Petualangan yang Spektakuler di Turki

LIBURAN DADAKAN KE TURKI – PART 1

Long weekend di akhir Desember 2015, sebetulnya saya tidak ada rencana liburan.   Saya rencananya ingin istirahat saja.  Tidak ada kepikiran mau liburan, dan gak taunya  sabtu 19 Desember saya diajak liburan sama Om dan Tante dan Insha Allah akan berangkat tanggal 23 Desember  ke Turki.  Tentu saja rasanya senang sekali diajak liburan ke Turki.  Saat itu saya hanya bisa berdoa semoga  rencana berjalan lancar dan perjalanan liburannya menyenangkan. Persiapan pun sangat singkat.  Biasanya, kalau mau liburan ke luar negeri minimal sebulan sebelumnya sudah ada persiapan, beli ini itu dulu, kali ini benar-benar dadakan, dan merencanakan pergi ke sana dalam waktu H minus 5 menuju keberangkatan.  Baru kali ini saya ikut liburan dadakan.  Pas ngecek passport, ternyata mesti diperpanjang, meskipun persiapannya serba mepet, alhamdulillah kami bisa berangkat sesauai jadwal.

Mengurus Visa Turkey: Beruntungnya, mengurus Visa ke Turki adalah urusan yang termasuk mudah. Untuk kita orang Indonesia, visa Turki cukup di-apply secara online melalui website-nya Saat itu kami menggunakan visa nya on arrival. 

Mata Uang Turki: menggunakan mata uang Lira (Turkish Lira / TRY) denga kisaran 5000 rupiah untuk 1 lira Beberapa tempat biasa menerima pembayaran dengan euro atau US dollar.

Let’s Enjoy this journey 🙂

Walaupun Turki masuk dalam negara impian saya, tapi saya hanya tahu sebatas Blue Mosque, Hagia Sophia itu juga gara-gara baca buku 99 Cahaya di Langit Eropa, alhamdulillah ternyata jalan-jalan ke sana menghantarkan saya untuk mengakui ternyata tempat-tempat wisata di Turki sangat menakjubkan, saya bisa melihat dan menikmati langsung setiap sudut  kota cantik Istanbul yang mempesona, hingga berpetualang ke Ankara dan Cappadocia. Tidak menyangka impiaannya bisa terwujud dalam waktu dekat (sebenarnya saya pengen banget ke Turki justru saat bertemu pasangan suami istri dari Turki yang sangat baik sekali di depan Ka’bah, mereka memberi camilan kepada kami sekeluarga,  saat sedang  umrah tahun 2014, saya beneran pengen banget ke Turki, setahun kemudian keinginan tersebut Alhamdulillah terwujud), dengan waktu yang tidak direncanakan, bagi saya perjalanan kali ini seperti “unplanned journey as surprised from God” dan bukan sekedar liburan biasa tapi luar biasa karena rasanya seperti menjalani sebuah petualangan seru, mengalami cuaca yang kadang cerah, kadang seperti mendung, bahkan hingga hujan salju dalam waktu sehari, suhu saat itu hingga minus 7 derajat ketika di Cappadocia. Ah pokoknya Turkey:  what a perfect journey, happy! Sungguh, sebuah petualangan yang spektakuler 🙂

Satu hal unik yang saya ingat dari wisata ke Turki dan di beberapa negara yang pernah dikunjungi tidak menemukan ini.   Tempat-tempat yang kami kunjungi mulai dari beli Turkish delight di Grand Bazaar, mampir ke Leather jacket, kemudian ke tempat pembuatan karpet yang sangat terkenal dari Turki, ke tempat art centre, tempat pembuatan porselen, bahkan tempat menjual pernak-pernik khas Turki, mungkin dimana pun tempat yang kami kunjungi,  mereka selalu menyajikan minuman apple tea yang menurut saya rasanya enak dan saya suka, tersaji dalam sebuah gelas yang unik.

Baca: persiapan traveling musim dingin

Selain itu, Turki juga memiliki tempat-tempat wisata sejarah, wisata alam, wisata belanja, wisata agama (tidak hanya Islam) wisata lengkap di Turki dan merupakan satu-satunya negara di dunia yang terletak diantara dua benua yaitu Eropa dan Asia.  Satu hal lagi, mereka tahu sejarah negaranya, kalau dipikir-pikir mungkin saya bakalan pusing kalau belajar sejarah negara unik yang tidak pernah dijajah ini.  Saat ke sana pun, saya memang tidak prepare searching sejarah tentang negara tersebut, tidak membaca buku,  karena  persiapan yang super singkat saya tidak sempat mempersiapkan diri seperti perjalanan-perjalanan sebelumnya yang biasa saya lakukan, seadanya dan berangkaaat!  Tapi beruntungnya karena memang ditemani local tour guide, ia memberi tahu detail sejarah setiap tempat yang kami kunjungi.  Jadi perjalanan tersebut terasa spektakuler karena sekalian mengetahui sejarah Istanbul yang dulu ketika didirikan bernama Bizantium (660 SM) kemudian pada tahun 330 masehi ketika Romawi berkuasa, Istanbul dikenal dengan  nama  Konstantinopel.  Istanbul  terletak di dua benua yaitu Eropa dan Asia, serta merupakan kota terbesar kelima di Eropa dan tersibuk kedua setelah Moscow. Istanbul adalah kota terbesar di Turki yang menjadi jantung ekonomi, budaya dan sejarah  negara ini juga merupakan kota lintas benua  yang membentang melintasi selat Bosphorus yang merupakan salah satu perairan tersibuk di dunia.

Baca: Jalan-jalan ke Barcelona

Saat itu penduduknya sekitar 16 juta jiwa, lebih besar ketimbang Jakarta yaitu 14 juta jiwa. Dan tidak hanya di Istanbul, perjalanan tersebut berlanjut ke kota terbesar kedua di Turki sekaligus ibukota Republik Turki yaitu Ankara hingga ke Nevsehir yang lebih dikenal dengan Cappadocia yang kalau malam terasa sepi dan sangat kaya unsur sejarahnya.  Mari ikuti perjalanan saya.

Baca juga : perjalanan dan pengalaman umrah

Rabu malam tanggal 23 Desember 2015,

Kami berenam (saya, Om, Tante, dan tiga adik sepupu), berangkat dari Bandara Soekarno Hatta pukul 00.30 waktu Indonesia Barat, dengan Etihad Airways dan transit di Abu Dhabi selama 3 jam, dilanjutkan menuju Istanbul Ataturk International Airport. Pada saat bulan Desember – Maret sedang musim dingin, perbedaan waktu Jakarta dengan Turki berbeda 5 jam pada saat musim dingin, apabila di Idonesia pukul 17. 00 wib maka di Turki pukul 12.00.

Day 1, Kamis 24 Desember 2015: ISTANBUL

Sekitar pukul 13.00 waktu bagian Turki, kami sudah dijemput oleh tour guide yang akan memonitor perjalanan kami selama di sana dan sudah disediakan kendaraan berupa minibus.  Setelah memperkenalkan diri awalnya kita pakai bahasa Inggris, eh ternyata tour guidenya bisa berbahasa Indonesia, ia memberi tahu kami bahwa cuaca diluar dingin sekali, sehingga disarankan agar kami memakai jaket tebal. Kami pun menurut dan siap berangkat memulai perjalanan beberapa hari di Turki.  Begitu keluar dari bandara udara menuju mobil yang sudah disediakan, cuaca cerah namun hembusan udara dingin menyentuh kami brrrrrrr. Ada perasaan senang dan bahagia menyeruak ke dalam hati, tak disangka impian untuk bisa mengunjungi Turki bisa terwujud berkat liburan dadakan.  Kami langsung diajak ke destinasi wisata sesuai dengan schedule, baru makan malam dan check in hotel.  Perjalanan kali ini akan dimulai dari kota Istanbul, lanjut ke kota Ankara, kemudian ke  Nevsehir (orang lebih mengenalnya dengan daerah Cappadocia) meskipun menurut penjelasan tour guide sebetulnya di peta tidak ada Cappadocia melainkan Nevsehir, begitu penjelasan dari tour guide kami.

Topkapi Palace Museum

Hari pertama berada di Turki, destinasi wisata yang kami kunjungi adalah Topkapi Palace. Untuk menuju ke sana kita perlu berjalan kaki.  Sebelum memasuki gerbang istana, ternyata ada yang jualan camilan, tepat di saat perut saya sedang keroncongan.  Dikira mau makan dulu, ternyata mas tour guide ngajak kami langsung jalan-jalan!  Sebetulnya ada berbagai macam roti di gerobak tersebut, namun saya langsung tertarik dengan roti yang ada taburan wijennya, yang kemudian diketahui bernama simit setelah dikasih tahu Mas tour guide.  Duh, kenapa gak beli dua??! batin saya nelangsa karena rotinya ternyata enak, antara enak dan lapar dipadu udara dingin, membuat perut susah berkompromi!  Sudah ah, mari fokus jalan-jalan.

Sepanjang perjalanan memasuki gerbang istana, saya disuguhi pemandangan ciamik, sehingga rasa lapar menguap begitu saja, diganti dengan rasa takjub melihat pemandangan baru yang saya saksikan di depan mata, antara percaya dan tidak, ternyata saya sudah berada di Turki.  Untuk masuk ke dalam istana, kita harus membeli tiket.  Tiket kami sudah diurus oleh tour guide, sehingga hanya menyerahkan tiket kepada petugas, kemudian tinggal memasuki kawasan wisata sejarah ini.  Di dalam Istana Topkapi, ternyata menyimpan banyak benda bernilai sejarah misal seperti jubah Fatzzahra putri Rasulullah, jubah Husein cucu Rasulullah dan juga jubah Ali (menantu Rasulullah), bahkan ada janggut Rasulullah.  Sayangnya di sana penjagaannya cukup ketat dan kami tidak boleh ambil foto.  Bagi yang suka berwisata sejarah, datang ke tempat tersebut akan terasa kental sekali unsur sejarah islam-nya.

Istana Topkapı (bahasa Turki: Topkapı Sarayı), biasanya dieja “Topkapi” dalam bahasa Inggris) adalah istana di Istanbul – Turki, yang merupakan kediaman resmi Sultan Utsmniyah selama lebih dari 600 tahun (1465-1856).  Pembangunan istana ini dimulai pada tahun 1459 atas perintah Sultan Mehmed II.  Kompleks istana terdiri dari empat lapangan utama dan banyak bangunan-bangunan kecil. Selain sebagai tempat tinggal kerajaan, istana juga digunakan untuk acara-acara kenegaraan dan hiburan kerajaan. Sekarang menjadi daya tarik wisata dan berisi peninggalan suci penting dari dunia Muslim, termasuk pedang dan jubah Nabi Muhammad.

Setelah jatuhnya Utsmaniyah pada tahun 1921, Istana ini dijadikan museum berdasarkan dekret pemerintah tanggal 3 April 1924. Istana ini merupakan bagian dari wilayah bersejarah di Istanbul, yang merupakan situs warisan dunia UNESCO.

Baca juga : review buku serba serbi Turki, Wisata hemat Turki dan buku Best of Turki

Museum Hagia Sophia

Inside Hagia Sophia


Berikutnya kami menuju Museum Hagia Sophia (Aya Sofya Muzesi) yang fenomenal dan mungkin sudah banyak dikenal orang.  Untuk memasuki museum ini, harus beli tiket.  Tempat ini penuh nilai sejarahnya. Senang sekali alhamdulillah bisa melangkahkan kaki di tempat tersebut, dan di dalamnya melihat tulisan lafaz Allah dan Muhammad serta bunda Maria berada di tengahnya sungguh takjub dibuatnya.

Hagia Sophia, dalam bahasa Turki : Aya Sofya; dalam bahasa YunanlAγια Σοφία, “Kebijaksanaan Suci”),  adalah sebuah bangunan bekas basilika, masjid dan sekarang jadi museum di Istanbul. Saat Konstantinopel ditaklukkan Sultan Mehmed II pada hari Selasa 27 Mei 1453 dan memasuki kota itu, Mehmed II turun dari kudanya dan bersujud syukur kepada Allah, lalu pergi ke Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan mengubahnya menjadi masjid yang dikenal dengan Aya Sofia. Jumatnya langsung diubah menjadi masjid untuk salat Jumat.

Berbagai modifikasi terhadap bangunan segera dilakukan agar sesuai dengan corak dan gaya bangunan mesjid.  Pada masa Mehmed II (1444-1446 dan 1451-1481) dibuat menara di selatan. Selim II (1566-1574) membangun 2 menara dan mengubah bagian bangunan bercirikan gereja. Termasuk mengganti tanda salib yang terpampang pada puncak kubah dengan hiasan bulan sabit.  Lantas selama hampir 500 tahun Hagia Sophia berfungsi sebagai mesjid. Patung, salib, dan lukisannya sudah dicopot atau ditutupi cat.  Pada tahun 1937, Mustafa Kemal Atatürk mengubah status Hagia Sophia menjadi museum. Mulailah proyek “Pembongkaran Hagia Sophia”. Beberapa bagian dinding dan langit-langit dikerok dari cat-cat kaligrafi hingga ditemukan kembali lukisan-lukisan sakral Kristen.  Sejak saat itu, Gereja Hagia Sophia dijadikan salah satu objek wisata terkenal di Istanbul oleh pemerintah Turki. Nilai sejarahnya tertutupi gaya arsitektur Bizantium yang indah mempesona.  Setelah tour di Hagia Sophia, selanjutnya kami menuju salah satu landmark terkenal di Negara Turki, yaitu Masjid Biru, dunia mengenalnya dengan sebutan Blue Mosque.

Baca juga : i left my heart in London

Blue Mosque yang Memikat

Menurut tour guide-nya kami beruntung saat tiba di Blue Mosque cuacanya sedang bagus, karena beberapa hari sebelumnya cuacanya kurang bagus.  Memasuki kawasan Blue Mosque, setelah kami cukup berjalan jauh dari mulai Topkapi Palace, masuk ke Hagia Sophia, hingga berjalan dan tiba di Blue Mosque, disambut suara adzan maghrib.  Senangnya bukan main, sungguh hari yang sangat indah.  pengen cepat-cepat masuk masjid.  Sebelum masuk, kami mencopot sepatu dan memasukannya ke dalam plastik yang sudah disediakan (tiba-tiba saya jadi teringat pengalaman saat memasuki Masjid Nabawi dan Masjidil Haram dimana kita selalu disediakan plastik untuk tempat sandal atau sepatu).  Alhamdulillh bersyukur bisa melaksanakan solat dulu di sana.  Dan tak lupa menikmati keindahan Blue Mosque yang tersohor itu.  Di dalam mesjidnya dapat melihat design yang sangat indah sekali, dipenuhi mozaik-mozaik yang lebih dominan berwarna biru.

Inside Blue Mosque
Sunset from Istanbul 💙

Masjid Biru atau Masjid Sultan Ahmed (bahasa Turki: Sultanahmet Camii) adalah sebuah masjid di Istanbul, kotterbesar di Turki dan merupakan ibukota Kesultanan Utsmaniyah ( dari 1453 sampai 1923).  Sejarahnya masjid ini dibangun antara tahun 1609 dan 1616 atas perintah Sultan Ahmet I yang kemudian menjadi nama masjid tersebut. Ia dimakamkan di halaman masjid. Masjid ini terletak di kawasan tertua di Istanbul.  Jaraknya cukup dekat dengan Istana Topkapi, tempat kediaman para Sultan Utsmaniyah sampai tahun 1853 dan tidak jauh dari pantai Bosporus. Dilihat dari laut, kubah dan menaranya mendominasi cakrawala kota Istanbul.  Arsitek Masjid Sultan Ahmed, Sedefhar Mehmet Aga, diberi mandat untuk tidak perlu berhemat biaya dalam penciptaan tempat ibadah umat Islam yang besar dan indah ini. Struktur dasar bangunan ini hampir berbentuk kubus, berukuran 53 kali 51 meter. Seperti halnya di semua masjid, masjid ini diarahkan sedemikian rupa sehingga orang yang melakukan Salat menghadap ke Makkah, dengan mihrab berada di depan.

Sayangnya kami tidak bisa berlama-lama berada di sana. Keluar dari masjid rasanya bahagia dan bersyukur alhamdulillah bisa ke sana  dan kemudian kami pun berjalan menuju mobil. Sebelum memasuki mobil, sempat menikmati suasana  malam hari pertama kami berada di kota Istanbul dan tak jauh kami pun melihat Hippodrome.

Hippodrome di Istanbul

Hippodrome merupakan simbol Kemenangan Konstantinopel. Hippodrome adalah destinasi wisata yang sekaligus bisa menjadi bagian perjalanan bila wisatawan mendatangi Blue Mosque, Hagia Sophia, atau juga Basilica Cistern. Lokasi-loksi wisata tersebut memang berjarak amat dekat satu sama lain. Hippodrome dibangun oleh seorang kaisar Romawi yang bernama Septimus Severus pada tahun 203 SM. Gelanggang pacuan kereta dan olahraga pada masa kekaisaran Byzntium ini kemudian diperbesar dan dipercantik oleh Kaisar Constantine Agung saat ia menjadikan Byzantium sebagai ibukota.

Baca juga : Menikmati Musim Panas di Sydney 

Warung Ibu Deden di Turki

Setelah kami selesai solat magrib di Blue Mosque, maka kami diajak ke restoran bernama Warung Ibu Deden.  Mendengar restoran  tersebut rasanya

kita pasti akan makan makanan Indonesia.  Wah jauh-jauh ke Turki makannya makanan Indonesia canda kami, tour guide kami pun bilang kalian pasti nanti akan bosan setelah beberapa hari di sini dengan makanan di Turki. Haha siap siap, kami pun malam itu menyantap makanan seperti telor dadar, capcay, brokoli, sambal ati goreng enak sekali, sambal terasi, kerupuk (yeay ketemu sohib makanan kesukaan) penutupnya ada apel dan jeruk, duh hari pertama udah kangen Indonesia. Lebih kecenya lagi, sambil makan musiknya seruling khas Sunda, oh ya ampun serasa makan di restoran sunda di Bandung padahal mah lagi di Istanbul.  Hari pertama restoran ala Indonesia, next nya pasti restoran ala Turki, jadi malam itu pastinya saya makan lahap. Ok, kalau ke Istanbul lagi kangen makanan Indonesia silahkan mampir ke restoran ini yang beralamat di Kucuk Ayasofya Mahallesi, Nakilben Caddesi No: 29 – B Sultanahmet, Istanbul / Turkey (200m jaraknya dari Blue mosque).  Telp / Fax: +90 544 433 92 03.  Email: info@warungibudeden.com

Bermalam di Istanbul : Hotel Hilton Boshporus

Di sambut full moon yang cantik dengan view keren

Hari pertama kami bermalam di Hilton  Istanbul Boshporus.  Oh iya, karena bertepatan dengan esoknya hari natal, suasana hotel pun terasa ramai, di lobby hotel pun dihiasi pohon natal.  Yang saya senangi dari kamar hotel tersebut, alhamdulillah saya bisa dapat view keren, duh cantik sekali kota Istanbul di malam hari, pas lagi full moon.  Wuih hari dan malam pertama menginap di Istanbul rasanya menyenangkan sekali!  Dan yang tak akan saya lupakan ketika breakfast menemukan madu yang sangat lezat.  Ah santaaaap!  Kalau makan madu asli itu selalu mengingatkan masa kecil ketika saya bersama nenek dan kakek.  Dulu ketika kecil saat mereka ambil madu asli suka memberikannya pada saya. Asli nih ya, hari pertama di Istanbul itu jadi kangen keluarga, dan masa kecil.  Keesokan harinya, pagi-pagi kami langsung check out. Selama di Istanbul, hari pertama dan hari terakhir menginap di Hilton Istanbul Boshporus dengan penampakan view malam hari serta pagi hari seperti tertangkap kamera menyiratkan betapa mempesonanya kota tersebut.  Hotel bintang ***** yang sangat menyenangkan dan begitu mengesankan. Pelayanannya juga bagus.

view stadion bola di Istanbul yang saat saya ke sana masih dalam tahap renovasi
Paginya disambut sunrise
Madu super lezat pas breakfast

Baca juga : Jalan-jalan ke Italy

Day 2: Jumat, 25 Desember 2015: ISTANBUL – ANKARA

Menyusuri pasar terbesar di Eropa, Grand Bazaar

Grand Bazaar, pasar ini pertama kali dibangun oleh Sultan Mehmet II sekitar tahun 1455, tak lama setelah penaklukan kota Konstantinopel. Penghasilan dari penyewaan pasar digunakan untuk memelihara Hagia Sophia, tapi pasar ini kemudian berevolusi dan membesar. Pada abad ke-17, Grand Bazaar telah menjadi pasar terbesar di Eropa.  Menyusuri pasar yang sangat luas tersebut tentu butuh waktu yang lama. Sebelum memasuki gate 1 sebelah kiri, kami mampir ke sebuah toko yang menjual teh khas Turki dan makanan-makanan manis Turkish delight. Kami juga boleh mencicipinya, penjualnya ramah dan bisa bahasa Inggris. Tak lupa penjualnya pun menyediakan minuman turkish tea, mmm enak dan saya suka. Makanan semacam dodol kalau saya menyebutnya,rasanya maniiiis banget, pokoknya enak-enak juga dan beraneka rasa. Teh yang dijual pun bermacam-macam.  Memasuki gate satu yang lebih takjub lagi banyak penjual yang menawarkan untuk memasuki toko mereka dan mereka bilang kata “murah” O…ow, saya hanya bisa tersenyum dan dengan terpaksa menolak tawaran mereka. Bisa saja nih para pedagang merayu calon pembeli dengan kata murah, walaupun harganya sih belum tentu murah juga kalau di rupiahkan hehe.  Ada beberapa orang penjual yang bertanya pada saya: “Dari negara mana?  kebanyakan menebak “Dari Indonesia or Malaysia?” Saya jawab “Indonesia.” Meskipun pasar, namun sensasinya sedikit berbeda dari pasar pada umumnya. Mungkin karena nilai sejarah dari pasar tersebut juga terasa kental. Jadi kalau ke Istanbul, jangan lupa mampir ke sini ya.

Turkish delight

Jalan-jalan ke pasar bisa sambil jajan dan belanja sampai puas, tapi karena dasarnya saya tikipal orang yang belanja sesuai kebutuhan, main ke pasar gak bisa kalap, hanya sekedar ingin tahu dan melihat-lihat saja isi dan suasananya seperti apa. Jadi teringat karena memang suka jajan, sepulang dari menyusuri Grand Bazaar lebih dari sejam, ada yang jualan kacang cesnut, dan beli, rasanya enak. Liburan ke Turki kali ini lupakan diet, berat badan naik karena makan mulu haha aaampuuun, dan alhamdulillah disana 90% persen makanannya halal, jadi bagi kaum muslim yang mau travelling ke sana tidak usah khawatir mencari tempat makan.  Puas menyusuri pasar, jadwal selanjutnya mengunjungi tempat yang menjual jaket yang sangat terkenal di Turki.  Setelah itu, seharusnya kami ikut Bosphorus tour naik cruise, namun karena cuaca kurang bagus maka dibatalkan, dan melanjutkan perjalanan menuju kota berikutnya, yaitu Ankara.  Sebelum melanjutkan perjalanan darat yang panjang menuju kota berikutnya yaitu Ankara , hari itu kami makan siang Chicken Shish + Turki Pizza @Buhara 93, sajian makanan Turki yang enak, dan cukup unik.  Di restoran tersebut akhirnya saya bisa menikmati kebab asli Turki yang tentunya sangat berbeda dengan kebab yang dijual di Indonesia.

Baca kelanjutannya di Liburan dadakan ke Turki Part 2 – selesai

NOTE: artikel ini saya revisi per 19 Juli 2019.

Happy Traveling!😊

With Love,

2 thoughts on “Petualangan yang Spektakuler di Turki

  1. Vania Fadillah

    Haloo.. informasinya sangat membantu sekali.
    Saya boleh minta alamat email dari tour guide lokal yang diceritakan? karena saya berencana akan kesana akhir tahun ini. dan untuk ig yang diberikan, saya tidak bisa menemukan akun itu. terimakasih 🙂

    Liked by 1 person

    1. aisaidluv

      Halo, terima kasih atas kunjungan ke blog saya mba Vania 🙂
      Mohon maaf, mungkin account ig -nya di protect sehingga tidak bisa ditemukan.
      Alamat email tour guide-nya rehberrezzak@gmail.com, semoga bisa berhasil menghubungi melalui contact tsb, mohon kabari kalau tdk bisa (boleh via email ke saya di ailatifah@gmail.com)
      Selamat merencanakan liburan ke Turkey 🇹🇷
      Terima kasih 😊

      Like

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s