Jalan-Jalan di Italia (Part 2): Mengunjungi Menara Miring Pisa

Menara Pisa - Italia
foto: dokumen pribadi

Saat SD, saya mengenal Menara Pisa dalam sebuah mata pelajaran, sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia.  Maka, entah kenapa sejak kecil saya bermimpi bisa mengunjungi tempat tersebut. Dalam daftar tujuh keajaiban dunia lama, seingat saya diantaranya ada Candi Borobudur di Indonesia, Ka’bah di Mekah, Tembok Raksasa di Cina, Menara Eiffel di Prancis, Colosseum di Italia, Menara Pisa di Italia, Taj Mahal di India.  Sebelumnya, alhamdulillah saya sudah pernah ke Candi Borobudur tiga kali, mengunjungi Ka’bah dan melihat Menara Eiffel, dan di tahun 2018 saya berkesempatan menambah dua tempat lagi dalam daftar tersebut. 

Kalau dipikir-pikir, dulu waktu Sekolah Dasar di kampung, kok bisa-bisanya ya, dengan pedenya punya mimpi seperti itu.  Namun, jika diresapi, perjalanan impian tersebut telah tertanam sejak lama, dan saya tidak pernah mempedulikan tentang siapa saya, karena saya yakin Tuhan akan memberi rezeki dari arah yang tak pernah kita duga, seperti keberuntangan saya kali ini diajak liburan oleh Om dan Tante.  Seperti kata Andrea Hirata “Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.”

Perjalanan ke Italia untuk yang pertama ini, merupakan sebuah kesempatan untuk menggenapkan banyak impian masa kecil yang akhirnya bisa terwujud, salah satunya mengunjungi Menara Pisa.

Baca juga : Jalan-Jalan ke Italia (part 1) mengunjungi Milan

Jumat 28 Desember 2018: MILAN – PISA – ROMA

Pukul 10.30, kami meninggalkan hotel, berangkat dari Kota Milan menuju Pisa, sebuah kota di Toscana, Italia tengah.  Pisa merupakan ibu kota Provinsi Pisa.  Kota ini paling dikenal sebagai tempat terletaknya Menara Miring Pisa.  Perjalanan dari Milan menuju kota Pisa ditempuh dengan jarak 290 kilometer.  Waktu tempuh sekitar 4,5 jam, karena road trip kali ini, kami memang tidak diburu-buru waktu.  Kami menggunakan private tour, sehingga waktu jadi lebih fleksibel, dan guide yang merangkap bawa mobil, juga sangat menyenangkan, mungkin paham karena kami berenam rombongan keluarga, sehingga lebih mengutamakan kenyamanan bersama.  Normalnya waktu tersebut bisa di tempun sekitar 3,5 jam.

Baca juga: Lake Lugano di perbatasan Swiss dan Italy

Dalam perjalanan tersebut, secara alam memang tidak terlalu spesial, terlihat biasa saja.  Tidak banyak membuat saya kagum sampai melongo melototin keindahan alam, landscape alamnya sangat berbeda dengan yang saya temukan saat di Swiss.  Seperti biasa, perjalanan jauh pun tak mendatangkan kantuk sama sekali. Sambil ngemil, memandang dari jendela mobil ke luar, dengerin musik yang diputar sama Mr Reno, bercanda dan ngobrol dengan adik-adik sepupu, saya kebagian duduk di belakang, bersama dua adik sepupu.  Tidak banyak yang saya videokan, beberapa tempat yang saya anggap menarik baru saya videokan.  Kami pun banyak melalui terowongon, sehingga beberapa hari road trip di negara sebelumnya, kami pun bisa melihat terowongan-terowongan di Italia yang kami lewati cukup berbeda dengan terowongan di Swiss yang tampak terawat dengan baik.

Baca juga: Musim dingin yang terasa hangat di Barcelona

Pukul 15.00, akhirnya kami tiba di tujuan, guide kami tidak menemani kami, karena ingin memastikan kendaraan aman, sebab banyak barang di mobil, koper-koper besar dan kawan-kawannya, sedikit riskan, jadi lebih baik menunggu mobil, sementara kami berjalan menuju lokasi wisata.  Sebelumnya, kami mampir di Mc Donald’s untuk makan siang.  Ada yang menarik, baru kali itu untuk pertama kali saya melihat bagaimana cara memesannya, karena berbeda dengan di Indonesia yang langsung bisa menuju kasir, sementara saat itu kita memilih menu pada sebuah layar, kalau menu sudah ok tinggal bayar dan datang ke kasir, lebih praktis.  Mungkin di sana memang sistemnya sudah seperti itu, sementara saya baru tahu.  Jangan harap ada menu nasi, karena memang tidak ada.  Kami hanya memesan, kentang goreng, nugget, ayam, sandwich, dan mineral water.  Lima belas menit kemudian kami selesai dan langsung keluar restoran menuju tempat yang sangat ingin saya lihat dari dekat dan telah memimpikannya sejak lama.

Menara Miring Pisa (Leaning of Tower Pisa)

Leaning tower of Pisa - Italy
Ciao, Field of Miracles! 🙂

Pisa pada abad ke tiga belas hingga abad ke lima belas adalah kota pelabuhan yang disegani di Italia.  Kota ini bersaing dengan Genoa dan Venesia dalam perdagangan laut.  Kota yang terletak dekat mulut sungai Arno ini menjadi sangat kaya lewat monopoli perdagangannya yang menggunakan kekayaannya untuk membangun bangunan monumenal seperti Duomo, Baptistry dan tentu saja Menara Pisa yang terkenal itu.  Semua bangunan-bangunan ini dibangun oleh Field of Miracles (Campo dei Miracoli).  Penduduk koa Pisa selalu bangga akan warisan leluhurnya yaitu Bangsa Romawi, sehingga bangunan-bangunannya memiliki ciri khas yang berbeda dengan daerah Italia lainnya.  Kegemilangan Pisa akhirnya harus terhenti setelah kalah perang melawan Genoa dan pelabuhannya mengalami pengendapan sehingga Pisa lumpuh sebagai kota pelabuhan.  Setelah pamornya memudar, Pisa hanya terkenal akan Universitas-nya dan Field of Miracles hingga kemudian dikuasai oleh Florence.

Baca juga: Liburan ke Swiss #inlovewithSwitzerland (part 1)

Menara Pisa adalah sebuah Campanille atau menara lonceng katedral di kota Pisa, Italia.  Menara Pisa sebenarnya dibuat agar berdiri secara vertikal seperti menara lonceng pada umumnya.  Namun, mulai miring tak lama setelah pembangunannya  yang dimulai pada Agustus 1173.  Menara ini terletak di belakang katedral dan merupakan bangunan ketiga Campi dei Miracoli (lapangan pelangi) kota Pisa.  Ketinggaian menara ini adalah 55,86 meter dari permukaan tanah tertinggi.  Kelebaran dinding dibawahnya mencapai 4,09 meter dan di puncak 2,48 meter.  Bobotnya diperkirakan mencapai 14.500 tom.  Menara Pisa memiliki 294 anak tangga.  Dengan adanya menara ini, sektor pendapatan ekonomi jadi bertambah karena adanya objek wisata. Tempat ini masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO.

Baptistry dan Duomo
Baptistry di Field of Miracles

Field of Miracles merupakan suatu lapangan luas dengan Duomo sebagai pusatnya, dan tak jauh darinya berdiri kokoh Menara Pisa.  Sore itu, di musim dingin disambut cuaca cerah, birunya langit, serta hijaunya rerumputan di sekitar Field of Miracles, akhirnya saya bisa melihat langsung Menara Pisa Menara Pisa tampak berdiri anggun, banyak turis yang sedang sibuk berfoto dengan berbagai gaya, ada yang gaya seperti mendorong Menara Pisa, ada yang betingkah hendak memegang puncak Pisa, ada juga yang seolah mengangkat kemiringan Pisa, dan banyak lagi, menarik sekali melihat keseruan tersebut, mereka benar-benar niat dan kreatif.

Masuk ke area tempat berdirinya Menara Pisa memang gratis, tapi jika ingin naik ke Menara Pisa-nya harus bayar 18 Euro.  Jumlah yang naik juga dibatasi, hanya boleh maksimal seratus orang. Dari pintu gerbang, di tengah padatnya para turis, kami berjalan santai dan sedikit demi sedikit jalan hingga akhirnya tepat berada dekat Menara Pisa.   Saya seakan bertemu dengan sesuatu yang sangat saya nantikan begitu lama, melihatnya makin terpesona, sambil bersyukur sebab bisa menatapnya langsung bukan hanya lihat dari google atau foto saja.  Sayangnya saking penuh dengan para turis, dan hari semakin sore serta perjalanan kami masih panjang menuju kota Roma, kami tidak masuh ke dalam Menara Pisa.

Baca juga: Jungfraujaoch top of Europe #inlovewithswitzerland (Part 2)

Sore itu senja mulai menampakan diri menambah eksotisnya tempat tersebut, apalagi lapangan hijau di Menara Pisa dan Field of Miracles juga mempercantik ditambah dengan warna biru langit yang bersih dan cerah menjelang senja, sebuah perjalanan menyenangkan di kota Pisa sambil mengunjungi Menara Pisa.

Kami pun keluar dari gerbang, di luar gerbang terdapat banyak tempat pernak-pernik dan oleh-oleh khas di jual, tentu saja seperti gantungan kunci, tempelan kulkas, kaos dan lain-lain, dengan harga yang cukup terjangkau.  Kami pun menyebrangi jalan dan bertemu dengan guide kami di tempat yang telah ditentukan.  Begitu kendaraan di depan kami, kami bersiap melanjutkan perjalanan.  Pukul 16.16 kami meninggalkan Menara Pisa.  Senja sore itu sangat indah sekali, tak lama kemudian hari berganti malam.  Rencana awal, dari Kota Pisa kami akan lanjut ke kota Roma,  Namun Om mengusulkan kalau bisa, selagi ke Italia mampir sebentar ke Kota Firenze atau Florence.  Setelah berdiskusi dengan Mr Reno, dan disepakatinya usulan Om, akhirnya kami akan mampir ke kota Florence. Dengan waktu kunjungan sebentar karena perjalanan akan berlanjut ke Kota Roma, maka guide menyarankan untuk mengunjungi salah spot terbaiknya, yaitu sebuah bukit tempat berdirinya patung Michelangelo, seorang seniman terkenal dari Florence, dan salah satu karya masterpiece-nya terdapat di Basilica Santro Petrus di Vatican.  Lokasi Menara Pisa: Piazza del Duomo, 56126 Pisa PI, Italy.

Tips:  Jika ke Italia dan mengunjungi Menara Miring Pisa, cukup one day trip saja tanpa menginap di kota tersebut, sebab yang spesial dari kota Pisa adalah Menara Miring Pisa dan kawasan Field of Miracles.  Selalu berhati-hati, sebab saat turis padat memadati tempat wisata tersebut, sehingga copet bisa berkeliaran juga.

Note: foto-foto dari dokumen  pribadi

Baca juga: persiapan traveling di musim dingin

Berikut beberapa artikel tentang perjalanan saya ke beberapa negara di bawah ini:

  1. Thailand : trip to Bangkokmakan Durian montong di Thailand
  2. Jepang : menikmati Jepang di musim gugur 
  3. Hongkong : Trip Hongkong
  4. China: Mampir di Restoran Modern Toilet di kota Shenzen
  5. Singapura : Mengunjungi Universal Studio SingaporeSingapore Flyer
  6. Saudi Arabia: My Amazing journey at Masjidil Haram, Masjid NabawiJeddah
  7. UAE (United Emirate Arab): Pesona kota Dubai 
  8. Inggris: Jalan-jalan di Inggris
  9. Prancis: Lost in Paris
  10. Turki : petualangan yang spektakuler di Turki
  11. Australia : menikmati musim panas di Sydney
  12. New Zealand: liburan di Queenstowndan terpikat keindahan alam Mount Cook
  13. Spanyol : Musim dingin yang terasa hangat di Barcelona
  14. Liburan di Swiss (part 1)
  15. Jungfraujoch top of Europe 
  16. Jalan-Jalan ke Italia (part 1): Milan,
  17. City tour di Roma dan wisata sejarah
  18. Menikmati cantiknya kota Florence di malam hari
  19. Mengunjungi Vatican, negara terkecil di dunia
  20. Mengunjungi Menara Pisa
  21. Tokyo Disneyland, dan pengalaman traveling di Jepang
  22. Pesona Matsumoto Castle di Nagano, Jepang 
  23. Mengunjungi Shirakawa Go Situs Warisan Dunia UNESCO di Jepang
  24. Menikmati Musim Dingin dan Road Trip di Hokkaido, Jepang
  25. Mengunjungi Osaka dan Menikmati The Wizarding World of Harry Potter, USJ (Universal Studio Japan)

Happy traveling!

With Love,

8 thoughts on “Jalan-Jalan di Italia (Part 2): Mengunjungi Menara Miring Pisa

  1. Membaca, melihat foto yang super keren, serta menonton video, seperti mengikuti perjalanan mba Ai menemui salah satu mimpinya, menara Pisa.
    Kekuatan mimpi memang sangat dahsyat ya, mba.
    Ditunggu cerita perjalanan selanjutnya.

    Liked by 1 person

Leave a comment