[Review Buku]: Sunset dan Rosie Karya Tere Liye

“Tahukah kau, untuk membuat seseorang menyadari apa yang dirasakannya, justru cara terbaik melalui hal-hal menyakitkan. Misalnya kau pergi. Saat kau pergi, seseorang baru akan merasa kehilangan, dan dia mulai bisa menjelaskan apa yang sesungguhnya dia rasakan”

Judul Buku: SUNSET & ROSIE
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Mahaka Publishing
Tahun Terbit:  Cetakan I, November 2011.  Cetakan XXII, Maret 2018
Jumlah Halaman: 426 Halaman

Sinopsis:

Sebenarnya apakah perasaan itu? Keinginan? Rasa memiliki? Rasa sakit, gelisah, sesak, tidak bisa tidur, kerinduan, kebencian? Bukankah dengan berlalunya waktu semuanya seperti gelas kosong yang berdebu, begitu-begitu saja, tidak istimewa. Malah lucu serta gemas saat dikenang. Sebenarnya, apakah pengorbanan memiliki harga dan batasan? Atau priceless, tidak terbeli dengan uang, karena kita lakukan hanya untuk sesuatu yang amat spesial di waktu yang juga spesial? Atau boleh jadi gratis, karena kita lakukan saja, dan selalu menyenangkan untuk dilakukan berkali-kali. Sebenarnya,apakah itu arti kesempatan? Apakah itu makna keputusan?  Bagaimana mungkin kita terkadang menyesal karena sebuah keputusan atas sepucuk kesempatan? Sebenarnya, siapakah yang selalu pantas kita sayangi? 

Baca juga: Resensi buku Komet Minor (Maret terbit 2019), Komet, serta Ceros dan Batozar karya Tere Liye

Dalam hidup ini, ada banyak sekali pertanyaan tentang perasaan yang tidak pernah terjawab. Sayangnya, novel ini juga tidak bisa memberikan jawaban pasti atas pertanyaan-pertanyaan itu. Novel ini ditulis hanya untuk menyediakan pengertian yang berbeda, melalui sebuah kisah keluarga hebat di pantai yang elok. Semoga setelah membacanya, kita akan memiliki satu ruang kecil yang baru di hati, mari kita sebut dengan kamar ‘pemahaman yang baru.’ Selamat membaca…..

Baca: Staycation di Samabe Villas, Bali

Sunset bersama Rosie yang sudah recover dan retitle menjadi Sunset dan Rosie bercerita tentang Tegar yang puluhan tahun mencintai Rosie, temannya sejak kecil. Tapi Rosie Menikah dengan sahabat Tegar bernama Nathan dan mereka mempunyai empat anak yang begitu akrab dengan Tegar. Tegar begitu sayang dengan Anggrek, Sakura, Jasmine, dan Lili.  Konfliknya berlanjut, ketika Tegar harus bertunangan dengan seorang gadis bernama Sekar namun terpaksa batal karena suatu hal. Kemudian bab-bab selanjutnya menceritakan perjalanan Tegar dalam menghadapi kehidupan.

Baca: pengalaman pertama  naik paragliding di Bali

Sebenarnya saya sudah lama baca buku ini, tapi belum mereview.  Saya baca buku ini dengan cover awal pinjaman dari seorang sahabat, tapi kini saya punya buku dengan cover terbaru, dan saya lebih suka cover yang ini. Dulu saat baca novel ini sedih banget ceritanya, banyak mengurai air mata 😂.  Novel ini diawali dengan mengangkat sebuah tragedi. Bom Bali lebih tepatnya. Kebahagiaan intens dalam sebuah keluarga kecil selama belasan tahun diputarbaliknya dengan duka berkali lipat melalui peristiwa yang tak terlupakan di pulau dewata itu, tepatnya di pantai Jimbaran. Sebuah keluarga kecil pemilik resor di Gili Trawangan, Lombok yang sebagian besar anggotanya memang masih ‘kecil-kecil’, harus menanggung beban yang ‘besar-besar’.

Saya suka setting novel ini, yaitu Bali dan Lombok.  Sunset ada di mana-mana, di puncak Gunung Rinjani, di laut, di balik gedung-gedung pencakar langit Jakarta, juga di atas pesawat.

Baca: Jalan-jalan Lombok,dan menginap di GILI TRAWANGAN

Selalu ada pemahaman baru tentang segala sesuatu setiap usai membaca karya Tere Liye.  Sedang dari novel ini, muncul pemahaman tentang sebuah ‘kesempatan’. Bahwa ‘kesempatan’ bukanlah sesuatu yang hanya dinanti, membiarkan takdir mengambil alih. Bukan pula perihal berani atau tidaknya kita mengambil ‘kesempatan’ itu, melainkan bagaimana kita berani mencipta sebuah ‘kesempatan’ untuk diri kita sendiri.

Seperti kebanyakan novel Tere Liye, saya pribadi menemukan pesan moral dalam novel ini, diajarkan untuk berjuang dalam hidup, memaafkan orang yang telah menyakiti, bersabar, kebersamaan, dan berdamai dengan masa lalu, bukan melupakannya. Menurut saya, ceritanya bagus dan penggambaran karakter tokohnya juga sangat detail.  Akhir ceritanya juga happy ending 😊

Baca: review buku Bait-Bait Multazam

Saya menyukai cara penulis dalam menggambarkan keindahan Gili Trawangan dengan sangat baik. Penulis berhasil membius saya dengan keindahan-keindahan yang ia gambarkan tentang tempat itu sehingga saat membacanya saya  merasa seolah-olah berada di tempat indah nan eksotis itu.  Baca buku ini juga bikin saya benar-benar pengen banget berkunjung ke Gunung Rinjani 😂😂 menikmati keindahan gunung yang digadang-gadang sebagai gunung terindah di Indonesia menurut para pendaki gunung, yang dibenarkan oleh adik saya juga.  Kata adik saya “Gunung Rinjani salah satu gunung yang terindah di Indonesia, banyak para pendakinya orang bule.”  Bahkan, beberapa travel blogger yang saya follow di Ig. Buat yang suka genre romance, buku ini recommended.  Buat yang suka traveling ke Bali, Lombok dan naik gunung rinjani, novel ini bagus juga, buktinya dari sekian karya Tere Liye, salah satu adik saya yang addict naik gunung dan tidak addict reading kayak saya, mau baca buku ini 😁  Baca novel itu buat saya, selain juga senang dengan ceritanya, jadi lebih semangat lagi kalau setting dalam novel digambarkan dengan apik yang membuat pembacanya jadi ingin datang 😁 *maklum jiwa traveler 😆 mohon dimaafkan, sambil menyelam minum air, sambil baca buku nyatet juga kalau dibahas setting tempatnya, Who knows kan terinspirasi bacaan bisa nambah list impian must visit place 😁*

Baca: Surya Mentari & Rembulan karya Sili Suli

Kalimat-kalimat favorit saya dalam buku Sunset dan Rosie : 

  1. Bagi seorang perempuan, jika terpaksa harus memilih, maka lebih baik hidup bersama seseorang yang mencintai kita, dibandingkan dengan seseorang yang kita cintai tapi dia tidak mencintai kita.  
  2. Kalian akan tumbuh menjadi anak-anak yang mengerti. Mengerti bahwa memaafkan itu proses yang menyakitkan. Mengerti, walau menyakitkan itu harus dilalui agar langkah kita menjadi jauh lebih ringan
  3. Diantara potongan dua puluh empat jam sehari, bagiku pagi adalah waktu yang paling indah. Ketika janji-janji baru muncul seiring embun menggelayut di ujung dedaunan. Ketika harapan-harapan baru merekah bersama kabut yang mengambang di persawahan hingga nun jauh di kaki gunung. Pagi, berarti satu hari yang melelahkan telah terlampaui lagi. Pagi, berarti satu malam dengan mimpi-mimpi yang menyesakkan terlewati lagi”
  4. “Aku tidak tahu apa perasaan itu, yang aku tahu aku selalu senang bersamamu, merasa tentram dari semua galau, merasa damai dari semua senyap, aku merasa kau membuat setiap hari lebih baik, menumbuhkan semangat, memberikan energi”
  5. “Hanya waktu yang selalu berbaik hati mengobati kesedihan”
  6. “Bagi seorang gadis, menyimpan perasaan cinta sebesar itu justru menjadi energi yang hebat buat siapa saja yang beruntung menjadi pasangannya, meskipun itu bukan dengan lelaki yang dicintainya. Bagi seorang pemuda,menyimpan perasaan sebesar itu justru mengungkung hidupnya, selamanya” 
  7. “Aku harus segera menyibukkan diri. Membunuh dengan tega setiap kali kerinduan itu muncul. Ya Tuhan, berat sekali melakukannya…. Sungguh berat, karena itu berarti aku harus menikam hatiku setiap detik”
  8. “Mengerti bahwa memaafkan itu proses yang menyakitkan. Mengerti, walau menyakitkan itu harus dilalui agar langkah kita menjadi jauh lebih ringan. Ketahuilah, memaafkan orang lain sebenarnya jauh lebih mudah dibandingkan memaafkan diri sendiri”
  9. Tak Peduli seberapa membahagiakan atau menyedihkan, hidup harus terus berlanjut. Waktulah yang selalu menepati janji dan berbaik hati mengobati segalanya”
  10. “Tahukah kau, untuk membuat seseorang menyadari apa yang dirasakannya, justru cara terbaik melalui hal-hal menyakitkan. Misalnya kau pergi. Saat kau pergi, seseorang baru akan merasa kehilangan, dan dia mulai bisa menjelaskan apa yang sesungguhnya dia rasakan”
  11. “Kata orang bijak, kita tidak pernah merasa lapar untuk dua hal. Satu, karena jatuh cinta. Dua, karena kesedihan yang mendalam. Maka akan lebih menyakitkan akibatnya ketika kita mengalami jatuh cinta sekaligus kesedihan yang mendalam” 
  12. “Kau tidak akan mendapatkan seseorang kalau kau terlalu mencintainya”
  13. “Dan ajaibnya, inilah yang jarang diketahui banyak orang, penyu hanya memiliki satu pasangan selama hidupnya. Saat mereka kembali untuk pertama kalinya, mereka secara naluriah, akan jatuh cinta dengan penyu betina yang dulu pertama kali ditemuinya”
  14. Genggaman tangan bisa memberikan sugesti, semua akan baik-baik saja”
  15. Apakah dunia memang begitu? Kita tidak akan pernah mendapatkan sesuatu jika kita terlalu menginginkannya. Kita tidak akan pernah mengerti hakikat memiliki, jika kita terlalu ingin memilikinya —Tegar, (halaman 403)
  16. Mawar akan tumbuh di tegarnya karang, jika kau menghendakinya. (halaman 425)

Hal yang membuat saya selalu tertarik dan tidak bosan membaca buku-buku karya Tere Liye, salah satunya Tere Liye menyajikan buku dengan banyak genre. Dari puluhan buku yang sudah ditulisanya, berikut ini buku-buku Tere Liye yang sudah saya baca dan review:

NOVEL GENRE ANAK-ANAK & KELUARGA :

GENRE ROMANCE : 

GENRE FANTASY:

GENRE POLITIK & EKONOMI:

GENRE ACTION:

Genre science and fiction bercampur romance, lingkungan hidup:

Genre Biografi tapi tidak pure lebih banyak unsur refleksi: 

KUMPULAN PUISI:

KUMPULAN QUOTE:

GENRE SEJARAH:

GENRE BIOGRAFI

Buku Cerita Anak Bergambar versi Bahasa Indonesia yang sudah terbit bukunya:

BUKU TERE LIYE Yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris

Buku-Buku Serial Karya Tere Liye:

Ebook yang sudah baca di Google Play Book

Baca juga:

Baca juga:

Happy reading!

8 thoughts on “[Review Buku]: Sunset dan Rosie Karya Tere Liye

    1. Oh jadi ini, buku pertama yg kak Wi baca dari penulis Tere Liye. 😃 Iya sedih, ada tentang
      bom balinya 😂 ceritanya juga bikin haru..
      Udah baca Tentang Kamu dari Tere Liye?

      Kalau saya buku Hafalan Solat Delisa, berkat dipinjemin seorang sahabat, dari buku itulah perjalanan menikmati karya-karya Tere Liye di mulai 😁

      Like

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s