[Review Buku]: Muhammad, Lelaki Penggenggam Hujan Karya Tasaro GK

“Tasaro bagai memimpin tur spiritual ke pelosok Persia dan Arab di abad VII.”  —A. Fuadi, penulis Negeri 5 Menara

Judul Buku          : Muhammad, Lelaki Penggenggam Hujan
Penulis                : Tasaro GK
Penerbit              : Bentang Pustaka
Tahun Terbit        : Edisi II Catalan Pertama, Februari 2015.  Cetakan Kesepuluh, Maret 2018
Jumlah Halaman: 632 Halaman

Sinopsis :

Kashva pergi dari Suriah, meninggalkan Khosrou, sang penguasa Persia tempatnya mengabdikan hidup demi menemukan lelaki itu: Muhammad. Al-Amin yang kelahirannya akan membawa rahmat bagi semesta alam, pembela kaum papa, penguasa yang adil kepada rakyatnya.

Kehidupan Kashva setelah itu berubah menjadi pelarian penuh kesakitan dan pencarian yang tiada henti terhadap sosok yang dijanjikan. Seorang Pangeran Kedamaian yang dijanjikan oleh semua kitab suci yang dia cari dari setiap ungkapan ayat-ayat Zardusht sampai puncak-puncak salju di perbatasan India, Pegunungan Tibet, biara di Suriah, Istana Heraklius, dan berakhir di Yatsrib, sang Kota Cahaya.

Hasrat dalam diri Kashva sudah tak terbendung lagi. Keinginannya untuk bisa bertemu dengan Muhammad demikian besar hingga tak ada sesuatu pun yang membuatnya jerih. Bahkan maut yang mengintai dari ujung pedang tentara Khosrou tak juga menyurutkan kerinduannya bertemu Muhammad. Kisah pencarian Kashva yang syahdu dalam novel ini akan membawa kita menelusur Jazirah Arab, India, Barrus, hinga Tibet.

“Novel yang benar-benar memikat dan akurat tentang Rasulullah Saw.”  —Ahmad Rofi’ Usmani, penulis buku-buku tentang Muhammad 

“Sebuah novel terobosan luar biasa tentang kisah Muhammad Saw.”  —Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A. guru besar sejarah, mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah

Novel Muhammad, Lelaki Penggenggam Hujan ini, bercerita tentang dua kisah. Tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW, dan seorang lelaki Persia bernama Kashva, yang hidup di abad yang sama dengan masa kenabian.  Kashva, lelaki yang hidup di Kuil Gunung Sistan pada masa pemerintahan Kaisar Khosrou, menghabiskan hari-harinya dengan mengamati bintang dan menerjemahkannya, sekaligus menulis kisah-kisah indah yang memukau. Ia dijuluki rakyat Persia, Sang Pemindai Surga.

Selain mengamati bintang dan menulis, Kashva jiga rajin berkorespondensi dengan teman-temannya dari berbagi Negara di luar Persia. Khususnya Elyas, seorang penjaga Biara Bashra di Suriah. Mereka membincangkan mengenai seseorang yang kehadirannya diramalkan oleh berbagai keyakinan di dunia. Seseorang yang dikatakan akan menaklukan dunia dan membawa kedamaian bagi seluruh alam. Rasa penasaran, keinginan memurnikan ajaran Zarduhst, dan keinginan bertemu dengan Elyas, membawa Kashva pada petualangan panjang yang jauh di luar dugaannya. Berbagai peristiwa terjadi di luar keinginannya, beberapa rahasia terkuak mengejutkan hatinya, dan semuanya, seolah memperjauh jarak yang harus ditempuhnya menuju Suriah.

Baca : review Anak Rantau

Di novel pertamanya, kisah Kashva memang masih menggantung. Terakhir kali, ia terdampar di negeri atap langit bersama Mahsya, Xerxes dan Vakhsur. Orang-orang yang muncul selama pelariannya.  Kisah Kashva ini berseling dengan kisah Nabi Muhammad SAW. Untuk kisah Rasulullah.  Membaca kisah Nabi Muhammad SAW, memang akan selalu membawa keharuan dan kerinduan sendiri. Tapi Tasaro, seolah menambah beban rindu itu semakin menjadi. Terlebih, ia sendiri tak pernah memanggil Rasulullah dengan namanya, melainkan dengan julukan-julukan yang memang pantas disandang Rasulullah. Contohnya, Duhai yang Hatinya Bercahaya, wahai Lelaki yang Jitu Perhitungannya, dan beberapa julukan lainnya.

Baca: review buku Muhammad Al-Fatih

Menurut saya, novel ini menarik untuk dibaca, meskipun tebal, tapi tak berasa dan ingin mengikuti terus kisahnya sampai dilembar terakhir.  Kemudian sisi lain yang menarik perhatian saya, ketika penulisnya cukup sering menggunakan kata “bahasa tubuh” lebih dari sepuluh kali, hal yang sangat jarang digunakan oleh penulis pada umumnya.  Bahkan saya pribadi, rasanya baru kali ini menemukan banyak kata yang menggunakan “bahasa tubuh,” seolah kata-kata tersebut ingin menyiratkan bagaimana kondisi yang terjadi pada karakternya yang disampaikan secara tersurat dalam bahasa tubuh.  Sebenarnya saya menunggu ending bagaimana Kashva akhirnya bertemu dengan Nabi Muhammad, bagaimana keadaan Astu, bagaimana keadaan Bapanya Vakhsur, apakah nanti Xerxes bertemu Ibunya lagi? Kenapa Kashva tidak dipertemukan dengan Elyas? Kemudian setelah Tibet, Kashva akan kembali ke Persia, langsung ke Suriah atau bagaimana?  Masih banyak pertanyaan saya yang belum terjawab atau mungkin perlu ditambah lagi satu bab tentang ending karakter Kashva, Mashya, Xerxes, Vakhsur.  Hehe 

Di bab terakhir hanya dibahas tentang Runtuhnya Berhala.  Satu lagi, karena buku ini bukan buku biografi biasa, tetapi lebih seperti novel, maka pencitraan latar kisah pun terasa semakin hidup dengan deskripsi yang detil lewat kata-kata yang indah.  Secara keseluruhan, novel ini sangat menarik dan bagus.  Sehingga saya pun masih ingin melanjutkan membeli dan membaca ketiga buku berikutnya dari Serial Muhammad Saw: Lelaki Pengeja Hujan, Sang Pewaris Hujan dan Generasi Penggema Hujan).

Baca: review Api Tauhid

Di bagian akhir juga disajikan gambar tentang peta jalur perjalanan Kashva, dan bab tentang Membaca, Memahami dan Mengoneksi, semacam daftar Pustaka gitu, yang membuat novel ini  kaya akan referensi. 

Happy reading! 📖😊

With Love, ❤️

Tonton juga video di berikut ini: 

SUBSCRIBE AISAIDLUV

SIMAK JUGA SERBA-SERBI BUKU ALA SAYA BERIKUT INI:

4 thoughts on “[Review Buku]: Muhammad, Lelaki Penggenggam Hujan Karya Tasaro GK

    1. Akhirnya ada yang sependapat dengan saya. Iya kak Wi, cerita Kashvanya menggantung! 🙄Kirain Kashva bertemu Nabi Muhammad 😂
      Masih ada dua buku lagi belum beli dan baca 😝

      Like

  1. Iya, mesti baca buku selanjutnya nih Kak 😁
    Bukunya tebaaaal, tapi kok gak berasa ya bacanya, yang berasa itu beli bukunya sama dapetin waktu luang buat bacanya 😅

    Iya, tulisannya Tasaro GK ini bikin pembaca serasa ikut dalam cerita. Mungkin karena dasarnya suka mendongeng jadi kemampuan menulisnya membuat bukunya terasa hidup 😂

    Like

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s