Berada di Mesjid Nabawi dan dapat menikmati suasananya langsung, maka backsound yang mengiang dalam pendengaran saya, Rindu Rasul yang dinyanyikan oleh Bimbo rasanya melantun dengan indah dan syahdu, yang saat itu diperdengarkan pada saat manasik, menitikkan air mata?? Jelas iya. Maka, ketika tepat berada disana pun, masih teringat dan terngiang lagu tersebut.
Menurut penjelasan bahwa Masjid Nabawi merupakan masjid terbesar di Madinah. Selain mempunyai keistimewaan sholat di Mesjid Nabawi lebih Utama dengan beribadah di dalamnya (HR Bukhori), juga terdapat Makam Rasulullah SAW dan dua orang sahabatnya yaitu Sayyidina Abu Bakar r.a. dan Sayyidina Umar ra.
Di mesjid Nabawi terdapat Raudhah yang dibatasi dengan tiang-tiang putih, dan dianggap sebagai suatu tempat yang mulia. Pernah disabdakan oleh Nabi “antara rumahku dan mimbarku adalah taman surga.” (HR Muslim). Ziarah Raudah / Ziarah ke makam Rasulullah SAW dan para sahabatnya untuk kaum perempuan memang tidak sebebas kaum pria dimana ada jam tertentu pintu akan dibuka untuk berziarah di Raudhah. Raudhah (yaitu bagian di antara mimbar dan maqam Nabi di mana permadaninya berwarna hijau sedangkan permadani masjid di bagian yang lain semuanya berwarna merah). Kalau menurut sumber referensi yang saya baca, bahwa waktu masuk ke Raudhah untuk jemaah wanita adalah pada selepas solat subuh, selepas solat zhuhur dan selepas solat Isya berjamaah. Cara termudah untuk menanyakan Raudhah akan dibuka atau tidak, apabila kita tidak tahu dan tidak menguasai bahasa Arab, bertanya kepada para pekerja di Mesjid Nabawi yang berasal dari Indonesia. Kebetulan sempat beberapa kali mencoba namun belum berhasil masuk Raudhah, hingga akhirnya kesempatan itu tiba, karena saat itu sebentar lagi pintu akan ditutup, saya sendiri lari-lari, sendiri mencari rombongan yang berasal dari Indonesia, dan saya pun meminta izin kepada Ibu Ustad pembimbing dari travel lain, beruntung Ibu Ustadnya baik sekali mempersilahkan saya dan membantu menolong saya bersama rombongannya yang desak-desakkan dan sempat terseok-seok terdorong oleh peserta umroh dari negara lain yang berperawakan tinggi besar, Alhamdulillah akhirnya bisa sholat sunah dan berdoa di Raudhah, yang ternyata perlu perjuangan, perlu kesabaran untuk sampai disana. Saking terpesona dan bahagianya akhirnya saya bisa sampai ke Raudhah, saya lupa foto ngumpet-ngumpet 😦 😦 😦 😥 😥 😥 begitu melihat pelataran makam Rasulullah dan para sahabatnya, saya sibuk berdoa dan bersolawat, gimana gak sibuk, para penjaganya saja tegas-tegas, gak kepikiran mau bandel jeprat – jepret, yang ada dipikiran mau solat di Raudhah di permadani hijau-nya. Saya baru sekali ke Raudhah, sungguh nikmat bisa sampai kesana, apalagi mendapatkannya harus ditebus dengan perjuangan kesabaran, serasa dikasih bonus dari hasil berdoa meminta sama Allah SWT agar membimbing saya untuk sampai ke Raudhah.
Sisi menarik lain dari Masjid Nabawi tak kan mampu saya rangkai lewat untaian kata, bagi kalbu yang merindukan Rasulullah SAW, rasa rindu itu seperti terobati, terlepas, terbebas, dan akan semakin merindu, rasa rindu dan kecintaan yang saya rasa akan terus bertambah kepada Rasulullah.
Alhamdulillah,terima kasih ya Allah, senang, sedih, haru, bahagia bercampur menjadi satu. Bisa solat fardu dan solat-solat sunat lainnya juga berdoa, bersolawat, berzikir di tempat suci tersebut, mampu melepaskan segala hal yang tadinya terasa berat menjadi terasa ringan, rasanya plooooong. Bisa melaksanakan kewajiban sehari-hari yang biasa dilakukan, namun dilakukan disebuah tempat suci, sensasinya sungguh luar biasa menenangkan, menentramkan, dan mendamaikan hati. Ini pengalaman yang menyenangkan sekali. Senang dan merasa sangat beruntung sekali bisa menyampaikan banyak permohonan doa kepada Allah SWT di Masjid Nabawi. Tentu saja saya berdoa dan berharap sama Allah, agar saya bisa diundang kembali mungkin pergi berhaji ketika masih muda, semoga bisa bersama suami kalau sudah menikah. Aamiin YRA.
Alhamdulillah, saya bisa mengelilingi luasnya Masjid Nabawi dimana dipenuhi oleh payung-payung besar raksasa yang cantik dan menawan, yang akan terbuka dan tertutup. Bisa berfoto dengan background kubah hijau, dimana dari sekian banyak kubah, hanya ada satu kubah hijau yang menandakan bahwa di kawasan kubah tersebut, terdapat makam Rasulullah SAW. Sungguh, saya makin merindu ya Rasulullah. Masih teringat dalam benak, saat Bus melaju meninggalkan kota Madinah menuju Mekkah, saya terus mencari kubah hijau yang di jalan masih saya dapat lihat dan perhatikan, hingga akhirnya terlepas dari pandangan mata. Saya begitu merindu ya Rasulullah. Terima kasih ya Rasulullah, karena engkaulah saya bisa mengenal Tuhan saya, Allah SWT.

rasanya pasti ingin untuk bisa kembali datang ke Masjid Nabawi 😥
Tonton video berikut ini:
With Love,