Liburan dadakan ke Turki (Part 2 – selesai)

Perjalanan darat dari Kota dengan dua benua yaitu Kota Istanbul menuju Ibu kota Negara Turki yaitu Ankara memerlukan waktu tempuh sekitar 5 jam. Total perjalanan yang kami tempuh sekitar 6 jam, kami sempat berhenti dua kali untuk istirahat.  Kami jalannya santai, namanya juga ingin menikmati liburan, dan pak supir bersama tour guide-nya juga baik dan asik, sehingga mereka tidak terburu-buru mengejar waktu, yang penting kami sekeluarga merasa nyaman.

Baca bagian pertama: Liburan dadakan di Turki

Perhentian pertama hanya sekedar minum.  Saya awalnya ingin mencoba kopi turki, tapi dikasih tau tour guide-nya, kalau kopinya keras jadi saya pun memilih yang biasa, ya daripada habis minum kopi entar jantung berdebar jadi cari aman saja hehe.  Perhentian kedua coba tebak apa? Yup, beli Mc Donalds. Ternyata restoran tersebut cukup sulit dan tidak banyak yang saya lihat, jadi pas ketemu tuh rasanya senang, kami hanya take away saja.  Saya sangat menikmati perjalanan dari Istanbul ke Ankara karena memperhatikan fenomena alam yang tak biasa, mendekati Ankara dipinggir kiri dan kanan hamparan luas yang terselimuti salju, duuh keren sekali, apalagi pas liat sunset, wow amazing!

Kalau gak cape banget, berapa jam pun perjalanan dalam mobil saya paling senang duduk dekat jendela sambil mengamati sisi kiri dan kanan baik jalanan dan bangunan. Mulai dari Istanbul bagian Eropa, melewati jembatan Bosphorus kemudian Istanbul bagian Asia dan menyusuri jalanan mulus menuju Ankara, kami disuguhi tatanan kota yang cantik, arsitektur bangunan yang indah, menyeberangi selat boshporus yang menghubungkan kota Istanbul di belahan benua Eropa dan tak lama kemudian setelah menyebrang pun kemudian kami berada dikawasan benua Asia.  Sajian kotanya membuat saya terpesona, padahal saat ke sana lagi winter, gimana kalau bulan April pertengahan pasti lebih keren pas banget bunga tulip lagi bermekaran.  Semoga next time kalau ke Turki ladi saat bunga tulip sedang bermekaran.  Aamiin.

View from my room, pas winter

Setelah memasuki kawasan yang bukan kotanya sekalipun, saya perhatikan sisi kiri dan kanan sangat rapi dan enak dipandang mata. Sempat juga melewati entah tiga atau empat terowongan kecil-kecil tapi ada salah satunya yang panjang juga, kalau tidak salah ingat melewati terowongan di atas lautan. Ya pokoknya perjalanan 6 jam itu tidak membosankan walaupun di kendaraan hanya ada peta, tidak ada tv dan musik, anehnya gak bosen. Saya hanya bisa tidur sebentar, selebihnya waktu saya habiskan menikmati perjalanannya.  Alternatif jalan untuk mengenal dekat negara ini, salah satunya perjalanan lintas kota pasti menarik.  Rasa lelah karena lama duduk dalam kendaraan jadi hilang karena sajian pemandangan yang bisa dinikmati apalagi saat itu saya baru  baru pertama kali mengunjungi Turki yang tentunya secara geografis berbeda dengan negara kita.  Lewat pengamatan dari balik kaca mobil, jadi menambah wawasan dan semakin bersyukur karena diberikan kesempatan oleh Sang Pencipta untuk dapat melihat hal yang baru dan berbeda, di belahan negara lain yang ada di dunia ini. Perjalanan kali ini saya  senang banget, apalagi melihat hamparan salju di tepi jalanan menuju Ankara plus bonus cantik sajian sunset menambah manisnya perjalanan tersebut.  Kami sampai di Ankara sekitar pukul 19.00 waktu sana dan langsung check in di hotel Holiday Inn serta makan malam dan sarapan di sana, karena paginya kami harus check out untuk melanjutkan perjalanan ke tempat wisata yang ada di Ankara.  Sayangnya, pagi itu salju turun, jadi tidak bisa melihat the best view dari kamar hotel.  Satu hal yang saya ingat dari hotel tersebut, wifi-nya kencang sekali.  Selebihnya karena hanya menginap beberapa jam tanpa menikmati fasilitas hotel, sejauh yang saya ingat, hotel tersebut rekomen.

Baca juga : pengalaman umrah

Day 3, Sabtu 26 Desember 2015: ANKARA – CAPPADOCIA

Visit Attaturk Maoseleum

Setelah check out dari hotel Holiday Inn di Ankara, maka perjalanan kami lanjutkan menuju Ataturk Maoseleum.  Sebelum memasuki museum, kami turun dari mobil kecuali anak-anak, setelah selesai di check kami pun menaiki kendaraan beberapa ratus meter kemudian sampailah. Keluar dari mobil rasanya menggigil menahan dingin yang menusuk. Pada saat kami berada di tempat tersebut suhu sudah mencapai minus empat derajat, dan diselimuti salju.

Museum ini memiliki nilai perjalanan sejarah bagi presiden pertama Turki yang dikenal dengan Bapak Pembangunan yaitu Mustafa Kemal Atatürk. 623 tahun pemerintah Ottoman dihapus dan diganti dengan pemerintahan yang baru “Republik Turki” yang resmi diproklamasikan pada 29 Oktober 1932 di Ankara. Mustafa Kemal menjadi presiden pertama dari pemerintahan republik ini dan memberi gelar kehormatan “Atatürk” (Bapak bangsa Turki). Mustafa Kemal Atatürk sebenarnya lahir di Yunani.  Pendiri Turki modern ini lahir pada tahun 1881 di kota Selanik atau sekarang dikenal dengan Thessaloniki.  Tour guide pun membawa kami mendatangi setiap sudut dalam museum tersebut dan menceritakan sejarah mulai dari awal perjalanan kariernya hingga meninggal dan makamnya yang berada di bawah dan pintu menuju makamnya dijaga pula dengan ketat, sementara diatasnya hanya simbol saja. Di dalamnya terpampang foto ketika masih muda hingga beliau menjadi presiden, bahkan baju-nya pun masih dipajang rapi dan dijaga sangat ketat. Di dalam museum saya hanya sibuk mendengarkan penjelasan dari tour guide, baru setelah keluar dari museum kami dipersilahkan apabila ingin melihat bagian atas tinggal naik menyusuri anak tangga, sementara guide-nya menunggu diluar sambil menjaga dan mendorong stroller adik sepupu saya yang baru berusia dua tahun dan sedang tertidur pulas, hehe.

Di kawasan Museum tersebut juga berdiri tiang bendera Turki yang menurut info dari tour guide-nya merupakan tiang bendera tertinggi di Eropa mencapai tinggi 50 meter. Setelah mengunjungi tempat tersebut rasanya kami seperti akan dibawa berpetualang menuju destinasi wisata Turki yang menakjubkan lainnya. Selanjutnya kami akan dibawa menuju Citadel of Ankara.

Citadel of Ankara

View dari atas yang tertutup oleh salju yang mulai menyelimuti

Selanjutnya kami dibawa menuju Citadel of Ankara. Turun dari mobil kami diajak jalan menuju tempat tersebut. Menyusuri pemukiman warga, mungkin karena belum terlalu siang jadi masih terasa sepi.

Lumayan jauh juga kami berjalan menaiki dataran tinggi yang ada di Ankara tersebut. Sayangnya kabut tebal berselimutkan salju seakan enggan pergi, sehingga meskipun kami berhasil mencapai puncaknya, tapi tidak bisa menikmati pemandangan kota Ankara dari atas ketinggian.  Saya senang sekali meskipun dingin serasa trekking dan harus membiasakan diri karena selama di Turki kami akan berpetualang mengunjungi tempat-tempat wisata dimana memerlukan kekuatan berjalan kaki.  Pokoknya liburan kami saat itu tidak hanya sekedar jalan-jalan saja, tapi kami harus membiasakan diri banyak berjalan kali menuju tempat wisatanya.  Tidak lama, saat itu hanya kami bertujuh dengan tour guide yang sudah berada di tempat tersebut.  Apakah kami kepagian atau kerajinan?  Kok belum ada turis lokal dan asing yang datang? Yang pasti kami harus on schedule hihi.
Setelah berfoto kami pun pulang dan menuruni anak tangga yang entah berapa jumlahnya.  Beberapa ratus meter setelah kami turun, di sebelah kanan ternyata ada cafe kecil entah apa namanya, dan kami pun mampir dulu, horeee!   Di sana kami beli minum karena suhu tubuh kami mulai kedinginan, ada yang memesan sahlep salah satu minuman khas Turki yang mesti dicoba, kalau saya tetap saja kalau ada menu hot chocolate pasti akan memesannya.  Sebenarnya, kalau cuacanya cerah, view dari benteng Ankara tersebut pasti keren banget, bisa melihat kota Ankara dari atas ketinggian, meskipun saya tidak mengalaminya saat di atas, saya tetap senang bisa mengunjungi tempat tersebut.  Setelah puas dan kami merasa hangat kembali, kami pun turun menuju kendaraan yang akan membawa kami menuju destinasi berikutnya yaitu  Salt Lake, setelah itu menuju kota Nevsehir! *Yeah*

Baca juga : liburan di New Zealand

Salt Lake (Tuz Golu)

IMG_2364

Tempat wisata yang kami kunjungi ketika ke Ankara salah satunya yaitu  Salt Lake, danau yang ada garamnya dengan panjang 108 km dan lebar 3,5 km.  Beruntungnya ketika tiba di sana  Alhamdulillah cuacanya sedang bagus. Menikmati wisata alam seperti ini rasanya seru dan menyenangkan.  Untuk mencapai lokasi ini cukup jauh dari pusat kota Ankara, yaitu kurang lebih  sekitar 2,5 jam.  Setelah menikmati view kece ini jangan lupa mampir ke toko yang menjual berbagai macam produk yang mengandung garam, waktu itu saya membeli scrub-nya (mmmm pas nyobain di rumah enak banget, sayangnya cuma beli satu hehehe).  Nah kalau ke Ankara, tempat ini bisa sekalian dikunjungi apalagi kalau sekalian melakukan perjalanan darat menuju ke Nevsehir.

Perjalanan dari Ankara ke Nevsehir

Alternatif jalan untuk mengenal dekat tujuan wisata yang akan dikunjungi salah satunya dengan perjalanan lintas kota , rasanya pasti seru dan menarik. Setelah mengunjungi Mouseleum Ataturk dan Citadel of Ankara yang pagi itu suhunya sudah mencapai minus 4 derajat, kami pun melanjutkan perjalanan ke kota berikutnya yaitu Nevsehir.

kuliner di Turki enak-enak

Kami juga sempat  mampir makan siang di Fried Pan @Ayranci Tesisteri. Entah apa nama makanan Turki yang dihidangkan tersebut, yang jelas rasanya enak dan saya suka.  Karena menu roti merupakan makanan pokok di Turki, jadi tidak heran lagi di setiap tempat makan yang kami kunjungi selalu menemukan roti.  Nah di restoran ini ternyata ada nasi, tapi ini nasinya enak banget, wah saya jadi tambah banyak deh makannya!  Untuk lidah saya, wisata kuliner di Turki juga menyenangkan dan menunya enak-enak menurut selera saya.  Untuk urusan makanan memang setiap orang memiliki selera yang berbeda, namun selama di sana Alhamdulillah lidah saya bisa menyesuaikan.  Selanjutnya perjalanan pun kami lanjutkan.

Visit store Galatasaray

Perjalanan dari Salt Lake menuju Cappadocia ditempuh dengan waktu 2,5 jam. Kami sempat beristirahat sekitar setengah jam, dan beli mc d, dari sana perjalanan 1,5 jam lagi menuju hotel, sempat mampir ke Mall forum Kapadokya dan hari sudah mulai malam, ya sabtu rasa malam minggu, kami ke Mall untuk mendatangi store club Galatasaray, salah satu club besar di Turki. Akhirnya, selain berpetualang mampir mall juga *tetep ngemol*

 

 

Menginap di Kappadokya

Selama tiga hari dua malam berada di Cappadocia, kami bermalam di hotel Dilek Kaya Hotel. Menurut saya hotelnya unik, apalagi setelah mengamati bagian dalamnya, ini hotel bintang lima terunik yang pernah saya datangi. Gimana gak unik, didalamnya seperti terbuat dari batu, seru dan asik, kalau sendirian agak gimana juga, beruntungnya saya sekamar dengan adik sepupu, legaaaa deh nggak sendirian!

Kamar-nya unik dan pastinya dingin karena pas musim dingin, tapi tenang saja sudah tersedia penghangat ruangan

Kamar-nya unik dan pastinya dingin karena pas musim dingin, tapi tenang saja sudah tersedia penghangat ruangan.  Untuk info lebih detail silahkan dapat mengunjungi websitenya di: Www.dilekkayaotel.com Ortahusar–Urgup–NEVSEHIR.  Telp:(0.384)3432228 & Fax: (0.384) 343 22 38

Day 4, Minggu 27 Desember 2015: CAPPADOCIA

Saat melakukan perjalanan ke Cappadocia, ada satu wisata popular yang recommended banget dan tentunya sangat saya impikan merasakan pengalaman tersebut.  Naik balon udara, ini wajib banget kamu coba kalau main ke Cappadocia, dan rata-rata jadi tujuan utama para wisatawan.  Sayangnya saya tidak naik.  Karena adik sepupu saya masih berusia dua tahun, belum boleh naik balon udara, maka saya memilih untuk menemani adik sepupu.  Tak tega kalau dititipin ke tour guide-nya meskipun mas tour guide-nya sangat baik.  Jadi, pagi itu hanya Om, Tante, dan dua adik sepupu saya yang sudah cukup umur naik balon udara.  Tapi pagi itu, operator balon udara boleh beroperasi, meskipun tidak didukung cuaca.  Bisa terbang, tapi cuacanya tidak cerah.  Kalau cuacanya tidak cerah, maka tidak bisa menyaksikan pemandangan khas Cappadocia yang spektakuler dari atas ketinggian.  Meskipun tidak bisa melihat pemandangan yang sempurna, setidaknya Om dan Tante masih beruntung karena bisa merasakan sensasi naik balon udara dan untungnya operatornya boleh terbang, sebab bila cuacanya buruk sudah bisa dipastikan semua operator tidak bisa mengoperasikan balon udara.  Semoga suatu hari nanti saya bisa kembali ke Cappadocia, naik balon udara saat cuaca cerah sambil menikmati sunrise.  Aamiin.

Mengunjungi tempat pembuatan karpet Turki

 Pagi-pagi, setelah sarapan, kami keluar hotel kemudian menuju Avanos Village, tempat produksi kerajinan karpet Turki yang sangat terkenal.  Di sana kami dijelaskan asal mula pembuatan karpet tersebut hingga menjadi sebuah karpet yang indah. Karpet-karpet tersebut ada yang terbuat dari bahan katun, bahkan ada yang dari bahan sutera.  Karpet permadani Turki diproduksi dengan dua cara, yaitu dengan mesin dan buatan tangan (handmade). Saat kami datang disambut oleh seorang bapak yang telah siap akan menjelaskan kepada kami, menurut tour guide-nya bapak tersebut akan menjelaskan secara detail tentang proses pembuatan karpet. Pada awalnya kami diperlihatkan proses mulai dari ulat yang memproduksi benang sutera, kemudian tata cara pembuatan dengan tangan untuk karpet sutera.  Menurut penjelasannya pembuatan karpet sutera biasanya membutuhkan waktu belajar sekitar 10 tahun, mulai belajar dari karpet bahan kemudian baru bisa membuat karpet dari benang sutera hingga sampai bisa dan mahir. Artinya untuk bisa membuat karpet dari sutera membutuhkan waktu, kesabaran dan ketelitian, dan proses belajar yang lama, wow mantaaap.

Kami juga dipersilakan untuk melihat demo pembuatan karpet handmade. Seorang wanita dengan peralatan berupa benang wol, jarum, gunting, dan peralatan lainnya, dengan cekatan memperagakan pembuatan karpet, dan kami pun dipersilahkan mencobanya setelah mereka ajari. Proses pembuatan karpet ini membutuhkan ketekunan dan ketelitian yang sangat tinggi, mengingat pekerjaan ini sangatlah rumit. Saya pun diberikan kesempatan untuk belajar kepada para wanita yang sedang membuat karpet, senang sekali, meskipun saya tidak bisa memahami bahasa seorang wanita yang mengajari saya, namun saya mengikuti contohnya saja, sungguh pengalaman menyenangkan, dan saya salut kepada para wanita pembuat karpet Turki yang karpetnya tersohor ke seluruh pelosok dunia.

Baca juga : Liburan di Swiss

Kami pun diperlihatkan bagaimana cara dan proses menghasilkan kualitas benang sutera terbaik, saya hanya sanggup berdecak kagum, melihat pemandangan langka dan proses yang sangat menakjubkan, pantasan harganya mahal, membuatnya juga tidak mudah.  Kemudian Bapak tersebut juga menjelaskan tentang seluk-beluk pembuatan karpet permadani, yang ternyata proses pembuatannya sampai berbulan-bulan lamanya. Bahkan, ada satu permadani dengan motif dan ukuran tertentu yang proses pengerjaannya memakan waktu sampai satu tahun.  Karpet buatan tangan sangat halus dan memiliki motif yang sangat indah. Karena buatan tangan maka sangat eksklusif dan karpet satu dengan lainnya memiliki motif yang tidak sama.  Selesai menjelaskan kepada kami, kamudian kami dipersilakan masuk ke dalam ruangan yang luas dan dipersilakan duduk diruangan. Dan disajikan turkish tea. Ruangan tersebut dipenuhi karpet dengan berbagai ukuran. Di lantai ruangan terhampar karpet dengan bermacam-macam motif. Ada pula yang digantung di dinding serta sebagian lagi masih tergulung dan ditumpuk di pinggir ruangan. Semua koleksinya indah, bahkan ada beberapa jenis karpet yang bila digoyangkan akan berubah warna ! Wow… luar biasa keren. Ketika demo sudah selesai, beberapa pria dalam ruangan bergantian membuka satu per satu belasan gulungan karpet untuk diperlihatkan kepada tamunya. Kepada kami diperlihatkan karpet-karpet dengan motif yang sangat cantik. Duuuh bikin ngiler saja

Bingung banyak pilihannya dan bagus-bagus 😄

Apabila kita berminat, bisa langsung melakukan tawar-menawar harga. Meski bisa diberikan diskon, namun harganya tetap saja masih tinggi, dari jutaan hingga belasan juta rupiah. Bahkan, untuk motif dan ukuran tertentu, harga yang dibanderol bisa mencapai puluhan juta rupiah bahkan hingga ratusan juta. Harganya memang mahal, tetapi cukup sepadan dengan keindahan dan kualitasnya.  Seperti diketahui umum, bahwa karpet Turki ini bisa bertahan jauh lebih lama dibandingkan dengan karpet buatan mesin.  Menurut informasi, karpet buatan mesin mampu bertahan hingga 10 tahun, namun karpet buatan tangan bisa bertahan hingga lebih dari 100 tahun. Bisa turun temurun hingga anak cucu.  Sementara itu apabila ada wisatawan mancanegara yang berminat membeli karpet handmade Turki, barangnya bisa dikirim melalui jasa ekspedisi. Namun untuk ukuran yang paling kecil, biasanya berupa sajadah, bisa langsung dibawa pulang. Yang jelas, karpet buatan tangan perajin dari Turki ini meski harganya mahal, namun sangat indah, dan rasanya membuat siapa pun ingin memilikinya.  Kalau ke Cappadocia, jangan lupa mampir ke tempat pembuatan karpet Turki, sekalian beli atau borong karpet Turki ya 😀

Pasabag Valley

 

bebatuan yang mirip unta

Di tempat ini yang perlu kami lakukan menurut anjuran tour guide nya adalah berimajinasi.  Batu-batuan di Pasabag berbentuk seperti jamur dan ada beberapa batu yang memecah menjadi seperti beberapa menara yang berjajar. Ada juga yang berbentuk unta, topi Napoleon, jangan lupa kalau ke Cappadoccia ke sini juga. 

Sensasi makan ice cream dengan view kece di Cappadocia

Ada rasa yang tak biasa dari sekedar menikmati ice cream yang pernah saya coba. Dondurma, salah satu ice cream yang harus kamu coba kalau ke Turki.  Uniknya, sebelum menikmati ice cream, bersiaplah untuk sekedar “dikerjai” oleh penjual ice cream, pertama Anda akan ditanya “mau rasa apa, kemudian ia memberikan, berikutnya diambil dan beberapa langkah berikutnya bisa membuat orang kesal karena dikerjai, kalau saya santai saja dan menganggapnya unik karena mungkin itu seni yang mereka sajikan untuk menciptakan kesan yang tak biasa kepada pembeli. Strategi yang sangat kreatif!  Jadi untuk pecinta ice cream, kalau ke Turki, atau pas ke Cappadocia jangan lupa makan ice cream sambil menikmani sajian pesona alam Cappadocia yang indah ini. Dan saya mengakui bahwa pengalaman makan ice cream ini mungkin tidak akan terlupakan, apalagi makannya ditengah suhu udara minus, disuguhi bebatuan eksotis keren parah yang tertimbun salju. Saya tidak menanyakan yang favorit yang mana, kalau sudah menemukan coklat tak akan pindah kelain hati, karena coklat itu membuat saya happy!

Pigeon Valley

Makan siang di sini

 

Lokasi wisata berikutnya mengunjungi pigeon valley, sayangnya karena saat itu cuacanya sedang bersalju, sehingga kami tidak dapat menikmati burung merpati karena mereka mungkin kedinginan dan memilih berlindung di bebatuan yang eksotis di Cappadocia. Akhirnya perjalanan kami lanjutkan dengan mampir makan siang Trout Fish di Bindalli Restaurant.  Seharusnya dari tempat kami makan bisa menikmati burung merpati beterbangan, tidak bisa  dan kami hanya menikmati sajian makan siang.

Berpetualang ke Kota Bawah Tanah ->> Kaymakli Underground City

Selamat datang di kota bawah tanah, dan mari berpetualang.  Biasanya mungkin imajinasi kita akan melayang ke berbagai mesjid berarsitektur indah dan istana bersejarah peninggalan Kesultanan Utsmani (Ottoman) yang bertebarasn di kota Istanbul. Namun ternyata jauh di seberang Laut Marmara, di kawasan Turki Asia (Anatolia/Antalya) pun terdapat berbagai obyek wisata sejarah maupun alam yang tidak kalah menarik serta menakjubkan. Salah satunya adalah Cappadocia, di mana terdapat paduan menarik antara sentuhan tangan Tuhan dan manusia. Di antara jalinan tebing dan kontur unik ngarai yang dihiasi berbagai bunga khas pegunungan, terdapat sebuah jejak sejarah peninggalan nenek moyang bangsa Turki yang tidak kalah menariknya. Dan pada perjalanan tersebut kami dibawa mengunjungi dan berpetualang  menjelajah Kaymakli, kota bawah tanah. Daerah wisata ini masuk dalam UNESCO, sejak tahun 1985.
Setelah menyerahkan tiket masuk, kami pun dibawa menuju kota bawah tanah, suhu udara di dalamnya sangat lembab.  Tour guide kami pun membawa kami tour di sana serta menjelaskan detail dan sejarah tempat tersebut.

Suasana di dalam kota bawah tanah

Menurut info, Kota Derinkuyu dan Kaymakli adalah contoh kota bawah tanah terbaik yang difungsikan sebagai tempat tinggal.  Kompleks terbesar kota bawah tanah di Cappadocia terdiri dari 18 lantai, sedalam 85 m. Di dalamnya terdapat air segar yang mengalir, ventilasi, tempat tinggal yang disekat-sekat, kamar, sumur, kuburan, gudang senjata, dan rute untuk melarikan diri. Satu kompleks ini dapat digunakan sebagai tempat tinggal bagi 20.000 orang. Untuk siklus udaranya dibuat 52 lubang udara, yang salah satunya mencapai kedalam 55 m. Beberapa sumur memang sengaja tidak terhubung dengan permukaan, kemungkinan ini digunakan untuk melindungi penghuninya dari keracunan pada saat terjadi penggerebekan.  Saat berada di dalamnya dan kami diceritakan mengenai sejarahnya, bahkan ditunjukkan ke salah satu ruangan tempat pembuatan roti berawal, hingga menjadikan roti sebagai makanan pokok bagi orang Turki hingga sekarang. Menyusuri setiap sudut kota kuno tersebut sensasinya serasa berpetualang ke negeri nenek moyang bangsa Turki. Apalagi menyusuri lorong-lorong kecil dan sempit yang hanya mampu dilewati oleh satu orang. Ah tidak menyangka jaman dulu mereka memiliki tempat persembunyian di kota bawah tanah.  Saya senang dapat mengunjungi wisata sejarah tempat tersebut, ini baru petualangan yang super seru dan menyenangkan.

Day 5, Senin 28 Desember 2015: CAPPADOCIA

Gorome Open Air Museum

Magical View!  Serasa ada di planet lain

Hari ketiga dan merupakan hari terakhir berada di Cappadocia, kami mengunjungi Gorome  Open Air Museum, yang merupakan tempat yang paling populer di Goreme. Tempat ini sebenarnya adalah kompleks gereja dan biara yang berasal abad ke 11. Gereja-gereja yang ada di kompleks ini dibangun dari bukit bebatuan lunak khas Cappadocia. Gereja – gereja ini tidak lagi berfungsi sebagai tempat ibadah, tapi kini beralih fungsi sebagai museum.  Suhu pagi itu masih minus, rasanya menggigil tapi tetap penasaran ingin tahu dan mengeksplor tempat tersebut, dan saat keluar dari salah satu tempat yang katanya dulunya adalah dapur, tada view kece ini tersaji dengan eksotis, seakan saya entah berada di planet mana, rasanya seperti sedang berada di Mars! Pikir saya.  Alhamdulillah bisa menyaksikan pemandangan langka   dan mengagumkan.Keindahan dan kekayaan sejarah tempat ini menjadi daya tarik yang sulit dilewatkan ketika berkunjung ke tempat ini, dan tempat ini sudah masuk dalam situs yang dilindungi oleh UNESCO sejak tahun 1985

 

Love Valley

Lembah ini dinamakan Love Valley karena formasi bebatuan yang mirip penis. Dan percayalah, formasi ini memang alami, bukan buatan manusia. (Lagian iseng banget kalau ada yang mahat batu-batu segede gitu).  Rasanya merinding bukan kepalang di Love Valley, karena tersihir keindahan batu-batu alami yang terpampang dengan megahnya. Saat itu suhu mencapai minus, walaupun saat tiba disana cuacanya sedang cerah.  Kalau ke Cappadocia, tempat ini jangan terlewat untuk di kunjungi. Cappadocia, so cool! Sebenarnya, tempat ini tidak ada dalam itinerary kami, namun karena masih ada waktu sebelum berangkat ke bandara, atas inisiatif tour guide kami, kami dibawa ke sini.   Wah.. baik sekali.

See you Cappadocia

Amazing Cappadocia 😍

Cappadocia, atau “Kapadokya” dalam bahasa Turki, diterjemahkan sebagai ‘ “tanah kuda yang indah” Kami hanya memiliki waktu tiga hari dua malam, namun pengalaman yang saya dapatkan mungkin sulit untuk dilupakan, mengalami petualangan asik dan merupakan salah satu pengalaman berharga untuk saya. Seru, senang, kedinginan, kagum, surprised, happy: itu merupakan kata-kata yang bisa saya gambarkan ketika mengasosiakan kenangan yang saya dapat ketika ke Cappadocia.

Saat hari terakhir di sana, sekitar pukul 10.45 kami sudah check out dari hotel menuju Gorome Open Air museum church world herritage, yang merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO.  Dari sana kami lanjutkan ke OZLER art centre (gold, silver, gemstones, onyx). Kemudian menuju Love Valley yang sebetulnya tidak ada dalam itinerary, hanya saja karena masih memiliki waktu jadi tour guide-nya membawa kami kesana, plus bonus cuaca cerah alhamdulillah, padahal pas keluar dari hotel sedang turun hujan salju.  Berikutnya kami dibawa mengunjungi kerajinan keramik yang sangat indah. Terus dari sana kemudian kami makan siang di Dede Restaurant.

Selesai makan, perjalanan dari Kashmir kami lanjutkan sekitar satu jam ke Kayseri Airport, penerbangan jam 17.50 menuju Istanbul Sabiha Gokcen Airport. Total perjalanan darat yang di tempuh sekitar 12 jam, sehingga ketika pulang kami memilih menggunakan jalur udara.  Kami tiba di Istanbul bagian Asia-nya menuju Istanbul bagian Eropa tepatnya ke hotel tempat kami akan menginap, di bandara kami dijemput oleh bapak supir yang ternyata adiknya dari bapak supir yang mengantarkan perjalanan kami dengan kendaraan dari Istanbul – Ankara sampai ke provinsi Nevsehir dan berpetualang di Cappadocia.  Hari sudah malam, dan kota Istanbul terlihat gemerlap serta masih hidup, suasana yang sangat berbeda sekali dengan beberapa di Cappadocia dengan suguhan malam yang terasa sepiiii.

Kembali ke Istanbul

Melalui Bosphorus bridge, selamat malam kota Istanbul. Istanbul begitu hidup…

Sekitar pukul 10 malam kami diantar untuk makan malam di Chinese Meal @Chang Cheng. Ya ampuun saya makan malam banyaaak ini yang pesenin makanan mungkin paham kami butuh asupan makanan banyak  mulai telor dadar, ikan, mie, sayuran, nasi, duh pokoknya banyak plus buah-buahan. Alhamdulillah hari itu sungguh sangat luar biasa, hari yang menakjubkan dan kami sangat beruntung. Mengalami pagi di Cappadocia yang masih bersalju, kemudian cuaca cerah ketika berada di Love Valley (suhu dingiiiin, alhamdullillah masih dapat menyaksikan birunya langit yang indah di sana), makan siang enak di sana dan alhamdulillah menemukan soup yang lezat, bahkan ketika sampai di airport pun cuacanya masih cerah, namun setelah itu cuacanya mulai kurang baik, penerbangan sempat delay tapi tidak lama. Alhamdulillah kami dapat penerbangan menuju Istanbul karena ternyata info dari tour guide-nya yaitu beberapa jam kemudian penerbangan ditutup karena cuaca buruk, kami tahu info tersebut setelah mendarat dengan selamat di Istanbul, wow super amazing day, terima kasih ya Allah, alhamdulillah.  Kemudian sesampainya di Istanbul kami disambut dengan makanan enak Chinese Food yang lokasinya ternyata tidak jauh dari lokasi yang sudah kami kunjungi. Alhamdulillah selesai makan, kami tiba di hotel ketika hari pertama kami menginap, sekitar pukul 23.30- an kami sampai. Hari yang menyenangkan, meskipun besok pagi kami harus sudah check out lagi.  Oh iya hari itu tepatnya hari senin tangg 28 Desember 2015, what a perfect day! Terima kasih ya Allah .  Dear Cappadocia, you left footprint in my heart, I don’t wanna say goodbye, i just wanna say “see you Cappadocia.”  Semoga someday bisa datang lagi, Aamiin Ya Allah.  Buat para pecinta traveling yang cinta banget sama petualangan, Cappadocia highly recommended, rasanya nagih, pengen ke sana lagi.

Baca juga : pengalaman ke Jungfraujoch Top of Europe di Swiss

Day 6: Senin 29 Desember 2015: ISTANBUL

Pierre Loti Hill

Menikmati coklat panas sebelum pulang
Kucingnya ngegemesin! 😀

Sebetulnya tempat ini tidak ada dalam itinerary  kami, namun dikarenakan saat itu cuacanya kurang baik sehingga tujuan wisata Bosphorus cruise dibatalkan lagi, dan pukul 11.00 kami harus sudah ada di bandara, maka tour guide kami membawa ke tempat yang bernama Pierre Loti Hill.  Tempatnya berada diatas bukit. Pagi itu café-nya baru buka. Awalnya saya ingin sekali mencoba minuman Sahlep yang katanya enak banget, tapi belum siap sehingga saya memilih hot chocolate, atau bisa pesan juga turkish tea, di tempat tersebut saya lebih menikmati suasana yang asik apalagi bersama keluarga, waktu yang sangat berharga sekali. Oh iya, jajan simit juga, jadinya meski kunjungan ke sana      sangat singkat, sekitar sejam karena harus meneruskan perjalanan menuju bandara, tapi tempat tersebut terekam dalam benak saya sebagai salah satu spot kece di Istanbul, penutup yang ciamik dari rangkaian perjalanan pertama kami ke Turki. Oh iya, di cafe tersebut saya bisa melihat kucing yang bersih dan unyu-unyu bikin gemes deh hehe, suasana dan pemandangannya meskipun pagi itu berkabut namun tetap saja saya sangat suka menikmati pemandangan Istanbul dari bukit Pierre Loti apalagi kalau dihubungkan dari nilai sejarah tempat tersebut. Wah tetep aja sekalipun cafe masih ada unsur sejarahnya.

Dilihat dari sejarahnya, Pierre Lotti nama aslinya : Louis Marie Julien Viaud (1850 – 1923), seorang tentara Prancis yang bertugas di Istanbul tahun 1876. Ia kagum pada kehidupan Ottoman dan akhirnya tinggal di Istanbul. Selain berprofesi sebagai tentara, Pierre Loti juga banyak menulis novel yang diakui oleh publik. Ketika di Istanbul, ia bertemu denga wanita Turki yang namanya Aziyade dan menuliskannya dalam salah satu bukunya.
Ketika jaman peperangan Pierre Loti mengkritik dunia Eropa dan menuliskannya dalam sebuah buku. Dia selalu membela Turki sehingga akhirnya ia mendapat simpati dari orang-orang Turki. Pada tahun 1920, Loti diterima sebagai warga kehormatan Istanbul dan namanya diabadikan pada sebuah jalan di Davanyolu sebagai “Pierre Loti Street” dan cafe di Eyup sebagai “Pierre Loti Cafe.” Bukit tempat cafe itu berada disebut juga sebagai Pierre Loti Hill.  Bila ke Istanbul, tempat ini bisa jadi pilihan untuk sekedar menikmati waktu santai bersama keluarga, pasangan, atau sahabat.  Happy dan terima kasih untuk rekomendasinya mas tour guide.

Oh iya, saking detailnya penjelasan tour guide  yang menjelaskan daerah yang akan kami tuju melalui peta yang tertera di mini bus dan  kami tumpangi mulai di jemput dari bandara sampai dengan perjalanan ke Cappadocia hingga hari ke lima  dibawakan oleh seorang driver bernama bapak Sitin (maaf kalau salah tulisan atau nama nih pak, yang saya ingat ini :D) Tour guide-nya bernama Abdurrezzak Solak*****,  pria kelahiran kota Konya ini merupakan pemandu wisata yang selain  fasih berbahasa Inggris juga fasih  bahasa Indonesia, ia pemandu wisata yang tergabung dalam ERED (Endonezce Rebeller Dernegi –   Asosiasi Pemandu Wisata Berbahasa Indonesia).  Ia mahir dalam menceritakan sejarah dari masing-masing tempat wisata yang kami kunjungi, tutur katanya halus, membuat saya tidak bosan mendengarkan penjelasannya.  Pria berkebangsaan Turki ini juga selain kece, sopan perilakunya yang kadang suka seru kalau mendengarkan ceritanya, membuat perjalanan darat Istanbul – Cappadocia selama 12 jam jadi tidak terasa, rasanya kayak sedang berpetualang saja, kemudian pemandu wisata ini selalu menawarkan dirinya untuk membantu, dan pada akhirnya pemandu wisata seperti itulah yang dibutuhkan oleh wisatawan yang sama sekali belum banyak mengetahui tentang Turki, tour guide-nya juga jago foto selfie, pada beberapa kesempatan minta tolong fotoin, kadang ikut wefie.  Dengan  travel agent plus monitor guide kita harus on schedule, tapi positifnya buat saya ada banyak info yang diberikan tour guide-nya secara detail.  Kendaraan yang kami gunakan GNVtravel, dengan 12 seater minibus wifi. Di sana saya tidak aktifkan paket provider saya karena di kendaraan dan hotel sudah free wifi.

Untuk menutup perjalanan di Turki, seperti yang diajarkan tour guide-nya kepada kami bagaimana cara mengucapkan kata terima  kasih dalam bahasa Turki: saya bilang” Tea, Sugar, Dream Turkey *Terima kasih Turki*  – teşekkür ederim Turkey juga Mas tour guide-nya serta untuk semua yang sudah mendoakan perjalanan kami, sehingga perjalanan kami selama disana alhamdulillah menyenangkan!

Perjalanan darat dari Kota dengan dua benua yaitu Kota Istanbul menuju Ibu kota Negara Turki yaitu Ankara memerlukan waktu tempuh sekitar 5 jam. Total perjalanan yang kami tempuh sekitar 6 jam, kami sempat berhenti dua kali untuk istirahat.  Kami jalannya santai, namanya juga ingin menikmati liburan, dan pak supir bersama tour guide-nya juga baik dan asik, sehingga mereka tidak terburu-buru mengejar waktu, yang penting kami sekeluarga merasa nyaman.

Perhentian pertama hanya sekedar minum.  Saya awalnya ingin mencoba kopi turki, tapi dikasih tau tour guide-nya, kalau kopinya keras jadi saya pun memilih yang biasa, ya daripada habis minum kopi entar jantung berdebar jadi cari aman saja hehe.  Perhentian kedua coba tebak apa? Yup, beli Mc Donalds. Ternyata restoran tersebut cukup sulit dan tidak banyak yang saya lihat, jadi pas ketemu tuh rasanya senang, kami hanya take away saja.  Saya sangat menikmati perjalanan dari Istanbul ke Ankara karena memperhatikan fenomena alam yang tak biasa, mendekati Ankara dipinggir kiri dan kanan hamparan luas yang terselimuti salju, duuh keren sekali, apalagi pas liat sunset, wow amazing! Kalau gak cape banget, berapa jam pun perjalanan dalam mobil saya paling senang duduk dekat jendela sambil mengamati sisi kiri dan kanan baik jalanan dan bangunan. Mulai dari Istanbul bagian Eropa, melewati jembatan Bosphorus kemudian Istanbul bagian Asia dan menyusuri jalanan mulus menuju Ankara, kami disuguhi tatanan kota yang cantik, arsitektur bangunan yang indah, menyeberangi selat boshporus yang menghubungkan kota Istanbul di belahan benua Eropa dan tak lama kemudian setelah menyebrang pun kemudian kami berada dikawasan benua Asia.  Sajian kotanya membuat saya terpesona, padahal saat ke sana lagi winter, gimana kalau bulan April pertengahan pasti lebih keren pas banget bunga tulip lagi bermekaran.  Semoga next time kalau ke Turki ladi saat bunga tulip sedang bermekaran.  Aamiin.  Setelah memasuki kawasan yang bukan kotanya sekalipun, saya perhatikan sisi kiri dan kanan sangat rapi dan enak dipandang mata. Sempat juga melewati entah tiga atau empat terowongan kecil-kecil tapi ada salah satunya yang panjang juga, kalau tidak salah ingat melewati terowongan di atas lautan. Ya pokoknya perjalanan 6 jam itu tidak membosankan walaupun di kendaraan hanya ada peta, tidak ada tv dan musik, anehnya gak bosen. Saya hanya bisa tidur sebentar, selebihnya waktu saya habiskan menikmati perjalanannya.  Alternatif jalan untuk mengenal dekat negara ini, salah satunya perjalanan lintas kota pasti menarik.  Rasa lelah karena lama duduk dalam kendaraan jadi hilang karena sajian pemandangan yang bisa dinikmati apalagi saat itu saya baru  baru pertama kali mengunjungi Turki yang tentunya secara geografis berbeda dengan negara kita.  Lewat pengamatan dari balik kaca mobil, jadi menambah wawasan dan semakin bersyukur karena diberikan kesempatan oleh Sang Pencipta untuk dapat melihat hal yang baru dan berbeda, di belahan negara lain yang ada di dunia ini. Perjalanan kali ini saya  senang banget, apalagi melihat hamparan salju di tepi jalanan menuju Ankara plus bonus cantik sajian sunset menambah manisnya perjalanan tersebut.  Kami sampai di Ankara sekitar pukul 19.00 waktu sana dan langsung check in di hotel Holiday Inn serta makan malam dan sarapan di sana, karena paginya kami harus check out untuk melanjutkan perjalanan ke tempat wisata yang ada di Ankara.  Sayangnya, pagi itu salju turun, jadi tidak bisa melihat the best view dari kamar hotel.  Satu hal yang saya ingat dari hotel tersebut, wifi-nya kencang sekali.  Selebihnya karena hanya menginap beberapa jam tanpa menikmati fasilitas hotel, sejauh yang saya ingat, hotel tersebut rekomen.

Note: Bagi  pembaca yang berencana ke Turki dan mau ada tour guide lokal Turki yang bisa berbahasa Indonesia, saya rekemondasikan, kalau perlu info silahkan searching di ig-nya @abdurrezaksolak (silahkan bisa contact via email).  Info lainnya tentang pemandu wisata Turki berbahasa Indonesia bisa lihat ignya, silahkan klik ini dan  pemandu Turki  

Beberapa info tambahan, untuk persiapan pada saat pergi ke Turki:

  1. Mengurus Visa, mengurus Visa Turki termasuk mudah. Kalau mau info mengenai panduan langkah-langkah mudah membuat e-Visa Turki, silahkan klik ini 
  2. Persiapkan segala sesuatunya sebelum keberangkatan, yang paling penting tahu disana sedang musim apa, biar bisa prepare costumeapa yang bisa digunakan.  Negara yang terletak di duan benua ini memiliki 4 musim.
  3. Berhubung makanan disana taste-nya berbeda dengan di Indonesia, buat yang tidak suka makanan Turki, dan lebih suka makanan yang Indonesia banget, jadi buat persiapan bisa bawa abon, kering kentang, indomie, snack-snack, yah pokoknya makanan kesukaan. Tapi kalau saya dan keluarga saat itu lebih senang menikmati kuliner di Turki.  Kebab di Turki berbeda dengan di Indonesia, jadi jangan ngebayangin sama ya hehe.  Makanan di Turki 90% halal (info dari tour guide-nya saat itu), jadi bagi Anda yang Muslin jangan khawatir, di Turki termasuk gampang mencari makanan halal.  Menurut saya makanan-nya juga enak-enak (apa mungkin karena saya doyan makan??? :D), kalau di Turki makanan pokoknya roti.  Selama saya di sana, setiap kali saya makan pagi, siang ataupun malam, selalu diawali dengan yang namanya Roti Tawar atau Roti Ragi, dan sup. Cara makannya adalah mencelupkan roti tersebut ke dalam sup.  Kalau kangen masakan Indonesia, ada restaurant yang menyajikan makanan Indonesia, yang saya coba saat itu Warung Ibu Deden di Istanbul  (sensasi makan-nya menurut saya kayak lagi wiskul di Bandung, karena musiknya Sunda banget, tapi kalau sajian makanannya enak-enak, silahkan bisa baca disini ya   Alternatif lain ada Warung Nusantara Indonesian Restaurant di Istanbul, silahkan klik ini 
  4. Don’t forget bring your camera to take picture, banyak spot menarik dan kece untuk foto-foto. Landscape di Turki itu hmmm bikin pengen foto-foto terus karena bagus (baik bangunan bersejarahnya, maupun wisata alamnya)! 😀
  5. Listrik di Turki sama dengan Indonesia. Mengadopsi 220V dengan colokan 2 kaki.Jadi Anda tidak perlu membawa conventer ke kaki tiga jika berencana pergi ke Turki.
  6. Jika anda membawa gadget yang mempunyai feature WiFi, jangan kuatir, kebanyakan hotel di Turki menyediakan fasilitas WiFi gratis. Ada yang bisa langsung terkoneksi, ada yang harus meminta user ID dan password untuk mengakses nya. Anda tinggal minta kereceptionist hotel tersebut. Di mini bus kami selama di Turki juga sudah free wifi.
  7. Kalau mau tour guide local berbahasa Indonesia bisa contact ig-nya pemandu Turki
  8. Kalau mau backpaker atau misal jalan-jalan sendiri dan butuh mempersiapkan diri, atau mau cari-cari info, bisa baca buku Best of Turki (2014), Wisata Hemat Turki – Istanbul dan Cappadocia (2015), dan Serba-Serbi Turki (2017). Buku tersebut bisa menjadi panduan sekaligus menambah info dan wawasan tentang Turki.

Selamat jalan-jalan ya, enjoy Turkey and have fun😊

Happy Traveling!😊

With Love,

NOTE: artikel ini saya revisi per 19 Juli 2019.

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s