Alhamdulillah, di akhir tahun 2018, saya berkesempatan untuk mengunjungi beberapa negara di benua Eropa, yaitu Spanyol, Swiss, Italia, dan Vatican. Saya diajak keluarga Om, dan Tante, bersama putra dan putrinya, menghabiskan waktu di penghujung akhir tahun untuk liburan bersama mereka. Perjalanan kali ini, berbeda dari perjalanan sebelumnya. Salah satu tujuan wisata yang akan kami kunjungi adalah Jungfraujoch, dimana suhu di sana bisa mencapai minus derajat celcius. Sehingga persiapannya pun memang berbeda, seperti membawa baju yang lebih tebal dan sebagainya. Dan tentu saja barang yang dibawa saat liburan musim dingin, tidak sesimpel saat liburan musim panas. Bawaannya jadi lebih banyak, jadi sebisa mungkin harus bisa memilih mana yang kira-kira diperlukan, dan jangan sampai salah kostum, bisa repot urusannya kalau kita traveling musim dingin, bawannya musim panas.
Baca: liburan musim dingin di Jepang
Berikut ini beberapa persiapannya:
- Mengecek paspor, apakah sudah aman atau belum, kadaluarsa atau tidak. Kalau sudah aman, tidak perlu mengurus perpanjangan paspor.
- Mengurus Visa Schengen. Visa kami diurus via travel agen, bisa juga mengurus sendiri dan mendatangi langsung kedutaan negara yang akan dituju. Kalau sudah pernah apply visa schengen sebelumnya (dulu saat saya ke Perancis), ternyata tidak perlu mendatangi lagi kedutaan negara yang dituju, cukup diurus oleh travel agen-nya tanpa perlu hadir. Hanya saja, bagi kami tetap berdoa saja, semoga visa kami diterima dan tidak ada kendala.
- Menentukan itinerary perjalanan. Kami menggunakan travel agen, sehingga semua paket sudah include itinerary perjalanan selama 13 hari, kecuali makan (di luar breakfast di hotel), tidak termasuk dalam harga paket. Kalau hal ini, tergantung paket yang dipilih, tidak semuanya seperti ini. Untuk tiket pesawatnya, sebaiknya di pesan jauh-jauh hari, apalagi kalau liburan saat peak season, selain harga tiketnya selangit, dan banyak orang yang liburan juga.
- Mengecek musim di negara yang akan kita kunjungi. Terutama bila negara yang akan kita kunjungi adalah negara empat musim. Kita harus tahu, pada saat kita berkunjung ke sana, apakah sedang musim dingin, panas, gugur, atau semi? Hal ini akan berpengaruh terhadap barang yang akan kita bawa selama traveling. Mengecek suhu lewat aplikasi Weather juga penting. Misalnya, saat kita akan berlibur musim dingi, kira-kira tanggal segitu cuacanya berapa derajat sih?
- Packing
Baca juga : petualangan saat musim dingin di Turki
Perlengkapan yang dibawa di koper untuk perjalanan 13 hari, traveling di musim dingin:
- Isinya bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Biar praktis, saya tidak setiap hari ganti baju, kecuali dalaman. Perlu diketahui, saat musim dingin baju tidak tercium bau meski dipakai beberapa kali.
- Saya membawa dua jaket winter (salah satunya lebih tebal, ada bulu-bulunya, merek Zara). Untuk suhu winter, terutama saat di Jungfraujoch nanti, harus memakai baju berlapis-lapis, mulai dari long john, sweater, dan jaket winter yang lebih tebal, juga pakai sepatu boot.
- Long john tiga (terdiri dari atasan dan bawahan), sweater 4 (merek Marks & Spencer, juga Zara), kerudung memilih warna yang gampang dicocokin sama baju saya, kerudung warna polos seperti warna hitam, pink, navy, ungu, hijau. Karena saya bukan selebgram, jadi tidak masalah meskipun pakaiannya itu-itu saja warnanya, yang penting buat saya adalah bersih, nyaman, dan praktis. Celana panjang cukup 3, baju atasan cukup dua buat pulangnya atau pas ke bandara untuk melanjutkan penerbangan ke negara yang akan dituju selanjutnya. Baju tidur terdiri dari 1 training, 1 kaos lengan panjang dan 1 kaos lengan pendek. Satu jaket buat di pesawat. Untuk celana dalam, yang biasanya ganti sehari dua kali, biar bisa memangkas isi koper, mendingan untuk malam hari pakai celana dalam wanita (ada juga pria) yang sekali pakai (ladies disposable panties merek Panty-O)
- Syal, saat musim dingin, ini penting untuk dipakai. Saya bawa 3. Meskipun pakai kerudung, untuk menghangatkan leher, tetap memerlukan syal. Kalau kata guide kami waktu itu bilang “lebih penting menggunakan syal, biar kita tidak cepat batuk, karena kedinginan.”
- Toiletries dalam satu tempat khusus, terdiri dari sabun, shampo, odol, sikat gigi, pembersih muka. Walaupun biasanya di hotel disediakan sabun, saya lebih memilih tetap membawa yang biasa saya pakai. Pembalut, ini super penting juga untuk para wanita, biar pas datang bulan tidak perlu sibuk mencari hehe. Tissue basah dan tissue kering. Penting untuk diketahui, saat berada di negara di Eropa, walaupun toiletnya masuk dalama kategori bersih, namun jangan harap disediakan air buat bersihin, ngakalinnya palingan saya bawa botol minum kosong, kemudian diisi air sebelum masuk toiletnya. Soalnya tidak terbiasa kalau cuma pakai tissue basah doang, berasa ada yang kurang hehehe. Setelah botolnya kosong, jangan dibuang, simpan terus di tas, agar pada saat ke toilet lagi tinggal diisi.
- Obat-obatan secukupnya, sesuaikan dengan kebutuhan. Biasanya saya membawa obat sakit kepala, demam, batuk, sama tolak angin.
- Bawa pelembab wajah, lip balm biar bibir tidak kering, pada suhu musim dingin, tenggorokan cepat terasa haus, bibir cepat kering. Jadi mesti banyak minum air putih, pakai lip balm biar bibir tidak pecah-pecah, dan biar kulit tidak kering, pakai body lotion juga. Saya tidak bawa, tapi saya pakai yang sudah disediakan di hotel tempat menginap.
- Sarung tangan. Kaos kaki yang tebal-tebal 4
- Sepatu boots yang khusus untuk winter. Sepatu winter bagian dalamnya itu berbulu supaya hangat, tahan air, dan tapaknya bergerigi supaya tidak slip saat berjalan di atas es yang licin.
- Mukena dan sajadah lipat
- Charger dan power bank ini disimpan di tas saja (tidak boleh bawa power bank di koper yang akan disimpan di bagasi). Sedikit info, saat di Bandara International Soekarno Hatta, setelah proses check in, sebelum memasuki pesawat, tas kita akan diperiksa petugas, kalau bawa power bank pastikan ada tulisan mAH-nya, karena kalau tidak ada, akan disita.
- Bawa jas hujan yang sekali pakai. Sebab cuaca kadang tidak bisa diprediksi, jadi buat jaga-jaga tetap membawa jas hujan, takutnya pas lagi di lokasi wisata, tau-tau hujan. (Waktu saya ketemu hujan salju, bukannya pakai jas hujan, malah sengaja keluar mobil pengen ngerasain hujan salju, walaupun saya norak, tapi saya bahagia, maklum anak tropis, sekalinya ketemu hujan salju langsung girang, hahaha).
- Kalau perlu bawa camilan, pop mie, kue silahkan sesuai selera. Enaknya kalau traveling ke negara Eropa masih bisa bawa makanan, coba kalau ke Australia dan New Zealand, jangan harap bis bawa pop mie karena memang tidak boleh bawa makanan, yang ada waktu itu malah beli Indomie goreng di Queenstown, New Zealand.
- Note: Apa yang saya sebutkan di atas tidak harus sama jumlahnya, karena banyak sedikitnya itu relatif, tergantung dari kebutuhan masing-masing. Yang penting pointnya adalah jenis barangnya, kalau jumlahnya silahkan bisa disesuaikan.


Selain itu, saya juga disarankan untuk rajin berolah raga, salah satunya lari pagi atau jalan kaki beberapa kilo meter, untuk persiapan fisik agar tidak cepat lelah, dan juga terbiasa berjalan kaki. Maklum saja, tidak seperti di Indonesia, bila ingin mencapai tujuan wisata rata-rata bisa dijangkau dengan kendaraan, turun dari mobil atau motor kita sudah sampai di lokasi wisata. Kalau wisata di negara-negara Eropa, pada umumnya kita akan sering berjalan kaki untuk mencapai lokasi.
Baca: liburan musim dingin di Swiss dan ke Jungfraujoch top of Europe
Sayangnya, dua minggu menjelang keberangkatan, saya kurang sehat. Biasanya kalau sakit seminggu alhamdulillah sembuh, ini lebih dari dua minggu. Saya sedikit was-was, akan kah perjalanan kali ini bisa sehat walafiat? Akhirnya, saya fokus untuk makan banyak (biasanya kalau sakit saya selalu paksa untuk makan banyak, biar cepat sembuh), minum obat, minum vitamin dan istirahat. Alhamdulillah, selama jalan-jalan saya sehat. Pulang dari perjalanan kena jet lag, rupanya suhu ekstrim membuat tubuh ini harus beradaptasi lagi ketika pulang. Tapi, begitulah serunya traveling, selalu semangat mulai dari persiapan, saat traveling, hingga harus mengalami jet lag ketika traveling telah usai. Satu hal yang pasti, kemana pun kita traveling, maka persiapkanlah dengan baik, agar bisa menikmati perjalanannya. So, let’s enjoy the journey.
Happy traveling!
With Love,
Ini membantu banget… 😄 👍 jadi baper pengen cepat pergi. Hahahaha
LikeLiked by 1 person
Alhamdulillah 😇
Ayo, Kak! Let’s go pergi! ✈️✈️ Mau dijemput naik Ily? 🛸🛸
LikeLiked by 1 person
rapi banget euy packingnya!
LikeLiked by 1 person
Hehe, terima kasih Mas.
LikeLike
Wah detail sekali info2nya mba, senangnya abis liburan! Jadi kangen euro trip walau lelah luar biasa gotong anak2 😀
LikeLiked by 1 person
Terima kasih Mba 😊
Iya, Alhamdulillah senang habis liburan 😊
Wah, gak kebayang Mba gimana serunya gotong anak-anak, salut banget euro trip sambil gotong anak2 👍
Lelah tapi menyenangkan ya Mba. 😊 semoga bisa segera euro trip lg bersama keluarga Mba 😊
LikeLike
Aamiiin..blogwalking kesini jadi pengobat rindu Belanda dan eropa nih jadinya 😍
LikeLiked by 1 person
Terima kasih Mba sudah blogwalking ke sini 😊
LikeLike