Sinopsis:
Kisah Ikal dan kawan-kawannya yang diceritakan dengan apik oleh Andrea Hirata dalam tetralogi Laskar Pelangi menginspirasi jutaan orang.
- Sekian orang yang mengabdikan diri pada profesi tertentu tanpa pamrih mendadak mendapat energi baru.
- Sejumlah pemuda yang selalu resah tiba-tiba mendapat kekuatan batin baru untuk bangkit dari mental cengeng.
- Kalangan marginal, mendapat suntikan kepercayaan diri baru yang menyalak-nyalak.
- Orangtua jadi punya cara menuruti anak-anaknya.
- Pasangan muda jadi punya bahasa untuk mengungkapkan cinta.
- Gubernur, bupati, walikota, jadi punya inovasi baru untuk memompa stamina warga yang lesu.
Situasi inilah yang disebut fenomena Laskar Pelangi. Tetralogi karya Andrea Hirata ini telah mengalami multi level marketing spirit. Semangat pantang menyerah telah bergulir efektif dari mulut ke mulut. Dan, buku ini akan memotret efek berantai ledakan inspirasi itu. Dengan harapan, kehadiran buku ini bisa menjadi mata rantai baru dari jejaring semangat yang telah ditebar tetralogi Laskar Pelangi.
Saya menemukan buku ini pas di BBW 2018, sayangnya saya baru baca sekarang 😂 Bukunya bagus, buku ini membuat memori saya kembali mengingat buku yang sangat fenomenal Laskar Pelangi. 10 tahun lalu, film laskar pelangi, yang diangkat dari novel Laskar Pelangi dengan original soundtrack Laskar Pelangi yang dibawakan oleh Nidji, benar-benar fenomenal. Salah satu film favorit dari buku favorit dengan ost yang indah ❤ Pengen ke Belitong, ke Negeri Laskar Pelangi terus ke museum kata, tapi belum kesampain 😄😂
Saya sangat suka novelnya, membuat saya rasanya tak ingin berhenti membacanya hingga selesai. Buku yang saat membacanya, bisa membuat saya tersenyum, menangis, tertawa, terharu, bangga serta terinspirasi. Dan membaca Laskar Pelangi The Phenomenon ini tentu saja mengingatkan saya kembali pada salah satu karya terbaik yang pernah ada di Indonesia. Bukunya terjual hingga mencapai lebih dari satu juta eksamplar. Kereeen 👍👍👍 Hebatnya lagi buku ini sudah dicetak dalam berbagai bahasa, seperti bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Jepang, Spanyol, Italia dan banyak lagi.
Baca: review buku Laskar Pelangi
Apa yang menyebabkan tetralogi Laskar Pelangi begitu meledak di pasaran?
Pertama, teori momentum. Lima tahun terakhir, peta buku best seller kita didominasi buku jenis metro pop. Saat jenis buku dominan itu menurun, kebetulan Laskar Pelangi hadir, menyajikan warna baru.
Kedua, terjadi situasi dimana orang sedang kehilangan pegangan. Butuh role model, kata Andrea. Bu Mus datang, menjadi ‘pahlawan’ sesungguhnya yang patut digugu dan ditiru.
Ketiga, subtansi buku. Buku Laskar Pelangi cerminan orang yang mencari model bagaimana learning yang benar.
Keempat, faktor media. Walaupun tidak otomatis, tapi tak bisa diabaikan. Bahkan, setelah tampilnya Laskar Pelangi di Kick Andy, turut mendongkrak penjualan bukunya.
Kelima, faktor ‘sektarian’. Tetralogi Laskar Pelangi menggunakan sentimen Islam, dan khususnya Muhammadiyah. Bagaimanapun ada 30 jutaan warga Muhammadiyah. Meski mereka cair, tapi bisa mengkristal dengan sentimen ini.
Keenam, faktor Melayu. Ada pesan orang bijak, “Jangan kau pinjamkan uang pada orang Melayu, karena nanti putus perkara. Tapi kalau kau pinjamkan kata, dia akan berpanjang cerita.” Orang Melayu dikenal pandai bercerita. “Hanya karena saya orang Melayu itulah yang bisa saya jelaskan mengapa saya bisa menulis,” papar Andrea.
Judul Buku : Laskar Pelangi – The Phenomenon
Penulis : Asrori S. Karni
Penerbit : Hikmah, Cetakan : I, September 2008
Jumlah Halaman : 263 halaman
Berikut ini saya tuliskan Inspirasi Kunci yang terdapat di setiap bab dalam buku Laskar Pelangi The Phenomenon:
1. Berterimakasih kepada guru adalah bagian ungkapan syukur kepada Tuhan, atas anugerah ilmu. Bila pandai bersyukur, Tuhan akan menambah rezeki. (Halaman 38)
2. Perlakuan diskriminatif, bila disikapi secara positif, dapat menjadi pemacu tekad untuk maju dan unggul. (Halaman 38)
3. Jangan takut bermimpi. Lagi pula, mimpi itu gratis. Bermimpilah setinggi langit. Dengan mimpi tinggi, Anda tak pernah pesimis melangkah. (Halaman 38)
4. Untuk meghasilkan karya bermutu, diperlukan persiapan total dan riset optimal. (Halaman 38)
5. Menulis idealnya adalah suara hati, bukan sekedar obsesi berburu royalti. (Halaman 59)
6. Tulisan bermutu adalah yang mampu menggerakkan simpul otak dan membuka banyak aspek pemaknaan. (Halaman 59)
7. Memperluas bacaan adalah kunci sukses menyusun buku bergizi tinggi. (Halaman 59)
8. Negeri ini perlu lebih banyak guru yang tulus dan piawai menggugah motivasi. Tak harus jenius, asal mampu bikin murid mengerti. (Halaman 75)
9. Ikhlas dan inspiratif dalam mendidik dan mewariskan fighting spirit yang meledak-ledak dan loyalitas sepanjang hayat. (halaman 75)
10. Tertinggal bukanlah dalih untuk menyerah, tapi “bahan baka” untuk menegajar. (halaman 75)
11. Anak desa di sekolah hampir roboh jangan selalu dianggap bodoh. Ada generasi brilian di pelosok desa terpencil. Maka politik anggaran pendidikan harus merata adil. (halaman 75)
12. Pendidikan inklusi mengampanyekan moto “Pendidikan untuk Semua.” Tidak membedakan kelas anak normal dan anak terbelakang mental. (halaman 105)
13. Model pendidikan inklusi telah memiliki akar sosial dalam praktik pendidikan di masyarakat Indonesia, termasuk di Belitong. (halaman 105)
14. Hebatnya, konsep inklusi di Belitong bukan hasil riset mendalam di universitas, bukan hasil uji terori, tapi semata-mata buah cinta guru pada murid. (halaman 105)
15. Bu Mus tidak pernah menyakiti murid. Baik fisik maupun batin. Biarkan anak berkembang sebagaimana mestinya. (halaman 105).
16. Cinta ilmu dan pendidikan bisa mengalahkan materi dan status formal. Properti paling dicintai pun bisa dijual untuk berburu wawasan baru. (halaman 121)
17. Pengabdian sepenuh hati, meski dijalani dengan keprihatinan, tak kan sia-sia, dan mendatangkan kebahagiaan tak disangka-sangka di kemudian hari. (halama 121).
18. Cinta kasih membuat Bu Muslimah menjadi Howard Gardner sekian puluh tahun sebelum Gardner menelorkan teorinya: multiple intellegences. (halaman 135)
19. Setiap anak punya dimensi kecerdasannya sendiri-sendiri. Semua jenis kecerdasan harus dirangsang agar berkembang alamiah. Sesuai kapasitas otak, bakat, emosi, dan mental anak. (halaman 135)
20. Tak ada anak bodoh dan nakal. Kenakalan murid tidak dilihat secara buruk. Itu hanyalah ekspresi anak mengajari gurunya, “Bila mau membuat saya pintar, beginilah caranya.” (halaman 135)
21. Pendidikan berkualitas ditandai adanya perangkat stimulus inspirasi, membuat terus berpikir, membebaskan, tidak mengajarkan berpikir linear, dan mendorong murid menjadi diri sendiri tapi
22. Pendidik hebat adalah yang mampu membuat anak didiknya mencintai ilmu, bukan stres karena terbebani. (halaman 151)
23. Guru yang menakutkan, gampang mencubit, mengecilkan nyali, dan memberi bad encouragement, tidak bisa menginspirasi. (halaman 151)
24. Kesan umum dan stereotype bukan harga mati dan kodrat yang tak bisa ditawar. Jadikanlah penilaian umum itu sebagai bahan introspeksi dan otokritik. (halaman 177)
25. Citra pekerja keas bukan hanya monopoli orang Jepang, Cina, Israel, dan bangsa-bangsa lain yang sudah kondang ditempeli stereotype protagonis. Bangsa ini juga bisa. Anak-anak Laskar Pelangi telah membuktikan. (halaman 177)
26. Di samping arus utama yang dikesankan malas muncul arus pinggiran yang amat deras menerabas kuat tak terhadang. (halaman 177)
27. Diperlukan nyali dan tekad berkesinambungan menyikapi kemiskinan dan perlakuan diskriminatif. Ada yang pasrah pada keadaan, ada yang terus berusaha membuka peluang. (halaman 197)
28. Limpahan fasilitas bagai pisau bermata dua. Bisa menopang sukses, juga bisa memanjakan sehingga merusak etos. (halaman 197)
29. Yang terpenting adalah terbentuknya karakter kuat, untuk selalu optimis dan mengembangkan harapan dan mimpi. (halaman 197)
30. Masyarakat harus dilatih mau berkorban menghargai capaian. Termasuk dengan membayar honor besar. Iklim demikian akan merangsang kreativitas karya. Sastra di Indonesia kurang dihargai. (halaman 213)
31. Kalangan kurang mampu harus dibantu dengan dispensasi tarif, tapi dicari modus kreatif, agar tidak membuatnya manja. (halaman 213)
32. Sastra mampu menstimulasi benih asmara dan kemauan kuat mencapai target. (halaman 227)
33. Karya Andrea bukan hanya mengesankan bagi calon pasangan, tapi juga dirasa aman dan berguna bagi calon anak-anak mereka kelak. (halaman 227)
34. Asah kreativitas untuk memberi sumbangan terbaik bagi daerah asal. (halaman 235)
35. Iklim otonomi daerah menjadi tantangan untuk menggali komparatif demi meningkatkan daya saing. (halaman 235)
36. Rasanya bangga, sebagai putra daerah mampu menyumbang kebanggaan daerah, seperti sumbangan Laskar Pelangi bagi identitas dan promosi Bangka Belitung. (halaman 235)
37. Nyali yang kuat bisa merealisasikan berbagai obsesi. (halaman 235)
38. Dengan kepercayaan diri, Anda bisa melakukan apa yang orang lain sangsikan. (halaman 262)
39. Di tiap tempat baru, kita bisa menemukan sahabat sebaik keluarga sendiri, asal kita bisa tahu diri dan pandai membawa diri. (halaman 262)
Buat Kamu yang suka Laskar Pelangi, buku ini jangan dilewatkan untuk dibaca. Happy reading! 😊
Berikut ini tayangan dalam Kick Andy, sang penulis buku Laskar Pelangi, Andrea Hirata, beserta Ibu Mus, guru yang sangat dicintai oleh muridnya ❤ Juga tayangan di Satu Idonesia tentang sosok penulis, Andrea Hirata
Sebagai penggemar Laskar Pelangi, tentu saja salah satu impian saya, pengen datang ke Museum katanya Andrea Hirata. Syukur – syukur kalau bisa ketemu sama penulis bukunya juga Ibu Guru yang menjadi inspirasi buku Laskar Pelangi, Bu Mus ❤ Aamiin
With Love,
Sumber Video: YouTube