[Review Buku]: ASMARADANA Ketika Semesta Cinta Menyala Karya Rifaroa dan Parmantos

Sinopsis:

“Temu telah terbayar lunas, asa belum genap terajut 

Masih jauh jalan kita menghadang

Ada aku, kamu, dan bahagia menanti di depan.”

A special day of us | 10-3-18

Saya pertama kali tahu tentang buku ini, saat membaca postingan dari salah satu blog yang saya follow.  Sudah lama tidak membaca tulisannya, pas malam-malam ada postingan baru, dan ternyata membawa kabar gembira bahwa kini sudah berumah tangga, Alhamdulillah.  Mumpung momennya pas, saya pun mengucapkan selamat (walaupun sudah telat, karena pemilik blog memang baru posting setelah beberapa bulan pernikahannya).  Singkat cerita, berkat komen itulah saya tahu tentang buku ini, dan saya dikasih gratis oleh penulisnya.  Ucapan dan komentar pertama yang membawa berkah: Alhamdulillah saya dikasih buku sama penulisnya langsung 😇😇 Melalui tulisan saya kali ini, saya ingin mengucapkan Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk paket kiriman bukunya Mas Parmantos dan Mba Rifaroa.  Saya senang dan suka membaca kisah perjalanan cintanya.  Semoga Allah SWT memberikan kelancaran, kemudahan, kebahagiaan dan kesuksesan dalam membangun dan menikmati perjalanan rumah tangganya.  Aamiin YRA.

Izinkan saya menulis review buku yang singkat tapi memikat ini, bikin baper bacanya, sayangnya bukunya kurang tebal, tapi kalau tebal nanti saya semakin baper! 😂😝

Baca: Bait-Bait Multazam

Asmaradana (bahasa Jawa: Api Cinta) adalah tembang macapat yang cukup populer.  Menurut saya, buku ini bagus  dan tulisannya manis, puitis, desain untuk covernya simple tapi keren. Perpaduan warna yang bagus.  Buku ini dibagi jadi 3 bagian.  Bagian satu itu sub judulnya kita, di bagian ini keduanya menjelaskan bagaimana pertemuan mereka, mulai dari tertarik lewat tulisan, definisi kamu dan keajaiban kopi.  Nah bagian kedua subjudulnya Cinta. Bagian ini semakin membuat penasaran untuk meneruskan ke halaman berikutnya. Penulis menjabarkan kisah mereka selanjutnya, pertemuan dengan orangtua, pernikahan dan keduanya yang harus berpisah sementara karena jarak.  Dan bagian terakhir dari buku ini adalah tentang cita-cita keduaya dalam mengarungi kehidupan rumah tangga.  Buku ini juga disisipkan nasehat pernikahan pada pernikahan penulis dan penulis juga membubuhi makna dari visi sebuah pernikahan. Dan semua dikemas indah berdasarkan perjalanan cinta keduanya.

Judul Buku           : Asmaradana [Ketika Semesta Cinta Menyala]
Penulis                  : Rifaroa dan Parmatos
Tahun Terbit        : 2018
Jumlah Halaman :107 Halaman

Berikut ini bagian-bagian favorit saya dari buku ini: 

  1. Dua elemen berjalan sendiri sendiri dituntun semesta untuk saling menemukan, hingga nanti mencapai waktu untuk berikatan. Tangan Tuhan ada dimana mana, karenanya lebih dari mampu untuk mendekatkan kita. (Halaman 2)
  2. Pecinta aksara, pada akhirnya akan jatuh cinta kepada peracik aksara.  Pecinta aksara dimabukkan oleh barisan kata-kata, juga penulisnya.  Bila bukan dari tulisanmu, darimana lagi kurajut bayang-bayang tentang sosokmu.  Bila bukan dari sulaman aksaramu, darimana lagi kususun teka teki puzzle kehidupanmu? Serupa reseptor adenosin yang kerap lapar akan kafein, keingintahuanku mebukit seiring aku yang tersesat dalam rimba labirin pikiranmu.  Dan aku tidak ingin keluar dari situ.  Barangkali aku bisa menemukanmu di sana.  (halaman 11) – Rifaroa 
  3. Keyakinanku bukan hanya berdasar pada perasaan.  Laki-laki dengan logikanya yang punya banyak alasan untuk melangkah ke pernikahan.   Bagi seorang perempuan, untuk menumbuhkn keyakinan butuh satu hal yang tak boleh alpa: kenyamanan.  Bukan tentang jaminan materi yang melimpah ruah, akan tetapi tentang bagaimana laki-lakinya dapat menjadi sosok yang paling kokoh sebagai tempat baginya untuk bersandar dan meluruhkan keluh kesah.  Keyakinan perempuan bertumbuh seiring usaha laki-laki memperjuangkannya meski laki-laki itu sendiri merasa terkukung dalam keterbatasan.  Karena pada akhirnya, keyakinan laki-lakilah yang menyuburkan keyakinan perempuan.  (halaman 30-31) – Rifaroa
  4. Kita mengobrol banyak hal kala itu.  Karena setelah momen di filosofi kopi itu, candumu bertambah satu: Aku. (Halaman 17) – Parmantos 
  5. Dalam perjalanan ini, kita tak sanggup sendiri. Rasa hangat menjalar di dada yang dititipkan Nya bernama Cinta, memangkas jarak kita menjadi tinggal dua hasta bersiap meramu cita, menyulut asa. (Halaman 20)
  6. Mengenalmu adalah PR jangka panjang yang akan aku lakukan setelah pernikahan.  (halaman 38)
  7. Semoga, penyatuan jiwa kita adalah bagian dari rekayasa terbaik Allah atas kehidupan indah yang tengah kita jalani.  (halaman 45)
  8. Untuk sebuah peradaban yang tengah kita bangun, selain dari pada menumbuhkan keyakinan yang tengah dan terus kita usahakan, ada satu hal yang teramat penting yakni:  Menyatukan visi.  Menyelaraskan tujuna.  (halaman 46)
  9. Dan bagiku, kau adalah sebaik-baik pendamping.  Teman hidup yang nantinya bersama menghidupi rumah ini.  (halaman 57)
  10. Meski kita lelah, ingatan-ingatan kita tak akan pernah mati.  Bahwa kita pernah saling menunggu untuk bertemu dan ditemukan. (halaman 60)
  11. Visi pernikahan: Pernikahan sebagai kendaraan.  Pernikahan sebagai rumah.  Pernikahan sebagai madrasah.  Pernikahan sebagai tempat hiburan.  (halaman 76-78)
  12. ….Tapi satu hal yang perlu kita pastikan.  Mari berumah di tangga menuju Surga.  (halaman 82)

Dan bagian yang paling membuat saya baper tentu saja ini nih “Mengimamimu shalat tahajud di sepertiga malam.”  (halaman 41) – Parmantos. Sekali lagi, selamat untuk Mas Permantos dan Mba Rifaroa, terima kasih untuk buku yang inspiratif ini.  Keren!   Ditunggu buku-buku berikutnya 🙂

Happy reading! 📚 📖😊

With Love, 💗 

2 thoughts on “[Review Buku]: ASMARADANA Ketika Semesta Cinta Menyala Karya Rifaroa dan Parmantos

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s