Dear Diary, Kamu Tak Kan Terlupakan πŸ“˜

Meskipun zaman sudah berubah, teknologi samakin canggih.Β  Ada satu hal yang tak pernah berubah dari saya, yaitu menulis di buku catatan atau diary.Β  Meskipun tidak serajin dulu.Β  Beberapa tahun terakhir memang tidak sering, tapi masih melakukannya.

Sejak jaman SD sampai kuliah, saya punya buku Diary πŸ“”. Saya suka menempel gambar-gambar tempat impianΒ  yang ingin saya kunjungi.Β  Alhamdulillah, banyak yang sudah berhasil terwujud, dan masih ada yang belum terwujud. Dulu kadang suka cerita-cerita lewat diary tentang aktivitas keseharian saya.Β  Saat saya buka-buka lagi, kadang senyum-senyum sendiri, kadang sedih dan kadang merasa konyol.Β  Menulis diary itu buat saya seperti therapy untuk mengekpresikan diri yang dituang dalam tulisan, karena saya bukan seorang pencerita yang baik dan bisa menceritakan semua yang ada dipikiran saya kepada orang-orang terdekat, maka menulis di diary πŸ“’bisa belajar memahami apa yang saya mau, dan belajar memahami diri sendiri.Β  Setelah semua proses berlalu, biasanya diary πŸ“˜yang isinya tentang aktivitas keseharian, hingga pengeluaran per bulan yang saya tuliskan, things to do every week (ini bermanfaat banget menulis daftar yang harus dikerjakan setiap minggu, untuk meminimalisir lupa mengerjakan tugas yang harus dikerjakan), setelah semua berlalu maka biasanya saya sobek-sobek bagian yang tidak perlu, kemudian saya hancurkan, karenaΒ  orang lain tidak perlu tahu dan tidak perlu baca.Β  Dua tahun terakhir ini, saya hanya menuliskan di note smartphone saja untuk hal-hal yang ingin saya kerjakan, juga sekalian mengurangi jumlah penggunaan kertas, hehe.Β  Kalau di DiaryΒ  πŸ“” biasanya hanya menulis impian-impian,sama catatan perjalanan traveling, atau draft buat tulisan.

Saya punya diary πŸ“—kesayangan yang di foto ini(2014), umurnya sudah 4 tahun. Sudah diajak ke berbagai tempat traveling. Diary ini pemberian dariΒ  Om saya, saat beliau ke InggrisΒ πŸ‡¬πŸ‡§. Β  Diary πŸ“— ini menjadi salah satu benda berharga.Β  Menjadi bagian dari kenangan indah yang pernah saya lalui, dan menjadi penyemangat saya merangkai impian-impian.Β  Masih ada dua note yang belum terisi penuh, yang satu (yang ada di foto ini), satu lagi isinya tentang draft tulisan.Β  Sisanya, note saya yang sudah terisi penuh, setelah dicek Insha Allah aman, tidak ada tulisan aneh-aneh, sudah tersimpan baik dan sudah saya packing!Β 

Setelah mengenal dunia blog, maka saya belajar menulis di blog, tapi tetap menulis di Diary πŸ“— juga.Β  MenulisΒ  di blog dan Diary adalah salah satu cara mengekalkan kenangan lewat tulisan.Β  Kalau saya lupa, saya bisa buka-buka dan baca-baca lagi misalnya catatan perjalanan yang pernah saya lalui, buku yang saya baca, bahkan hingga hal random lainnya yang ingin saya tuliskan.Β  Pada intinya, tulisan tersebut akan menjadi reminder tentang perjalanan yang pernah saya lalui, dan tak lupa bersyukur, dan tidak melupakan, bahwa Diary tak kan terlupakan dan selalu tetap di hati ❀️ 

With Love, ❀️

10 thoughts on “Dear Diary, Kamu Tak Kan Terlupakan πŸ“˜

    1. Mantaaap Mba πŸ‘
      Sudah lama juga ya πŸ˜‚
      Tapi dimengerti dengan kesibukan yang ada sekarang, mungkin tidak sempat lagi 😊
      Yang penting diary ini dulu pernah menjadi bagian indah dari perjalanan hidup kita 😊

      Like

  1. Zaleha R

    Dulu saat masih SMP sampai SMA, aku juga suka nulis diary. Paling sering sih curhat di diary. πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜… Ternyata bisa jadi semacam writing for healing juga ya. Sekarang diary2ku sudah kubakar semua. Malu sendiri kalau bacanya. Aku nggak kuaaaat. Diriku rupanya pernah sealay itu πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

    Liked by 1 person

    1. Wah mantaap. Punya kenangan juga dengan diary 😊
      Betul banget Mba, curhat di diary bisa jadi semacam self healing, apalagi kalau kepribadiaannya introvert, sangat membantu.
      Good Mba sudah dibakar, biar cukup utk konsumsi pribadi πŸ˜‚
      Kalau sekarang menulis di diary lagi, pasti tulisannya lebih indah dan mature Mba 😊

      Like

  2. Aku juga sukaaa banget sama diary. Pertama punya pas SD. Nah, karena sekarang nulisnya banyakan di blog atau laptop, nggak pernah nulis buku harian lagi. Berubah jadi kolektor notebook haha. Kalau ada notebook yang lucu langsung dibeli haha. Dipakai buat jurnal untuk nulis kutipan atau pesan-pesan bagus dari buku..

    Liked by 1 person

    1. Iya, nulis di diary itu menyenangkan. Walaupun sudah ada laptop, tetap aja nulis di diary beda rasanya kak 😊
      Wih, mantaap jadi kolektor notebook πŸ‘
      Bagus juga Kak, nulis buat pesan2 bagus di diary πŸ‘

      Like

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s