Jalan-Jalan ke Jepang

Be Magical!

Dunia mengenalnya sebagai negara yang sangat maju di benua Asia, dan Gunung Fuji sebagai Gunung tertinggi di negeri ini.  Perjalanan saya ke Jepang untuk pertama kalinya ini, bukan untuk melihat bunga sakura—karena saya datang saat musim gugur bukan musim semi. Saya datang untuk melihat gunung yang sangat legendaris di negeri tersebut.

Kesempatan kedua saya bisa traveling ke luar negeri berkat rezeki tak terduga. Dulu, saat saya masih kerja, kantor saya mengadakan outing, tepatnya tanggal 20 – 24 Oktober 2011. Delapan tahun yang lalu (2011), pergi ke Jepang masih dikatakan ‘mahal,’ sekarang pun demikian—hanya saja kini sudah banyak para traveler yang mendatangi negeri ini, baik untuk berlibur, kerja, kuliah, merantau atau bahkan mengeksplor negeri ini yang biasanya seringkali oleh para traveler.

Day 1, 20 Oktober 2011, Jakarta – Narita

Perjalanan  ke sana dibagi dalam3 penerbangan, yaitu GIA , JAL, dan SQ.  Untuk yang penerbangan SQ, transit di Changi dan mendaratnya di Heneda.  Sementara GIA dan JAL tanpa transit dan langsung mendarat di Narita.  Ditempuh dalam waktu 7 jam.
Kamis malam 20 Oktober 2011, pukul 23.15 saya berangkat bersama teman-teman kantor menggunakan pesawat GIA. Alhamdulillah mendarat dengan selamat di Narita pukul 09.00 pagi waktu Jepang.  Perbedaan waktu Jakarta dengan Jepang selisih dua jam, lebih duluan Jepang.

Day 2, 21 Oktober 2011, NARITA – TOKYO DISNEY SEA

Setelah proses imigrasi selesai,  di bandara kami sudah ditunggu oleh bus  yang akan membawa kami tour selama  3 hari di sana.  Saya  dapat Bus C, bersama dengan teman satu tim yang sekamar saya selama menginap di hotel. Begitu menghirup udara pagi di cuaca musim gugur yang sangat cerah berawan, rasanya saya harus benar-benar menikmati perjalanan liburan kali ini.

Jumat pagi, sekitar pukul 11.00 rombongan berjumlah 3 Bus (untuk kloter pertama, kloter keduanya yang naik SQ keberangkatannya diundur seminggu).  Bergerak menuju destinasi wisata pertama yang kami kunjungi yaitu Disney Sea! Horee, seharian kami seluruh persrta tour dijadwalkan untuk menikmati semua wahana yang ada di dalamnya sampai acara selesai. Ini merupakan pengalaman pertama saya main di theme park yang ada di luar negeri, dan langsung di Negara impian masa kecil saya. Biasanya, main di Dufan seharian saja sudah senang, wah apalagi ini di tempat baru dengan suasana yang berbeda. Saat itu saya berharap bisa main sepuasnya menikmati semua wahana yang ada di kawasan Disney Sea.

Disney Sea, hanya ada satu-satunya di dunia, tepatnya berada di pusat ibukota yaitu Tokyo. Jarak yang ditempuh dari bandara ke sana sekitar satu jam.  Tour Guide kami menjelaskan bahwa di Desney Sea ada banyak permainan, seperti: Journey to the centre of the earth, indiana jones (belum ke Disney Sea, kalau gak nyobain permainan ini, begitu menurut penjelasan Pak Triana, tour guide dari Indonesia ). Sayangnya, karena antriannya sangat panjang, tidak semua permainan dapat saya nikmati, sebab pukul 17.30 kami harus berkumpul di meeting point.  Saya hanya sempat menikmati 3 permainan yaitu journey to the centre of the earth (btw, nunggunya lama banget, tapi mainnya tidak sampai lima menit, menurut saya efeknya masih kalah sama kora-kora yang ada di Dufan, mainnya tidak sebanding dengan antriannya hehehee).

Sebelum masuk Disney Sea, kami sudah dibagikan kupon sehingga pihak travel kami tidak mengkoordinir konsumsi karena dengan kupon yang sudah kita dapat, kita bebas makan di mana saja di kawasan Disney Sea—tentu saja disesuaikan dengan budget yang kami peroleh, diluar budget kalau mau nambah pakai uang sendiri.

Puas bermain—lebih tepatnya menunggu antrian permainan yang mengular, akhirnya  lapar pun tiba, kami memutuskan untuk makan siang dulu menggunakan kupon, setiap orang diberi 1.500 ¥ untuk dihabiskan.  Saya memesan kentang goreng dan ayam chrispy, entah apa nama restorannya, saya sudah lupa. Namun suasana siang itu sangat menyenangkan, bisa makan bersama teman-teman kantor sambil membahas betapa kita pengen naik ini itu, tapi saking luasnya dan antriannya yang panjang tiada ampun, butuh berjam-jam ikut mengular dalam antrian, rasa-rasanya sangat tidak memungkinkan kami menikmati semua permainan. Kami berdiskusi sambil melihat peta, kira-kira permainan apa yang akan dikunjungi dan jaraknya tidak jauh dari tempat kami berada, sebab harus memperhitungkan juga jarak ke meeting point ketika harus berkumpul lagi sorenya, agar tidak tersesat, tidak dicariin tour guide, dan tidak merepotkan mereka.

Tokyo Disney Sea memiliki 7 tema yang masing-masing mempunyai gaya unik. Pintu masuk terletak di Mediterranean Harbor, yang menguhubungkan kita dengan 6 tema lagi, yaitu: American Waterfront, Lost River Delta, Port Discovery, Mermaid Lagoon, Arabian Coast dan yang terakhir, Mysterious Land. Taman hiburan ini dibuka pada tanggal 4 September 2001.

@ Disney Sea
welcome to the journey of the centre of the earth

Meski ini pertama kali, pantang bagi saya untuk larut mencoba semua permainan demi memuaskan hasrat dan keinginan, ngerinya ujung-ujungnya saya merepotkan orang banyak. Satu hal yang saya pelajari dan selalu tanamkan dalam diri, ketika traveling saya harus gesit, tahu kapan harus kumpul apalagi traveling-nya rombongan—kecuali kalau traveling sendirian, bebas atur waktu. Traveling bareng rombongan harus tahu dan tepat waktu, tidak boleh semena-mena, karena bila tidak sesuai jadwal seperti ritme kita yang lelet, jadi imbasnya ke orang banyak. Saat saya traveling bareng teman-teman kantor, saya berusaha menyesuaikan dengan jadwal yang sudah cape-cape disusun panitia, biar perjalanannya menyenangkan dan tidak merugikan kepentingan orang banyak. Apalagi yang namanya alat transfortasi di luar negeri sekelas Jepang pula, mereka selalu tepat waktu, telat satu detik saja ya ditinggalkan. Jangan bandingan dengan di negara saya, sekali traveling ke luar negeri apalagi negara maju seperti Jepang, bersiaplah dan beradaptasilah dengan cepat salah satunya harus tepat waktu.

Selesai kami berdiskusi tentang permainan, saya dan teman-teman bermain ke tempatnya mermaid, dan yang tak kalah seru, saya merasakan sensasi di tempat indiana jones, asli seruuuu banget. Sayangnya, waktu sudah sore, saya pun menyempatkan mampir ke tempat beli oleh-oleh Disney.  Sekalian menghabiskan voucher.  Ahhh waktunya kurang, jadi tidak bisa menikmati semua permainan di Disney Sea.  Kalau ke Tokyo, tempat ini sangat rekomen, apalagi kalau kamu suka wisata ke theme park. Sebetulnya, di dekat Desney Sea juga ada Disneyland, tapi kami tidak mampir ke sana. Saya sih pengennya mampir, tapi apalah daya taka da di itinerary perjalanan kami saat itu.

Saya hanya sempat dadah dadah saja dari mobil saat tour di Disney Sea harus berakhir sore itu, rombongan pun bergerak menuju hotel. Sebelum menutup hari yang sangat indah itu, kami mampir dan makan malam di Yakininiku Buffet di Hamanasa, tepatnya berada di area Ginza.  Selesai makan serta foto-foto, kemudian rombongan bergerak menuju Hotel Marroad Narita International, dan dibagikan kunci kamar.  Saya dan rekan satu tim dapat kamar No. 869.

Day 3, 22 Oktober 2011, TOKYO FD TOUR

Morniing call jam setengah tujuh, kemudian breakfast jam setengah 8 di hotel. Setelah rombongan siap, dengan bus kami bersiap akan city tour di Tokyo. Pagi itu cuaca sedang tidak bersahabat.  Hujan jatuh perlahan membasahi Tokyo.  Musim gugur yang basah, ah saya rindu musim gugur yang cerah penuh warna 😀

Baca: jalan-jalan ke Thailand

Selama di Jepang, selain didampingi tour guide dari Indonesia dengan travel Honey Tour, kami juga didampingi local tour guide orang Jepang asli yang bisa berbicara bahasa Indonesia. Ibu Merian Itoh, atau biasa kami sapa dengan nama panggilannya Ibu Merian, beliau sangat fasih berbahasa Indonesia, ramah, dan menjelaskan dengan detail setiap tempat yang kami kunjungi. Saya baru sadar, ada banyak penjelasan yang terlewat dari tour guide cantik ini, karena saya selama di bus dapat tempat duduk  yang kurang strategis sehingga tidak bisa nempel terus mendengar penjelasan local tour guide-nya. Yaiyalah masa saya duduk di depan yang lebih pantas diduduki para senior dan bos-bos, jadilah informasi yang bisa saya dapat pun tidak sebanyak yang saya inginkan, sehingga saya pun menulis berdasar apa yang bisa saya ingat saja, hehe.

Asakusa Temple merupakan destinasi wisata pertama kami dari rangkaian city tour yang kami mulai hari itu. Di Asakusa, selain bisa melihat bangunan yang eksotis di tengah bangunan beton betingkat-tingkat serta modern yang mengelilinginya.  Namun terpelihara dengan sangat baik. Di sana pun kita bisa membeli oleh-oleh.  Mulai dari makanan, pernak-pernik, tempelan kulkas, tas, bakiak.  Para penjualnya ramah-ramah.

tanaman yang indah di Asakusa Temple

Satu hal yang unik menurut cerita dari Ibu Merian para penjual di Jepang itu akan menawarkan barang-barang mereka dengan ramahnya, mereka ingin membuat pembeli merasa nyaman, tapi kalau kita tidak beli pun mereka ga akan marah. Menurut mereka pembeli adalah raja, mereka yakin kalau pun calon pembelinya tidak membeli barangnya, namun jika kita  bersikap ramah, suatu hari calon pembelinya akan mampir lagi. Sepertinya mereka menerapkan contoh konsep pemasaran yang baik, dimana service menjadi sesuatu yang akan mereka berikan pada calon konsumennya.  Satu hal yang pasti dan berbeda dengan negara saya, di sana tidak bisa nawar, sudah harga pas, jangan harap bisa ngelobi buat di-diskon hehehee.

Kalau saya perhatikan, barang-barang yang dijual di Asakusa masih relatif bisa dibeli, yaa kalaupun dirupiahkan tetep saja ya mahaaal menurut saya. Sebelum pergi ke sana pun, saya searching misalnya  harga gantungan, tempelan kulkas, dan harganya antara yang di internet dengan aslinya sama persis.  Misalnya saya liat dan di Asakusa untuk tempelan kulkas harganya sekitar 350 ¥ berhubung masih beberapa tempat yang akan dikunjungi, jadi saya tidak membeli banyak item di sana.

Baca: jalan-jalan ke Barcelona, Spanyol

Puas di Asakusa, kami pun pergi ke daerah Ginza untuk makan siang di Chinese Buffet Restaurant.  Selesai makan, saya sempat melihat-lihat dulu kawasan Ginza yang saat itu sedang ditutup. Sepi tapi tetap terlihat eksklusif, banyak took-toko barang branded bertebaran disitu. Awalnya saya pengen mampir dan cari lego di kawasan itu, tapi enggak jadi takut dompet saya tidak cukup, hahaha.

Ginza merupakan tempat elit untuk shopping.  Katanya sih cuma orang kaya banget yang mampu belanja di sana, dan saat itu sepertinya saya bukan target calon pembeli di kawasa itu. Rombongan hanya melewati daerah elit di Ginza, kemudian melewati pula Imperial Palace.  Tidak turun, karna saat itu hujan deras.  Melewati Imperial Palace terlihat anggun.  Disekitarnya ditumbuhi bonsai-bonsai yang cantik, dan melewati danau yang terdapat ikan mas koinya besar-besar tapi katanya tidak boleh diambil.

pemandangan Imperial Palace tampak dari Bus
ahhhhhhhhhh bonsai-bonsan menawan di sekitar Imperial Palace

Dari sana, kami pun menuju ke Harajuku, salah satu tempat terkenal di Jepang.  Di tempat ini kami bisa melihat anak muda Jepang dengan dandanan unik-unik khas Jepang.  Di sana pun kita bisa berbelanja.  Bila ingin belanja oleh-oleh untuk keluarga, rekan kerja, atau teman-teman, maka berbelanja di Daiso akan sangat menyenangkan, karna harganya terjangkau dompet.  Berbelanja di Tokyo, tentu akan lain rasanya dengan di negara sendiri.  Buat saya harga di sana walaupun terjangkau oleh dompet, tapi tetep mahal kalau di rupiahkan.  Untungnya melihat harga saat itu saya tidak kaget, karena sebelum berangkat, saya sudah membekali diri dengan searching di google mencari tahu apa dan bagaimana selama nanti berada di Jepang.  Secara tak sengaja saya menemukan informasi bahwa ternyata Tokyo merupakan salah satu kota di dunia dengan biaya paling mahal.  Makanya dari awal saya menginjakkan kaki di kota ini, tentu saya tidak akan merasa kaget, dan tak perlu membandingkan harga disana dengan di negara asal saya (urusan biaya hidup mahal, no comment deh, mungkin karena saya sangat beruntung, sebab selama perjalanan tersebut, kantor  saya sudah menanggung biaya.

mari berbelanja di Harjuku ;)
mari berbelanja di Harajuku 😉

Sejak pertama saya menginjakkan kaki di Tokyo, saya penasaran ingin tahu apa hebatnya Tokyo hingga dinobatkan sebagai salah satu kota dengan biaya paling mahal di dunia. Dan jawabannya saya pun menemukannya.  Tokyo itu kotanya bersih, rapi, tertib, tidak ada polusi, suasananya nyaman, tata kotanya sangat cantik.  Satu hal yang unik menurut tour guide saya, bangunan di Jepang setinggi apapun bangunannya, antara satu bangunan dengan bangunan yang lainnya tidak menempel, pasti selalu ada jarak.  Setelah saya perhatikan, ternyata benar sekali.  Salut sekali dengan orang-orang Jepang yang selalu disiplin dan visioner, pantas saja negara ini sangat maju, dan menjadi macan-nya benua Asia.

Selelah apapun perjalanan tour, saya berusaha untuk tidak memejamkan mata, karena ingin memperhatikan detail tentang Tokyo.  Rela kurang tidur, yang penting saya menikmati perjalanannya. Entahlah, suasana Tokyo membuat saya jatuh hati, terkagum-kagum dibuatnya.

Ternyata di Harajuku juga dijual barang-barang branded, saya pun tidak sengaja sempat mampir ke salah satu store yaitu Kamo yang menjual lengkap pernak-pernik yang berkaitan dengan sepak bola, misalnya pernak-pernik MU, FCB, dan banyak lagi. Berhubung waktu yang diberikan tidak banyak, jadi gak semua spot di Harajuku bisa dijelajah, sebab rombongan harus segera berangkat menuju Shibuya.

Pernah mendengar Hachiko? Patung yang sangat terkenal di daerah ini.  Kalau ke Tokyo, mampirlah ke sini, sebab ini salah satu spot yang oke untuk berfoto ria (wah Indonesia sekali saya ini hehehe—rasanya belum lengkap kalau berkunjung ke tempat wisata tapi belum ada fotonya). Eh tentunya bukan hanya sekedar berfoto, tapi juga melihat patung simbol kesetiaan Hachiko pada sang tuannya yang sangat terkenal ini.

Di Shibuya ini juga bisa menyaksikan orang ‘seperti’ tabrakan dengan orang (saking banyaknya orang berjalan lalu lalang, berjalan sangat cepat, kalau menurut saya saking banyaknya orang di tempat ini, udah kayak semut deh, mungkin karena daerah ini menjadi salah satu tempat gaulnya orang-orang Tokyo).

Baca: liburan di Swiss

@ Shibuya

Kalau mau berbelanja, ada salah satu tempat terkenal yaitu Shibuya 109.  Saya hanya lewat saja, gak mampir ke dalamnya, sebab waktu yang diberikan di sana hanya sebentar.  Hari pun semakin larut malam, kami kemudian makan di restaurant chinese food, kemudian pergi ke hotel yang sama selama kami berada di Tokyo.

Day 4, 23 Oktober 2011, HAKONE NATIONAL PARK – MOUNT FUJI – GOTEMBA FO

Pagi itu, morning callnya lebih pagi lagi yaitu jam 05.30, sebab tour-nya akan mengunjungi Gunung Fuji.  Jarak dari hotel ke Gunung Fuji memakan waktu 3 jam.  Jadwalnya selain ke Gunung Fuji, kami juga akan mengunjungi Hakone National Park—dari danau yang ada di sini, kita bisa melihat megahnya gunung tersebut. Namun rombongan kami sudah sepakat bahwa lebih baik lama berada di station lima, tempat perhentian terakhir dimana kendaraan hanya bisa mengantarkan kami sampai sana, dari pada hanya sebentar. Sayang banget kalau hanya melihat Gunung Fuji foto-foto saja, kami ingin lebih menikmati suasana musim gugur di gunung tersebut. Saya sangat bersyukur cuacanya cerah sekali, sehingga saya bisa menatap langsung megahnya gunung yang dianggap suci oleh masyarakat Jepang.  Kalau suka naik gunung, dari station lima hanya dibutuhkan waktu beberapa jam untuk bisa sampai di atas puncak gunung. Banyak para pendaki gunung pemula yang bahkan baru naik gunung untuk pertama kalinya langsung di Gunung Fuji—sekalian dating mengunjungi.  Bagi saya pribadi, bisa menatapnya langsung dari statiun lima, sudah sangat bersyukur. Tak disangka, gunung yang selama ini hanya bisa saya lihat digambar lewat media cetak dan internet, Alhamdulillah meski tidak didaki, tapi saya sangat senang, terharu, dan bahagia bisa melihatnya langsung. Meskipun di negara saya terdapat banyak gunung, nyatanya gunung yang bisa saya tatap dari jarak cukup dekat untuk pertama kalinya ternyata adalah Gunung Fuji. MashaAllah. Anak dari desa ternyata dengan membangun impian dimasa kecilnya, bisa menerbangkannya langsung untuk melihat keindahan salah gunung yang terkenal di dunia ini. Bagaimana tidak terkenal, kalau untuk urusan pariwisata, Jepang itu identik dengan Gunung Fuji—salah satu destinasi wisata yang harus banget kamu kunjungi saat ke Jepang.

hanya melewati saja, salah satu permainan ekstrim di Jepang, masuk Guiness book record pula!
ngebayangin serunya naik permainan ini nih haha :p
daun di musim gugur mulai memerah, cantik!

Saat berada di bus, dari awal keberangkatan saya selalu memilih posisi duduk yang dekat dengan jendela, biar puas menikmati perjalanan serta keindahan musim gugur di negerinya Hideaki Takizawa—pemeran drama kesukaan saya yang berjudul Strawberry on the short cake (2001).  Menjelang sampai ke station lima, baik saat dating maupun pulang, bila memerhatikan dengan seksama, menurut penjelasannya Ibu Merian, saat bus melaju kita akan mendengarkan musik yang sangat indah (Saya lupa pas di kilometer berapanya, tapi saya sempat mendengarnya saat datang dan pergi, musiknya begitu indah dan merdu).

Gunung Fuji di musim gugur 2011
foto diambil saat bus sedang melaju

Dari Gunung Fuji, kami lanjutkan perjalanan menuju Gotemba premium outlet (tempat untuk belanja barang-barang branded, tapi saya tidak terlalu tertarik karena barang-barang branded-nya pun bisa dimana aja, termasuk di Mall-mall besar yang ada di Jakarta, saya hanya tertarik untuk membeli barang yang made in Japan hehehe.

Hanya satu barang yang saya beli di sini, yaitu beli lego lego architecture Seattle Space Needle. Bukan buat saya, tapi buat adik sepupu. Pertama kali beli lego, ternyata belinya di luar negeri. Waktu itu lego belum masuk Indonesia, jadi kalau mau beli lego tertentu adanya di luar negeri apalagi lego arsitektur, susah nyarinya, dan sejak saat itu—kalau saya ke luar negeri bareng teman-teman kantor, adik sepupu saya nitipnya lego arsitektur dan lego yang susah carinya dari toko ke toko 😀  (nantikan ceritanya di perjalanan ke Hongkong dan Singapura).  Kalau kamu suka banget wisata belanja, kalau ke Jepang mesti ke Gotemba, banyak barang branded yang didiskon 😀

Malamnya kami makan malam dengan menghadap view Tokyo Tower dan Rainbow bridge, wow romantis abiiiiiiiissss hehehehe. Sungguh penutup malam yang indah di Tokyo.

Day 5, 24 Oktober 2011, JAKARTA-NARITA

Setelah sarapan dan proses check out hotel selesai, pukul 09.00 kami ke bandara. Kalau mau beli oleh-oleh makanan atau camilan khas Jepang atau pun made in Japan, di bandara ada toko namanya Akihabara, yang rekomen dari guide saya kalau ke Jepang katanya mesti beli kit kat jepang, dan saya pun memilih Kit Kat Green Tea (salah satu coklat favorit yang adanya cuma di Jepang dan belinya di bandara). Satu dus isi 10 kotak harganya saat itu 1.600 yen) ada 3 jenis rasa, yaitu: green tea, green tea sakura, sama strawberry. Selain itu, saya juga beli Coklat Shiroi Koibito harganya sekitar 1.196 yen. Saya suka banget, kalau ada yang ke Jepang pengennya nitip beli ini 😀

Kit Kat Green Tea (salah satu coklat favorit yang adanya cuma di Jepang dan belinya di bandara). Satu dus isi 10 kotak harganya 1.600 yen) ada 3 jenis rasa, yaitu: green tea, green tea sakura, sama strawberry
mari beli coklat Shiroi Koibito

Saya dan rombongan pun kembali ke Jakarta menggunakan pesawat GIA, dari Narita pesawat jam 11.15 dan mendarat sekitar pukul 17.25 waktu Indonesia bagian barat.  Dan untuk pertama kalinya saya merasakan service Air Bus dari Garuda, dimana poses imigrasi dilakukan di atas pesawat (wow two thumbs up for Garuda), jadi pas sampai di Bandara Cengkareng Jakarta kami langsung mengambil barang-barang saja tanpa perlu ngurus imigrasi lagi.  Kunjungan pertama ke Jepang sangat menyenangkan, singkat tapi berkesan.

Berikut ini beberapa info tambahan, untuk persiapan pergi ke Jepang:

  1. Yang pasti harus punya visa Jepang
  2. Sesuaikan jumlah baju dengan acara perjalanan. Usahakan tidak membawa baju berlebihan.
  3. Membawa sepatu yang enak dipakai, payung dan obat-obatan pribadi serta vitamin.
  4. Perkiraan cuaca JEPANG pada saat ini 15-21 Derajat Celcius. Disarankan untuk membawa Topi / Jaket Tipis 7 Tebal / Payung.
  5. Mata uang Jepang (YEN)
  6. Disarankan menukarkan mata uang tersebut di Indonesia, atau membawa US Dollar dari Indonesia.
  7. Jangan membuang sampah sembarangan.
  8. Usahakan untuk membawa koper yang mudah untuk dibawa.
  9. Persiapkan segala sesuatunya sebelum keberangkatan, yang paling penting tahu disana sedang musim apa, biar bisa menyiapkan baju apa yang bisa digunakan—agar tidak salah kostum.  Kebetulan pas saya kesana lagi musim gugur, jadi saya bawa baju-baju hangat seperti sweater itu cukup terasa nyaman selama berada di sana
  10. Berhubung makanan disana taste-nya beda dengan di Indonesia, buat yang tidak suka makanan Jepang, dan lebih suka makanan yang Indonesia banget, jadi buat persiapan bisa bawa abon, kering kentang, indomie, snack-snack, yah pokoknya makanan kesukaan kitalah. Disarankan untuk membawa sambal, pop mie, dan abon bagi yang menyukainya.
  11. Don’t forget bring your camera to take picture, banyak spot menarik untuk foto-foto hehehe
  12. Oh iya, pastikan pada saat ke Jepang jenis handphone apapun yang dibawa harus 3G, kalau gak 3G dijamin gak kan bisa berkomunikasi selama di  Selama saya di sana, gak satu pun terlihat orang Jepang asli pakai Blackberry, ternyata waktu itu di sana lebih happening iPhoneketimbang Blackberry.  Nah, buat yang punya Blackberry atau pun smartphone lainnya pastikan ada 3G-nya yah, untuk provider Indonesia XL ternyata lebih fleksibel digunakan selama di sana.
  13. Di Jepang itu listriknya 100 volt, bentuk colokannya harus tipe A (colokan gepeng).

Setelah kunjungan pertama ke Jepang, yang jelas saya makin suka dengan negara ini. Selamat berjalan-jalan di Jepang. Let’s Enjoy Japan

Note: tulisan ini saya edit kembali tanggal 31 Oktober 2019.

Sumber: Foto-foto dokumentasi pribadi

Berikut beberapa artikel tentang perjalanan saya ke beberapa negara di bawah ini:

  1. Thailand : trip to Bangkokmakan Durian montong di Thailand
  2. Jepang : menikmati Jepang di musim gugur 
  3. Hongkong : Trip Hongkong
  4. Singapura : Mengunjungi Universal Studio SingaporeSingapore Flyer
  5. Saudi Arabia: My Amazing journey at Masjidil Haram, Masjid NabawiJeddah
  6. UAE (United Emirate Arab): Pesona kota Dubai 
  7. Inggris: Jalan-jalan di Inggris
  8. Prancis: Lost in Paris
  9. Turki : petualangan yang spektakuler di Turki (part 1, part 2
  10. Australia : menikmati musim panas di Sydney
  11. New Zealand: liburan di Queenstown
  12. Terpikat keindahan alam Mount Cook
  13. Spanyol : Musim dingin yang terasa hangat di Barcelona
  14. Liburan di Swiss (part 1)
  15. Jungfraujoch top of Europe 
  16. Jalan-Jalan ke Italia (part 1): Milan,
  17. City tour di Roma dan wisata sejarah
  18. Menikmati cantiknya kota Florence di malam hari
  19. Mengunjungi Vatican, negara terkecil di dunia
  20. Mengunjungi Menara Pisa
  21. Tokyo Disneyland, dan pengalaman traveling di Jepang
  22. Pesona Matsumoto Castle di Nagano, Jepang 
  23. Mengunjungi Shirakawa Go Situs Warisan Dunia UNESCO di Jepang
  24. Menikmati Musim Dingin dan Road Trip di Hokkaido, Jepang
  25. Mengunjungi Osaka dan Menikmati The Wizarding World of Harry Potter, USJ (Universal Studio Japan)

Happy traveling! 🙂

With Love,

10 thoughts on “Jalan-Jalan ke Jepang

  1. nice trip.. kapan kesana lagi 🙂
    ngomong2 soal Asakusa jadi inget pengalaman yang membuat kesel selama beberapa hari waktu itu..
    ceritanya; saat di Osaka amang beli sebuah digital camera yg diperuntukan khusus untuk Nihhon jin–warga Jepang– (semua instruksinya hanya dalam huruf kanji dan gak ada pilihan bahasa lainnya), siang itu sepulang dari Asakusa, dalam bis menuju Ikebukuro Prince hotel tempat menginap selama di Tokyo,amang menseleksi foto2 yg telah diambil di Asakusa dan ingin menghapus beberapa yang kurang bagus, nah di kamera itu ada dua buah gambar tong sampah, sebelumnya amang selalu menggunakan salah satu gambar tong sampah itu saat men-delete foto, tapi siang itu jadi penasaran dan iseng2 menggunakan tong sampah yg satunya. ternyata kemudian bukan hanya foto yg ingin dibuang yang hilang, tapi semua foto yang ada dimemori terhapus semua…., maka dokumentasi perjalanan 7 hari pertama di Jepangpun hilanglah sudah padahal didalamnya adalah foto2 perjalanan mulai dari kunjungan ke banyak tempat di Osaka, perjalanan dengan Sinkansen Osaka- Nagoya-Tokyo, juga foto2 hari pertama di Tokyo. meskipun waktu itu ada kesempatan balik lagi ke kota2 yg disebut namun foto sebelumnya tetap tdk tergantikan…..

    Like

    1. aimagicword

      Terima kasih 🙂
      Semoga bisa jalan-jalan kesana lagi dalam waktu dekat 🙂
      Waaah, sayang banget yah Om, datanya jadi hilang… 😦
      Terinspirasi Om, yang jalan-jalan kesana, gak nyangka impian saya ternyata bisa terwujud.
      Alhamdulillah, bener-bener perjalanan singkat yang sangat memberi kesan berarti dalam hidup saya 🙂

      Like

  2. Fresya

    Sy oktober ini juga mw ke jepang pertama kali juga..diliat dr pic nya kyknya musim gugurnya dingin bgt ya….oh ya pas ke kuil2 ada larangan g ya

    Like

    1. aisaidluv

      Halo sis, terima kasih sudah berkunjung ke blog saya.
      Iya betul dingin banget 😁
      Mohon maaf saya lupa sis ada larangan atau tidaknya ketika mengunjungi kuil.
      Selamat berlibur ya sis, semoga berjalan menyenangkan dan happy 😊😊😊 Aamiin YRA 🙏

      Like

Leave a comment