa datang lagi ke Roma. Sementara tambahkan satu koin lagi untuk romansa cinta, hingga koin ketiga yang dipercaya akan melanggengkan pernikahan. “Apakah saya melempar koin? Oh, tentu tidak!” hehe, nggak kepikiran juga buat lempar koin, bisa menyelamatkan diri dari kerumunan saja sudah alhamdulillah.  Percaya atau tidak, dengan mitos tiga koin, setidaknya 3.000 Euro dikumpulkan dari dasar kolam air mancur ini.  Wow, fantastis.  Tuh kan, tanpa perlu saya lempar uang pun sudah banyak koinnya, jadi mendingan saya tak usah lempar koin, hehe.  Jika suatu hari nanti ke Italia lagi, saya ingin eksplor tempat-tempat yang belum dikunjungi saja, ke air mancur ini cukup tahu saja.

Puas menikmati air mancur dari dekat walau hanya beberapa saat. Kemudian kami berusaha keluar dari kerumunan orang yang tak henti-hentinya berdatangan.  Butuh perjuangan untuk bisa keluar dan menepi.  Setelah berhasil keluar, kami rehat sejenak sambil berdiri dan  menonton orang-orang, ternyata seru juga.

Kami berjalan kaki menyusuri lorong-lorong, mampir ke tempat yang jual oleh-oleh seperti tempelan kulkas, kalau saya sibuk mengamati sekeliling, melihat orang-orang yang antusias mengunjungi tempat tersebut.  Lokasinya di Piazza di Trevi, 00187 Roma RM, Italy.  Pukul 17.10 kami menuju salah satu tempat shopping yang terkenal di Roma.

Spanish Step

Spanish step adalah tangga lebar yang sudah ada sejak tahun 1723.  Dirancang oleh Francesco De Sanctis.  Tangga tak berbentuk lurus tapi berbelok.  Memiliki 174 tangga yang menghubungkan Piazza di Spagna di bagian bawah dengan Piazza dei Monti di atas.  Di bagian atas itu yang paling menonjol adalah Trinita dei Monti Church.  Tangga di bagian timur akan berakhir di kawasan kota tua Roma.  Objek wisata ini begitu populer, baik bagi turis lokal maupun turis mancanegara.  Saat saya mengunjungi tempat tersebut,  penuh banget, saat musim liburan di penghujung akhir tahun, memang banyak orang yang berkunjung juga, benar-benar kerumunan orang semakin menjadi di sini.  Saya tidak berfoto di tangga ini, terlalu banyak orang, sehingga tak leluasa untuk berfoto.  Di Spanish Step banyak tempat yang populer seperti gereja Perancos yang didirikan abad ke-16 Trinita Dei Monti Church.  Selain itu juga ada John Keats Musseum, Babington’s tea room and restaurant,  juga tak jauh dari situ saya bisa melihat Fountain of the old boat.  Saat di Spanish Step, kami hanya berada di area Via dei Condotti.

spanish step - Rome

Di sini dipenuhi butik-butik papan atas, seperti Gucci, Channel, Prada, Long Champ, dan banyak lagi.  Kami hanya bertahan sekitar satu jam lebih dikarenakan penyewaan mobil mulai dari jam 10.00 sampai dengan pukul 18.00, kami tidak berlama-lama di situ, lagi pula makin malam orang-orang bukannya berkurang malah tambah banyak, susah sekali mau gerak ke sana kemari, tak leluasa.  Mungkin pada saat bukan musim liburan, datang ke sini jauh lebih menyenangkan untuk bersantai sambil berjalan-jalan.  Lokasi di Piazza di Spagna, 00187 Roma RM, Italy.

Baca juga: Jungfraujaoch top of Europe #inlovewithswitzerland (Part 2)

SAN MARCO

Pizza ini mamamia lezato!
desert-nya juga enak-enak

Malam terakhir di kota Roma, kami makan malam di sebuah restoran yang tidak jauh dari hotel tempat kami menginap.  Cukup jalan kaki, sampailah di lokasi.  Selesai dari Spanish Step, kami tidak langsung ke restoran, melainkan ke hotel dulu untuk istirahat sejenak.  Kemudian pukul 19.30 barulah kami berangkat ke restoran.

Menu spesial malam itu kami pesan: spaghetti bolognise, risotto alla pescatora, spaghetti San Marca, tiramissu, creme brule, cestino di pane, coperti, bufalina, dan aqua nat grande.  Hidangan yang lezat dan istimewa, bersama keluarga juga makan malam terakhir dengan guide kami yang sudah menemani perjalanan kami selama dua belas hari mulai dari kota Barcelona hingga kota Roma.  Makan malam yang sangat menyenangkan.

Ada yang unik yang saya perhatikan di restoran tersebut, tak jauh dari meja tempat kami makan, kami bisa melihat sedikit dapur serta chef yang mengolah menu kami, ternyata ada seorang wanita sudah sepuh yang memasak dengan gesit menu pesanan para tamu yang datang malam itu.  Restoran tersebut sangat penuh dan diluar juga masih ada antrian yang menunggu giliran masuk.  Selesai makan, kami berjalan ke restoran.  Pukul 21.00 saya  packing.

Yang saya ingat dari perjalanan di Roma, ternyata di Roma juga banyak kendaraan bermotor, mengingatkan saya dengan negara saya, dan fakta lain buat para penggemar Starbucks, ternyata di Italia itu tidak ada Starbucks.  Kalau ke Italia, silahkan coba saja kopi khas Italia.  Info dari guide kami yang sudah mengunjungi berbagai kota di Italia, memang tidak ada gerai Starbuck di Italia.

Senin, 31 Desember 2018: Roma – Hongkong & 1 Januari 2019: Hongkong – Jakarta

Pukul 07.00 kami sudah sarapan, dan sekitar pukul 08.30 kami sudah check out dari hotel, menuju Bandara International Leonardo Da Vinci (dalam bahasa Italia: Aeroporto Leonardo da Vinci) di Fiumicino.  Perjalanan dari pusat kota Roma ke bandara kurang lebih sejam.  Tapi kalau tidak macet, sekitar setengah jam juga sudah sampai.  Setelah mengurus proses check in dari bandara, kami berpamitan dengan Mr Reno dan keluarganya yang juga sedang berlibur.  Sungguh  perjalanan yang menyenangkan, ditemani dan diurus oleh guide yang menyenangkan juga, sehingga liburan dengan private tour ini pun alhamdulillah jadi semakin menyenangkan.  Dari Roma kami terbang dengan pesawat Chatay Pasific Airlines menuju Hongkong.  Sekalian menutup akhir tahun 2018 di pesawat.  Dan sampai di Bandara Internasional Hongkong, sekitar pukul enam lewat tanggal 1 Januari 2019, sehingga perjalanan tersebut rasanya seperti setahun perjalanan.  Di dalam pesawat tentu saja tidak ada perayaan apa pun, rata-rata penumpangnya tidur, sayangnya saya susah tidur, dihabiskan dengan membaca buku, mendengarkan musik, dan bermain dengan dua adik sepupu yang duduk dekat saya.

Baca juga : Jalan-jalan di Italia part 2   dan Jalan-jalan di Italia part 3

TIPS Traveling di Italia:

  • Mata uang di Italia adalah Euro, visa-nya Visa Schengen, pastikan kamu mempersiapkan hal ini sebelum tiba di Italia.
  • Selama traveling di Italia, selalu berhati-hatilah dengan tas, karena jika tak hati-hati, banyak copet yang mengintai.
  • Cobain makan gelato, pizza, dan pasta di negara aslinya! Sangat enak dan lezat, kalau di negara kita kan sudah disesuaikan cita rasanya dengan daerah setempat.

Tak disangka impian yang berawal dari ingin melihat Menara Miring Pisa, mengunjungi Colosseum di Roma, serta makan Pizza di Italia, alhamdulillah bisa terwujud. Ternyata selama beberapa hari di Italia, pengalaman saya bertambah dengan merasakan langsung wisata sejarah, wisata belanja, juga wisata kuliner.  Minus wisata alam, sebab tidak mampir ke Dolomites.

Baca juga: persiapan traveling di musim dingin

Perjalanan kami di Spanyol, Swiss, hingga Italia, tidak ada perbedaan waktu yang signifikan saat kami berkunjung kesana pada musim dingin bulan Desember 2018.  Di kota-kota yang kami kunjungi, mulai dari Barcelona, Lucerne (Luzern), Zurich, Grindelwald, Milan, Pisa, Florence, Roma juga Vatican, perbedaan waktu dengan Indonesia, lebih lambat enam jam dengan Waktu Indonesia bagian Barat.  Artinya, jika di kota yang kami singgahi waktu menunjukka pukul 06.00 pagi, maka di Jakarta sudah pukul 12.00 siang. Saat road trip, perjalanan kami mulai ketika dijemput dari Bandara Internasional Zurich hingga Roma dengan kendaraan Mercy V220d.  Perjalanan dari Jakarta menuju Baercelona menggunaka Chatay Pasific Airlines.  Dari Barcelona menuju Zurich dengan Swiss Air.   Dan dari kota Roma ke Jakarta dengan Chatay Pasific Airlines transit di Hongkong, dan dengan Air Bus.

Alhamdulillah for Euro Trip 2018.  Until i see you in the next journey. 

Mobil Mercy yang setia menemani road trip kami

Berikut ini video hotel saat di Roma:

Happy Traveling!

Apakah kamu suka traveling?

Berikut beberapa artikel tentang perjalanan saya ke beberapa negara di bawah ini:

  1. Thailand : trip to Bangkokmakan Durian montong di Thailand
  2. Jepang : menikmati Jepang di musim gugur 
  3. Hongkong : Trip Hongkong
  4. China: Mampir di Restoran Modern Toilet di kota Shenzen
  5. Singapura : Mengunjungi Universal Studio SingaporeSingapore Flyer
  6. Saudi Arabia: My Amazing journey at Masjidil Haram, Masjid NabawiJeddah
  7. UAE (United Emirate Arab): Pesona kota Dubai 
  8. Inggris: Jalan-jalan di Inggris
  9. Prancis: Lost in Paris
  10. Turki : petualangan yang spektakuler di Turki
  11. Australia : menikmati musim panas di Sydney
  12. New Zealand: liburan di Queenstowndan terpikat keindahan alam Mount Cook
  13. Spanyol : Musim dingin yang terasa hangat di Barcelona
  14. Liburan di Swiss (part 1)
  15. Jungfraujoch top of Europe 
  16. Jalan-Jalan ke Italia (part 1): Milan,
  17. City tour di Roma dan wisata sejarah
  18. Menikmati cantiknya kota Florence di malam hari
  19. Mengunjungi Vatican, negara terkecil di dunia
  20. Mengunjungi Menara Pisa
  21. Tokyo Disneyland, dan pengalaman traveling di Jepang
  22. Pesona Matsumoto Castle di Nagano, Jepang 
  23. Mengunjungi Shirakawa Go Situs Warisan Dunia UNESCO di Jepang
  24. Menikmati Musim Dingin dan Road Trip di Hokkaido, Jepang
  25. Mengunjungi Osaka dan Menikmati The Wizarding World of Harry Potter, USJ (Universal Studio Japan)

With Love,

9 thoughts on “Jalan-Jalan di Italia (Part 4) City Tour ROMA:  dari Wisata Sejarah ke Colosseum Roma hingga Wisata Belanja dan Wisata Kuliner

  1. Hai Ai …. Kualitasmu blogmu layak mendapatkan Mystery Blogger Award.
    Lihat di tautan saya ya:

    Mystery Blogger Award

    “Mystery Blogger Award” adalah penghargaan untuk blogger luar biasa dengan postingan yang cerdas. Blog mereka tidak hanya memikat tapi juga menginspirasi dan memotivasi. Mereka adalah salah satu yang terbaik dari sekian banyak blogger. Penghargaan ini juga diberikan untuk blogger yang memiliki kebahagiaan dan inspirasi dalam blogging, mereka melakukannya dengan penuh semangat.- Okoto Enigma

    Liked by 1 person

      1. Kalau mau ngasih nominasi berikutnya ke orang luar negeri berarti harus pakai English…kalau nominasinya yg mau dikasih orang Indonesia semua…gapapa pakai bahasa Indonesia ya…….Selamat atas konsistensinya dalam blogging

        Liked by 1 person

Leave a comment