Liburan di Queenstown, NEW ZEALAND πŸ˜Š

Alhamdulillah, saya senang sekali akhirnya bisa kesampain datang ke negara tempat setting film The Lord Of The Ring. Tempat pertama yang saya kunjungi yaitu sebuah kota kecil yang cantik, indah, dengan pesona alamnya yang spektakuler, yaitu kota Queenstown. Β Entah kenapa saya langsung betah, di kota ini lah saya baru menemukan the real liburan, leyeh-leyeh di kamar saja sudah happy banget, malas keluar, karena dari balik kaca kamar sudah disuguhi pemandangan alam yang luar biasa indah, danau yang cantik, pegunangan yang diselimuti salju abadi, kota kecil yang tampak tenang dan damai. Duuuuuh gak mau pulang haha πŸ˜‚πŸ˜† Lebih tepatnya menginap di apartment, terdiri dari 3 kamar, dapur, meja makan. Peralatan dapurnya lengkap sekali, plus kompor listrik, mesin cuci yg sekaligus bisa ngeringin, kulkas besar. Ya Allah saya jadi pengen punya rumah dengan perlengkapan yang ada di The Rees Apartment πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚ (baru kali itu dalam sebuah perjalanan liburan, akhirnya menemukan konsep rumah impian seperti apa) πŸ˜„ Berikut perjalanan saya selama 4 hari 3 malam.

Baca juga: menikmati musim panas di Sydney Australia

Rabu 14 desember 2016, berangkat dari Sydney international airport menuju Queenstown international airportΒ jam 09.30Β waktu Sydney dengan Qantas Airways.
Sampai di Queenstown  pukul 14.30 waktu Selandia Baru / New Zealand . Perbedaan waktu Sydney dan Queenstown 2 jam lebih cepat. Kalau perbedaan waktu dengan Indonesia 6 jam lebih cepat ( di Indonesia pukul 04.00 am, di Selandia Baru pukul 10.00 am). Perjalanan kali ini sebelum pesawat mendarat di Queenstown International Airport disuguhi pemandangan perbukitan yang spektakuler 😍😍😍

Pemandangan dalam 10 menit terakhir itu sungguh sangat spektakuler serta bervariasi, dari pegunungan bersalju, padang rumput bernuansa pedesaan yang asri, sampai dengan danau besar berwarna biru. Ini pemandangan terbagus yang pernah saya lihat dari udara. Kereeeeeen πŸ‘
Pemandangan dalam 10 menit terakhir itu sungguh sangat spektakuler serta bervariasi, dari pegunungan bersalju, padang rumput bernuansa pedesaan yang asri, sampai dengan danau besar berwarna biru. Ini pemandangan terbagus yang pernah saya lihat dari udara. Kereeeeeen πŸ‘πŸ˜

Alhamdulillah mendarat dengan selamat. Tak banyak pewasat dan cenderung sepi. Sesampainya di tempat pengecekan juga sepi, tak perlu antri. Hmmmmm tak seperti bandara pada umumnya yang sibuk, saya sampai berfikir hal seru apa yang ditawarkan kota ini? Ok tapi satu hal yang pasti, proses pengecekan berjalan super ketat! Sama kayak di Sydney, petugas dan 1 anjing mengecek tas serta koper yang kita bawa. Aturannya tidak boleh membawa makanan ke negara tersebut. Kalau sampai lupa, begitu terdereksi jika kedapatan makanan ringan saja bisa di denda 400 dollar NZ. Beda jenis makanan beda juga denda nya (itu lah sedikit info yang saya perhatikan di bandara terpampang gambarnya untuk mengingatkan sebelum proses pengecekan oleh petugas agar mengingat kembali apakah kita membawa makanan atau tidak). Dari bandara kami di jemput oleh driver berkewarganegaraan Inggris yang sudah menetap beberapa tahun di New Zealand bersama keluarganya. Ia bertanya tentang itinerary kami selama di NZ, bahkan ia merekomendasikan must visit place in NZ. Di bandara saya perhatikan banyak bule dan tak ada rekan senegara kecuali keluarga saya sendiri. Hanya perlu kurang lebih 15 menit kami sudah sampai di hotel. Beberapa hari akan menghabiskan dan menikmati liburan dengan menginap : The Rees Hotel, 377 Frankton RoadΒ . Begitu masuk kamar dan lihat view nya alhamdulillah gak nyangka seindah itu

😍😍😍😍😍😍
😍😍😍😍😍😍
Pasti betah! πŸ˜†πŸ˜πŸ˜ ditambah free wifi nya yang kencang
Pasti betah! πŸ˜†πŸ˜πŸ˜ ditambah free wifi nya yang kencang
Keren jadi pengen πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ™
Keren jadi pengen πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ™Β punya Dapur macam begini 🀩😁

Sore itu sekitar pukul 17.00 kita keluar hotel (dari hotel ada yang mengantar, kita daftar dulu baru mereka akan antar, setiap 1 jam sekali) menuju pusat kota yang jaraknya dekat. Pertama kita makan sore, makan KFC, walau tak ada nasi, cukup kentang, ayam dan burger rasanya enak (apa saya lapar banget ya? πŸ˜†). Kita jalan-jalan mengitari Queenstown Mall. Beli makanan di Restoran Thailand , untuk makan malam di hotel. Sore itu mendung, meskipun sedang musim panas, tapi terasa dingin. Selanjutnya kami belanja stock makanan termasuk mineral water di supermarket bernama four square, tak lupa beli Indomie, baru menyadari untuk pertama kali nya beli Indomie goreng di luar negri itu sensasinya beda, harganya mahal tapi seneng dan bangga nyatanya Indomie merupakan salah satu mie terenak di dunia. Selesai belanja, rintik hujan pun menyambut. Beruntung pas sekali dengan mobil jemputan dari hotel yang tiba di tempat pemberhentian. Kami pun kembali ke hotel, karena masih musim panas, sehingga sekitar jam sembilan malam waktu sana baru mulai gelap, magrib jam 09.38 pm. Tapi kalau Fajar saat itu jam 03.41 am, sunrise jam 05.53 am, malam nya hanya sebentar πŸ˜‚πŸ˜‚

Baca: Top of Europe Jungfraujoch Switzerland
Keesokan harinya, tanggal 15 desember, kami sarapan di hotel. Saya suka sekali suasana nya, walaupun tempatnya kecil, makanannnya Β enak, dan pastinya dimanjakan dengan view yang indaaaah.

I love this spot 😍
I love this spot 😍

Selesai sarapan, kita keluar hotel menuju pusat kota Queenstown, meskipun rintik-rintik hujan pagi itu menyambut, namun tidak mengurangi semangat kami untuk meng-explore pusat kota Queenstown, yaaa sebuah kota kecil Queenstown yang membuat saya betah. Hari sebelumnya diantar orang dari hotel yang kalau dilihat dari name tag nya bernama Martin, pria muda yang berasal dari Argentina, baru beberapa bulan tinggal disana, ia bilang suka sama Queenstown, awalnya liburan, eh sekarang malah kerja di The Rees hotel, pria berjanggut tebal mirip Leonel Messi πŸ˜„ Hari berikutnya yang ngantar dari hotel berbeda namanya, bukan asli warga NZ. Beberapa yang kami temui ternyata mereka berasal dari berbagai negara, bahkan ketika mampir ke salah satu toko, pramuniaganya ramah sekali dan ternyata ia berasal dari Sydney, awalnya datang buat liburan ke Queenstown tapi ternyata dia jatuh cinta sama kota nya, akhirnya ia tinggal dan bekerja disana. Mereka juga bilang, kalau biaya hidup di kota Queenstown relatif mahal πŸ˜‚

Baca juga: i left my heart in London
Perhentian pagi itu kami lanjutkan dengan naik skyline queenstown, horeeeee alhamdulillah bisa melihat, menikmati dan mengamati keindahan kota Ini dari atas, Indaaaaaaah sekali view nya 😍 pemandanganya spectacular, bisa melihat lake Wakatipu, juga gunung double cone 2343 m, dan pegunungan yang diselimuti salju.

What a beautiful view 😊😍
What a beautiful view 😊😍
View setelah sampai ke atas dan turun dari gondola 😍
View setelah sampai ke atas dan turun dari gondola 😍

Sesampainya di atas, kita turun dari gondola, lihat souvenir khas NZ, hanya saja mahal-mahal πŸ˜† akhirnya kita naik ke lantai atas nya, hujan pun turun cukup deras, kita minum hot chocolate,makan fish and chips. Tempat nya cukup penuh, saya melihat beberapa orang kostumnya kotor seperti nya habis melakukan bungy jumping. Salah satu yang tersohor dari New Zealand yang merupakan negara pertama yang mempopulerkan oleh raga ekstrim bungy jumping, Β  kegiatan ini pertama kali dilakukan di Queenstown pada tahun 1970-an. Sebuah pusat bungy jumping di tepi Queenstown dengan bangga memasang spanduk, The World Fisrt Bungy Jumping in The World. Β Kalau untuk harganya pasti mahal, tapi saya belum ada keinginan untuk mencobanya. Kalau pun hal yang membuat saya dulu pernah bermimpi ingin ke New Zealand, karena kagum melihat keindahan alam nya, gara-gara nonton trilogi The Lord Of The Ring, jaman SMA πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„ walaupun gak baca buku karya J.R.R. Tolkin karena dulu gak sanggup belinya, gak ada di perpustakaan dan gak ada temen yang punya jadi gak bisa pinjam πŸ˜ƒ lain sama Harry Potter walaupun gak beli bukunya tapi di pinjemin sama teman malahan bukunya yang paling tebel seri ke 7 dikasih teman. Pastinya pengen banget datang ke rumah hobbiton dan ke setting set film tersebut. Walaupun pas ke NZ belum kesampaian tapi alhamdulillah tetap senang my dream come true visit New Zealand 😊

Jalan kali menuju pusat kota di bawah rintik hujan sehabis naik gondola
Jalan kaki menujuΒ pusat kota di bawah rintik hujan sehabis naik gondola

Baca: Jalan-jalan ke Barcelona

Puas berada disana, kita turun lagi. Hujan masih deras dan kita berlari kecil menuju pusat kota, mampir ke market kitchen fresh local fare. Setelah puas menyusuri Queenstown Mall, sampailah di tepi danau melihat burung-burung dan bebek, saya samperin dan iseng ngasih makanan,seru banget. Jalan-jalan lagi dari satu toko ke toko lain window shopping, senangnya para pelayan nya ramah-ramah. Untuk urusan makanan gak usah khawatir, alhamdulillah masih banyak restoran makanan halal, ada Restoran Malaysia, restoran Thailand, Turkish Kebab, Subway, KFC, hanya saja kalau bukan waktu makan tokonya tutup dan melayani kembali setelah jam makan siang (pengalaman pas mampir ke Restoran malaysia gak bisa pesen karena tutup bukan jam makan siang). Dari siang sampai malam kita berada disana, cuaca dingin sekali bahkan sampai turun salju. Liburan musim panas dengan sensasi musim dingin, saking dingin nya sampai mampir ke toko beli sarung tangan (gak bawa persediaan baju musim dingin, gak bawa coat, hanya baju hangat biasa 😬).

Baca juga: petualangan spektakuler di Turki

Ada patung Bapak Rees, pendiri kota Queenstown
Ada patung Bapak Rees, pendiri kota Queenstown tahun 1800

Jalan-jalan di Queenstown MallNew Zealand

Dari sana mampir ke tempat beli souvenirs,Β beli makan di madam woo, dan pulang ke hotel, sudah gak kuat kedinginan, sesampainya di hotel nyalain penghangat.
Keesokan harinya tanggal 16 desember, planning nya jam 09.00 am ada yang jemput dari hotel mau ikut tour Milford Sound dengan naik helicopter. Cuaca di hotel pagi itu cukup cerah, kita berdoa dan berharap sepanjang hari itu cerah biar bisa Ikutan tour. Jam 07.00 kita sudah rapi dan selesai sarapan. Kemudian ada telpon dari pihak hotel yang mengabarkan bahwa hari itu tidak bisa ikut tour Milford Sound dikarenakan cuaca buruk, disananya. Mendengar berita tersebut tentu sedih sekali tapi apalah daya, mungkin bukan rezeki kami waktu itu, pembatalan tersebut tidak dipotong biaya booking, artinya meski kita sudah booking, tapi bila terjadi pembatalan akibat cuaca yang tidak memungkinkan, maka uang akan dikembalikan utuh. Akhirnya kami leyeh-leyeh di hotel. Setelah solat Β Dzuhur barulah kami keluar hotel, menuju pusat kota lagi, mulai makan siang di Subway dan yaa selanjutnya menyusuri Queenstown Mall sampai super puas hihi πŸ˜„ masuk dari toko yang satu ke toko yang lain, nongkrong di Starbucks, jalan-jalan lagi, mampir ke tepi danau, rencananya mau lihat bebek sama burung, tapi tepi danau nya penuh dengan warga dan para turis yang sedang berjemur.

Akhirnya kita duduk-duduk dulu diatas rerumputan. Habis itu jalan-jalan lagi, muter-muter ke Queenstown Mall, gak bosen tetep seru kok. Ternyata meski Queenstown kota kecil, rasanya menyenangkan, saya sangat menyukai kota tersebut dan semoga suatu hari nanti bisa kembali lagi Ya Allah. Aamiin Aamiin Aamiin YRA.

4 hari 3 malam rasanya terlalu sebentar untuk berlibur di kota tersebut. Terima kasih Ya Allah, terima kasih Om, Tante, Kakak, Mas dan Dede untuk waktu yang menyenangkan, menikmati quality time liburan keluarga di kota Queenstown. Alhamdulillah 😊😊😊
Keesokan harinya 17 Desember, pagi jam 07.00 setelah sarapan kita langsung check out, akan melanjutkan perjalanan menuju kota Christchurch dan menyusuri perjalanan Mount Cook National Park.

Tentang perjalanan ke tempat tersebut silahkan ini dan baca iniΒ Β Β Β 

Enjoy & Happy traveling! πŸ™‚

With Love,

4 thoughts on “Liburan di Queenstown, NEW ZEALAND πŸ˜Š

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s