Harus saya katakan, saya suka buku ini, Salah satu bagian favorit saya:
“Sungguh menyenangkan menghabiskan malam dengan cara seperti ini. Dengan ini aku menyatakan bahwa tidak ada hiburan yang lebih mengasyikan daripada membaca! Buku tidak akan mungkin menimbulkan kebosanan. Jika aku punya rumah sendiri, aku akan merana jika perpustakaanku buruk.” (Halaman 85-86)
Judul: Pride and Prejudice
Genre: Roman, klasik
Penulis: Jane Austen
Penerbit: Penerbit Qanita
Penerjemah: Berliani Mantili Nugrahani
Tahun Terbit: Cetakan pertama , Februari 2011
Jumlah Halaman: 588 halaman
Bahasa: Bahasa Indonesia
Sinopsis:
Selama lebih dari 150 tahun, Pride and Prejudice tetap menjadi salah satu novel Inggris terpopuler
“sejak awal, perangaimu, keangkuhanmu, sikap acuh tak acuhmu, jadi landasan kebencianku padamu. Belum sebulan mengenalmu, aku sudah tahu bahwa kau adalah pria yang takkan mungkin kunikahi.”
Di mata Elizabeth, Mr. Darcy tidak pernah menjadi sosok yang memesona. Baginya, laki-laki itu angkuh, sombong, dan menyebalkan. Elizabeth membenci tatapannya yang merendahkan, cara bicaranya yang meremehkan, dan segala hal tentang bangsawan kaya raya itu. Kebencian itu semakin bertambah ketika Elizabeth tahu bahwa Mr. Darcy telah melakukan hal yang menurutnya tidak bisa dimaafkan.
Butuh waktu lama bagi Elizabeth untuk memahami sisi lain Mr. Darcy dan menerima kenyataan akan kebaikannya yang tersembunyi. Dan, ketika akhirnya gadis itu menyadari perasaannya kepada Mr. Darcy telah berkembang menjadi cinta, dia pun jadi ragu, akankah dia bisa menebus prasangkanya yang sangat buruk pada laki-laki itu? Lalu, akankah cintanya yang baru tumbuh itu menjadi sia-sia?
Dalam Pride and Prejudice, Jane Austen menuangkan detail yang memikat mengenai kaum menengah ke atas pada abad ke-19. Karakter-karakternya yang memukau, juga narasinya yang cerdas, menjadikan novel ini sebagai roman terpopuler sepanjang masa.
“Miss Austen merupakan penulis yang luar biasa. Dia melakukan segalanya dengan hebat. Hingga saat ini, karyanya sama sekali tidak tercela. —Anthony Trollope
“(Jane Austen) berbakat dalam menggambarkan ciri khas, rasa, dan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari, yang menurutku adalah hal paling mengagumkan. —Sir Walter Scott
Akhirnya saya baca juga Roman klasik yang populer ini. Sebenarnya saya sudah lama tertarik dengan buku ini, namun buku-buku lain juga menyita perhatian saya untuk dibaca. Pas saya nonton film Pride and Prajudice beberapa minggu lalu, yang dibintangi Keira Knightley and Matthew Macfadyen disalah satu tv cable, maka saya langsung pengen baca dan harus baca! Berbekal pinjaman dari koleksi buku di library Tante, saya pun menikmati lembar demi lembar buku ini hingga tuntas, cerita yang happy ending karya Jane Austin ini memang tak lekang oleh waktu meski telah berusia ratusan tahun. Wow keren! Habis baca buku ini, saya makin cinta negara yang menjadi setting dari roman klasik ini, apalagi dalam buku dan filmnya memperlihatkan Inggris ketika itu, di pedasaan pula,oh indahnya 💚💚
Baca juga: resensi Komet Minor, Komet, Ceros & Batozar
Dalam buku ini, bahasa yang ditulis dengan anggun bisa menarik kita ke awal tahun 1800 di mana nilai moral sangat dijunjung tinggi. Novel ini cukup ampuh menghadirkan nuansa romantis tanpa menghilangkan norma-norma sosial dan tata krama yang kini mulai hilang di kehidupan masyarakat modern. Seperti bagaimana kita harus menekan ego dan kesombongan kita ataupun bagaimana penilaian kita pada seseorang dapat berakibat buruk jika kita menilai dari satu sisi saja. Hal ini sebenarnya sudah dapat dilihat dari judul novel ini sendiri yaitu pride yang artinya harga diri/keangkuhan dan prejudice yang artinya prasangka.
Kalau kamu mau menambah genre bacaan, wawasan, ataupun suka dengan genre romance klasik, once in a life time, buku ini recommended untuk dibaca 😊 Yang saya suka dari novel ini, meskipun ini romance,tapi tidak menghilangkan norma-norma yang berlaku, kisah asmara yang Indah tanpa menggebu-gebu, tanpa perlu ada scene kissing dalam bukunya, tapi tetap manis tanpa kehilangan makna. Kemudian adegannya juga sopan. Biasanya novel luar tidak pernah lepas dari adegan kissing. Tapi jangan harap menemukannya di novel ini. Perilaku seorang laki-laki dan perempuan yang jatuh cinta di sini, saling memandang, mencuri perhatian, mencari alasan untuk bertemu, mencari topik yang bagus untuk dibicarakan, gelisah dan galau saat tidak bertemu, tapi malu-malu ketika bertemu. Menggambarkan sebuah cinta yang suci, murni, dan tetap romantis tanpa harus mengumbar pelukan, ciuman, bahkan adegan pegangan tangan pun gak ada di sini. Bukan main, roman klasik ini dimata saya tetap anggun dan memikat, serta tak lekang oleh waktu 👍
Happy buat karakter Elizabeth vs Mr. Darcy, juga Jane vs Bingley! They’re diserve to be happy 💙 Akhirnya Jane dan Mr. Bingley menikah begitu pula dengan Elizabeth dan Mr.Darcy. Mereka hidup bahagia di kediaman Mr. Darcy di Pemberly House. Aaah saya pengen ke Pemberley House 🏡😍💚💚💚 *saking terpesona sama gambaran tempat tersebut dalam novelnya* 😄
Baca : Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer
Selain ceritanya, hal yang membuat saya jatuh cinta dengan buku ini, karena memasukan unsur tentang membaca buku, ngobrolin buku, juga ruang perpustakaan di dalam rumah, ah love love deh! ❤️❤️📚📚📚 lihat bagian ini di halaman 60 …..”Apalagi, kau sendiri menambahkan sangat banyak buku ke sana, karena kau selalu membeli buku.” “Aku tidak bisa memahami orang-orang yang mengabaikan pentingnya perpustakaan keluarga di masa seperti ini.” Dan di halaman 62 …..”Dia harus memiliki semua itu.” Darcy menambahkan “ditambah sesuatu yang lebih penting, yaitu pikiran yang kaya karena gemar membaca.” 😍
Tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel Pride and Prejudice:
Elizabeth (Lizzy), Jane, Darcy, Bingley (Charles), Catherine (Kitty), Lydia, Mary, Mr. Bennet, Mrs. Bennet, Wickham, Mr. Denny, William Collins, Sir William Lucas, Lady Lucas, Charlotte Lucas, Mrs.Long, Mr.Hurst, Mrs.Hurts (Louisa), Miss Bingley (Caroline), Miss Darcy (Georgiana), Mrs. Annesley, Lady Catherine de Bourgh, Miss de Bourgh, Mrs. Jenkinson, Kolonel Fitzwilliam, Mr. Philips, Mrs. Philips, Mr. Gardiner, Mrs. Gardiner, dan Kolonel Forster.
Latar Cerita (Setting) –> Tempat : Longbourn (rumah keluarga Bennet), Pemberley (Rumah keluarga Darcy), Netherfield (tempat yang di sewa Mr. Bingley), Hertfordshire, Rosings (tempat tinggal Lady Catherine de Bourgh), Lucas Lodge (tempat tinggal keluarga Lucas), London, Kent, Hunsford (tempat tinggal Collins), London, Gracechurch street (tempat tinggal Mr. dan Mrs. Gardiner), Meryton (tempat tinggal keluarga Philips), Brighton dan Derbyshire. Waktu : Antara abad 17 dan abad 18. Suasana : masih seringnya diadakan pesta dansa untuk menjamu tamu dan menjadikannya sebagai ajang pencarian jodoh. Mau tahu detail Important place in Prade and prajudice? Silahkan baca: http://www.pemberley.com/janeinfo/ppjalmap.html
Moral of the story, pesan yang terkandung didalam novel ini, antara lain : Jangan terlalu mudah berprasangka terhadap orang lain. Jangan terlalu mudah percaya atas apa yang orang ucapkan oleh orang lain. Jujur merupakan sikap yang baik, sehingga tidak menyebabkan prasangka. Jangan terlalu menyombongkan diri atas kekayaan yang dimiliki. Komunikasi dan saling menghargai merupakan dua hal yang sangat penting terutama dalam hubungan antara orang tua dan anak. Orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya meskipun kadang memunculkan perbedaan pendapat diantara keduanya (orangtua dan anak), maka dari saling menghargai dan saling memahami satu sama lain sangatlah penting. Kapanpun, dimanapun dan apapun kedudukan kita, bersikap baik dan ramah lah kepada orang lain. Jangan melihat orang dari luarnya saja tetapi pahami juga sifat sebenarnya dari orang tersebut
Baca: Kau, Aku dan Sepucuk Angpao Merah
Tentang Penulis
Jane Austen adalah seorang novelis Inggris yang lahir tahun 1775. Beliau mengawali karir menulisnya dengan membuat puisi, cerita pendek, dan drama yang hanya ditujukan untuk dirinya sendiri dan keluarganya. Keahliannya adalah menulis cerita dengan genre roman, yang diwarnai fakta tentang keadaan sosial pada masanya. Dari seluruh karyanya, tokoh Elizabeth Bennet dalam Pride and prejudice merupakan tokoh favorit Austen. Perangainya yang tegas, feminis, dan pada saat bersamaan ceria, membuatnya menjadi salah satu tokoh wanita yang paling dikagumi dalam literature Inggris.
Berikut ini kalimat-kalimat favorit saya dari buku Pride and Prajudice :
- Bagaiman menurutmu Marry? Kau adalah gadis bijaksana yang suka membaca buku dan membuat ringkasannya.” (halaman 14)
- Cukup banyak orang yang berpura-pura baik, kita bisa menemukannya dimana-mana. Tapi yang berwatak tulus pamrih — yang hanya bisa melihat sifat baik seseorang dan memujinya, tanpa mengatakan satupun keburukannya — hanya dirimu seorang (halaman 25) <- karakter Jane, Kakaknya Elizabeth (Lizzy)
- Manusia rentan terhadap keangkuhan, dan hanya segelintir orang yang tidak merasakan dirinya lebih unggul dalam beberapa hal dibandingkan dengan orang lain, baik secara terang-terangan maupun diam-diam. (halaman 32)
- Keangkuhan terkait dengan anggapan kita terhadap diri kita sendiri, sedangkan kesombongan terkait dengan bagaimana kita menginginkan orang lain berpendapat tentang diri kita. (halaman 33)
- Kadang-kadang, menyembunyikan perasaan juga bisa merugikan. (halaman 35)
- Kebahagiaan dalam pernikahan hanyalah masalah nasib. Kalaupun kedua belah pihak sudah salingmengetahui sifat masing-masing atau memiliki sifat yang sama sebelumnya, itu tidak menjalin mereka akan bahagia selamanya.
- Perbedaan akan selalu tumbuh diantara mereka setelah mereka menikah, sehingga akan lebih baik jika kita lebih sedikit mengetahui tentang calon pasangan hidup kita.” (halaman 37)
- “Dan, kuharap koleksiku lebih dari cukup untuk memuaskanmu dan membanggakanku, tapi aku seorang pemalas, dan meskipun punya banyak buku, aku jarang membacanya.” (Halaman 59).
- “Faktanya adalah, kau sudah lelah menerima kesopanan, kehormatan, dan perhatian yang berlebihan. Kau sudah muak dengan para wanita yang berbicara, memandang, dan berusaha kersa untuk mencari persetujuan darimu. Lalu aku datang, dan kau langsung tertarik karena aku sangat berbeda dari mereka.” -Elizabeth Bennet
- “Tetapi, manusia punya sangat banyak sifat, sehingga akan selalu ada yang bisa dipelajari dari mereka.” (Halaman 68)
- “Sungguh menyenangkan menghabiskan malam dengan cara seperti ini. Dengan ini aku menyatakan bahwa tidak ada hiburan yang lebih mengasyikan daripada membaca! Buku tidak akan mungkin menimbulkan kebosanan. Jika aku punya rumah sendiri, aku akan merana jika perpustakaanku buruk.” (Halaman 85-86)
- “Dan kelemahanmu adalah membenci semua orang.”“Sedangkan kelemahanmu,” jawab Darcy sambil tersenyum, “adalah dengan rela membiarkan dirimu salah memahami sifat mereka.” (hal 91)
- Saya sering melihat betapa kecilnya minat gadis-gadis muda pada buku-buku berlabel serius, meskipun buku-buku itu ditulis untuk kebaikan mereka. Saya harus mengakui bahwa saya heran karena, tentunya, tidak ada yang lebih baik untuk mereka daripada pelajaran.” (Halaman 108)
- “… dan aku berharap Miss Bennet, kau tidak mereka-reka sifatku saat ini, karena penampilan tidak akan selalu mencerminkan sifat seseorang.” (Halaman 148)
- Biarkanlah aku tetap menjaga prasangka baikku, karena dengan cara itulah aku ingin memahaminya.” (Halaman 212)
- Kami memang harus selalu bekerja keras. Kami dibiasakan untuk membaca dan diharuskan untuk mempelajari segala sesuatu sendiri. Siapapun yang suka bermalas-malasan tentu tidak akan mengusai apa-apa. (halaman 253)
- “Sia-sia saja aku berusaha. Ini tidak akan berhasil. Aku tidak akan sanggup lagi menahan perasaanku. Izinkanlah aku mengatakan kepadamu betapa aku mengagumi dan mencintaimu (Halaman 288). Pernyataan Mr. Darcy kepada Elizabeth.
- Saat aku mengatakan sikapnya membaik, yang kumaksud bukanlah pikiran atau perilakunya yang membaik, tetapi jika kita sudah mengenalnya secara lebih dekat, sikapnya akan lebih mudah dipahami.” (Halaman 355)
- Dia mencintai pedesaan dan buku, dan dia menjadikannya kesenangan utamanya. (Mr. Bennet, ayahnya Elizabeth) – halaman 357
- “Beliau adalah Tuan tanah dan majikan terbaik yang pernah hidup di dunia ini.” (Halaman 371)
- ….”kita bisa mengambil pelajaran yang berharga darinya : bahwa norma yang telah hilang dari diri seorang wanita tidak akan mungkin bisa kembali; bahwa satu kali salah langkah akan berakibat pada kehancuran tanpa akhir; bahwa reputasi tidak kalah pentingnya dari kecantikan; dan bahwa tidak ada salahnya kita menjaga perilaku kita dari lawan jenis kita.” (Halaman 431)
- Saya juga suka percakapan Darcy dan Elizabeth di bab ke-60, halaman 572, saat Elizabeth bertanya bagaimana awal mula Mr. Darcy jatuh cinta kepadanya : Elizabeth : “Bagaimanakah awalnya?”Mr. Darcy : “Aku tidak ingat kapan tepatnya, atau di mana, atau kejadiannya, atau kata-kata yang menjadi pemicunya. Itu sudah lama berlalu. Tiba-tiba saja aku sadar bahwa aku mencintaimu.” 😍
- Juga kata-katanya Elizabeth yang berikut ini: “…Entah kapan kau akan menyatakan perasaanmu seandainya aku tidak bertanya kepadamu…” (halaman 574)
Ini dia trailler film yang sudah saya tonton
Sumber video: YouTube
Happy reading!📖😊
With Love ❤️
Di filmnya ada improvenya. 😂 sBaca novelnya lebih menyentuh. Tiap generasi di jurusan sastra karya jane austen gak pernah luput dari sastra. 😁
LikeLiked by 1 person
Gak pernah luput Dari analisis sastra.
LikeLiked by 1 person
Oh ada 😂 saya nontonnya bareng Tante, kalau ada adegan dewasa biasanya ganti channel kalau di rumah, tutup mata kalau di bioskop 🙈🙈 😆😆
Iya baca novelnya menyentuh, serasa berada di jaman sekarang, padahal karyanya udah artisan tahun lalu, baca juga gak bosen, pengen terus menuntaskan sampai selesai.
Kak Wi anak sastra ya?
Baca-baca buku Jane Austen yg lain?
LikeLiked by 1 person
Hahahah. Maklum ya kan mba kalau film luar.
Iya mba, sastra. Cuma pride and prejudice aja. 🙈🙈
LikeLiked by 1 person
Iya, selalu ada bumbu macam begitu 😅
Wow, mantaaap. Banyak buku nih yg bisa kak Wi rekomenin ke saya 😀
Baca buku-buku sastra Indonesia mulai angkatan 1920 sampe 1980? Siti Nurbaya de el el, kak Wi baca?
Pride and Prejudice mungkin yg paling populer dari karya beliau ya. Baiklah, saya lanjut baca buku dg penulis lainnya.
LikeLiked by 1 person
Hahahaha.
Dari SD udah suka baca novel marah rusli, mira w, nh dini dan kawan2nya, padahal ga ngerti isinya. Baca aja. 😂😂😂😂
Iya sih karena itu bukunya jane yang populer. Jadi baru baca yang itu. 😢
Terus karena mungkin novel terjemahan dan ga semua penerbit punya kualitas translator yang bahasanya nyaman di baca, juga jadi alasan untuk mengurangi minat baca novel2 luar.
Ok mba ai. Lanjut baca. Semoga semakin bertambah ilmu dan wawasan. Heheheh.
LikeLiked by 1 person
Wow kereeeeeeeen, SD bacaannya berat banget kak Wi 😂😂 saya mulai baca sastra baru SMA kelas 2 😅 karena pas SD sama SMP di perpustakaan daerah saya belum ada buku karya penulis-penulis tersebut
Siap kak Wi, terima kasih 😊😊
LikeLiked by 1 person
Saya baru lancar membaca kelas dua SD. Sejak itu terkena syndrom ‘gila’ baca. Hahahah. Dan kebetulan kakak saya suka beli buku sastra. Jadi semua buku saya baca walau pun saat itu saya ga tau jalan ceritanya bagaimana. Konyol sih. 😂
Sama-sama 😄
LikeLiked by 1 person
Hebat kena syndrom ‘gila’ baca sejak SD 👏👏👏 kereeeen! 👍👍
Pantesan punya Kakak yg suka baca juga 😔 eh tapi kok saya gak bisa menularkan hobby baca ke adik-adik saya 🤣🤣
Asik kalau gitu, bisa saling pinjem koleksi buku ke kakaknya kak Wi ya 😃
Hahaha yg penting rajin baca dulu kak, perkara ngerti atau enggak, ya namanya juga waktu itu masih SD. Buat saya sih keren banget minat baca kak Wi luar biasa *saya kasih empat jempol 👍👍👍👍*
LikeLiked by 1 person
Hahahah. Apresiasinya buat tersanjung. 😂😂😂😂 makasih pake banyak-banyak. Tapi walau pun begitu bisa jadi buku yang mba ai baca lebih banyak dari saya. 😀
Mungkin hobinya adik mba ai beda kali mba. 😄
LikeLiked by 1 person
Sama-sama Kak Wi 🤗🤗🤗
Kak Wi baca karya-karya Marah Rusli, NH Dini, sejak SD. Saya SMA kelas 2, keliatannya lebih banyak Kak Wi yg baca 😎
Hehe Iya, mereka lebih senang naik gunung 😊
LikeLike
Hehehe. Ah itu kn perasaan mba ai aja kalau banyakan saya. 😂
Waw keren tu naik gunung. Bersentuhan langsung dgn alam. 😊
LikeLiked by 1 person
Kadang-kadang, perasaan juga bisa bener loh kak Wi 😂
Iya, pengen naik gunung dan bersentuhan langsung dg alamnya. 😊
LikeLike
Hahahah. Ya kalau gitu sama banyak aja lah. Biar seri. 😂
LikeLiked by 1 person
Siiip, nah gitu dong kak Wi 😎
LikeLiked by 1 person